Disusun guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Disusun oleh:
2101411017
Rombel 1
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Kesalahan berbahasa merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan dalam proses belajar
bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran bahasa kedua. Hal tersebut juga
terjadi pada pengajaran bahasa Indonesia. Data kesalahan berbahasa dalam pengajaran bahasa
dikelompokkan berdasarkan patokan tertentu. Hasil pengelompokkan kesalahan berbahasa
berdasarkan tataran linguistik berupa kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, morfologi,
frasa, klausa, dan sintaksis.
Kesalahan berbahasa dalam berbagai bidang tersebut banyak dijumpai dalam bahasa tulis
maupun bahasa lisan. Artinya, kesalahan berbahasa sering terjadi dalam hasil menulis seperti
dalam buku, majalah, koran, dsb; atau bahasa lisan seperti berpidato, ceramah, diskusi, berdebat,
dsb. Berdasarkan alasan tersebut, penulis akan menganalisis berbagai kesalahan berbahasa yang
ditemukan pada buku, koran, majalah dan bertelepon.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja contoh kesalahan berbahasa dalam berbagai tataran linguistik?
2. Bagaimana analisis data kesalahan berbahasa berdasarkan hasil pengelompokkan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui data kesalahan berbahasa dalam berbagai tataran linguistik.
2. Mengetahui analisis data kesalahan berdasarkan hasil pengelompokkan.
BAB II
2
TEORI DAN PEMBAHASAN
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
3
Penambahan fonem /h/
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
4
1. /azas/ diucapkan /asas/
2. /nazar/ diucapkan /nasar/
Contoh :
Kesalahan Diftong
Contoh :
Contoh :
Contoh :
5
Abjad Awal Tengah Akhir
6
/a/ /awal/ /bata/ /kata/
/asli/ /damai/ /kasta/
/aduh/ /terapi/ /rasa/
/alamat/ /bahasa/ /rupa/
/amanat/ /ucap/ /karya/
/b/ /bulan/ /abad/ /sembab/
/burung/ /lambat/ /sebab/
/batu/ /kabut/ /lembab/
/baku/ /sebab/ /biadab/
/busa/ /babat/ /azab/
/c/ /cacing/ /acar/ -
/cukup/ /acak/
/cukur/ /rancu/
/cahaya/ /gancu/
/cermat/ /acuh/
/d/ /darat/ /madu/ /babad/
/dapat/ /dadu/ /salad/
/datang/ /kado/ /maksud/
/dukun/ /seduh/ /jagad/
/diksi/ /dadu/ /hikmad/
/e/ /evolusi/ /pecel/ /sepele/
/emansipasi/ /apel/ /lele/
/evaluasi/ /setelah/ /pare/
/ekolinguistik/ /setiap/
/ekosistem/ /semua/
/f/ /fantasi/ /sertifikasi/ /aktif/
/fokus/ /spesifikasi/ /pasif/
/fitnah/ /mufakat/ /objektif/
/fiksi/ /saintifik/ /subjektif/
/fenomena/ /afiksasi/ /kolaboratif/
/g/ /gerhana/ //legam/ /ajeg/
/gerak/ /bagian/ /bedug/
/garam/ /plagiat/ /curug/
7
/gurih/ /lagi/ /budeg/
/gambar/ /lagu/
/h/ /hancur/ /bahan/ /pecah/
/hati/ /cahaya/ /kalah/
/harus/ /dahlia/ /rumah/
/hidup/ /mahal/ /susah/
/hampa/ /lahap/ /denah/
/i/ /izin/ /miskin/ //sapi/
/iman/ /minta/ /ubi/
/iba/ /minum/ /kelinci/
/iblis/ /mirip/ /kunci/
/impian/ /minyak/ /padi/
/j/ /jeruk/ /kejam/ /bajaj/
/jerapah/ /abjad/
/jangkar/ /maju/
/jengkol/ /salju/
/jurang/ /baju/
/k/ /kambing/ /bangku/ /kakak/
/kejam/ /saku/ /adik/
/kelinci/ /kerikil/ /bapak/
/kuning/ /paku/ /kantuk/
/kunci/ /laku/ /kakek/
/l/ /lemah/ /alim/ /kadal/
/letih/ /alur/ /mobil/
/lunglai/ /alas/ /sambal/
/lemas/ /balas/ /sandal/
/lumpur/ /balut/ /akal/
/m/ /monyet/ /kamar/ /kelam/
/mati/ /kemarin/ /seram/
/makan/ /sampai/ /kusam/
/minyak/ /lambat/ /malam/
/mentah/ /rumah/ /suram/
/n/ /nama/ /anak/ /kemarin/
/negera/ /kancing/ /asin/
/nikmat/ /kunci/ /mungkin/
/nuklir/ /panci/ /panen/
/nasi/ /banci/ /hujan/
/o/ /objektif/ /teropong/ /toko/
/orang/ /bohong/ /jomblo/
/obat/ /topi/ /soto/
/oles/ /kopi/ /bakso/
/ombak/ /pohon/ /teko/
/p/ /pagi/ /lampu/ /tulip/
/pulang/ /lapar/ /atap/
/petang/ /lapis/ /gelap/
/paku/ /lempar/ /asap/
8
/pukul/ /lupa/ /serap/
/q/ /quldi/ /aqidah/ -
/qolqolah/ /Al Quran/
/quraisy/ /bilqis/
/Qudus/ /qolqolah/
/qorun/ /fiqih/
/r/ /rambut/ /baru/ /gitar/
/rasa/ /ceramah/ /getar/
/rumah/ /cerita/ /lempar/
/raga/ /cara/ /kasar/
Rukun/ /berita/ /petir/
/s/ /susu/ /basah/ /azas/
/sapi/ /resah/ /malas/
/sangat/ /gelisah/ /pedas/
/segar/ /asli/ /manis/
/sekali/ /bisu/ /keras/
/t/ /takut/ /kata/ /pantat/
/tidur/ /atap/ /cepat/
/tanpa/ /pantai/ /lambat/
/tali/ /santai/ /dapat/
/timun/ /lantai/ /sikat/
/u/ /ungu/ /lucu/ /ungu/
/uang/ /suku/ /ratu/
/ukiran/ /duri/ /baju/
/ular/ /buruh/ /kelabu/
/ulasan/ /busur/ /palu/
/v/ /virus/ /kanvas/ -
/vakum/ /ovum/
/variasi/ /ovarium/
/variabel/ /oval/
/vulkanik/ /aktivitas/
/w/ /wanita/ /bawah/ -
/warga/ /sawah/
/warna/ /kawah/
/warung/ /wartawan/
/warna/ /awan/
/x/ /xilem/
9
/z/ /zaman/ /azas/ /juz/
/zakat/ /bazar/
/ziarah/ /azan/
/zambrud/ /azab/
/zakar/ /lezat/
/ng/ /ungu/ /gulung/
/angsa/ /kalung/
/bangsa/ /gelang/
/sangkar/ /gunting/
/unggas/ /geleng/
10
/ia/ /ialah/ /asosiasi/ /mulia/
/ziarah/ /pria/
/pesiar/ /rahasia/
/pramuniaga/ /leukimia/
/biasa/ /akademia/
/oi/ /boikot/ /amboi/
/koboi/
/konvoi/
Analisis:
11
Kata tercermin dalam kalimat tersebut termasuk kesalahan berbahasa dalam bidang
morfologi tataran afiksasi. Morfem ter- seharusnya menjadi te- apabila bergabung dengan
kata-kata yang diawali oleh fonem /r/ dan yang suku kata pertamanya mengandung bunyi
(er).
Perbaikan:
2. boneka pun dapat menari sendiri tanpa bantuan alat apa pun(halaman 48)
Analisis:
apa pun merupakan kesalahan berbahasa bidang morfologi karena penulisan partikel yang
tidak tepat
Perbaikan:
boneka pun dapat menari sendiri tanpa bantuan alat apapun
3. batu permata apa pun (halaman 24)
Analisis:
apa pun merupakan kesalahan berbahasa bidang morfologi karena penulisan partikel yang
tidak tepat
Perbaikan:
batu permata apapun
Dalam kegiatan keluarga, upacara adat, pergaulan, dan kegiatan bersifat kedaerahan
mereka menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar.Situasi tersebut menimbulkan
pengaruh besar dalam penggunaan bahasa Indonesia.
12
2. Frasa Berkata Depan Tidak Tepat
Pemakaian kata depan keterangan waktu atau frasa preposisional dalam frasa sering tidak
tepat. Misalnya frasa di malam hari, di saya, pada ibu, dan lain- lain.
3. Salah Susunan
Frasa yang seharusnya bersusunan AB dibalik menjadi BA sehingga terjadi frasa yang
salah.Misalnya kali pertama yang seharusnya pertama kali.
Pemakaian bahasa menggunakan dua kata yang maknanya sama atau hampir sama dalam
suatu konstruksi frasa. Misalnya maju ke depan yang seharusnya ke depan.
5. Salah Pengulangan
Hal ini terjadi karena pemakai bahasa salah dalam menentukan bagian frasa yang diulang,
Misalnya guru bahasa- bahasa yang seharusnya guru-guru bahasa.
Frasa nominal yang terdiri atas unsur nomina dan adjektiva bersifat tidak
terpisahkan.Misalnya air yang jernih yang seharusnya air jernih.
Frasa nominal yang unsur-unsurnya adalah gabungan kata nomina dan nomina tidak boleh
disisipi oleh kata lain. Misalnya anak dari desa yang seharusnya anak desa.
Frasa nominal yang berstruktur V+PR bersifat tidak terpisahkan.Misalnya melebihi dari
saya yang seharusnya melebihi saya, dan lain-lain.
13
10. Penambahan Kata “untuk” atau “yang” dalam Frasa Nomina (N+V)
Apabila kedua unsur disisipi kata “untuk” atau “yang” maka frasa tersebut menjadi frasa
yang salah.Misalnya gambar yang bergerak yang seharusnya gambar bergerak.
11. Penambahan Kata “dari”, “pada”, atau “daripada” dalam Frasa Verba (V+N)
Apabila kedua unsur (V+N) disisipi kata “dari”, “pada”, atau “daripada” maka frasa
nomina berstruktur N+V salah. Misalnya melihat dari hasil yang seharusnya melihat hasil,
dan lain-lain.
Apabila kedua unsur (V pasif+ V lain) disisipi kata “unsur” maka frasa nomina
berstruktur V pasif+ V lain salah. Misalnya disuruh untuk pergi yang seharusnya disuruh
pergi, dan lain-lain.
Apabila kata “yang” dihilangkan maka frasa nomina berstruktur N+ yang+ A salah.
Misalnya rumah kami baru seharusnya rumah kami yang baru, dan lain-lain.
14. Penghilangan Kata “yang” dalam Frasa Nomina (N+ yang+ V pasif)
Apabila kata “yang” dihilangkan maka frasa nomina berstruktur (N+ yang+ V pasif)
salah. Misalnya tanah dibelinya seharusnya tanah yang dibelinya, dan lain-lain.
Preposisi sangat melekat dengan verba intransitif sehingga verba intransitif bernama
verba berpreposisi.Apabila preposisi dihilangkan maka frasa nomina berstruktur (V
intransitif+ Preposisi+ N) salah.
16. Penghilangan Kata “oleh” dalam Frasa Verba Pasif (V pasif+ oleh+ N)
Kata “oleh” dalam pemakaian bahasa Indonesia biasanya dihilangkan sehingga terbentuk
frasa tidak baku. Apabila kata “oleh” dihilangkan maka frasa verba berstruktur (V pasif+
oleh+ N) salah.
14
17. Penghilangan Kata “yang” dalam Frasa Ajektiva (yang+ paling+ A)
Frasa ajektiva yang berstruktur (yang+ paling+ A) dalam bentuk baku harus mengandung
tiga unsur yakni unsur yang, paling, dan ajektiva. Apabila kata “yang” dihilangkan maka
frasa ajektiva berstruktur (yang+ paling+ A) salah.
18. Penggantian kata “daripada” dengan kata “dari” dalam Frasa Ajektiva (lebih+ A+
daripada+ N/ Dem)Penggantian unsur daripada dengan kata “dari” akan membuat frasa
ajektiva berstruktur (lebih+ A+ daripada+ N/ Dem) menjadi frasa yang tidak baku
Analisis:
Frasa dapat digunakannya merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
pengaruh Bahasa Ibu.
Perbaikan:
2. Lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat yang sehat, aman, tenteram, lahir
dan batin. (halaman 5)
Analisis:
Frasa masyarakat yang sehat merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+A).
Perbaikan:
Lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat sehat, aman, tenteram, lahir dan batin.
3. Alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan. (halaman 6)
Analisis:
15
Frasa alam yang indah merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+A).
Perbaikan:
Analisis:
Frasa makanan yang sehat merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+A).
Perbaikan:
5. Pada tahun ini petani tidak mengalami masa panen karena kemarau yang panjang.
(halaman 25)
Analisis:
Frasa kemarau yang panjang merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+A).
Perbaikan:
Pada tahun ini petani tidak mengalami masa panen karena kemarau panjang.
6. Tarian ini dinamai sesuai dengan namapenari yang bernama Gambyong. (halaman 40)
Analisis:
Frasa penari yang bernama Gambyong merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang
frasa karena penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+V).
16
Perbaikan:
Perbaikan:
Satu kerajaan di Pulau Samosir yang dikelilingi oleh Danau Toba.
Frasa orang yang berprestasi merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+V).
Perbaikan:
Frasa remaja yang unggul merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+A).
Perbaikan:
10. Gelombang yang besar menyebabkan banjir dan kerusakan saat menghantam pantai
(halaman 115)
Analisis:
17
Frasa gelombangyang besarmerupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+A).
Perbaikan:
11. Hujan tersebut dapat terjadi dalam kurun waktu yang singkat.(halaman 123)
Analisis:
Perbaikan:
12. Pembuluh darah jenis ini memiliki dinding yang tipis.(halaman 15)
Analisis:
Perbaikan:
Analisis:
18
Frasa binatangyang menyusuimerupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+V).
Perbaikan:
Analisis:
Perbaikan:
Analisis:
Frasa dilindungi pemerintahmerupakan jenis kesalahan bidang frasa karena penghilangan
kata “oleh” dalam Frasa Verba Pasif.
Perbaikan:
Binatang yang dilindungi oleh pemerintah.
16. Benda hitam yang lunak yang tersusun oleh atom yang berbentuk heksagonal.(halaman
26)
Analisis:
Frasa benda hitamyang lunakmerupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+A).
19
Frasa atomyang berbentukmerupakan kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena
penambahan kata “yang” dalam Frasa Nominal (N+V).
Perbaikan:
17. Moncong yang lancip, tungkai lengan yang kuat, dan ekor yang berotot. (halaman 31)
Analisis:
Frasa moncong yang lancip, tungkai lengan yang kuat, dan ekor yang berototmerupakan
kesalahan berbahasa dalam bidang frasa karena penambahan kata “yang” dalam Frasa
Nominal (N+A).
Perbaikan:
18. Dalam pendidikan karakter itu mereka diajari juganilai suka bekerja keras. (halaman 62)
Analisis:
mereka diajari jugamerupakan kesalahan berbahasa bidang frasa yang disebabkan salah
susunan.
Perbaikan:
Dalam pendidikan karakter itu mereka juga diajari nilai suka bekerja keras.
.
Sumber: Buku Siswa SMA Kelas X
D. Kesalahan Berbahasa Bidang Klausa
20
Interferensi bahasa ibu atau bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia menimbulkan
kesalahan berbahasa. Hal ini dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik bahasa Indonesia.
2. Penambahan Preposisi Di antara Kata Kerja dan Objeknya dalam Klausa Aktif
Klausa aktif biasanya mempunyai kata kerja transitif berimbuhan me- dan membutuhkan
objek tertentu.Hubungan antara kata kerja transitif dan objek susunannya harus PO (predikat-
objek) tidak dapat dibalik menjadi OP dan diantara PO tidak boleh disisipi preposisi.
Klausa ekuasional yang terdiri subjek nomina dan predikat juga nomina, seperti ayah
guru, ibu dokter dan kakak pengacara sering disisipi kata bantu “adalah”. Berdasarkan
pengertian klausa ekuasional adalah klausa yang bersubjek dan berpredikat nomina, maka
klausa-klausa tersebut merupakan klausa yang baku.
Pelaku dan verba dalam klausa pasif (klausa pasif pertama) merupakan satu kesatuan
yang padu. Artinya, tidak boleh disisipi kata lain.
Predikat klausa berupa frasa verbal berbentuk ( V intransitif + preposisi + N), kedudukan
preposisi dalam struktur verbal tersebut bersifat wajib.
Klausa gadis yang paling cantik itu termasuk klausa terikat, apabila kata yang dalam
klausa itu dihilangkan maka terjadi klausa yang tidak baku.
Klausa intransitif adalah klausa yang mengandung kata kerja intransitif (kata kerja yang
tidak membutuhkan objek).
21
8. Penambahan Kata “untuk” dalam Klausa Pasif
Klausa pasif adalah klausa yang subjeknya berperan sebagai penderita. Seringkali klausa
tersebut disisipi kata untuk sehingga menjadi klausa tidak baku.
Setiap klausa yang membandingkan dua hal atau benda digunakan preposisi daripada.
Klausa medial adalah klausa yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku maupun
sebagai penderita.Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja aktif.
Klausa rancu disebabkan susunannya atau struktur rancu. Ada pula klausa yang menjadi
1. pada tangan dipakai topeng gelang dan sapu tangan (halaman 44)
Analisis:
Contoh tersebut merupakan kesalahan berbahasa dalam bidang klausa. Klausa menjadi
rancu karena pilihan diksi yang tidak tepat.
Perbaikan:
tangannyamemakai gelang dan sapu tangan
2. tanyakan pada orang tuamu apa manfaatnya menyaksikan pertunjukkan tari (halaman 46)
Analisis:
Manfaatnya merupakan kesalahan berbahasa bidang klausa yang disebabkan pengaruh
Bahasa Ibu.
Perbaikan:
tanyakan pada orang tuamu apa manfaat menyaksikan pertunjukkan tari
22
3. dia adalah seorang raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir (halaman 48)
Analisis:
Contoh tersebut merupakan kesalahan berbahasa bidang klausa karena penambahan kata
kerja bantu “adalah” dalam klausa ekuasional.
Perbaikan:
dia seorang raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir
5. struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya
(halaman 50)
Analisis:
digunakannya merupakan kesalahan berbahasa bidang klausa yang disebabkan pengaruh
BahasaIbu.
Perbaikan:
struktur berpikir yang dapat digunakan dalam kehidupan sosial dan akademik
23
1) Untuk menyatakan keterangan tempat asal sesuatu
2) Untuk menyatakan asal sesuatu dibuat
3) Untuk menyatakan keterangan sebab
4) Untuk menyatakan bahwa sesuatu merupakan anggota dari satu kelompok
5) Dipakai bersama-sama kata tergantung membentuk ungkapan tetap
6) Untuk menyatakan kekhususan atau pembatasan suatu masalah atau hal
7) Untuk menyatakan alasan
Penggunaan kata dari yang menyatakan milik dapat berhubungan langsung dengan
sesuatu yang dimiliknya. Akan tetapi, dalam kalimat “Ayah dari ibu sudah sangat tau” tidak
dapat dihilangkan karena akan menguburkan makna kalimat tersebut.
1) Sebagai pengantar keterangan tempat (pengganti di) untuk orang atau binatang.
2) Sebagai pengantar keterangan waktu.
3) Bersama-sama dengan kata tertentu membentuk suatu ungkapan dengan arti menurut
4) Dipakai bersama-sama dengan kata bergantung.
Pemakaian kata pada sering bertukar tempat dengan kata depan di.
Kata kepada digunakan untuk mengantar objek tak langsung dalam suatu kalimat. Kata
kepada tidak boleh digunakan untuk mengantar objek penyerta atau objek berkepentingan
dalam kalimat yang predikatnya berupa kata kerja aktif transitif dan maknanya melakukan
pekerjaan untuk orang lain. Fungsi lain yang dimiliki kata depan kepada yaitu untuk
mengantarkan objek dalam suatu kalimat yang predikatnya berupa kata sifat. Dalam hal ini
kata kepada sama dengan terhadap dan akan.
24
e. Pemakaian Kata Untuk
Fungsi kata untuk adalah menyatakan keterangan tujuan dari suatu perbuatan atau
tindakan. Fungsi lain dari kata untuk adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengantar objek penyerta. Dalam hal ini kata untuk berarti demi.
2) Kata untuk tidak boleh mengikuti kata kerja transitif yang berakhiran kan.
3) Dipakai untuk mengantar objek berkata depan, yang maknanya sama dengan terhadap.
Bentuk penyimpangan kata untuk dalam kalimat sebagai berikut:
1) Dipakai di antara dua kata kerja yang letaknya berurutan dan keduanya dapat
berhubungan langsung.
2) Dipakai sebagai pengantar subjek dalam kalimat.
Kalimat Tidak Baku
Sebuah kalimat yang tidak baku dapat dilihat dari dua segi, pertama, dilihat dari
bentuknya, kalimat ini tidak memenuhi persyaratan sebagai sebuah kalimat. Kedua,
dilihat dari isinya, kalimat ini tidak mampu menjadi sarana komunikasi yang baik atau
sempurna.
Perbaikan:
25
tampil untuk mewakili merupakan kesalahan berbahasa bidang sintaksis. Pemakaian kata
untuk di antara dua kata kerja yang letaknya berurutan dan keduanya dapat berhubungan
langsung menjadikan kalimat tidak efektif.
Perbaikan:
3. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.(halaman x)
Analisis:
Perbaikan:
4. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-ciri umum
tersebut (halaman 5)
Analisis:
Perbaikan:
Benda mati berbeda dengan benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-ciri umum
tersebut.
5. Dan bagaimana menjawab soal ujian SIM C dengan benar. (halaman 56)
Analisis:
Perbaikan:
26
Dan cara menjawab soal ujian SIM C dengan benar.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan, masih banyak kesalahan berbahasa yang
penulis temukan. Data kesalahan berbahasa terbanyak ditemukan dalan tataran linguistik
bidang frasa. Kesalahan terjadi tidak hanya pada bahasa tulis, tetapi juga bahasa lisan.
B. Saran
Berbagai kesalahan berbahasa yang sekarang sudah dianggap lazim dan menjadi
kebiasaan perlu di ubah. Kesadaran akan pentingnya memahami dan menerapkan pemakaian
bahasa Indonesia yang baik perlu dilakukan sejak dini.
27