Anda di halaman 1dari 3

NURMAN HAKIM HIDAYAT : 7716110444 PROGRAM STUDI : Manajemen Lingkungan Ditulis untuk memenuhi Jurnal bulanan Manajemen Lingkungan

(Industri)

Cerita Singkat Corporate Social Responsibility (CSR) Di Indonesia Dan Apa Kata Mereka

Besarnya kekuatan modal entitas bisnis sering kali tidak diimbangi dengan kinerja sosial lingkungan yang memadai. Dalih kaum neoliberalis yang menyatakan bahwa kucuran dana investasi dalam industriaslisasi akan membawa trickle down effect bagi kesejahteraan yang merata bagi semua kalangan masyarakat serta berdampak pada manajemen ekologi yang lebih ramah ternyata meleset adanya. Kemiskinan, kebodohan, penyebaran penyakit menular, sulitnya akses hidup dan air bersih maupun deforestasi, pemanasan global, pencemaran lingkungan dan lain sebagainya masih menjadi permasalahan dunia yang seakan tiada berujung. (Sampurno, 2007) Pendapat Sampurno diatas didukung dan terbukti pada fakta yang ada pada dunia bisnis Indonesia. Dampak negatif dari kesalahan persepsi kaum neolibarisme dapat dilihat dari praktek di Indonesia baik yang terjadi kepada kepada internal resource seperti buruh, keluarga buruh maupun external resource yang membentang dari mulai masyarakat sekitar industri, konsumen, pemerintah, dan yang paling penting yang akan saya soroti adalah terhadap Sumber Daya Alam. Contoh kasus ini terlihat pada, konflik tidak berkesudahan antara masyarakat adat Papua dengan PT Freeport Indonesia dan Pemerintah serta peristiwa semburan lumpur panas dari ladang eksplorasi Lapindo Brantas di Sidoarjo yang hingga saat ini masih menjadi konflik. Melihat kasus-kasus yang ada ini para pelaku bisnis di Indonesia mulai menganalisis kebutuhan dan perkembangan dunia bisnis yang ada, mengcopy paste kegiatan dari dunia bisnis di luar sana, para pelaku bisnis di Indonesia mulai menyadari missing link yang ada di dunia bisnis yang mereka geluti selama ini. Berawal dari kegiatan yang awalnya hanya dianggap sebagai kegiatan amal (volunteer), lalu menjadi sebuah tindakan yang muncul akibat tuntutan yang semakin menguat dari para aktifis HAM dan lingkungan terhadap dampak negatif para pelaku bisnis di luar sana, yang akhirnya terbentuklah aktifitas sosial dari pihak pelaku bisnis sebagai kompensasi ganti rugi atas aktifitas perusahaan. Seiring berkembangnya perindustrian dan dinilai cukup berhasilnya kegiatan kompensasi ganti rugi tersebut, maka kegiatan tersebut terus berlangsung dan semakin berkembang sesuai standar atau ukuran tergantung pada setiap wilayah, yang akhirnya di kenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan ini lah

yang di copy paste oleh para pelaku bisnis di Indonesia, bahkan belum cukup info dalam konsep dan praktek CSR, pemerintah Indonesia melalui DPR ikut-ikutan dalam meregulasi aktifisas Tangung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) melalui UU PT terutama Pasal 74 yang terkenal kontroversial. Dan saat ini kegiatan CSR ditegaskan dalam 2 UU yakni yang menegaskan tentang CSR yakni UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 & UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal 15,17 & 34. Selama masa uji coba para pelaku CSR di Indonesia kurang lebih beberapa tahun belakangan ini (walaupun sebenarnya sejak tahun 1990-an CSR sudah dikenal di kalangan pelaku bisnis di Indonesia, yang pada waktu itu dikenal sebagai CSA (Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan), masih banyak ketidaksesuaian konsep ataupun pemahaman CSR yang terjadi di Indonesia. Penerapan CSR di Indonesia tentunya tidak bisa disamakan dengan yang sudah terbentuk di luar sana, adanya beberapa faktor yang jelas berbeda antara negara timur dan barat membuat CSR di Indonesia perlu adanya penyesuaian dibeberapa segi, baik dari perencanaan maupun pelaksanaan. Contohnya faktor, budaya, letak geografis, budaya kerja, SDM, dll. Sebab itulah CSR saat ini di Indonesia memiliki banyak sudut pandang tergantung siapa yang mewakilinya dalam memberikan pandangan mengenai CSR itu . Misalnya dari sudut pandang komunikasi dan bisnis, Konsep CSR sekarang marak dipakai oleh banyak entitas bisnis sebagai cara ampuh dan mujarab memoles aktifitas tanggung jawab sosialnya agar terlihat lebih menjual dan merakyat dalam pembentukan pencitraan terhadap masyarakat mapun pemerintah, bahkan untuk pembentukan watak bagi kalangan internal sendiri. Maka bermunculanlah program-program yang berusaha menampilkan watak korporasi yang sadar lingkungan dan peduli masyarakat melalui program-program sosial seperti bantuan bencana alam, mudik bareng, pendampingan UKM, bantuan pendidikan, kesehatan, community development masyarakat sekitar perusahaan dan masih banyak lagi. Atau dari kaca mata para aktifis yang menentang CSR, CSR terkadang juga bisa diartikan sebagai suatu srategi kaum kaptalis untuk memudahkan mereka dalam mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari alam, dan dengan CSR mereka jadikan selimut untuk melindungi kegiatan mereka. Mengapa demikian? Darimana datangnya pemikiran tersebut? Pemikiran tersebut darang dari para pecinta alam yang berpendapat, ada atau tidak adanya CSR, selama proses eksploitasi lingkungan masih terus berlangsung maka akan terus merusak alam. Keberadaan CSR di Indonesia tidak berjalan sebanding dengan kerusakan

alam yang ada, kerusakan terus terjadi dan semakin parah, kegiatan CSR yang dibangun khususnya yang berhubungan dengan Lingkungan tidak diikuti dengan perhatian pada kerusakan yang ada. Banyak yang lebih memilih melakukan kegiatan CSR alam bentuk lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan yang lainnya.Hal ini berdampak bagi mereka yang merasa CSR bukanlah suatu solusi sebagai menjaga kelestarian lingkungan. Terlepas dari banyaknya sudut pandang terhadap CSR, dan kelemahan-kelemahan dalam proses implementasinya selama ini di Indonesia, mari kita bersama-sama tetap berharap, kedepan kegiatan CSR di Indonesia memiliki arah dan tujuan serta niat yang sejalan dengan bagaimana perusahaan mengambil keuntungan dari alam. Dengan berbagai cara apapun kegiatan CSR saat ini dirasa merupakan solusi terkini untuk menangani eksploitasi alam berlebihan. Dengan tetap menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan maka diharapkan CSR di Indonesia menjadi salah satu kegiatan nyata yang bisa mendukung antara pembangunan berkelanjutan dan kegiatan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2283794-sejarah-dan-perkembangancorporate-social/#ixzz270EIAyhE
Sadono sukirno. Dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta : prenada media, 2004, h 352 Arif Budimanta, Adi Prasetijo, dan Bambang Rudito, Corporate Social Responsibility, Jawaban bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini Min-Dong Paul Lee Sejarah dan Masa Depan CSR A+ CSR Indonesia

Anda mungkin juga menyukai