Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTEK LAS LANJUT

DISUSUN OLEH :

IBNU AWWALA
5315160625

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan
dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Definisi
las berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan
logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Secara
umum pengelasan dapat didefinisikan sebagai penyambungan dari beberapa batang logam
dengan memanfaatkan energi panas.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan pada mesin las busur listrik (Shield
metal arc welding)/SMAW

2. Mahasiswa mengetahui APD yang digunakan.


3. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las busur listrik
(Shield metal arc welding)/SMAW.
1.3 Manfaat

1. Memberi bekal praktik kepada mahasiswa tentang kegiatan pengelasan sehingga


mampu menerapkannya pada dunia industri.
2. Memberi bekal praktik kepada mahasiswa tentang praktik pengelasan sehingga saat
menjadi tenaga pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengelasan busur listrik (Shield metal arc welding)/SMAW

Las listrik atau biasa disebut dengan istilah las busur listrik merupakan
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tanaga listrik sebagai
sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur listrik ini adalah
merupakan sambungan tetap/permanen.
Prinsip kerjanya yakni sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh
busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Pada bagian yang
terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus
sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan
disambung, setelah dingin maka dapat menjadi satu bagian yang sukar
dipisahkan.
Las busur listrik diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Las busur listrik elektroda terbungkus
2. Las busur listrik dengan pelindung gas
3. Las busur listrik dengan pelindung bukan gas
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi
dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
yang memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu mengelas, antara lain:


a) Posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja (600-700) dan arah
pengelasan mengikuti arah kemiringan elektroda.
b) Posisi badan.
c) Gerakan tangan waktu mengelas benda kerja

Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :


1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan
untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur
las yang dikehendaki.

Gambar 1.1 Ayunan zig-zag

Gambar 1.2 Ayunan Segitiga


3. Gerakan melingkar
Gerakan untuk membentuk rigi-rigi las

Gambar 1.3 gerakan melingkar

2.2 Peralatan Las busur listrik (Shield metal arc welding)/SMAW

1. Pelindung muka

Bentuk dan pelindung muka ada beberapa macam tetapi


secara prinsip pelindung muka mempunyai fungsi yang
sama, yaitu melindungi mata dan muka dari pancaran sinar
las dan percikan bunga api. Pelindung muka mempunyai
kacamata yang terbuat dari bahan tembus pandang yang
berwarna sangat gelap dan hanya mampu ditembus oleh
sinar las.Kacamata ini berfungsi melihat benda kerja yang
dilas dengan mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke mata
2. Kacamata bening
Untuk membersihkan torak atau untuk proses finishing
misalnya penggerindaan, mata perlu perlindungan, tetapi
tidak dengan pelindung muka las. Mata tidak mampu
melihat benda kerja karena kacamata yang berada pada
pelindung muka sangat gelap. Oleh karena itu, diperlukan
kacamata bening yang mampu digunakan untuk melihat
benda kerja dan sangat ringan sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.

3. Pelindung badan (Apron)


Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada
bagian badan dari percikan bunga api dan pancaran
sinar las yang mempunyai intensitas tinggi maka pada
bagian badan perlu dilindungi sperti halnya pada bagian
muka, karena baju las yang digunakan belum mampu
sepenuhnya melindungi kulit dan organ tubuh pada
bagian dada.
4. Sarung Tangan
Kontak dengan panas dan listrik sering terjadi
yaitu melewati kedua tangan, contoh: penggantian
elektroda atau memegang sebagian dari benda
kerja yang memperoleh panas secara konduksi
dari proses pengelasan. Untuk melindungi
tangan dari panas dan listrik maka operator las
harus menggunakan sarung tangan, karena mempunyai sifat mampu menjadi isolator
panas dan listrik (mampu menahan panas dan tidak menghantarkan listrik).
5. Sepatu Las
Sepatu las dapat melindungi telapak dan jari-jari kaki
kemungkinan tergencet benda keras, benda panas atau
sengatan listrik. Dengan memakai sepatu las bebarti
tidak ada aliran arus listrik dari mesin las ke ground
(tanah) melewati tubuh kita, karena bahan sepatu
berfungsi sebagai isolator listrik.

6. Mesin Las/Trafo Las


Mesin las listrik adalah mesin las yang menggunakan
listrik sebagai sumber tenaganya. Mesin las listrik tidak
menggunakan gas sebagai bahan bakarnya, melainkan
menggunakan listrik yang melalui elektroda untuk
mengoperasikannya. Saat ini, mesin las listrik sangat
banyak digunakan manusia diberbagai aplikasi karena
ukurannya yang kecil dan kemudahan dalam
penggunaannya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan

1. Pelindung muka
2. Kacamata bening
3. Pelindung badan (Apron)
4. Sarung Tangan
5. Sepatu Las
6. Mesin Las/Trafo Las
7. Gerinda
8. Palu Terak
9. Tang
10. Sikat Baja
11. Elektroda

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Langkah Kerja JOB 1

1. Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar
terhindar dari debu.
2. Buat garis lurus dengan kapur agar menjadi tanda kita pada saat mengelas.Tujuannya
agar hasil las kita tidak bengkok atau lurus.
3. Jepit kabel massa pada meja kerja.
4. Hidupkan trafo lasnya.
5. Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6. Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7. Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8. Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan zig-zag.
9. Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat baja
agar hasil lasan bersih.
3.2.2 Langkah Kerja JOB 2

1. Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar
terhindar dari debu.
2. Buat garis lurus 2 buah sejajar dengan kapur agar menjadi tanda kita pada saat
mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak bengkok atau lurus.
3. Jepit kabel massa pada meja kerja.
4. Hidupkan trafo lasnya.
5. Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6. Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7. Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8. Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan zig-zag.
9. Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat baja
agar hasil lasan bersih.
3.2.3 Langkah Kerja JOB 3

1 Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar
terhindar dari debu.
2 Buat garis lurus putus - putus dengan kapur agar menjadi tanda kita pada saat
mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak bengkok atau lurus.
3 Jepit kabel massa pada meja kerja.
4 Hidupkan trafo lasnya.
5 Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6 Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7 Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8 Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan zig-.
9 Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat baja
agar hasil lasan bersih.
3.2.4 Langkah Kerja JOB 4

1 Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar
terhindar dari debu.
2 Buat garis lurus putus - putus sejajar dengan garis satunya, digaris dengan kapur
agar menjadi tanda kita pada saat mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak
bengkok atau lurus.
3 Jepit kabel massa pada meja kerja.
4 Hidupkan trafo lasnya.
5 Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6 Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7 Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8 Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan zig-.
9 Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat
baja agar hasil lasan bersih.
3.2.5 Langkah Kerja JOB 5

1. Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar terhindar
dari debu.
2. Buat garis lurus dengan ukuran 1.5 cm – 2cm , digaris dengan kapur agar menjadi tanda
kita pada saat mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak bengkok atau lurus.
3. Jepit kabel massa pada meja kerja.
4. Hidupkan trafo lasnya.
5. Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6. Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7. Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8. Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan melingkar dengan
ketinggian 1 cm hasil lasnya.
9. Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat baja agar
hasil lasan bersih.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mengacu pada permasalahan dan pembahasan = terkait proses pengelasan


menggunakan las busur listrik atau las SMAW (Shield Metal Arc Welding) didapat beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu
yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika
terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan
dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu
lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan
elektroda harus tepat dan stabil.
3. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika terlalu
dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan elektroda
tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
4. Sebaiknya jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat
praktikum berlangsung dengan baik, tertib dan cepat. Keadaan bengkel yang kurang
tertata, seharusnya sebagai laboratorium mesin harus bersih. Sehingga nyaman dan
tidak mengganggu keselamatan pekerja.

4.2 Saran

Kurangnya peralatan kerja, seharusnya peralatan dapat dipenuhi karena kerja bangku
merupakan dasar dari praktik permesinan lainnya. Juga mempengaruhi hasil dari pekerjaan.
Sedikit, itu mengakibatkan keterlambatan menyelesaikan pekerjaan. Semua pekerjaan yang
kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa yang sabar, ulet, terampil dan mau bekerja
keras.
DAFTAR PUSTAKA

http://rozaqml.blogspot.com/2015/01/laporan-praktikum-pengelasan.html

https://docplayer.info/35218129-Laporan-praktikum-las-dan-tempa.html

https://www.klopmart.com/article-48-fungsi--jenis-mesin-gerinda.html

https://dokterenjin.wordpress.com/2017/04/09/teknik-mengelas-menggunakan-las-listrik-untuk-
pemula/

Anda mungkin juga menyukai