Anda di halaman 1dari 11

Bagus Marco Herianto

1501208460

AB – 42 – 03

TUGAS PRIBADI DAN TAMBAHAN

50. Berikan contoh implementasi dari perusahaan multinasional yang berasal dari Indonesia yang
beroperasi Internasional dari 5 sumber referensi.

Jawaban:

Implementasi Program Corporate Social Responsibility perusahaan multinasional


di Indonesia studi kasus Program Bank Sampah Unilever di Kelurahan Tamansari.
Adanya Undang Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 membuka
jalan bagi para perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia. Tidak hanya
memberikan dampak positif dari segi peningkatan pendapatan negara melalui pajak,
transfer teknologi, serta peningkatan jumlah pekerja tampil, namun aktivitas MNCs
di Indonesia nyatanya memberikan juga memberikan dampak negatif, terutama terhadap
lingkungan.
PT. Unilever Indonesia sebagai salah satu MNC yang sudah berada di Indonesia
selama 83 tahun tidak terlepas dari dampak negatif terhadap lingkungan yang
dihasilkan oleh kemasan produknya. PT. Unilever Indonesia sebagai perusahaan FMCG
yang banyak menggunakan kemasan plastik dalam pengemasan produknya berkontribusi
terhadap volum sampah plastik di Indonesia.
Dalam Sustainability Report 2013-2014, PT. Unilever Indonesia menyatakan
bahwa perusahaan memprioritaskan daur ulang limbah kemasaN setelah digunakan,
dimulai dengan adanya proses pengumpulan dan pemulihannya. Maka dari itu, PT.
Unilever Indonesia meluncurkan Program Bank Sampah sebagai bentuk CSR PT.
Unilever Indonesia melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI) dalam menanggulangi
permasalahan sampah kemasan yang dihasilkan oleh produknya serta mewujudkan poin
USLP kedua terkait dengan mengurangi jejak limbah pada lingkungan.
Dalam pengimplementasian CSR, terdapat pula konsep pendekatan Triple Bottom
Line Approach (TBL). TBL berasumsi bahwa perusahaan merupakan anggota dari
komunitas sosial dan membawa perusahaan pada kewajiban untuk memenuhi tanggung
jawab sosialnya. TBL merupakan pendekatan dalam CSR yang secara konsisten
menciptakan keseimbangan yang berfokus pada aspek ekonomi,sosial dan lingkungan.
Dari aspek ekonomi, TBL melihat bahwa perusahaan harus mampu memberikan
kemajuan dan pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat sehingga dapat
menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Sedangkan dari aspek sosial, TBL melihat
bahwa perusahaan harus melakukan praktek bisnis yang adil terhadap pekerja, sumber
daya manusia, dan kepada komunitas lokal. Selain itu, aspek yang terakhir yang
perlu diperhatikan adalah aspek lingkungan. Aspek lingkungan disini adalah
perusahaan harus memastikan bahwa operasionalisasi bisnis sejalan dengan penerapan
lingkungan yang berkelanjutan sehingga dapat memastikan keberlangsungan
lingkungan bagi generasi mendatang. Perusahaan didorong untuk melakukan efisiensi
dalam penggunaan energi, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meminimalisir jejak
terhadap lingkungan.
Pentingnya perusahaan untuk mengimplementasikan CSR juga diatur oleh
International Organization for Standardization (ISO) 26000:2010. ISO 26000:2010
merupakan pedoman bagi perusahaan maupun organisasi yang ingin menjalankan
tanggung jawab sosialnya sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan
berkelanjutan dengan menyadari pentingnya memastikan keberlangsungan ekosistem,
keadilan sosial, dan good organizational governance.35 Tanggung jawab sosial
perusahaan dalam ISO 26000 berfokus pada 7 subjek utama, yaitu pemerintahan dalam
organisasi, hak asasi manusia, praktik operasional yang adil, isu terhadap konsumen,
perkembangan komunitas, pekerja, dan lingkungan.
Di Indonesia sendiri, peraturan terkait dengan implementasi program CSR telah
diatur dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT) dan dalam Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dalam Pasal 1 angka 3 UUPT,
secara jelas menyatakan bahwa Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah
komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya.

KONSEP DAN TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI TALENT


MANAGEMENT DI PERUSAHAAN MULTINASIONAL: STUDI KASUS PT
UNILEVER INDONESIA TBK.
Bagi Unilever TM bukan suatu program atau konsep baru. Tantangan dan
perubahan bisnis menuntut adanya perubahan pada konsep TM, sehingga akan banyak
mengalami perubahan. Program yang saat ini dinilai baik, beberapa tahun ke depan
mungkin sudah tidak relevan. Hal ini menunjukkan bahwa program dan praktik TM
sesuai dengan bisnis yang saat ini berjalan. Unilever merupakan perusahaan yang
memberikan kesempatan dan melihat bahwa semua karyawan merupakan talent dan
harus dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak membeda-
bedakan karyawan dalam mendapatkan hak pengembangan. Perusahaan harus mampu
menangkap aspirasi dan harapan karyawan dengan baik yang disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki saat ini, sehingga perusahaan mengetahui pengembangan
yang perlu dilakukan untuk mencapai harapan tersebut. Label bakat seperti “Hi-
Po”, “green boxer” sudah tidak lagi digunakan. Pelabelan ini dinilai sebagai proses
yang kaku. Perusahaan menilai proses pelabelan ini menghabiskan terlalu banyak
waktu untuk melakukan diskusi dibandingkan dengan mengidentifikasi kebutuhan atau
potensi pengembangan karyawan, sehingga saat ini perusahaan lebih fokus pada apa
yang bisa mereka lakukan. Tujuan utama TM di PT Unilever Indonesia Tbk yaitu fokus
pada semua orang, mendorong
perubahan budaya yang signifikan, menggerakkan karyawan agar fokus pada
tujuan, pembelajaran, kesejahteraan dan penghargaan. Prinsip utama TM adalah
bagaimana karyawan mampu menemukan tujuan, kinerja, potensi dan rencana.
Konsep utama TM diantaranya:
1. Availability yaitu seorang talent dapat dikatakan available apabila mereka dapat
keluar dari peran saat ini dalam 3-6-9 bulan ke depan,
2. Promotability yaitu seseorang dikatakan promotable adalah peran berikutnya dari
individu harus berada pada tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.,
3. Succesion Talent Pool, seorang karyawan dapat dikatakan “available” atau
“promotable” berdasarkan diskusi para petinggi melalui sebuah forum
4. Casting, pencocokan antara tujuan individu, aspirasi, kemampuan, ketersediaan,
dan potensi untuk posisi yang spesifik, dan mereka dapat berpindah dalam 3-9 bulan
kedepan.
5. Business Challenge Talent Pools, Mengelompokkan talent dengan karakteristik
spesifik terhadap tantangan bisnis spesifik untuk dikembangkan dengan tujuan
memperkuat posisi tersebut.
6. Potential for What, menjelaskan peran apa yang dicita-citakan, tergantung dari
preferensi individu, tujuan, pengalaman dan keahlian.

Praktik TM yang menjadikan setiap orang yang berada di organisasi memiliki


talent atau disebut dengan istilah inclusive people, telah berjalan sejak akhir tahun 2016. Hal ini
seperti yang disampaikan oleh Swailes, Downs, dan Orr (2014) yang mengemukakan
bahwa strategi TM inklusif merupakan sebuah pengakuan bahwa semua karyawan
memiliki bakat. Menurut Savaneviciene dan Vilciaukaite (2017) pada penelitiannya
menemukan bahwa perusahaan besar lebih memilih strategi TM inklusif daripada ekslusif.
Strategi inklusif mendominasi di perusahaan manufaktur, perbankan, katering, konsultasi,
perdagangan, energi, transportasi, dan industri agribisnis. Berdasarkan penelitiannya,
strategi TM inklusif menanggapi prinsip-prinsip yang berorientasi pengembangan potensi
manusia dan merupakan pesan penting untuk menyusun lebih lanjut TM berdasarkan
penggunaan potensi internal. Sedangkan perusahaan konstruksi menggunakan strategi TM
eksklusif. Perusahaan IT lebih banyak menggunakan strategi TM yang beragam
(menggunakan eksklusif dan inklusif).

Unilever merupakan perusahaan yang memiliki ambisi besar untuk terus tumbuh lebih
besar di masa mendatang, perusahaan ini tidak hanya mendahulukan transaksional akan tetapi
perusahaan menganggap karyawan adalah aset penting yang harus dikembangkan dan dijaga.
Selain itu perusahaan telah berpikir lebih jauh untuk tantangan yang akan dihadapi pada masa
mendatang sehingga dipersiapkan lebih cepat untuk menjawab tantangan tersebut (LM 2).
TM sangat penting bagi perusahaan untuk menciptakan karyawan yang mumpuni, yang mampu
bersaing baik secara nasional maupun secara global (SE 2).

Program TM yang baik adalah program yang mampu selaras dengan strategi bisnis.
Untuk mampu selaras dengan strategi bisnis, tentu harus dilihat dari segala aspek yang
akan saling mempengaruhi. Salah satu tindakan yang saat ini dilakukan adalah bagaimana
perusahaan mampu mempercepat karyawannya dalam memenuhi kriteria sebuah posisi.
Pengembangan yang baik merupakan pengembangan yang mampu selaras baik kebutuhan saat
ini maupun kebutuhan dimasa yang akan datang. Menurut para SE dan LM, Unilever sudah
cukup selaras antara program TM dan strategi bisnis dimasa yang akan datang. Era digital dan
social media sudah diperkenalkan dan dipersiapkan dengan baik.

Banyaknya hambatan yang dihadapi tergantung dari jenis perusahaan atau jenis sampel
penelitian yang digunakan, serta konsistensi atau eksistensi perusahaan dalam berfokus
menjalankan TM. Tafti, Mahmoudsalehi, dan Amiri (2016) menjelaskan bahwa jenis
perusahaan yang digunakan penelitian adalah industri otomotif dengan populasi meliputi
manajer, spesialis dan ahli dari bagian SDM di industri otomotif, akan tetapi hal yang
ditemukan ada banyak kemiripan. Collings dan Mellahi at al. (2010) dengan sampel perusahaan
multinasional menunjukkan bahwa banyaknya turnover di perusahaan peneliti diakibatkan
perencanaan karir yang belum baik. Cooke at al. (2014) membandingkan implementasi
TM di dua negara yaitu China dan India. Cooke at al. kesamaan bahwa karyawan
menginginkan perencanaan karir yang jelas sehingga hal tersebut mampu membuat mereka
bertahan lebih lama di perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, terdapat
beberapa masukan yang disampaikan oleh para pemangku kepentingan dan para peserta
untuk memperbaiki program TM. Masukan-masukan tersebut diantaranya review kondisi
organisasi atau struktur organisasi, perjalanan karir yang jelas, lingkungan pekerjaan, paket
remunerasi dan kompensasi, memperbaiki peran dan struktur dari tim SDM, monitoring program
yang lebih baik, alokasi waktu, kemampuan memahami kebutuhan setiap peserta TM dan
kesempatan berkembang yang lebih terbuka untuk semua karyawan. Customer Relationship
Management(CRM) - Implementasi pada PT.Unilever Indonesia Tbk.

Link : https://www.youtube.com/watch?v=VWZFgPRsh1Y
ImplementasiCorporation Social Responsibility PT. Unilever Indonesia Tbk Melalui
Agenda Unilever Sustainable Living Plan (USLP)
Sedangkan sejarah Unilever di Indonesia diawali ditahun 1933 tepatnya
pada tanggal 5 Desember yang saat itu bernama Lever’s Zeepfabrieken N.V didaerah
Angke Jakarta Utara. Lalu kemudian ditanggal 22 Juli 1980 berganti nama menjadi
PT. Unilever Indonesia, dan kembali mengalami perubahan nama ditahun 1997 tanggal
30 Juni menjadi PT. Unilever Indonesia TBK. Adanya Unilever di Indonesia juga
menjadi sebuah awal permulaan Unilever dalam melakukan ekspansi terhadap bebera
perusahaan di Indonesia. Ekspansi Unilever pertama kali yaitu dengan memulai
perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi yang kemudian melahirkan PT Anugrah
Lever pada tanggal 22 November 2000, perusahaan PT Anugrah Lever ini
bergerak dibeberapa bidang termasuk dalam produksi kecap, saus dengan nama Bango.
Tahun 2010 Unilever meluncurkan yang namanya Unilever Sustainable Living
Plan(USLP) yang merupakan cetak biru pertumbuhan bekelanjutan serta memenuhi
tujuan dan visi Unilever.23 Program Unilever ini memiliki tujuan untuk
menciptakan perubahan menyeluruh dunia dengan melalui perolehan bahan
baku,produksi,sampai konsumen menggunakan produknya. Unilever berperan aktif
dalam bersama menerapkan Tujuan Global dengan para pemimpin dunia. Tujuan
Global dianggap sangat penting bagi Unilever karena dapat mengubah pola bisnis dan
nilai bisnis. Pada laporan berkelanjutan Unilever 2017 dituliskan beberapa peran
aktif Unilever dalam penerapan Tujuan Global yaitu di tahun 2012-2013 Unilever
aktif dalam perumusan Tujuan Global yang melibatkan CEO Unilever sebagai
Eminent Person dalam UN SDGs high level panel, di tahun 2014 Unilever
mengoordinasikan pengembangan Post 2015 Business Manifesto pada 2014 dimana di
dalamnya terdapat 20 pemimpin bisnis yang dilibatkan untuk mendukung SDGs, terakhir
pada tahun 2016 CEO Unilever dan Sekjen PBB membentuk Business and Sustainable
Development Commission.24 Konstribusi Unilever lainnya adalah Holistic Water
Goals,WASH4Work,Unilever Sustainable Living Plan,Sustainable Living Brands, dan
Transformational Change.
Implementasi Unilever Sustainable Living Plan (USLP)
Pembahasan mengenai Unilever Sustainable Living Plan tentunya tidak dapat
terlepas dari implementasi program-program serta upaya-upaya Unilever untuk
terwujudnya USLP itu sendiri. Untuk menunjukan keseriusan dalam
pengimplementasian USLP dapat dilihat dalam berdirinya Yayasan Unilever Indonesia
(YUI). Yayasan ini memiliki misi yaitu melakukan pemberdayaan pada masyarakat,
memberikan nilai lebih terhadap masyarakat, membentuk dan menyatukan kekuatan
kemitraan dan bertindak sebagai katalis terhadap mitranya.27 YUI merupakan salah satu
wadah terwujudnya USLP karena di dalamnya terdapat program-program yang tidak
terlepas dari USLP. Dalam pelaksanannya, Program-program dari YUI sendiri
memiliki beberapa pilar yaitu:
1. Pilar Peningkatan Taraf Hidup
Dalam menjalankan pilar ini Unilever berfokus pada peningkatan taraf hidup
para petani di indonesia. Unilever telah meningkatkan taraf hidup kurang lebih 500.00
petani dan distributor kecil dengan cara menjadi mereka pemasok untuk bahan
pembuatan produk Unilever, bagi Unilever petani memegang peran yang penting
sebagai pemasok bahan baku produk di Unilever yang tentunya dalam pelaksanaanya
tidak dapat terlepas dari lembaga-lembaga lokal.28 Beberapa program YUI dalam
pilar peningkatan Taraf Hidup adalah:
a. Program pengembangan Petani Kedelai Hitam
Program ini menjadi salah satu program yang diterapkan Unilever untuk
meningkatkan taraf hidup para petani. Unilever sendiri memproduksi berbagai macam
jenis produk yang berbeda-beda, salah satunya adalah produk kecap yang
memang berasal dari kedelai hitam sehingga peningkatan taraf hidup petani
kedelai hitam diperlukan untuk memenuhi pasokan bahan baku pembuatan
produk kecap, dalam mewujudkan kesuksesan program ini unilever melakukan
bantuan teknis, akses
permodalan, pengembangan benih, pengembangan koperasi, dan jaminan pasar.29
b. Program Pemberdayaan Petani Perempuan
Selain melakukan peningkatan petani kedelai hitam, Unilever juga melakukan
pemberdayaan terhadap para petani perempuan dengan memberikan pelatihan
dalam berbagai bidang kewirausahaan yang kemudian dapat membantu para
perempuan ini untuk bisa bersaing dalam hal pertanian dan kewirausahaan.
2. Pilar Lingkungan
Sebagai perusahaan yang memang menhasilkan produk-produk kemasan dan
juga menghasilkan limbah-limbah pengolahan tentunya Pilar Lingkungan akan
sangat perlu untuk di perhatikan. Oleh karena itu Unilever kemudian membuat
beberapa program yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan seperti:
a. Bank sampah
Program ini berawal dari kota Surabaya, ketika itu penerapan program ini
mengalami keberhasilan di wilayah surabaya. Kegiatan yang dilakukan dalam
program bank sampah ini diantaranya adalah dengan melibatkan masyarakat dengan
bertujuan untuk pengelolaan sampah seperi daur ulang kemudian mengurangi
timbunan sampah di TPA.30Beberapa program yang dikembangkan dalam bank
sampah adalah seperti pengumpulan sampah melalui bank sampah komunitas
kemudian melalui jaringan pada pemukiman-pemukiman toko. Keberhasilan yang
terjadi di surabaya menyebabkan Unilever terus mengembangkan ke wilayah-
wilayah lainnya melalui program yang diberi nama Green and clean, alasan
Unilever untuk terus melakukan pengembangan program ini karena keberhasilan
tersebut sehingga membuat Unilever terus mempelajari konsep ini dan
mengembangkannya.
3. Pilar Kesehatan, Kesejahteraan, dan Nutrisi
Sebagai perusahaan yang besar dan sudah mendunia perhatian Unilever juga tidak
luput dari masalah kesehatan sejahteraan dan nutrisi. Dalam program ini Unilever
Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
masyarakat perihal masalah kesehatan serta kebersihan.33 Berikut adalah program-
program yang dilakukan
Unilever adalah:
a. Program Sekolah Sehat
Dalam program sekolah sehat ini menfokuskan kepada penanaman perilaku sehat
dan menjaga kebersihan anak sekolah dasar dan menengah. Dimana disekolah-
sekolah akan dibentuk kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk
mensosialisasikan masalah kesehatan di lingkungan sekolahnya. Selama 2015
Unilever telah berhasil menjangkau tidak kurang dari 70.000 siswa sekolah
menengah di beberapa kota di Indonesia.
b. Program Kesehatan Masyarakat
Tidak hanya meningkatkan kesehatan dalam lingkungan sekolah, Unilever juga
mencoba melakukan upaya peningkatan kesehatan dalam lingkungan
masyarakat. Dengan ini Unilever telah melaksanakan beberapa program seperti
program ibu posyandu, sama hal nya dengan program kesehatan sekolah program
kesehatan
masyarakat ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dalam lingkungan
masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak dibawah umur.34
c. Bermitra dengan Lembaga Internasional
bentuk lain kepedulian Unilever terhadap kesehatan lainnya dalah dengan
bekerjasama dengan lembaga-lembaga internasional seperti UNICEF, WFP (World
Food Programme), Save the Children. Masing-masing memiliki Fokusnya
masing seperti UNICEF yang berfokus pada masalah sanitasi, kemudian WWP
yang berfokus pada program makanan sekolah, kemudian save the children
yang berfokus pada project

Analisis Program USLP


Didasarkan pada konsep Corporate Social Responsibily (CSR) program-program
yang telah dilaksanakan oleh Unilever Indonesia merupakan program-program yang
memiliki nilai tanggung jawab yang tinggi. Untuk perusahaan besar seperti
Unilever adanya program-program yang telah dijabarkan diatas merupakan bagian
dari tanggung jawab Unilever baik terhadap Lingkungan, masyarakat, serta
konsumen. Seperti dapat kita lihat pada program bank sampah hal ini sangat
mencerminkan sikap Unilever untuk berusaha mengurangi limbah plastik yang tentunya
jika tidak dilakukan akan menyebabkan kerusakan Lingkungan. Hal tersebut penting
dilakukan oleh Unilever, melihat perusahaan besar ini betindak sebagai produsen
berbagai macam produk yang menggunakan plastik. Dalam hal mensejahterakan
masyarakat kita dapat melihat program yang dijalankan dalam pilar peningkatan
taraf hidup. Di dalam pilar ini terdapat usaha Unilever dalam mensejahterakan para
petani kedelai hitam yang mana Unilever menyediakan berbagai kebutuhan untuk
membuat produksi kedelai hitam semakin berlimpah dan memiliki kualitas yang baik.
Kualitas kedelai yang baik tentunya akan menghasilkan produk yang baik pula sehingga
mampu memuaskan selera konsumen. Kemudian selain itu Unilever juga menunjukan
kepeduliannya dalam mensejahterakan para petani perempuan yang memiliki andil juga
dalam produksi kedelai hitam. Tidak hanya berhenti disitu program-program mengenai
kesehatan juga menjadi salah satu fokus Unilever seperti pada program kesehatan
masyarakat serta program yangberkaitan dengan kesehatan anak dengan
melaksanakan sekolah sehat, yang mana dengan adanya program ini anak-anak
mampu menerapkan pola hidup sehat di lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. S., Hermawan, A., & Asnawi, Y. H. (2019). Konsep dan tantangan dalam
implementasi talent management di perusahaan multinasional: Studi kasus PT Unilever
Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 12(1), 1-17.
Lucia, S. (2017). Implementasi Program Corporate Social Responsibility perusahaan
multinasional di Indonesia: studi kasus Program Bank Sampah Unilever di Kelurahan Tamansari.
Windhia, E. R. (2020). Implementasi Corporation Social Responsibility PT Unilever
Indonesia Tbk Melalui Agenda Unilever Sustainable Living Plan (USLP). GLOBAL INSIGHT
JOURNAL, 5(2).
Ali, A. S. (2019). Implementasi talent management di pt unilever indonesia tbk (Doctoral
dissertation, Institut Pertanian Bogor).
Wijanarko, B. (2006). Kebijakan Corporate Social Responsibility oleh Multinational
Corporation sebagai International Norm:: Studi kasus PT. Unilever Indonesia, Tbk (Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Anda mungkin juga menyukai