A. Kompetensi Inti :
1. KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalah
an dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam penempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
KD pada KI-2:
2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan
tanggung jawab dalam dalam mengaplikasikan teknik pengelasan pelat dengan
pelat berbagai posisi menggunakan las busur manual.
2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam
menyelesaikan Masalah perbedaan konsep berpikir dalam mengaplikasikan teknik
pengelasan pelat dengan pelat berbagai posisi menggunakan las busur manual.
2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam melakukan tugas mengaplikasikan teknik pengelasan pelat dengan pelat
berbagai posisi menggunakan las busur manual.
KD pada KI-3:
3.1 Menerapkan teori pengelasan pelat dengan pelat berbagai posisi menggunakan las
busur manual.
1
Indikator:
3.1.1. Menjelaskan K3 Las Busur Manual
3.1.2. Menjelaskan Peralatan las busur manual
3.1.3. Menjelaskan Peralatan Bantu las busur manual
3.1.4. Menjelaskan Material (Jenis material dan persiapan sambungan)
3.1.5. Menjelaskan Elektroda ( jenis, ukuran dan salutan elektroda)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan tentang K3 Las Busur Manual
2. Peserta didik dapat menjelaskan Peralatan Las Busur Manual
3. Peserta didik dapat menjelaskan Peralatan Bantu Las Busur Manual
4. Peserta didik dapat membandingkan Peralatan Las Busur Manual dengan
Peralatan Bantu Las Busur Manual
5. Peserta didik dapat menjelaskan material (Jenis material dan persiapan
sambungan)
6. Peserta didik dapat menjelaskan Elektroda ( jenis, ukuran dan salutan elektroda)
D. Materi Pembelajaran
1. Cahaya Tampak.
Apabila cahaya ini terlalu kuat, maka mata akan segera menjadi lelah dan
kalau terlalu lama akan menjadi sakit.
2. Sinar Ultraviolet.
Sinar ultraviolet adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh. Apabila sinar ini terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi jumlah
tertentu, maka pada mata akan terasa seakan-akan ada benda asing di
dalamnya. Dalam waktu antara 6 sampai 12 jam, mata akan terasa sakit.
3
Keterangan : I = Arus yang mengalir kebadan
E = Tegangan kedua
R1 = Tahanan antara tangan dan pemegang elektroda
R2 = Tahanan badan manusia
R3 = Tahanan antara kaki dan tanah
Harga besaran-besaran listrik:
E = 95 V
D. Bahaya Kebakaran
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti bensin, solar, minyak, kayu, kertas, kain dan bahan lainnya harus
ditempat khusus yang tidak akan terkena oleh percikkan las.
Bahaya kebakaran dapat terjadi karena kabel yang menjadi panas yang
disebabkan oleh hubungan yang kurang baik, kabel yang tidak sesuai atau
adanya kebocoran listrik karena isolasi yang rusak.
PERTANYAAN :
Jelaskan mengapa kita harus melaksanakan K-3!
Perbuatan yang menyebabkan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi
antara lain, sebutkan!
KUNCI JAWABAN :
1. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
2. Perbuatan yang menyebabkan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi
antara lain, karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c. Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
1. Peralatan Utama
Yang dimaksud dengan peralatan utama adalah suatu perangkat atau kesatuan
yang utuh dengan trafo las atau mesin las yang dapat difungsikan untuk
menghasilkan busur listrik.
5
Gambar Peralatan Utama Las Busur Metal Manual
Kabel Tenaga
Kabel yang menghubungkan jaringan tenaga (power supply) dengan mesin
las. Jumlah kawat dalam kabel tenaga disesuaikan dengan jumlah phasa
mesin las ditambah satu kawat sebagai hubungan massa tanah (ground)
dari mesin las (gambar 2.5).
6
Gambar Kabel Las
Penjepit Elektroda
Penjepit elektroda (electrode holder) seperti terlihat pada gambar 2.7, dibuat
dari bahan penghatar arus yang baik yaitu tembaga atau paduan–paduan
tembaga.
Bagian pegangan penjepit elektroda dibungkus dengan bahan isolasi yang
tahan arus listrik dan tahan panas seperti ebornit atau karet campuran.
Mulut penjepit hendaknya dapat menjepit elektroda dengan kokoh dan
keadaannya selalu harus bersih agar tidak lekas panas dan hambatan arus
yang terjadi sekecil mungkin.
7
2. Peralatan Bantu
Yang dimaksud peralatan bantu adalah alat-alat yang digunakan untuk
membantu dalam proses pengelasan. Peralatan bantu terdiri dari:
Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peralatan bantu las
Gambar Apron
Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan untuk melindungi
tangan dari pancaran sinar, panas dan percikan
api/terak las. Sarung tangan yang baik harus
mampu menahan panas, tidak kaku. Sarung
tangan hendaknya dibuat dari bahan kulit atau
dapat juga dari asbes.
Gambar Sarung tangan las
Sepatu Las
Sepatu las terutama digunakan untuk melindungi
kaki dari percikan api/terak/sentuhan benda
panas, kejatuhan benda dan tersengat listrik.
Agar dapat memenuhi fungsinya, sepatu las
8
sebaiknya dibuat dari kulit dengan lapisan logam
dibagian atas dan tidak bertali.
Gambar Sepatu Safety
Pertanyaan :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan tranformator las!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan rectifier!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan DCSP dan DCRP pada pengkutuban
mesin las!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan alat utama!
5. Jelaskan fungsi kaca penyaring!
Kunci Jawaban :
1. Tranformator las adalah penurun tegangan pada pesawat las arus bolak
balik
2. Rectifier adalah alat penyearah aru pada mesin las AC (arus bolak balik)
sehingga menjadi arus searah (DC)
3. Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity/DCSP) Pada
pengkutuban ini, kabel elektroda dihubungkan dengan kutub negatif dan kabel
massa (benda kerja) dihubungkan pada kutub positif. Dalam pengkutuban
seperti ini distribusi panas yang dihasilkan benda kerja las akan menjadi lebih
panas (±2/3) bila dibanding dengan elektroda (±1/3). Sedangkan Pengkutuban
9
terbalik (Direct Current Reverse Polarity/DCRP ) Pada pengkutuban DCRP, kabel
elektroda dihubungkan dengan kutub positif, kabel massa (benda kerja)
dihubungkan dengan kutub negatif Distribusi panasnya adalah elektroda akan
lebih panas (±2/3) bila dibanding dengan benda kerja (±1/3).
4. Yang dimaksud dengan peralatan utama adalah suatu perangkat atau kesatuan
yang utuh dengan trafo las atau mesin las yang dapat difungsikan untuk
menghasilkan busur listrik, yaitu :
Trafo las atau mesin Las
Kabel tenaga
Kabel las
Penjepit/pemegang elektroda
Penjepit massa
5. Kaca penyaring dalam helm/kedok las tidak hanya intensitas radiasi dapat
dikurangi akan tetapi juga dapat melihat benda kerja dengan jelas. Kaca
penyaring sebagai pelindung mata harus mampu menurunkan kekuatan
pancaran cahaya/sinar yang ditimbulkan dari busur las. Untuk keperluan ini
penggunaan kaca penyaring pada pengelasan harus disesuaikan dengan besar
arus yang digunakan
A. Sambungan Las
Mutu hasil pengelasan selain tergantung dari pelaksanaannya juga ditentukan oleh
persiapan sebelum pengelasan. Karena itu pengawasan pengelasan dilakukan
semenjak persiapan pengelasan, pada waktu pengelasan dan sesudah pengelasan.
Yang termasuk pekerjaan persiapan pengelasan diantaranya adalah persiapan
material/bahan induk.
Bahan induk yang dipergunakan pada setiap konstruksi harus memenuhi
persyaratan-persyaratan baik tentang jenis dan mutunya maupun ukuran-
ukurannya, selanjutnya untuk dilaksanakan oleh juru las. Dengan memahami jenis
dan ukuran bahan induk serta bentuk sambungan dengan simbol-simbol
pengelasan, Anda akan dapat melaksanakan pekerjaan pengelasan dengan benar.
Berikut ini jenis-jenis sambungan, persiapan sambungan las dan tanda
gambar/simbol las, yang perlu diketahui sebelum pelaksanaan pengelasan.
1. Jenis-jenis Sambungan
Beberapa standar telah mengatur jenis sambungan las, namun pada dasarnya
dibagi menjadi empat jenis sambungan, yaitu :
Sambungan tumpul (butt joint)
Sambungan T (T– joint)
Sambungan sudut (fillet joint)
Sambungan tumpang (lap joint)
10
Gambar Sambungan tumpul Gambar Sambungan sudut bentuk T
11
Mal untuk persiapan las 30 0
60 0
3 6
4 5
Tebal
Bahan Nama Sambungan Las Bentuk Kampuh
Las tumpul kampuh persegi
(Square butt weld)
3 – 4mm
1,5 - 2 mm
5 - 20mm
1 - 4 mm
tunggal
(Single-bevel butt weld)
5 - 20mm
2,5 - 3 mm
12
Las tumpul V tunggal dengan 60 0 - 70 0
1,5 - 2 mm
1. Las pinggir/sisi
(Edge flanged weld)
13
No. Nama Sambungan Las Bentuk Sambungan Lambang
8.
Las tumpul J
(Single J butt weld)
14
No. Nama Sambungan Las Bentuk Sambungan Lambang
Tabel dibawah ini contoh penggunaan lambang/simbol las pada gambar teknik
mesin sesuai dengan metoda proyeksinya (metoda proyeksi sudut pertama atau
metoda Eropa dan metoda proyeksi sudut ketiga atau metoda Amerika).
Tabel Penggunaan lambang/simbol las
Penunjuk dengan lambang
Perspektif
Metoda Amerika Metoda Eropa
SMAW
SMAW
SMAW
SMAW
SMAW
SMAW
SMAW
SMAW
ELEKTRODA LAS
A. Elektroda Berselaput
Pada las busur logam manual menggunakan elektroda berselaput seperti
ditunjukkan pada gambar . Elektroda ini terdiri dari kawat inti (core wire) yang
dilapis dengan selaput (coating) yang terdiri dari flux, komposisi kawat dan
selaput menentukan perbedaan elektroda.
Kawat Inti
Selaput
Panjang Selaput
Panjang Elektroda
a. Bahan salutan
16
Bahan-bahan yang digunakan pada pembungkus/salutan dapat digolongkan
sebagai bahan:
Pemantap busur
Pembentuk terak
Penghasil gas deoksidator
Penambah unsur paduan, dan
Pengikat
Bahan-bahan tersebut antara lain:
Oksida logam karbonat, silikat, fluorida logam paduan, serbuk besi dan zat-
zat organik.
b. Karakteristik Salutan
Menambah konduktifitas pada panjang busur
Menghasilkan gas (H2, O2, H2O, CO, CO2, N2), asap metalik dan asap
organik.
Menyebabkan terak (slag), sebagai proteksi, isolasi melawan panas,
reaksi metalurugi penghasil komposisi yang pasti, berpengaruh pada
kristalisasi.
Mengingat pentingnya fungsi salutan, maka diusahakan salutan pada elektroda
tidak rusak.
Kerusakan pada salutan bisa terjadi karena:
Benturan
Umur terlalu lama
Udara yang lembab
Busur Las
Logam Dasar
B. Klasifikasi Elektroda
17
Kalasifikasi elektroda ini menggunakan kode dan digunakan untuk
mengelompokkan elektroda-elektroda dari perbedaan pabrik pembuatannya
terhadap kesamaan jenis dan pemakaiannya.
Klasifikasi elektroda ini dibutuhkan baik pada elektroda maupun pada
bungkusnya. Klasifikasi elektroda menurut standar AWS (American Welding
Society) maupun ASTM (American Society for Testing Material) dinyatakan
dengan tanda E diikuti oleh 4 digit. Penjelasan dapat dilihat pada skema dan
tabel berikut:
SKEMA
KLASIFIKASI ELEKTRODA MENURUT STANDAR AWS-ASTM
{
=60 X Angka ketetapan 1000= 60.000 psi
(lb/sq inch)
KEKUATAN TARIK
E 6013
TYPE SELAPUT
ARUS LISTRIK AC atau DC
ELEKTRODA
MENUNJUKKAN POSISI LAS
TABEL 3.1
KARAKTERISTIK DIGIT KETIGA POSISI PENGELASAN
Angka Ketiga
POSISI PENGELASAN
(E XXXX)
0 - - - -
di atas
1 di bawah tangan horisontal tegak
kepala
2 di bawah tangan horisontal - -
3 di bawah tangan - - -
TABEL 2
KARAKTERISTIK DIGIT KEEMPAT TIPE SELAPUT DAN ARUS LISTRIK
18
Angka
ke Kadar
Polaritas Tipe Daya
empat Sumber arus serbuk
elektroda salutan tembus
(EXXXX) besi
Cellulose
1 AC DC + Kuat Tidak ada
potasium
2 AC DC - Rutile Sodium Medium 0 – 10 %
3 AC DC + - Rutile Potasium Lunak 0 – 10 %
4 AC DC + - Rutile iron powder Lunak 30–50 %
Low hydrogen
5 DC + Medium Tidak ada
sodium
Low hydrogen
6 AC DC - Medium Tidak ada
potassium
Iron oxide,
7 AC DC + - Lunak 50 %
Iron powder
Low hydrogen, 30 – 50
8 AC DC + Medium
Iron powder %
9 AC DC
0 Lihat data-data di bawah, angka akhir 0 ada pengecualian
E 6010 DC + Cellulose sodium Kuat 0 – 10 %
E 6020 AC DC - Iron oxide sodium Medium 0 – 10 %
E 6040 AC DC - Iron oxide Lunak
(BUTT JOINT)
21
Ekektroda
Logam Las
Posisi Mendatar
2F
Posisi Bawah Tangan
1F
Posisi
Pengelasan
Sambungan
Tumpul Pipa
(Pipe Weld)
22
LAS CATAT (TACK WELD)
Jika terdapat cacat permukaan pada las catat dinyatakan gagal dan harus di las
kembali dan hasil las catat di uji seperti halnya las produksi.
Las catat dilaksanakan dengan menggunakan elektroda yang sejenis dengan
elektroda untuk pengelasan yang sebenarnya, tetapi dengan diameter elektroda yang
lebih kecil.
Panjang dan jarak antara las catat disesuaikan dengan jenis bahan, tebal bahan dan
panjang pengelasan (gambar ).
Las catat
DISTORSI
Seperti telah dijelaskan tentang batasan mengelas, yaitu menyambung dua buah
logam atau lebih dengan menggunakan panas. Panas dalam proses pengelasan harus
mencairkan logam. Untuk mencairkan logam diperlukan panas yang sangat tinggi.
Dengan adanya pemanasan lebih yang sangat tinggi dalam arti sampai mencair, pada
logam akan terjadi pemuaian yang besar. Besarnya sebanding dengan masukkan
23
panas (heat input) yang diterima oleh logam tersebut. Besarnya masukkan panas yang
diterima oleh logam dapat dihitung dengan rumus:
H = ExIxt
Setelah selesai proses pengelasan atau proses dari panas ke dingin logam tersebut
akan kembali pada bentuk semula. Namun hal ini tidak akan terjadi, karena metal yang
cair (logam las) akan segera membeku. Sedangkan proses pendinginan yang
mengakibatkan pengerutan berjalan terus, sehingga apabila logam tersebut tidak
diikat/diklem sebelum pengelasan maka logam tersebut akan berubah bentuk yang
disebut distorsi. Sebagai contoh dapat dilihat pada skema di bawah ini:
Tegangan
Mengelas = Pemanasan Memuai Mengerut Distorsi
-tegangan
A
Pemanasan pada daerah A
Logam memuai
Pemanasan/ Menimbulkan tegangan-
Mengelas tegangan elastis
Distorsi elastis
24
1. Karakteristik dari Distorsi
Pada gambar 4.1 arah-arah pengerutan yang diterima oleh sambungan las
sebagai akibat penerimaan panas yang tidak merata, maka benda
kerja/sambungan las akan mengalami distorsi. Gambar 4.1 memperlihatkan
arah-arah pengerutan pada sambungan kampuh V. Arah–arah pengerutan pada
sambungan lain sama dengan yang diterima oleh sambungan kampuh V.
Keterangan :
a = Mengkerut memanjang a
b = Mengkerut melintang
b b
Distorsi x
memanjang
a
b b L- x
Besar sudut distorsi
melintang L
25
Usaha mengurangi distorsi
Dibuat las catat atau jarak kedua sisi yang akan dilas diatur makin besar
pada akhir las.
Las catat Las catat
Pemanasan Mendingin
Gambar Distorsi pada sambungan
Untuk pelat–pelat yang tebal, dimana lapisan las lebih banyak, pengelasan
dilakukan secara berganti–ganti pada bagian atas dan bawah. (gambar).
5
3
1
2
4
6
A. Persiapan Mengelas
Mesin las
Perhatikan mesin las yang Anda akan gunakan! apakah mesin las AC atau DC?
Untuk mesin las DC perhatikan handle polaritas telah menunjukkan pengkutuban
yang sesuai dengan jenis elektroda yang dipakai. Dan periksa kabel las apakah
tidak ada kebocoran (kabel las rusak). Apabila kabel las rusak segera dilaporkan
kepada guru. Untuk mesin las AC selain pemeriksaan kabel juga penyambungan
kabel las terhadap mesin las biasanya menggunakan sepatu kabel yang diikatkan
dengan mur-baut pada mesin las. Coba diperiksa apakah ikatannya tidak longgar,
karena bila longgar akan menimbulkan kebocoran busur listrik yang
membahayakan.
Arus las
Atur arus las pada mesin las, untuk menentukan besarnya arus las yang
dipergunakan harus disesuaikan dengan tabel pemakaian arus yang terdapat
pada bungkus elektroda. Biasanya pada tabel tersebut rentang arus las, misalnya
untuk elektroda E 6013 dengan diameter elektroda 3,2 mm, rentang arus 90–
26
120A. Ingat pemilihan diameter elektroda disesuaikan dengan tebal
bahan/material yang akan dilas dan hasil pengelasan yang baik percikkan las
halus serta percikkan mudah dihilangkan.
Benda Kerja
Bersihkan benda kerja dari semua jenis kotoran, sebab benda kerja/material yang
kotor hasil pengelasan tidak akan sempurna.
Tempatkan benda kerja pada meja las dengan kedudukan yang rata. Kedudukan
benda kerja memanjang dihadapan anda, karena direncanakan mulai pengelasan
dari kiri ke kanan, bagi yang kidal arahnya sebaliknya. Dengan maksud supaya
anda dapat melihat busur las/cairan las dengan baik
Penyalaan busur
Untuk latihan menyalakan busur gunakan elektroda E 6013 dengan diameter 3.2
mm. Pasang atau jepit elektroda pada bagian yang tidak terbungkus oleh salutan.
Selanjutnya hidupkan mesin las, sekarang elektroda sudah dialiri listrik, hati-hati
terhadap sentuhan elektroda dengan meja, bisa terjadi penyalaan.
Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda dan
arahkan ujung elektroda ke benda kerja. Jarak antara ujung elektroda yang akan
dinyalakan dengan permukaan benda kerja antara 20–30 mm, sekarang tutup
muka anda dengan helm/kedok las.
Mulailah latihan penyalaan dengan cara menyentuhkan atau menggoreskan ujung
elektroda pada permukaan benda kerja. Kedua cara tersebut dilatih berulang-
ulang sampai menghasilkan gerakan penyalaan busur yang baik dan tinggi busur
yang tetap.
Waktu latihan menyalakan muka dan mata harus dilindungi oleh helm las.
Cara penyalaan dengan disentuhkan
Sentuhkan/ketukkan ujung elektroda ke permukaan benda kerja sehingga
menimbulkan busur las, setelah timbul busur tarik atau angkat elektroda
setinggi diameter elektroda untuk mencegah elektroda lengket ke benda
kerja.
Cara penyalaan dengan digoreskan
Sentuhkan/ketukkan ujung elektroda ke permukaan benda kerja sehingga
menimbulkan busur las, setelah timbul busur tarik atau angkat elektroda
setinggi diameter elektroda untuk mencegah elektroda lengket ke benda
kerja.
27
Selanjutnya untuk mematikan busur, elektroda harus diangkat dengan cepat, ini
dimaksudkan untuk mencegah menempelnya ujung elektroda pada permukaan
benda kerja.
Bila elektroda menempel pada benda kerja, mesin las supaya dimatikan.
Penarikan busur
Dengan tinggi/panjang busur kira–kira sama dengan diameter elektroda tunggu
hingga lebar kawah las mencapai 2 kali diameter elektroda sebelum menarik
busur.
28
Inti Kawat
Elektroda
Selaput elektroda
Panjang busur =
Kawat inti elektroda Inti kawat
elektroda
Logam induk
29
E. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning
3. Strategi : Kolaboratif dan kooperatif
4. Metode : diskusi dan latihan
2. Sumber Belajar
a. Modul Pengelasan dengan Proses Las busur Metal Manual
Kurikulum SMK Edisi 2004
b. Buku Las Busur Manual sumber lain yang relevan
- A. Gatot Bintoro, 1999. Dasar-dasar Pekerjaan Las Yoyakarta : Penerbit
Kanisius
- Ir. Hery Sonawan, MT. 2003. Las Listrik SMAW dan Pemerikasaan Hasil
Pengelasan. Bandung :Penerbit Alfabeta
- Sri Widharto. Cetakan kelima 2003. Petunjuk Kerja Las. Jakarta : Penerbit
PT. Pradnya Paramita
c. Internet
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah DL Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Stimulation - Guru mengkondisikan 15 menit
(simullasi/Pemberian peserta didik untuk siap
rangsangan) belajar
- Guru menyajikan
gambar peralatan dan
posisi pengelasan serta
teknik pengelasan
30
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah DL Deskripsi Kegiatan
Waktu
- Peserta didik
Data collection mengumpulkan informasi
(pengumpulan data) yang relevan untuk
menjawab pertanyaan
yang telah diidentifikasi
melalui Kajian literatur
tentang gambar
peralatan dan posisi
pengelasan serta teknik
pengelasan
31
H. Penilaian
1. Jenis/Teknik penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan diskusi - Lembar Observasi
kelompok - Penilaian Diri
- Penilaian antar Peserta didik
2. Pengetahuan - Tes Tertulis - Soal Pilihan Ganda
3. Keterampilan - Laporan hasil kerja - Job sheet
2. Bentuk instrumen dan Instrumen
a. Penilaian Sikap
Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama
kegiatan .
1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
2. jika kadang-kadang berperilaku dalamkegiatan
3. jika sering berperilaku dalam kegiatan
4. jika selalu berperilaku dalam kegiatan
Tanggung
Nama peserta Jujur Jumlah
No Disiplin jawab Teliti komunikatif
didik Skor
1 ................
2
3
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik ( SB) 80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
32
Penilaian Diri pada saat praktik
Nama :
Kelas :
Topik : Pengelasan Pelat dengan Pelat berbagai posisi menggunakan
las busur manual
Setelah mempelajari materi kepolaran, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan
cara member tanda √ pada kolom di bawah ini :
No Pernyataan ya Tidak
1 Selama melakukan tugas saya
bekerjasama dengan teman
2 Saya mencatat data dengan teliti dan
sesuai dengan fakta
3 Saya membuat tugas terlebih dahulu
dengan membaca instruksi
4 Saya mendiskusikan hasil kajian
instruksi dengan teman
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda √ pada kolom yang sesuai dengan
penilaianmu terhadap teman yang diamati dengan jujur
No Pernyataan YA TIDAK
1 Mau menerima pendapat teman
2 Memaksa teman untuk menerima
pendapatnya
3 Memberi solusi terhadap pendapat yang
bertentangan
4 Dapat bekerja sama dengan seluruh teman
dalam kelompok
5 Bertutur kata yang santun kepada sesama
teman
b. Penilaian Pengetahuan
Indikator soal 1 : disajikan slide K3 dan peralatan las busur manual, peserta didik
dapat menganalisis.
c. Penilaian Keterampilan (lembar job sheet)
33
Suhaimi, S.Pd, M.Pd Syamsu Anwar, ST
NIP. 19690417 199703 1 016 NIP. 19750422 200604 1 013
34