Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Situasi perekonomian di Indonesia sekarang ini membawa dampak

persaingan yang semakin ketat di berbagai bidang industri. Untuk ini perusahaan

harus dapat menghadapi persaingan yang ketat dalam bidang industrinya. Salah

satu cara yang dapat diambil yaitu dengan meningkatkan kemampuan

internalnya, baik berupa peningkatan teknologi, kualita produk, kualitas sumber

daya manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Industri

manufaktur merupakan salah satu bidang industri yang turut bersaing di kancah

perekonomian global. Dalam kondisi ekonomi pada saat ini, perusahaan harus

mampu memanajemen kegiatan-kegiatan secara efektif berdasarkan tujuan yang

ingin dicapai dan secara efisien berdasarkan budget yang seminimal mungkin

dan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba semaksimal

mungkin. Apabila perusahaan mendapatkan laba yang tinggi dan kelangsungan

hidup perusahaan terjaga diharapkan mampu mempengaruhi kesejahteraan

masyarakat luas diluar perusahaan.

Tujuan utama pendirian setiap perusahaan tentunya adalah

meningkatkan kesejahteraan para pemiliknya. Tanggung jawab perusahaan

terhadap pemegang saham atau stakeholder sangat penting sehingga perusahaan

perlu dapat meningkatkan kekayaan stakeholder melalui peningkatan nilai

1
2

kinerja keuangan perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan prospek usaha

yang akan datang dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan

perusahaan setiap tahun.

Menurut Hery, (2015:5) Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil

dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi

sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak

yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan

perusahaan dan kinerja perusahaan. Kinerja yang baik akan dapat membantu

manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja

perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor.

Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek

usaha yang akan datang adalah dengan cara menganalisis laporan keuangan

perusahaan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Para ahli

mengembangkan metode lain sebagai alternatif agar dapat menunjukkan seluruh

komponen harapan keuntungan yang terukur dalam biaya modal. Alat pengukur

kinerja yang dimaksud adalah EVA (Economic Value Added).

Menurut Hanafi (2018:52) EVA merupakan ukuran kinerja yang

menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah

tersebut. EVA mampu menutupi kelemahan dari analisis rasio keuangan


3

sehingga kedua alat pengukur kinerja keuangan tersebut dapat saling membantu

dan melengkapi dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Salah satu sektor industri manufaktur yang sangat menunjang

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah industri rokok,

baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar. Walapun industri rokok adalah

industri yang mengundang berbagai pandangan yang kontroversial, yaitu di satu

sisi terbukti konsumsi rokok dapat membahayakan kesehatan bahkan

keselamatan jiwa, namun di sisi lain dalam kenyataanya industri rokok dan mata

rantai distribusinya adalah penyerap tenaga kerja yang cukup besar dan menjadi

tumpuan ekonomi bagi masyarakat. Akan tetapi industri rokok beberapa tahun ini

mengalami kondisi yang cukup dilematis di satu sisi makin ketatnya peraturan-

peraturan tentang banyak rokok, seperti pembatasan ruang gerak dalam beriklan,

dibatasinya tempat-tempat umum untuk merokok, peringatan kesehatan pada

setiap kemasan, pencantuman kandungan tar dan nikoton, serta kebijaksanaan

harga jual eceran dan tarif cukai yang naik membuat industri roko di negara ini

semakin tertekan. Di sisi lain, industri rokok merupakan penyumbang

penerimaan negara dari cukai paling besar serta mempunyai kemampuan untuk

menyerap tenaga kerja yang cukup besar pula, di tengah meningkatnya tingkat

penganguran di Indonesia. Keadaan-keadaan tersebut menjadikan industri rokok

dan produknya dikategorikan musuh karena dampaknya terhadap kesehatan

masyarakat, sekaligus menjadi kawan karena industri ini menjadi sumber


4

pendapatan bagi masyarakat dan pemerintah melalui lapangan pekerjaan dan

cukainya.

Salah satu faktor industri manufaktur yang sangat menunjang

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah industri rokok,

baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar. Walapun industri rokok adalah

industri yang mengundang berbagai pandangan yang kontroversial, yaitu di satu

sisi terbukti konsumsi rokok dapat membahayakan kesehatan bahkan

keselamatan jiwa, namun di sisi lain dalam kenyataannya industri rokok dan

mata rantai distribusinya adalah penyerap tenaga kerja yang cukup besar dan

menjadi tumpuan ekonomi bagi masyarakat.

Perusahaan-perusahaan rokok yang telah go public merupakan salah

satu perusahaan yang telah mampu beroperasi dalam jangka waktu yang relatif

lama. Dimana perusahaan-perusahaan rokok go public yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) telah mampu menghasilkan devisa yang cukup besar bagi

negara dan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, sehingga dapat

meningkatkan pendapaan nasional. Perusahaan-perusahaan rokok go public tidak

lepas dari persaingan usaha guna memaksimalkan laba perusahaan. Dalam

kondisi yang penuh persaingan ini, setiap perusahaan pasti selalu ingin

mengetahui dan memperbaiki kinerja perusahaan sesuai dengan visi dan misi

yang dimiliki. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan-perusahaan

go public yang akan menanamkan danannya perlu mengetahui kondisi perusahaan

tersebut yang tercermin dari kinerja keuangan yang dicapai perusahaan.


5

Mengingat peran sektor manufaktur yang strategis yaitu sebagai penyedia

berbagai jenis barang kebutuhan manusia, maka sudah sepantasnya sektor industri

tersebut perlu diberi perhatian khusus dari berbagai kalangan guna kelangsungan

dari perkembangan usaha sektor manufaktur di indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah-

masalah yang terjadi sebagai berikut:

1. Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat khusunya biaya

modal sendiri.

2. Perusahaan belum berhasil memberikan nilai tambah ekonomis/nilai

perusahaan berkurang.

3. Sebagian besar likuiditas bergantung pada arus kas dan sebagian kecil

bergantung pada tingkat kas dan setara kas.

4. Sulit untuk dilakukan dengan tepat dikarnakan economic value added (EVA)

memerlukan estimasi modal dalam sebuah perhitungan.

5. Tidak adanya aktivitas-aktivitas pengukuran dalam economic value added

(EVA) dalam mengambil keputusan.


6

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis hanya membatasi

penelitian ini pada perhitungan rasio likuiditas, profitabilitas dan economic value

added (EVA) terhadap kinerja keuangan.

1.4 Perumusan Masalah

1. Menganalisis rasio likuiditas terhadap kinerja keuangan pada PT. HM

Sampoerna, Tbk ?

2. Menganalisis rasio profitabilitas terhadap kinerja keuangan pada PT. HM

Sampoerna, Tbk ?

3. Menganalisis metode economic value added (EVA) terhadap kinerja

keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk ?

4. Menganalisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan metode economic value

added (EVA) terhadap kinerja keuangan pada PT. HM Sampoerna, Tbk ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh:

1. Untuk menganalisis rasio likuiditas terhadap kinerja keuangan pada PT. HM

Sampoerna, Tbk.

2. Untuk menganalisis rasio profitabilitas terhadap kinerja keuangan pada PT.

HM Samoperna, Tbk.

3. Untuk menganalisis metode economic value added (EVA) terhadap kinerja

keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk.


7

4. Untuk menganalisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan metode economic

value added (EVA) terhadap kinerja keuangan pada PT. HM Sampoerna, Tbk.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

1. Bagi pihak manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan informasi kepada pihak perusahaan dalam menentukan

kebijakan kelangsungan perusahaan dimasa depan.

2. Bagi peneliti, penelitian ini dimaksudkan sebagai pendalaman ilmu yang

telah peneliti dapatkan dibangku kuliah sehingga dapat

menginterpretasikan teori kedalam kasus-kasus nyata yang ada.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi perusahaan dalam menilai

kinerja keuangan.

Anda mungkin juga menyukai