Anda di halaman 1dari 4

Corporate Community Involvement

Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga


hubungan baik dengan pihak organisasi dan lembaga yang diwakilinya. Public Relations
harus membuat program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas dan
masyarakat sekitarnya.
Community Involvement, membuat program-program untuk menciptakan
keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya.
Misalnya : bazaar ramadhan, pemeriksaan kesehatan, memberikan bantuan komputer
untuk sekolah – sekolah disekitar perusahaan.
Contoh Kegiatan community relations yang dilaksanakan oleh PT. Indosat Mega Media
memcakup kegiatan dibidang kesehatan, pendidikan, agama, dan ketenagakerjaan yaitu:
1. Imunisasi untuk anak – anak dan pemeriksaan kesehatan sebagai program
community relations dalam bidang Kesehatan
2. Perayaan Idul Adha dan mengadakan bazaar Ramadan sebagai program
community relations dalam bidang agama.
3. Perekutan masyarakat sekitar menjadi karyawan sebagai program community
relations dalam bidang ketenagakerjaan
4. Memberikan beberapa unit komputer, koneksi internet, dan pelatihan untuk guru
dan siswa sebagai progam community relations dalam bidang pendidikan.

Corporate Citizenship merupakan suatu cara pandang perusahaan dalam


bersikap dan berperilaku ketika berhadapan dengan pihak lain, misalnya pelanggan,
pemasok, masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.
Contoh, karyawan Novo Nordisk mengunjungi sekolah-sekolah diseluruh dunia
untuk kerjasama dengan para guru mempromosikan olah raga dan pola makan yang baik
dan benar.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu program tanggung jawab


sosial yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kepada stakeholders dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan, termasuk masyarakat. Kegiatan CSR ini bisa mencakup
banyak bidang, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Bagi perusahaan, kegiatan CSR sangat diperlukan karena ada banyak manfaat
yang bisa didapatkan. Di antaranya adalah membangun citra brand yang positif,
mendekatkan perusahaan dengan masyarakat sekitar, serta meningkatkan kepercayaan
konsumen kepada brand. Berikut ini adalah contoh-contoh kegiatan CSR yang bisa
diterapkan oleh perusahaan.
Seperti yang sempat disinggung di atas, pelaksanaan kegiatan CSR ini bisa
mencakup banyak bidang. Supaya lebih jelas, ini dia penjelasan beberapa bidang CSR
yang bisa dipilih:
1. Bidang lingkungan hidup
Di bidang ini, perusahaan bisa berkontribusi menjaga lingkungan hidup dengan
melakukan program penanaman pohon atau pengelolaan limbah.
2. Bidang pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang penting. Untuk itulah kegiatan CSR seperti
program pemberian beasiswa atau pelatihan di bidang ini juga sangat diperlukan.
3. Bidang kesehatan dan keselamatan
Contoh kegiatan CSR perusahaan di bidang ini bisa berupa program donor
darah, vaksinasi Covid-19, hingga pengobatan gratis bagi warga kurang mampu.
4. Bidang pemberdayaan masyarakat
Bidang pemberdayaan masyarakat ini biasanya mengacu pada pelatihan
keterampilan supaya masyarakat dapat memiliki ilmu baru dan diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat. Contohnya bisa seperti melakukan
pelathan untuk meningkatan skill kewirausahaan hingga mengajarkan
kemampuan lain untuk dijadikan mata pencaharian.

Tantangan etika CSR


Kesadaran perusahaan seharusnya tidak berhenti pada penyisihan dana untuk
membantu program masyarakat sekitar perusahaan, juga menjalin kerjasama dengan tim
ahli universitas yang mana memiliki banyak pengalaman dan fokus pada meminimalisir
dampak dan memacu potensi lingkungan maupun sosial. Perhatian perusahaan
seharusnya memiliki output berupa kebijakan dari yang bersifat reventif, proses,
sampai dengan mempertimbangkan kebijakan yang bersifat paska/dampak daripada
masyarakat dan lingkungan.
Sebagaimana diketahui bersama, sebenarnya banyak perusahaan sangat
perduli dengan CSR mereka, akan tetapi bukan lagi rahasia umum bahwa
tidak mudah mengimplementasikannya, tidak cukup hanya dengan perkataan dan
aturan perusahaan semata, para manajer dan para pekerja harus turut berpatisipasi serta
berperan aktif, agar inisiatif dapat di implementasikan dan momentum CSR dapat
dipertahankan. Terutama di era revolusi industri 4.0, dimana perusahaan lebih
berfokus pada digitalisasi sarana dan prasarana.
Jika selama ini CSR banyak ditekan melalui aktivitas fisik dan bisa dilihat oleh
masyarakat dampaknya, hari ini kita sebenarnya diancam oleh banyak potensi
kerusakan yang bertumpu pada variabel sosial atau perindividu. Salah satu contohnya
adalah berkembangnya bisnis startup yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat hari ini
seperti Gojek. Yang dulunya masyarakat memiliki effort lebih jika ingin membeli
barang maupun makanan, hari ini semua orang tinggal duduk manis dikamar semua
kebutuhan diluar rumah sudah terselesaikan. Namun, apakah kebiasaan baru ini tidak
memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat? Bagaimana dengan kebutuhan
psikologis masyarakat, secara kualitas interaksi sosial, kesehatan masyarakat dan lain-
lain. Termasuk bagaimana dampak perkembangan jenis bisnis 4.0 ini membuat sistem
digital menjadi solusi dalam segala level pekerjaan, dapat dibuktikan dalam salah
satunya adalah bagaimana hari ini tidak dijumpai lagi seorang manusia penjaga tol,
melainkan seluruhnya sudah rapi diselesaikan oleh sistem digital yang terintegrasi.
Tren bisnis hari ini untuk melakukan scaleup perusahaan dalam skala besar
dengan jangka waktu pendek adalah bagaimana data menjadi basis bergerak dan
perkembangan perusahaan. Hampir seluruh perusahaan, startup dan bisnis baru yang
berkembang pesat selalu bergerak dengan data masyarakat yang berkembang,
disamping terus berjualan dan berinovasi juga secara tidak sadar data tersebut menjadi
koleksi untuk memahami pola gerak masyarakat. Data tidak hanya tentang profil
perseorangan namun lebih kepada kebiasaan dan kecenderungan harian orang, mulai
dari bangun tidak sampai dengan tidur kembali.
Selain kepekaan perusahaan dalam membaca dampak dari produknya juga perlu
menyoroti pemerintah sebagai payung terbesar dari keteraturan sosial masyarakat.
Pemerintah seharusnya hadir lebih cerdas lagi dalam membaca potensi dampak buruk
bagi masyarakat, terutama hari ini dimana jenis bisnis 4.0 semakin membara dan akan
terus berkembang. Disisi lain peraturan CSR yang sudah ada belum benar-benar bisa
diterapkan secara menyeluruh, ditambah tantangan kedepan yang mana berdampak pada
kebiasaan masyarakat ditengah-tengah hadirnya aplikasi dan startup yang memanjakan
masyarakat.
Kolaborasi tentunya juga menjadi tantangan kedepan, apakah implementasi CSR
kedepan hanya akan berputar disitu-situ saja atau mulai cerdas untuk berkolaborasi
dengan perguruan tinggi dan universitas. Pro aktif universitas kiranya dibutuhkan hadir
menjadi solusi bagi permasalahan komplek didepan mata kedepan. Apalagi Indonesia
sebentar lagi akan menghadapi bonus demografi, dengan angka angkatan kerja atau
produktif lebih tinggi dibanding umur tidak produktif. Ketika kolaborasi tidak dilakukan
dengan baik maka bonus demografi hanya karena menjadi ujian demografi bagi
Indonesia, sehingga perlu adanya tawaran yang strategis dalam rangka perbaikan
beberapa pihak dan aspek dalam penyelesaian kompleksitas masalah hari ini.

Contoh Study Kasus: Komunikasi CSR Program CSR Rumah Srikandi PT Sari
Husada Yogyakarta kepada Stakeholder
1. Program Rumah Srikandi yang digagas oleh PT Sari Husada merupakan
kegiatan CSR yang melibatkan masyarakat di Kampung Badran Yogyakarta
yang berfokus pada pilar kesehatan sesuai dengan produk yang dihasilkan dari
lini utama bisnisnya. Pelaksanaan program CSR ini melibatkan PKPU
Yogyakarta untuk menangani kegiatan operasional dan komunikasinya
2. Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh public relations PT Sari Husada dan
PKPU Yogyakarta dilakukan pada stakeholder internal dan eksternal yang
menggunakan media cetak berupa buletin dan publisitas melalui siaran pers di
media massa serta penyampain melalui jejaring sosial berbasis online.
3. Komunikasi yang dijalankan belum memberikan dampak pengetahuan informasi
secara meluas kepada seluruh stakeholder terkait. Kendala yang dihadapi karena
persoalan kemampuan teknis SDM untuk menggunakan media komunikasi yang
ada serta intensitas penerbitan informasi melalui media komunkasi yang masih
rendah
4. Peran teknisi komunikasi lebih dominan dilakukan dalam kegiatan komunikasi
Program CSR Rumah Srikandi kepada stakeholder. Penerapan model dua arah
yang simetris juga belum terlihat dilakukan.
Daftar Pustaka

https://js.ugm.ac.id/2019/12/tantangan-csr-di-era-4-0-tidak-hanya-fokus-pada-dampak-
fisik-juga-pada-dampak-sosial-berupa-behavior/, Diakses pada 20
September 2023
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2249/Komunikasi%20CSR
%20kepada%20Stakeholder_Format%20Artikel%20Publikasi
%20Ilmiah_Ishak.pdf?sequence=1, Diakses pada 20 September 2023
https://www.academia.edu/30148294/
Perbedaan_Charity_CSR_dan_Corporate_Citizenship, Diakses pada 20
September 2023
https://fisipol.umy.ac.id/arti-penting-corporate-social-responsibility-2/, , Diakses pada
20 September 2023
Fajar, Mukti (2010). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia: Studi tentang
penerapan ketentuan CSR pada perusahaan multi nasional, swasta nasional
& BUMN di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Iriantara, Yosal (2004). Community Relations. Konsep dan Aplikasinya: Bandung
Simbiosa Rekatama Media
Tanaya, Jimmy (2004). Tanggung Jawab Sosial Korporasi. Surakarta: The Business
Watch Indonesia

Anda mungkin juga menyukai