JUNI 2023
A. Latar Belakang dan Tujuan
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
terhadap orang atau kelompok lain secara repetitif dengan cara menyakiti secara
fisik maupun mental. Bullying sendiri terbagi menjadi 2 bentuk yakni perilaku
bullying Fisik dan bullying non fisik. Bullying fisik merupakan tindakan yang
melakukan kontak fisik secara langsung. Bullying non-fisik meliputi kontak verbal
langsung, perilaku non-verbal langsung dan perilaku non-verbal tidak langsung
(Rosada, 2012; Levianti,2008).
Menurut Ariesto (2009, dalam Mudjijanti, 2011) dan Kholilah (2012), faktor
penyebab terjadinya bullying antara lain keluarga, sekolah, dan faktor kelompok
sebaya. Ada pula faktor internal terjadinya bullying seperti karakteristik
kepribadian, pengalaman masa lalu, dan juga pola asuh. Kasus bullying anak di
Indonesia marak terjadi di tahun 2023 ini dan menjadi ancaman besar bagi
masyarakat, terutama di satuan pendidikan. Diawal tahun 2023, Secara rinci FSGI
(Federasi Serikat guru Indonesia ) mencatat, Sepanjang dua bulan pertama di
tahun, 2023 terdapat 6 kasus perundungan atau kekerasan fisik dan 14 kasus
kekerasan seksual di satuan pendidikan. Dibeberapa kondisi juga banyak orang
yang membiarkan perilaku bullying terjadi.
Oleh sebab itu dampak akan perilaku bullying harus tersampaikan kepada
semua orang terutama generasi muda. Dengan cara mensosialisasikannya
bahwa perilaku ini adalah sebuah tindakan yang salah dan tidak dibenarkan.
Dengan itu harapanya bisa mencegah bahkan menghilangkan perilaku yang
sudah menjadi budaya pada pelajar.
Selain dengan kegiatan sosialisai anti bullying, penanganan perilaku ini juga
diperlukan untuk menghilangkan kebiasaan bullying yang sering terjadi di
Indonesia terutama disektor pendidikan. RELLIES sendiri adalah salah satu
metode untuk menangani perilaku bullying yang sering terjadi. Metode ini
berupa langkah yang harus dilakukan bila melihat perilaku bullying. Sesuai
namanya yaitu report bullies yang berarti laporkan pelaku penindasan, dengan
menyertakan bukti atau diri sendiri sebagai saksi.
C. Inovatif (Kebaruan, Nilai Tambah, atau Keunikan) > Bobot Nilai 15%
Mendeskripsikan sisi kebaruan/keunikan, nilai tambah, dan keunggulan daya
penyelesaian masalah dari Inovasi ini dibandingkan dengan model
penyelesaian masalah yang pernah ada/digunakan dengan cara
menggambarkan kecepatan penyelesaian masalah dan luasan target populasi
penyelesaian masalah yang terjangkau oleh kinerja Inovasi. Perbedaan
dengan program serupa yang telah diimplementasikan di tempat lain. Serta
menjelaskan keunggulan inovasi dari inovasi. Jumlah kata pada point inovatif
maksimal 100 kata.
Menjelaskan strategi apa saja yang telah dilakukan agar Inovasi tetap
berlanjut. Strategi keberlanjutan dapat berupa: strategi institusional berupa
regulasi; strategi sosial berupa partisipasi/ kolaborasi dengan pemangku
kepentingan dan dukungan masyarakat karena adanya kebutuhan/kepentingan
publik yang harus dipenuhi; dan strategi manajerial berupa peningkatan
kapasitas SDM, penjaminan kualitas dan/atau pemberlakuan SOP. Jumlah
kata pada point strategi keberlanjutan maksimal 200 kata.
F. Evaluasi > Bobot Nilai 20%
Menjelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan
kontribusi mereka dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan
memastikan keberlanjutan Inovasi ini. Jumlah maksimal kata pada point
keterlibatan pemangku kepentingan adalah 200 kata.
H. Lampiran