Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PENDAHULUAN

Kelenjar tiroid merupakan salah satu organ dari sistem endokrin yang
berfungsi untuk mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan tubuh
agar optimal, merangsang konsumsi oksigen pada sel tubuh, mengatur
metabolisme lemak dan karbohidrat, serta mengatur pertumbuhan normal. Fungsi
tiroid diatur oleh Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang dihasilkan oleh lobus
anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar tiroid secara embriologi tumbuh dari
invaginasi dasar faring yaitu pada minggu keempat kehamilan, bermigrasi ke
kaudal dan bergabung dengan sebagian kantong faring keempat, serta menetap di
daerah leher.1
Kista tiroid adalah kelainan yang relatif sering ditemukan pada tiroid. Kista
tiroid merupakan nodul yang berisi cairan, dan merupakan diferensiasi dari sel
sisa parenkim tiroid. Diagnosis penyakit ini dibuat berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium, biopsi aspirasi jarum halus, dan
ultrasonografi (USG) sebagai pemeriksaan penyaring terhadap golongan resiko
tinggi untuk menemukan keganasan tiroid.1 Pada pemeriksaan fisik (palpasi) 4-
8% kista tiroid dapat ditemukan, dan 40% dengan menggunakan ultrasonografi,
serta 50% kasus kista tiroid ditemukan pada pemeriksaan patologi autopsi.2
Sebuah studi prospektif mengemukakan bahwa kista tiroid lebih banyak
ditemukan pada wanita dengan rasio perbandingan antara wanita dan laki-laki
yaitu 10:1.3
Terapi bedah dapat dilakukan bila ukuran kista tiroid besar, dengan risiko
tindakan operatif ini adalah trauma pada nervus laringeus superior dan nervus
laringeus rekuren. Komplikasi yang paling ditakutkan dalam melakukan tindakan
bedah pada kista tiroid yaitu kelumpuhan pita suara sampai obstruksi jalan nafas
atas.1

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Embriologi dan Anatomi Kelenjar Tiroid


3.1.1 Embriologi Kelenjar Tiroid
Pada masa embrional minggu keempat, kelenjar tiroid mulai terbentuk dari
penebalan entodermal (diverticulum tiroid) pada dasar primitif faring, dan
terhubung dengan foramen sekum oleh duktus triglosus. Kemudian, pada masa
embrional minggu ketujuh, kelenjar tiroid sudah turun dan posisi terakhirnya
berada di ventral trakea, setingkat vertebra servikal C5, C6 dan C7 serta vertebra
torakal T1, sedangkan duktus triglosus rudimenter kadang masih tersisa, yang
kemudian bisa kita jumpai sebagai lobus piramidalis, yang terletak di isthmus
menuju hioid (50%). Kelenjar tiroid janin secara fungsional mulai mandiri pada
minggu ke-12 masa kehidupan intrauterin, dan pada minggu ini folikel tiroid
pertama mulai terisi koloid.4

3.1.2 Anatomi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu yang terletak tepat di bawah kartilago
tiroid, terdiri dari dua lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh ismus tiroid,
letaknya menutupi cincin trakea 2 dan 3. Pada orang dewasa beratnya bervariasi
antara 25-30 gram. Kelenjar lain di tiroid yaitu 2 pasang kelenjar paratiroid,
sepasang menempel di belakang kelenjar tiroid bagian superior dan sepasang lagi
di bagian medius.1
Kelenjar tiroid kaya vaskularisasi, yaitu yang berasal dari empat sumber,
arteri karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri,
kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, dan cabang arteri brakialis. Kadang
kala dijumpai arteri tiroidea ima, cabang trunkus brakiosefalika, yang sering secara
tidak sengaja terpotong pada saat trakeostomi.4

Gambar 3.1 Aliran arteri kelenjar tiroid. Sumber: Diagnostik


dan pelaksanaan kista tiroid, 2011

Adapun sistem venanya terdiri atas vena tiroidea superior, yang berjalan
bersama arterinya; vena tiroidea media, yang berada di lateral dan berdekatan
dengan arteri tiroidea inferior, dan vena tiroidea inferior yang berada dalam satu
arah dengan arteri tiroidea ima (jika ada).4
Gambar 3.2. Aliran vena kelenjar tiroid. Sumber: Diagnostik
dan pelaksanaan kista tiroid, 2011
Terdapat dua saraf yang mensarafi laring dengan pita suara (plica vocalis),
yaitu nervus rekurens dan cabang nervus laringeus superior. Fungsi motorik dari
nervus laringeus rekuren untuk pergerakan pita suara.1,4

Gambar 3.3 Persyarafan kelenjar tiroid. Sumber: Diagnostik


dan pelaksanaan kista tiroid, 2011
Arteri tiroidea inferior adalah lanmark penting untuk mengidentifikasi
nervus laringeus rekuren karena letaknya berdekatan, meskipun ada variasi
anatomi. Kornu inferior dari kartilago tiroid juga berfungsi sebagai lanmark,
dimana nervus laringeus rekuren terletak 0,5 sentimeter dibawahnya.4

3.2 Kista Tiroid


3.2.1 Definisi
Kista tiroid adalah nodul yang berisi cairan, dan umum ditemui. Kista
tiroid kebanyakan adalah lesi jinak yang biasanya tidak menerima pengobatan
bedah, namun tindakan bedah perlu dipertimbangkan bila ukuran kista cukup
besar. Secara konvensional, untuk membedakan lesi jinak dan ganas pada kista
tiroid dapat dilakukan dengan aspirasi jarum halus sitologi. Akurasi diagnostik
aspirasi jarum halus dengan ultrasonografi tiroid berperan besar dalam penegakan
diagnosis.5,6
3.2.2 Patogenesis
Kista dapat muncul dari infark atau proses destruktif seperti perdarahan
dalam yang sudah ada sebelumnya pada folikel. Mekanisme membesarnya folikel
tiroid pada kista tiroid tidak diketahui, namun setiap proses inflamasi subepitel
atau perdarahan dari folikel tiroid dapat meningkatkan tekanan ruang
perifolikular. Peningkatan tekanan ini dapat mempengaruhi mikrosirkulasi di
daerah subepitel.6
Kista tiroid dengan beberapa septa adalah hal yang tidak biasa, kista ini sulit
dibedakan dengan tumor nekrosis atau pertumbuhan septa dari dinding kista.
Mekanisme yang mungkin terjadi yaitu adanya pengelompokan folikel tiroid diikuti
oleh fibrosis degenerasi. Dalam tumor tiroid baik jinak maupun ganas,
keseimbangan antara proliferasi sel dan kematian sel penting untuk
mempertahankan homeostasis jaringan. Necrosis disebabkan oleh suplai darah yang
relatif cukup tetapi tidak bisa mempertahankan pertumbuhan replikasi neoplasia.6

Jinak Ganas
Batas Teratur Tak teratur
Tegas Tak tegas
Konsistensi internal Homogen Inhomogen
Multipel Tunggal
Penampak lesi Kistik campur solid Solid
Halo Komplit Negatif
Pola eko Anekoik, hiperekoik Hipoekoik
Kalsifikasi Tersebar, besar (kulit telur) Tersebar, kecil (bintang)

Gambar 3.6. Gambaran USG tiroid kanan (laki-laki, 45 tahun) dengan kista
sederhana memperlihatkan batas teratur-tegas dan anekoik. Sumber:
Application of ultrasonography in thyroid cyst, 2007

3.2.3.3 Skintigrafi
Skintigrafi atau radionuklide scanning dengan iodine atau tehnetium
adalah prosedur diagnostik standar. Dasar pemeriksaan skintigrafi adalah
persentase uptake dan distribusi yodium radioaktif dalam kelenjar tiroid. Pada
pemeriksaan ini dapat dilihat besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta
distribusinya dalam kelenjar. Ada tiga macam radioisotop yaitu I123, I131 dan
Tc-99m pertechnetate. Zat radioaktif I123 lebih banyak digunakan untuk evaluasi
fungsi tiroid, sedangkan Tc-99m pertechnetate lebih digunakan untuk evaluasi
anatominya. 1

3.2.4 Tatalaksana
Pemakaian ultrasonografi tiroid menimbulkan perubahan modalitas terapi
untuk kista tiroid, dimana sebelumnya banyak kista yang didiagnosis dan diobati
dengan operasi. Selain ultrasonografi, observasi, aspirasi ulang, terapi hormon
tiroid dan skleroterapi, laser fotokoagulasi dan perawatan bedah adalah metode
utama untuk mengobati kista tiroid. Sebelum menentukan pengobatan non-bedah
untuk kista tiroid, diagnosis pasti sebagai kista jinak sangat penting. 6
Sebuah studi dengan pengobatan tetrasiklin hidroklorida dilakukan pada
sembilan pasien dengan aspirasi ulangan kista dan setelah rata-rata 40 bulan masa
tindak lanjut, tujuh dari semua pasien kista benar-benar sembuh. Tingkat respon
43-95 % untuk pengobatan tetrasiklin. 6
Sebuah studi double-blind acak dilakukan pada 66 pasien kista berulang
dan kista tirod jinak dengan membandingkan pemberian etanol dengan saline
isotonik, dengan tingkat kesembuhan 18-64 % pada kedua kelompok. Khasiat
injeksi etanol perkutan untuk mengobati kista tiroid telah terbukti unggul dalam
pengobatan kista. Prosedur yang murah dan dengan kepatuhan pasien tinggi,
memberi efek jangka panjang dalam pengobatan kista dengan ukuran lebih besar
dari 40ml. Berbeda dengan skleroterapi tetrasiklin, asam klorida ( pH 1.0 ) telah
digunakan untuk mengobati kista tiroid, dimana asam klorida tidak menunjukkan
keuntungan lebih dari injeksi etanol. 6
Kekambuhan setelah dua kali aspirasi cairan kista, keganasan pada aspirasi
sitologi, atau kista dengan ukuran lebih besar dari 3 cm merupakan indikasi untuk
dilakukan bedah pengangkatan kista. Komplikasi yang sering ditemukan pada
operasi tiroid adalah hematom leher pada 0,3%-3% kasus, kelumpuhan nervus
laringeus rekuren sementara pada 1-5% kasus, kelumpuhan nervus laringeus
permanen sebanyak 1% kasus. Apabila nervus laringeus rekuren rusak satu sisi
akan menyebabkan disfoni sedangkan pada kedua sisi mengakibatkan hilangnya
suara dan obstruksi dari saluran nafas sehingga memerlukan intubasi dan
trakeostomi. Nervus laringeus superior mempersarafi lobus atas tiroid, kerusakan
dari nervus ini tidak menyebabkan gangguan suara yang terlalu besar. Komplikasi
yang paling berat adalah krisis tiroid sebagai komplikasi tiroidektomi, dengan
gejala takikardi, demam, mual dan muntah, gelisah, perubahan mental bahkan
sampai koma.1,6
Gambar 3.9. Alur penatalaksanaan kista tiroid. Sumber: Application of
ultrasonography in thyroid cyst, 2007

Injeksi etanol perkutan adalah pengobatan yang dianjurkan untuk kista


tiroid oleh American Association of Clinical Endocrinologists. Skleroterapi bukan
modalitas terapi rutin dan merupakan "terapi invasif" yang membawa risiko dan
komplikasi. 6

BAB IV
KESIMPULAN

Pasien yang berama Mira Handayani (20 tahun) datang ke RSUD Raden
Mattaher dengan rujukan Puskesmas setempat. OS mengeluh terdapat benjolan di
leher kanan yang muncul sejak 2 bulan yang lalu, disfagia (-), mual (-), muntah (-
), nyeri (-), keringat berlebih (-), berdebar (-), mata menonjol (-), tremor (-), dan
penurunan berat badan (-). OS tidak pernah mengalami gejala serupa sebelumnya.
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik pada OS. Dokter telah melakukan
pemeriksaan laboratorium berupa darah rutin dan kimia darah, selanjutnya dokter
menganjurkan pemeriksaan darah kembali untuk melihat T3, T4, dan TSH. Juga
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan aspirasi jarum halus untuk menentukan
nodul tersebut jinak atau ganas. Tindakan bedah akan dilakukan bila kista
berukuran lebih dari 3 cm.
USG tiroid menunjukkan adanya kista intra lobus bersepta pada tiroid
kanan, kalsifikasi (-), KGB leher (-), sehingga dapat disimpulkan bahwa OS
mengalami kista tiroid.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahman S, Nelvia T. Diagnosis dan Penatalaksanaan Kista Tiroid. 2011


(Diakses 04 April 2016). Diunduh dari : URL:
http://www.repository.unand.ac.id

2. Reading C, Charboneau W, Hay D, etall. Sonography of Thyroid Nodules.


Vol.21, No.3. 2005 September (Diakses 04 April 2016). Diunduh dari :
URL: http://www.researchgate.net

3. Prajapati B, Patel N, Kedia K, etall. Thyroid Cyst: Apiration as Modality


of Treatment in Physiological Cyst. Vol.1(10), No.3. 2013 Desember
(Diakses 04 April 2016). Diunduh dari : URL: http://www.ent-journal.com

4. Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ketiga. Jakarta : EGC;


2010. Hal.802-800

5. Sánchez A, Peralta S, Curulla V. Thyroid Cyst Diagnosed by


Endobronchial Ultrasound-guided Transbronchial Needle Aspiration in a
Patient With Lung Cancer. 2013 (Diakses 04 April 2016). Diunduh dari :
URL: http://www.archbronconeumol.org

6. Lin J, Huang B, Hsueh C. Application of Ultrasonography in Thyroid


Cysts. Vol 15(2). 2007 (Diakses 04 April 2016). Diunduh dari : URL:
http://www.download.journals.elsevierhealth.com

7. Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta : Balai


Penerbit FKUI; 2009. Hal. 535-528

8. Malueka G. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta: Pustaka Cendekia ; 2008.


Hal.169

9. Thyroid Ultrasound Workshop 16th Annual Mayo Clinic Endocrine


Course. 2013 January (Diakses 04 April 2016). Diunduh dari : URL:
http://www.mayo.edu

Anda mungkin juga menyukai