Anda di halaman 1dari 25

PUBLIC RELATIONS MANAGEMENT

PT UNILEVER

Dosen : Dr. Irmulansati Tomohardjo,SH.M.Si

Nama :
Elvina Amelnaeni
44217110170
Struktur Organisasi

Jobdesk Public Relations PT UNILEVER INDONESIA

1. Memastikan stakeholder tetap mendapat informasi tentang bisnis perusahaan

2. Berkomunikasi secara jelas dan efektif ke audiens yang berbeda baik di dalam
maupun di luar perusahaan - dari karyawan sampai investor, jurnalis, pencari kerja,
LSM, mitra bisnis, pelanggan dan konsumen.

3. Melindungi reputasi Unilever dan berbagi informasi tentang produk, tujuan dan nilai-
nilai.
4. Menyebarkan informasi bahwa Unilever menawarkan kesempatan untuk menjadi
bagian dari departemen yang dinamis dalam bisnis fast moving consumer goods.,
membangun reputasi brand dan reputasi untuk komitmen kami pada sustainability,

5. Membantu lebih dari satu miliar orang dalam meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan mereka, mengurangi separuh dampak lingkungan dan memastikan
bahan baku perusahaan berasal dari sumber yang berkelanjutan

6. Berhubungan dengan pers, sementara External Affairs kami memiliki spesialisi


bekerja sama dengan pemerintah, LSM dan badan-badan seperti kelompok kampanye
dan think tank.

7. Bertanggung jawab atas website perusahaan Unilever.co.id yang dikemas dengan


konten menarik dan memastikan situs tersebut berjalan lancar.

8. Bertanggung jawab atas saluran berita internal, memastikan karyawan mendapatkan


informasi dan inspirasi tentang berita Unilever dari Indonesia dan seluruh dunia

.
Media Monitoring

Featured Article 1

Bango Luncurkan Produk Kemasan Botol 100% Hasil Dari Daur Ulang dan Dapat Didaur Ulang
Kembali
22/10/2019

Inisiatif ini merupakan salah satu upaya Bango dalam membantu mengembangkan industri
daur ulang di Indonesia

Sebagai pemimpin pasar kecap manis, Bango telah melengkapi hidangan autentik Indonesia
sejak tahun 1928. Kini, brand Bango memiliki misi berkelanjutan melalui upayanya beralih
menggunakan kemasan botol dari 100% bahan Polyethylene Terephthalate (PET) yang dapat
didaur ulang.

Bango menjadi brand Food & Refreshment di SEAA (Asia Tenggara dan Australasia)
pertama yang meluncurkan inovasi ini. Botol baru Bango dengan ukuran 275ml dan 135ml
mulai berada di pasaran sejak bulan Agustus. Nantinya, inovasi ini juga akan diterapkan pada
33 juta botol Bango lainnya, sehingga akan mengurangi lebih dari 500 ton plastik setiap
tahunnya.

Peluncuran ini merupakan langkah besar komitmen Unilever yang pada tahun 2025
menargetkan semua kemasan plastik produknya akan dapat digunakan kembali, didaur ulang
atau dijadikan kompos, dan menggunakan konten daur ulang sebanyak 25% pada
kemasannya.
Terdepan dalam Inovasi
Botol Bango yang menggunakan 100% bahan daur ulang ini telah mendapatkan sertifikasi
halal dan telah mendapatkan sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia
(BPOM). Tim Unilever Indonesia bekerja sama dengan para mitra-mitranya untuk
memastikan botol daur ulang yang digunakan memiliki kualitas tinggi dan sesuai dengan
persyaratan atau standar yang telah ditetapkan.

“Ini adalah langkah yang baik untuk planet kita karena secara signifikan kami mampu
mengurangi penggunaan plastik baru (virgin plastic),” ungkap Hernie Raharja, Direktur
Foods & Beverages Unilever Indonesia. “Tidak hanya itu, kami juga ingin memberikan
manfaat yang lebih untuk mengajak lebih banyak konsumen untuk mau menyalurkan
kemasannya untuk bisa didaur ulang dan menjadikan hal ini sebagai kebiasaan baik yang
diterapkan sehari-hari. Selain itu, kami juga ingin menginspirasi perusahaan lain, terutama
produsen produk konsumen (consumer goods), untuk mengikuti jejak kami.

“Upaya mengurangi penggunaan plastik serta menempatkan plastik kemasan ditempatnya


(tidak mencemari lingkungan) akan membantu terciptanya penerapan ekonomi sirkular di
Indonesia.”

Membantu membangun industri


Tahun 2019 ini, masyarakat Indonesia akan menghasilkan sekitar 10 juta ton sampah plastik.
Berdasarkan data dari Sustainable Waste Indonesia, kurang dari 10% sampah tersebut yang
didaur ulang, sementara lebih dari setengahnya akan berakhir ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).

Untuk membantu mendorong laju daur ulang dan mengembangkan infrastruktur yang bisa
menyerap kemasan dalam skala besar, Unilever Indonesia menjalankan beberapa program
kemitraan dengan pihak-pihak terkait.

Bersama dengan perusahaan besar lainnya, termasuk Coca-Cola, Danone, Indofood, Nestle,
dan Tetra Pak, Unilever mendirikan PRAISE yakni sebuah asosiasi yang bertujuan untuk
membantu pengembangan solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan terintegrasi di
Indonesia.
Melaui PRAISE dan advokasi independen kami lainnya, kami secara aktif berkolaborasi
dengan pemerintah dalam menangani masalah sampah plastik.

Unilever juga melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya daur
ulang melalui program bank sampah berbasis masyarakat. Program bank sampah merupakan
sarana tempat masyarakat bisa melakukan pemilahan sampah sekaligus menabung.

Hingga saat ini, kami telah membantu mendirikan lebih dari 2,800 bank sampah di seluruh
Indonesia, termasuk tempat pengumpulan sampah kemasan flexible (flexible plastic) di
delapan kota. Melalui program Bank sampah, sampah non-organik sebanyak hampir 7,700
ton bisa diolah dan tidak terbuang sia-sia.

Melalui kampanye pemasaran yang mempromosikan peluncuran botol Bango ini diharapkan
mampu mendorong konsumen mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang
kemasan plastik.

Featured Article 2

Komitmen Unilever dalam Mengatasi Masalah Sampah Plastik


29/07/2019

Unilever menerapkan komitmen jangka panjang melalui langkah-langkah nyata dan


terukur untuk ikut mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, terutama berkaitan
dengan sampah kemasan plastik sekali pakai yang umum digunakan di industri FMCG.

Upaya-upaya tersebut kami lakukan mulai dari hulu, tengah, sampai hilir dari rantai bisnis
kami. Upaya ini merupakan realisasi dari strategi Unilever secara global yaitu USLP
(Unilever Sustainable Living Plan) untuk terus menumbuhkan bisnis seraya mengurangi
dampak lingkungan yang dihasilkan dalam operasi bisnis kami, serta meningkatkan manfaat
sosial bagi masyarakat.

I. Hulu
Di bagian hulu, yaitu pada saat merancang produk dan kemasan, kami memiliki komitmen
besar secara global untuk lebih bijak dalam hal penggunaan kemasan plastik, yaitu:
 Pada tahun 2025, 100% kemasan plastik produk kami akan dapat didaur ulang, digunakan
kembali atau dapat terubah menjadi kompos.
 Pada tahun 2025, minimal 25% dari plastik yang kami gunakan terbuat dari plastik daur
ulang
Untuk mencapai target ini, kami menerapkan 3 kerangka kerja, yakni ‘Less
Plastics/mengurangi plastik’, ‘Better Plastic/Plastik yang lebih baik’ dan ‘No Plastics/Tanpa
plastik’.

Mengurangi Plastik
Dalam kerangka kerja ‘less plastics/mengurangi plastik’, kami terus menerus
mengembangkan penggunaan kemasan plastik secara optimal, misalnya dengan mengurangi
berat plastik yang digunakan, namun tetap bisa berfungsi seperti kemasan yang seharusnya,
hal ini untuk meminimalkan dampak lingkungan.

Produk-produk kami yang lain telah mengurangi penggunaan plastik untuk kemasannya,
antara lain:

Brand Upaya

Rinso Mengoptimalkan kemasan sachet Rinso, dengan hasil penurunan


sebanyak 120-ton jumlah plastik pada tahun 2018. Secara keseluruhan,
kemasan Rinso telah mengurangi penggunaan plastik sebesar 13% / ton
produk yang diproduksi (2016-2018) dengan menggunakan pendekatan
teknologi material serta optimasi ukuran kemasan. Menggunakan
teknologi Chemical Foam Agent untuk botol Rinso Cair, sehingga dapat
mengurangi penggunaan plastik sebanyak 2 ton/tahun (berdasarkan data
volume penjualan setahun penuh di tahun 2018).

Sunsilk Mengubah bentuk botol dan tutupnya sehingga dapat mengurangi berat,
yang pada akhirnya dapat mengurangi penggunaan plastik sebanyak 582
ton/tahun (2016).

Lux Mengubah bentuk botol dan tutupnya, sehingga menggunakan plastik


55% lebih sedikit dari desain kemasan sebelumnya (2013).
Clear Shampoo Mengubah bentuk botol dan tutupnya, serta menggunakan plastik yang
lebih ringan dibandingkan desain sebelumnya, sehingga dapat
mengurangi penggunaan plastik sebanyak 60 ton/tahun (2018).

Rexona/ Dove Mengoptimalkan berat salah satu komponennya, sehingga dapat


roll on mengurangi plastik sebesar 85 ton/tahun (2018).

Pond’s Mengubah bentuk kemasannya, sehingga bisa menurunkan penggunaan


Moisturizer plastik sebanyak 36 ton/tahun (2016).

Molto,Sunlight, Mengurangi ketebalan kemasan sachet dan kemasan 450ml – 900ml


Superpell sehingga bisa menurunkan pemakaian plastik sebesar 355 ton /tahun
(2018).

Wipol & Molto Menghilangkan kantong lanjutan pada kemasan sachet, sehingga bisa
sachet 10ml mengurangi 34,1-ton plastik/tahun.

Ke depannya, kami telah merencanakan upaya lain sebagai contoh:

 Mengubah bentuk kemasan, baik wadah maupun tutupnya.


 Mengoptimalkan ukuran kemasan (ketebalan, ketinggian), sehingga hanya menggunakan
plastik sesuai yang diperlukan.
 Menggunakan teknologi, semacam foaming, untuk mengurangi berat suatu kemasan.
Plastik yang Lebih Baik
Kerangka kerja yang kedua, yakni ‘better plastics’, artinya, kami terus menerus
mengembangkan kemasan plastik yang kami pakai agar dapat didaur ulang dan juga
menggunakan materi plastik daur ulang dalam kemasan produk-produk kami.

Kami memiliki roadmap yang jelas untuk kedua hal di atas, baik untuk kemasan jenis rigid
plastic maupun flexible plastic (mis: sachet, pouch).
Tanpa Plastik
 Dalam kerangka kerja ‘no plastic’, aspirasi kami adalah menghadirkan produk-produk ke
konsumen tanpa menggunakan kemasan plastik. Misalnya memakai materi alternatif atau
menggunakan bisnis model yang berbeda seperti kemasan tahan lama yang dapat terus diisi
ulang, atau refill station.
 Saat ini, Unilever secara global telah melakukan beberapa uji coba untuk kemasan isi ulang
yang dimulai di UK; dan refill station dimulai di Filipina.
 Di Indonesia, kami sedang melakukan penjajakan dengan beberapa mitra bisnis yang
memungkinkan kami untuk bisa merealisasikan model bisnis lain.
 Skema refill station memang merupakan salah satu alternatif yang banyak didengungkan oleh
berbagai pihak sebagai ganti dari penggunaan kemasan plastik. Penerapan refill station
membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan uji coba berulang kali untuk memastikan
bahwa model ini dapat dilakukan dalam skala besar.
Pada akhirnya, dalam upaya mengurangi plastik, kami tetap harus memastikan bahwa
kualitas produk ketika digunakan oleh konsumen tidak mengalami penurunan akibat tidak
terlindungi oleh kemasan plastik.

Kerangka kerja less plastic, better plastics dan no plastics merupakan upaya kami untuk lebih
bijak plastik di bagian hulu/ saat kami merancang produk dan kemasan.

II. Rantai Tengah – Edukasi dan Pengumpulan


Di rantai selanjutnya, di bagian tengah, yaitu saat produk kami dimanfaatkan oleh konsumen,
kami juga melakukan upaya untuk mengurangi dampak sampah kemasan plastik setelah
penggunaan produk, antara lain:

 Melakukan edukasi mengenai bijak menggunakan plastik melalui program-program sekolah


kami di 12.000 sekolah.
 Melakukan edukasi pemilahan sampah di level rumah tangga sejak 2001, melalui program
Green and Clean yang dimulai di Surabaya pada tahun 2001, dan direplikasi ke 37
kota/kabupaten di 2018.
Sejak tahun 2008, program ini ditingkatkan dengan mengenalkan program bank sampah
berbasiskomunitas. Hingga saat ini sejumlah 2.816-unit bank sampah telah kami bangun
di seluruh Indonesia dan telah mengurangi sebanyak 7.779-ton sampah non-organik.
Ke depannya, kami berencana melanjutkan pengembangan program Bank Sampah di
Indonesia, dengan berfokus pada pengembangan Bank Sampah induk, Bank Sampah sektoral,
dan digitalisasi Bank Sampah.

Kami juga telah menginisiasi 84 tempat sampah khusus untuk sampah kemasan fleksibel (77
di Jawa Timur dekat dengan pabrik CreaSolv®, dan 7 lagi di luar Jawa) untuk memastikan
terlaksananya ekonomi sirkular.

III. Hilir
Di rantai paling ujung (hilir) atau downstream, yaitu rantai saat kemasan produk kami
dibuang, kami telah melakukan investasi besar dalam mengatasi masalah sampah kemasan
plastik, yakni:

 Mengembangkan model bisnis baru yang mendukung ekonomi sirkular, yaitu pemanfaatan
kembali kemasan yang sudah dipakai menjadi bahan kemasan baru. Tidak menjadi sampah,
sebaliknya menjadi sumber bahan baku. Salah satunya melalui inovasi Teknologi CreaSolv®
– teknologi pertama di dunia yang bisa mendaur ulang sampah kemasan plastik yang
berlapis-lapis (sachet dan pouch) menjadi kemasan yang baru.
Dalam konsep ekonomi sirkular, sampah kemasan plastik akan terus didaur ulang menjadi
kemasan lagi, dan tidak berakhir di TPA ataupun alam.

Dalam skala komersil nanti, teknologi ini memiliki potensi mengurangi dampak CO2 yang
dihasilkan oleh setiap 7.800-ton per tahun di tiap unit operasinya, setara dengan 8.200-ton
plastik fleksibel.

 Bekerja sama dengan pemerintah dan industri untuk mendorong penerapan konsep ekonomi
sirkular untuk kemasan plastik, salah satunya melalui program Packaging and Recycling
Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE).

Featured Article 3

Bagaimana kinerja kami dalam pencapaian Sustainable Living Plan?


10/05/2018
Saat seluruh dunia bekerja untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG),
sangat penting bagi bisnis untuk memimpin guna membangun kepercayaan. Kuncinya adalah
bagaimana kami bekerja melalui kemitraan yang lebih erat dari sebelumnya, yang artinya
akan ada transparansi yang baru dari semua pihak.

Hal transparansi tersebut yang membuat kami selalu mengomunikasikan kemajuan Unilever
Sustainable Living Plan (USLP), sebuah landasan dalam menciptakan kepercayaan di setiap
aspek rantai nilai kami.

Laporan terbaru kami menunjukkan bahwa kami telah mencapai sekitar 80% target kami
sesuai rencana, dan laporan itu lebih transparan dari sebelumnya terkait tantangan utama
yang dihadapi. Kami percaya bahwa laporan yang menjelaskan pengalaman kami tersebut
dapat mendukung dan meningkatkan perkembangan bisnis berkelanjutan (sustainable
business) pihak-pihak lain.

Konsumen menginginkan brand-brand berkelanjutan (sustainable brands)


Ada bukti yang kuat yang menunjukkan permintaan konsumen akan brand berkelanjutan
mengalami peningkatan. Riset kami menunjukkan bahwa 54% konsumen ingin membeli
produk secara berkelanjutan dan sepertiga dari mereka sudah melakukannya. Ini adalah
kesempatan yang besar, dan kami ingin memastikan bahwa brand-brand kami berada di
barisan terdepan.
Salah satu cara kami melakukannya dalam beberapa tahun terakhir adalah
melalui Sustainable Living Brand kami. Brand-brand ini menggabungkan tujuan sosial dan
lingkungan yang kuat, dengan produk yang berkontribusi pada pencapaian target USLP.
Kami sekarang memiliki 26 Sustainable Living Brands, naik dari 18 pada tahun 2016, yang
mencakup semua kategori kami. Brand-brand yang baru masuk tahun ini adalah Vaseline,
Sunlight, Sunsilk, dan Wall's.

Pada tahun 2017, brand-brand itu tumbuh 46% lebih cepat daripada keseluruhan bisnis dan
menyumbangkan 70% dari pertumbuhan penjualan kami. Dalam empat tahun
terakhir, brand-brand itu terus tumbuh di atas tingkat pertumbuhan rata-rata kami.

Bisnis, brand, dan inovasi baru


Kami juga membentuk dan membangun portofolio kami melalui bisnis yang baru bergabung
dengan Unilever, yang selaras dengan nilai-nilai kehidupan berkelanjutan kami. Beberapa
dari brand baru kami dari sekitar 12 bulan terakhir yang sesuai dengan profil ini mencakup
Pukka tea, Seventh Generation, Mãe Terra, dan Sundial.

Dan kami tidak hanya melakukan akuisisi, tetapi juga menumbuhkan bisnis kami sendiri,
menciptakan brand-brand baru yang dirancang dengan fokus pada prinsip keberlanjutan.
Sebagai contoh, rangkaian produk perawatan pribadi Love Beauty Planet ramah-vegan yang
menggunakan bahan-bahan alami dan kemasan daur ulang, Red Red bebas-gluten, dan snack
pot vegan yang diluncurkan di Inggris awal tahun ini.

Ditambah tentunya, kami menghadirkan brand-brand kami yang banyak disukai dan dengan
inovasi baru. Sebagai contoh, dalam setahun terakhir, Domestos telah meluncurkan sejumlah
inovasi untuk mengatasi masalah sanitasi dan kelangkaan air termasuk bentuk bubuk
pembersih toilet baru dengan harga terjangkau di India dan versi semprotan 'Flush Less' di
Afrika Selatan.

601m

601 juta orang di seluruh dunia telah dijangkau melalui program kami dalam hal cuci
tangan , sanitasi, kesehatan mulut, kepercayaan diri, dan air yang aman untuk
diminum di akhir 2017.
109

109 lokasi produksi kami di 368 negara menggunakan 100% listrik jaringan
terbarukan, menyumbang 65% dari total konsumsi listrik jaringan, pada akhir 2017.

56%

56% bahan baku pertanian kami secara global diperoleh dari sumber yang
berkelanjutan di akhir 2017.

Kemajuan USLP kami di tahun 2017


Kabar baiknya adalah bahwa setelah tujuh tahun berjalan, kami telah mencapai sekitar 80%
target kami.

Meningkatkan kesehatan lebih dari 1 miliar orang pada tahun 2020

Kemajuan untuk memenuhi target ambisius kami sudah sesuai jangka waktu yang
direncanakan, yakni melipatgandakan proporsi portofolio kami yang memenuhi standar
nutrisi tertinggi pada tahun 2020. Sejauh ini, 39% produk kami secara global, berdasarkan
volume sudah memenuhi standar-standar ini. Kami melakukan reformulasi di semua kategori
produk kami dan telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mengurangi gula, garam,
lemak jenuh, dan kalori. Sebagai contoh, 70% negara tempat kami menjual es krim reguler
kini memiliki versi mini. Pada tahun 2017, kami meluncurkan Mini Magnums di India dan
Mini Cornettos di Brasil.

Dalam hal kesehatan dan kebersihan, kami telah menjangkau lebih dari 600 juta orang di
seluruh dunia, termasuk 90 juta di Indonesia, melalui program cuci tangan, sanitasi,
kesehatan mulut, kepercayaan diri, dan air yang aman untuk diminum pada akhir 2017. Satu
merek yang telah memberikan dampak luar biasa adalah Dove, dengan fokus pada
kepercayaan diri pada tubuh yang lebih baik. Secara global, kami telah menjangkau 29 juta
generasi muda menuju target 40 juta pada tahun 2020.

Mengurangi jejak lingkungan produk-produk kami di seluruh rantai nilai hingga separuhnya
pada tahun 2030

Terkait dengan jejak lingkungan kami, kami telah membuat kemajuan yang baik di hampir
semua area. Sebagai contoh, sejak 2008, secara global kami telah memangkas CO₂ dari
energi dalam produksi kami sebesar 47%, mengurangi penggunaan air hingga 39%, dan total
pembuangan limbah telah mencapai 98%.

Di Indonesia, kami telah mengurangi 32,27% CO₂ dari energi, 32,28% konsumsi air, dan
sejak 2014 terus menerapkan Zero Waste to Nature untuk tidak membuang limbah ke Tempat
Pembuangan Akhir. Kami juga telah mencapai kemajuan dalam rantai pasokan kami yang
lebih luas lagi. Sebagai contoh, pada akhir 2017, 56% bahan baku pertanian kami secara
global diperoleh secara berkelanjutan.

Mengurangi jejak lingkungan dari cara konsumen dalam menggunakan produk kami terus
menjadi tantangan. Sebagai contoh, kami hanya berhasil mengurangi penggunaan air di dunia
sebesar 2% sejak 2010. Namun tidak semuanya berita buruk. Kami melihat kemajuan
menggembirakan dalam hal limbah kemasan. Kami membuat komitmen baru untuk
memastikan bahwa kemasan plastik kami akan sepenuhnya bisa digunakan kembali, didaur
ulang, atau diurai pada tahun 2025.

Meningkatkan penghidupan jutaan orang pada tahun 2020

Pada tahun 2017, kami meluncurkan kembali Kebijakan Pengadaan yang Bertanggung
Jawab/Responsible Sourcing Policy, untuk memperkuat pendekatan kami dan mendorong
peningkatan jumlah pemasok yang berkomitmen pada program ini. Sekitar 55% anggaran
pengadaan secara global dibelanjakan melalui pemasok yang memenuhi persyaratan wajib
dalam Kebijakan ini. Ambisi kami adalah 100% pada tahun 2020.

Kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan adalah satu faktor pendorong terbesar bagi
kemajuan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Kami membangun organisasi yang
memiliki keseimbangan gender: pada akhir 2017, 47% dari total manajemen kami di dunia
adalah perempuan, naik dari angka 46% pada tahun 2016. Program Shakti memberikan
pekerjaan untuk lebih dari 70.000 perempuan di komunitas pedesaan berpendapatan rendah
di beberapa negara. Pada 2017, kami juga memberdayakan 1,2 juta perempuan di dunia untuk
mengikuti program yang bertujuan meningkatkan keamanan diri, mengembangkan
keterampilan, dan memperluas kesempatan untuk berkembang. Di Indonesia, kami
memberdayakan 3.320 perempuan melalui program Saraswati.
Dalam hal menciptakan bisnis yang lebih inklusif, pada tahun 2017, kami memberi
kesempatan kepada sekitar 716.000 petani kecil di seluruh dunia, termasuk 25.000 petani
gula kelapa di Indonesia, untuk mengakses program yang bertujuan meningkatkan praktik
pertanian mereka atau meningkatkan pendapatan mereka. Kami juga mendukung 1,6 juta
peritel skala kecil di dunia untuk meningkatkan pendapatan mereka.

70%
Proporsi dari seluruh pertumbuhan penjualan kami berasal dari Sustainable Living
Brands

Foto oleh Son Ng-Hoang, karyawan Unilever, Vietnam

Kemana selanjutnya?
Banyak perubahan yang telah terjadi di dunia sejak kami meluncurkan USLP pada tahun
2010. Saat kami mulai memikirkan tentang evolusinya, kami ingin mendapatkan pendapat
dari karyawan dan pemangku kepentingan eksternal tentang apa yang sedang kami lakukan
dan kemana kami harus melangkah dari sini. Jadi, kami pun memulai Listening
Project terbesar yang pernah kami lakukan dalam hal masa depan bisnis berkelanjutan di
Unilever.

Selain mewawancarai para pakar dari seluruh rantai nilai kami - termasuk investor, pemasok,
pelanggan, agensi kreatif, bisnis lain, pemimpin konsep, LSM, dan akademisi - kami juga
meminta karyawan di seluruh dunia untuk mengisi survei guna mengidentifikasi isu-isu yang
paling penting bagi mereka.

Tanggapannya menunjukkan bahwa USLP telah menjadi sumber kebanggaan dan motivasi
yang luar biasa di dalam bisnis ini, dan alasan utama yang membuat banyak karyawan
bergabung dengan perusahaan ini. Di saat yang sama, kami merasa tersanjung mendengar
bahwa USLP sangat dihargai secara eksternal.

Tetapi tidaklah mengejutkan, dengan hal-hal positif ini muncul tingkat harapan yang tinggi.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu pihak eksternal yang kami wawancarai: “Unilever
berada dalam posisi yang tidak nyaman. Harapan akan lebih besar daripada sebelumnya. Ini
menaikkan standar bagi semua orang di dalam Unilever yang sedang mencoba memikirkan
apa yang perlu terjadi selanjutnya.”

Tujuan dari Listening Project ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang
cara mengembangkan USLP di masa mendatang berdasarkan pandangan karyawan kami
serta pakar independen di area bisnis berkelanjutan. Sekarang kami akan mengambil semua
masukan yang berharga ini dan mengerjakan tahapan berikutnya. Kami akan secara rutin
memberikan informasi terbaru tentang kemajuan kami, jadi silakan cek kembali dalam waktu
dekat untuk melihat perkembangan kami.

Foto atas oleh Muhammad Taha, karyawan Unilever, Pakistan

Press Release 1

Lifebuoy Antar Anak Sehat Indonesia dalam Perayaan Hari Cuci Tangan
21/10/2019

Jakarta, 15 Oktober 2019 – Lifebuoy, brand sabun kesehatan pilihan keluarga Indonesia
kembali merayakan acara tahunan Hari Cuci Tangan Sedunia. Dengan adanya ancaman dari
kuman pada anak usia sekolah, Lifebuoy secara konsisten memperkuat komitmennya untuk
mengedukasi pentingnya kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun terutama pada anak. Hal ini
yang mendorong Lifebuoy mengangkat tema ‘Antar Anak Sehat Indonesia’, untuk
menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak dan dapat mengikuti jadwal sekolah secara
penuh.
Acara perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia 2019 di Indonesia tahun ini dilakukan di SDN 01
Menteng Jakarta Pusat dan dihadiri oleh berbagai pihak antara lain; Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI, Kementerian Kesehatan RI, dimeriahkan oleh Dokter Kecil, murid-
murid sekolah dasar juga Brand Ambassador Lifebuoy Titi Kamal dan Christian Sugiono
yang mencerminkan keluarga sehat Indonesia.

Maulani Affandi, Head of Skin Cleansing and Baby Unilever Indonesia mengatakan
“Selama hampir 86 tahun, Lifebouy sudah menjadi bagian dari keluarga Indonesia untuk
melindungi mereka dari kuman. Di Hari Cuci Tangan Sedunia tahun ini, Lifebuoy ingin
menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak khususnya di usia sekolah karena risiko
mereka terkena penyakit semakin tinggi. Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan
salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada anak sehingga
proses belajar mereka pun tidak terganggu. Edukasi cuci tangan pakai sabun oleh Lifebuoy,
sudah menjangkau 1 Milyar orang di dunia. Di Indonesia, Lifebuoy menargetkan untuk
menjangkau lebih dari 100 juta tangan sehat di tahun 2020. Hingga 2019, edukasi cuci tangan
pakai sabun oleh Lifebuoy sudah menjangkau 99 juta tangan sehat”.

Pilar sekolah merupakan salah satu dari tiga fokus pilar Lifebuoy dalam melakukan edukasi
pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun di 5 saat penting (sebelum dan sesudah makan pagi,
sebelum dan sesudah makan siang, sebelum dan sesudah makan malam, setelah bermain dan
setelah menggunakan toilet) dengan 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang tepat. Kedua
pilar lainnya adalah pilar posyandu dengan bekerja sama dengan PKK Pusat untuk
menjangkau lingkungan rumah tangga dan pilar rumah sakit bekerja sama dengan
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) untuk mengedukasi tenaga-tenaga
kesehatan.

Betapa pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang sehat juga ditekankan oleh dr. Kanya
Fidzuno, Sp.A saat menerangkan beberapa penyakit yang kerap diderita anak saat mereka
mulai masuk sekolah, “Untuk menjaga kesehatan anak tentu perlu didukung dengan
lingkungan yang sehat, mulai dari rumah, sekolah, hingga lingkungan masyarakat yang lebih
luas. Sekolah merupakan salah satu lingkungan dimana anak-anak banyak menghabiskan
waktunya untuk belajar dan berinteraksi. Namun di saat yang bersamaan risiko tertular
penyakit juga semakin tinggi. Untuk itu perlu selalu dijaga kondisi tubuh yang sehat dan
kebiasaan yang baik untuk mencegah tubuh terserang kuman seperti cuci tangan pakai
sabun”.

“Cuci tangan pakai sabun merupakan cara yang paling mudah,murah dan efektif dalam
mencegah penyakit. Salah satu penyakit yang sering timbul karena lalai mencuci tangan
pakai sabun adalah diare, bahkan menurut data UNICEF tahun 2018 sebanyak 440.521 anak
di dunia meninggal karena diare. Penyakit diare adalah salah satu dari penyakit yang sering
diderita oleh anak sekolah,” tambah dr. Kanya Fidzuno Sp.A.

Melihat fenomena semakin kuatnya kuman berevolusi, semakin dibutuhkannya peran dan
kerjasama orang tua untuk menerapkan perilaku sehat cuci tangan pakai sabun sejak dini
dimulai dari lingkungan rumah.

Pentingnya peran orang tua juga disuarakan oleh Titi Kamal dan Christian Sugiono, Brand
Ambassador Lifebuoy. Namun sebagai contoh keluarga sehat Indonesia Titi Kamal dan
Christian Sugiono berbagi cerita dan upaya yang mereka lakukan untuk mengedukasi
kebiasaan cuci tangan pakai sabun “Sebagai seorang Ibu, tentu saya ingin Juna dan Kai selalu
sehat dan terhindar dari penyakit. Untuk itu saya selalu menjaga asupan makanan mereka dan
yang penting lagi adalah membiasakan kebiasaan sehat seperti cuci tangan pakai sabun dan
menjaga kebersihan tubuh. Karena saya yakin mereka melakukan kebiasaan yang baik ini
tanpa disuruh, saya menjadi merasa aman saat mereka berada di luar lingkungan rumah
seperti sekolah. Saya merasa aman saat mengantar dia ke sekolah, karena dia telah
terlindungi dari kuman dan dapat mengikuti jadwal sekolah dengan baik dan secara penuh”,
ujar Titi Kamal.
Christian Sugiono juga menambahkan “Saya bangga melihat Titi sebagai ibu yang selalu
menempatkan kesehatan sebagai salah satu faktor terpenting bagi keluarga kami. Saya juga
mengerti betapa pentingnya kerjasama dalam membangun kebiasaan baik dan sehat bagi
anak-anak di rumah. sehingga dia akan membawa kebiasaan baik itu ke luar rumah. Lebih
baik lagi dia akan menjadi contoh baik bagi teman-temannya. Tentu hal ini akan menambah
kebanggaan tersendiri bagi kami”.

Komitmen Lifebuoy dalam edukasi cuci tangan pakai sabun ini, sejalan dengan program
pemerintah dalam penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sedangkan salah satu
fokus Lifebuoy dalam menjangkau lingkungan sekolah, merupakan kontribusi dalam upaya
inisiatif Sekolah Sehat yang diusung pemerintah dengan membantu pembinaan dan
pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Lifebuoy telah memfasilitasi edukasi cuci
tangan pakai sabun di lebih dari 8.200 sekolah dasar serta pesantren yang tersebar di 64 kota
dan kabupaten di 11 provinsi melalui pelatihan guru dan pelibatan dokter kecil dalam
Program Sekolah Sehat Unilever.

“Lifebuoy menyadari bahwa untuk membuat ekosistem yang sehat bagi anak baik di di
rumah, sekolah, rumah sakit dan berbagai lingkungan masyarakat lainnya tentu kerjasama
dan kontribusi semua pihak sangat dibutuhkan. Mari kita bersama – sama Antar Anak Sehat
Indonesia ke sekolah,” tutup Maulani Affandi.

Press Release 2

Rexona Ajak Pria Indonesia Aktif Bergerak Wujudkan Mimpi Lewat “Manchester City Trophy
Tour 2019”
18/10/2019
Jakarta, 17 Oktober 2019 – Rexona produksi PT Unilever Indonesia Tbk. membawa pria
Indonesia lebih dekat dengan mimpinya dengan menghadirkan pesepak bola legendaris Paul
Dickov dari klub Manchester City untuk menginspirasi para ‘Cityzens’ di Indonesia di
tengah rangkaian acara “Manchester City Trophy Tour 2019”. Gelaran Trophy Tour ini
merupakan bagian dari perayaan klub Machester City secara global, setelah mereka berhasil
mencetak sejarah dengan menjadi klub sepak bola Inggris pertama yang memenangkan enam
trophy untuk tim pria dan wanita di musim yang sama.

Anggya Kumala selaku Senior Brand Manager Rexona Deodorant PT Unilever


Indonesia Tbk. menyampaikan, “Rexona percaya bahwa bagi semua orang, terutama para
pria, mimpi adalah sesuatu yang harus dimiliki untuk menggapai kesuksesan. Akan tetapi,
mimpi akan hanya menjadi harapan jika tidak diikuti dengan aksi nyata. Oleh karena itu, pria
harus aktif bergerak dan mengambil berbagai kesempatan yang dapat membuka jalan bagi
mereka untuk mewujudkan mimpi.”

Sayangnya sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk pria, ternyata belum terdorong
untuk aktif bergerak. dr. Andi Kurniawan Sp.KO selaku Spesialis Kedokteran
Olahraga menerangkan, “Saat ini banyak masyarakat perkotaan terjebak dalam sedentary
lifestyle, yaitu pola hidup yang mengarah ke aktivitas fisik yang rendah. Biasanya
ditunjukkan dengan terlalu banyak duduk dan tidak bergerak aktif, yang semakin diperburuk
dengan asupan pola makan yang tidak sehat.”

“Dari memulai aktivitas hingga kembali ke rumah, kebanyakan orang menghabiskan lebih
banyak waktunya untuk duduk. Tidak heran sekarang muncul istilah ‘Sitting is the new
smoking’, karena kebiasaan terlalu banyak duduk terbukti menjadi faktor resiko terhadap
berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan stroke. Faktanya, Riset Kesehatan
Dasar 2018 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yang kurang beraktivitas fisik
mengalami peningkatan yaitu sebesar 26,1% di tahun 2013 menjadi 33,5% di tahun
2018. Tiga hal yang sering menjadi alasan bagi mereka untuk tidak bergerak rutin termasuk
berolahraga adalah: tidak ada waktu, tidak punya peralatan yang memadai, dan takut
berkeringat. Padahal, keringat adalah suatu hal yang sangat alami. Ibarat sebuah mobil, ia
adalah radiator alami dari tubuh untuk menurunkan suhu badan setelah berolahraga,” lanjut
dr. Andi.

Anggya menanggapi, “Pria memang memproduksi keringat lebih banyak daripada


wanita.1 Semakin aktif mereka bergerak; baik itu saat berolahraga atau aktivitas lainnya,
maka produksi keringat akan terus meningkat. Jika bercampur dengan bakteri, akan timbul
bau badan yang pastinya memengaruhi rasa percaya diri. Oleh karena itu, Rexona selalu
menghadirkan berbagai inovasi produk yang mendorong pria Indonesia semakin aktif
bergerak, merasa segar dan percaya diri sepanjang hari.”

Salah satunya adalah Rexona Men Ice Coolroll-on dan spray, yang memberikan
perlindungan dengan kesegaran wangi rempah dan musk yang membangkitkan energi.
Dilengkapi teknologi MotionSense™, butiran-butiran mikronya menempel sementara pada
kulit dan pecah di setiap gerakan untuk melepaskan keharuman sehingga dapat melindungi
dari bau badan hingga 48 jam. Ditemani Rexona Men Ice Cool, semakin aktif pria bergerak,
maka tubuh pun akan terasa semakin segar sepanjang hari tanpa bau badan yang kurang
sedap karena keringat.

Selain dalam bentuk produk, Rexona juga mempersembahkan ragam aktivitas dan program
yang inspiratif, termasuk pada tahun 2018 lalu saat Rexona resmi menjadi Official Partner
Personal Care Manchester City. Kesuksesan yang diraih klub Manchester City melalui
gaya bermain mereka yang atraktif sejalan dengan brand purpose Rexona, yaitu “Move
More to Live More” – semakin banyak kita bergerak, maka hari-hari akan terasa lebih
hidup.

Sebagai bagian dari global partnership antara Rexona dan Manchester City, persembahan
acara “Manchester City Trophy Tour 2019” hari ini merupakan bentuk upaya Rexona dalam
mengajak pria Indonesia selalu aktif bergerak mengejar mimpi, yang kini terwujud lewat
kehadiran legenda Manchester City Paul Dickov beserta enam trophy prestisius: English
Premier League, Men’s FA Cup, Community Shield, Carabao Cup, Women’s FA Cup
dan FA WSL Continental Cup yang sangat dibanggakan oleh tim Manchester City maupun
para ‘Cityzens’ di seluruh belahan dunia. Sebanyak 120 konsumen terpilih hari ini
berkesempatan melakukan meet and greet dan uji ketangkasan bermain sepak bola bersama
Paul Dickov, berfoto dengan keenam trophy, dan banyak keseruan lainnya.

Fedi Nuril, seorang aktor dan ‘Cityzen’ setia menanggapi, “Menjadi fans setia Manchester
City telah mengajarkan saya untuk tidak berhenti mengejar mimpi. Mereka menginspirasi
saya tentang pentingnya teamwork, kecepatan, dan ketangkasan untuk meraih goal dalam
hidup, kebesaran hati untuk menerima kekalahan dan kemenangan, dan masih banyak lagi.
Terima kasih kepada Rexona yang telah menjadikan salah satu mimpi saya untuk berinteraksi
langsung dengan mereka menjadi sebuah kenyataan.”

“Kedepannya, Rexona akan terus menghadirkan berbagai excitement bagi para penggemar
olahraga, khususnya sepak bola di Indonesia. Kami berharap lebih banyak pria Indonesia
terinspirasi dan terdorong untuk aktif bergerak setiap hari tanpa takut ancaman masalah bau
badan, karena Rexona hadir untuk menemani setiap gerakan dalam perjalanan meraih mimpi.
Nantikan kejutan selanjutnya dari Rexona!” tutup Anggya.

1
T. Ichinose-Kuwahara, et.al. “Sex Differences In The Effects Of Physical Training On Sweat Gland Responses During A Graded

Exercise”, 2010

Press Release 3

Pepsodent Ajak Masyarakat Denpasar Dukung Gerakan “Indonesia Tersenyum”


18/10/2019
Denpasar, 14 Oktober 2019 – Bertempat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM)
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar, PT Unilever Indonesia
Tbk. melalui brandPepsodent berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) kembali
menggelar Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang tahun ini memasuki kali
pelaksanaan kesepuluh. Merayakan kesuksesan 10 tahun BKGN, Pepsodent menginisiasi
gerakan “Indonesia Tersenyum” yang mengajak semua orang, khususnya masyarakat kota
Denpasar dan sekitarnya menjadi “Pahlawan Senyum” guna mewujudkan Indonesia bebas
gigi berlubang.

Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Division Head for Health & Wellbeing
and Professional Institutions Unilever Indonesia Foundation menuturkan, “Gigi berlubang
masih menjadi masalah besar di Indonesia, buktinya hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 88,8% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi
berlubang, bahkan permasalahan ini juga dialami oleh 92,6% anak Indonesia berumur 5
tahun. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, mengingat kondisi gigi susu sangat
memengaruhi kondisi dan struktur gigi permanen di masa mendatang.”
“Melihat masih dibutuhkannya edukasi berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia untuk
merawat kesehatan gigi dan mulut secara konsisten, di BKGN tahun ini Pepsodent memulai
gerakan ‘Indonesia Tersenyum’ untuk membebaskan senyum keluarga Indonesia dari gigi
berlubang. Dalam gerakan ini, tentunya kami merangkul kontribusi dari seluruh masyarakat
Indonesia,” lanjut drg. Mirah.

Dr. drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KG, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Mahasaraswati Denpasar (FKG Unmas) memaparkan, “Kebiasaan masyarakat Indonesia
dalam merawat kesehatan gigi dan mulut merupakan tanggung jawab bersama yang masih
perlu dibenahi. Khusus di wilayah Bali, Riskesdas 2018 menunjukkan baru 5,3% masyarakat
menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu dua kali sehari – setelah sarapan dan sebelum
tidur. Selain itu, ternyata permasalahan gigi dan mulut masyarakat Bali sedikit lebih tinggi
dibandingkan rata-rata nasional, yaitu sebesar 58,4% – salah satunya disebabkan karena
sebanyak 95,7% masyarakat Bali tidak pernah berkunjung ke tenaga medis gigi. Dengan
demikian BKGN 2019 Bali menjadi momen tepat bagi masyarakat untuk memulai kebiasaan
baik merawat kesehatan gigi dan mulut.”

Mulai hari ini hingga Rabu, 14-16 Oktober 2019, para dokter gigi berpengalaman RSGM
dan mahasiswa FKG Unmas Denpasar siap memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
edukasi menyikat gigi pada waktu yang tepat, serta anjuran untuk membiasakan berkunjung
ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.

Sebagai kilas balik, selama sembilan tahun BGKN telah memberi manfaat kepada 250.000
masyarakat Indonesia. Berkat kolaborasi Pepsodent dengan lebih dari 100 PDGI Cabang
dan 23 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di seluruh Indonesia, 14.250 dokter gigi dan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi juga ikut terlibat di sepanjang pelaksanaan BKGN.

Drg. Mirah menambahkan, “Dalam mendukung gerakan ‘Indonesia Tersenyum’ yang salah
satunya dilaksanakan melalui BKGN 2019, Pepsodent percaya bahwa setiap orang dapat
menjadi ‘Pahlawan Senyum’ dengan caranya masing-masing. Mulai dari tenaga medis gigi,
mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi, orang tua, guru di sekolah, bahkan anak-anak memiliki
peran penting untuk melindungi senyum keluarga Indonesia, kapanpun dan dimanapun.”

Salah satunya ialah drg. Ni Made Ardani, M.AP., dokter gigi di Puskesmas II Denpasar
Barat yang aktif mengembangkan berbagai program untuk meningkatkan status kualitas
hidup masyarakat dengan rutin memantau kesehatan gigi dan mulut mereka, mulai usia balita
hingga lanjut usia. Berkat upaya ini, beliau terpilih sebagai pemenang pertama Tenaga
Kesehatan Teladan (Nakes) Provinsi Bali 2019.

“Selama dua tahun terakhir saya telah menjalankan program TAS GILUT (Duta Kesehatan
Gigi dan Mulut) di 22 Sekolah Dasar yang saya dampingi. Dalam program ini, saya memilih
dua orang siswa/siswi berprestasi kelas 3-5 SD di tiap kelas sebagai duta yang bertanggung
jawab memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di masing-masing kelas dan juga
lingkungan sekitar mereka. Hingga kini program berjalan lancar dan mendapatkan respon
positif dari seluruh pihak, baik dari pihak sekolah, orang tua hingga para murid, karena
program ini bantu mereka semakin memahami pentingnya merawat kesehatan gigi dan
mulut,” ujar drg. Ardani menceritakan salah satu programnya.

“Digelar di 24 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia
hingga Desember mendatang, BKGN 2019 memiliki target menjangkau 64.000 orang. Kami
ajak masyarakat Bali, khususnya di kota Denpasar dan sekitarnya untuk berpartisipasi
sehingga kita dapat bersama-sama membuat ‘Indonesia Tersenyum’ dengan lebih sehat,”
tutup drg. Mirah.

Anda mungkin juga menyukai