Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

ISI
3.1. Pengenalan :

Sintong panjaitan merupakan salah satu seorang perwira terbaik yang pernah dimiliki
dalam Negara. Sejak lulus sebagai perwira muda dari AMN (Akademik Militer National) pada
tahun 1963, sintong panjaitan sering ditugaskan di beberapa pos berisiko berat. Sebagai prajurit
yang penuh tanggung jawab, ia pun melaksanakan tugasnya dengan prestasi nyaris tanpa cacat.ia
adalah seorang prajurit yang mempunyai dedikasi tinggi pada Negara dan kesatuannya.
Priakelahiran tarutung, Sumatra utara ini, memang tidak sepopuler dibandingkan tokoh dari TNI
AD lainnya, seperti Prabowo Subianto.

3.2. Pengungkapan Peristiwa

Ketika mengisahkan pengalamannya saat terjadi insiden santa cruz di dili timor timur,
pada November 1991, Sintong Panjaitan menerima laporan bahwa disekitar pemakaman terdapat
tentara tanpa tanda pengenal kesatuan yang juga melakukan penembakan terhadap massa yang
melakukan demonstrasi. Lantas siapakah tentara tentara itu? Apa perintah operasi mereka/
sintong sekalipun tidak akan bisa menjawabnya karena ia bukanlah saksi mata.

3.3. Menuju Konflik

Menurut sintong panjaitan meletusnya tragedy penembakan berdarah di pemakaman


santa cruz tidak lepas dari kebijakan pemerintah pusat di Jakarta. Dalam analisisnya ia
mengatakan bahwa semua itu tidak lepas dari kebijakan presiden soeharto. Keberhasilan operasi
territorial selama satu setengah tahun, mendorong presiden soeharto memutuskan bahwa timor
timur dinyatakan sebagai daerah terbuka seperti 26 provinsi lainnya. Sebagaimana diketahui
sebelum peristiwa berdarah itu terjadi pemerintah pusat sedang gencar melakukan pembangunan
disegala bidang, perbaikan jalan dari rumah sakittidak segan segan dibangun di timor timur.

3.4. Puncak Konflik

Sintong panjaitan mengaggap bahwa keputusan presiden soeharto pada tahum 1990itu
tergesa-gesa. Sebab, tersebut menimbulkan gejolak social yang mengrah perpecahan di
masyarakat membanjirinya pendatang di timor timur menimbulakan bibit pendatang yang
bersifat SARA. Sebab, keputusan tersebut menimbulkan gejolak social yang mengarah pada
perpecahan di kalangan penduduk asli timor timur telah muncul perasaan tidak senang dengan
kedatangan suku Makassar dan bugis yang dianggap sebagai kelompok “penghisap” baru dan
menghambat kehidupan ekonomi mereka. Di tambah dengan banyaknya peristiwa tidak
mengenakkan sebelumnya yang dialami masyarakat timor timur, keinginan untuk melepaskan
diri dari Indonesia semakin menguat. Kondisi social politik masyarakat timor timur saat itu mirip
jerami kering yang siap dibakar.

3.5 Penyelesaian

Pemerintah Indonesia pun mengumumkan akan menawarkan otonomi kepada timor


timur. Jika rakyat timor timur menolak tawaran itu, maka Indonesia akan menerima pemisahan
diri timor timur dari republic Indonesia. Menanggapi keputusan Indonesia ini, pihak- pihak
sebelumnya terlibat dalam pembicaraan segitiga, kemudian menyepakati persetujuan new York
yang mencakup masalah teknis dan substansi jajak pendapat. Rakyat diminta memilih apakah
timor timur tetap menjadi bagian dari Indonesia ataukah timor timur mrnjadi Negara merdeka.
Jajak pendapat di timor timur yang berakhir dengan kemenangan di pihak pro kemerdekaan
timor timur.

3.6. Koda

Dari segala insiden dan peristiwa yang dialami sintong panjaitan dan dari keberhasilan
keberhasilan yang diraih, akhirnya surat ia terpilih menmpati posisi yang dikemudian hari
menjadikannya prajurit professional yang dikagumisekaligus disegani. Akan tetapi prestasi
gemilang sering meberikan dua sisi yang berbeda, pertama, kesuksesan kemungkinan seseorang
menapaki karier tertinggi. Kedua, kecemerlangan dapat menimbulkan “gangguan”bagi orang lain
yang tidak menyukainya sepertinya sisi kedua itulah yang menimpa sintong panjaitan, sehingga
ia terpaksa berhenti ketika karier militernya sedang meroket.
BAB 1
IDENTITAS BUKU
JUDUL : Sang Prajurit Pemberani

PENULIS : Kaka Alvian Nasution

CETAKAN : Pertama

PENERBIT : Laksana

JENIS BUKU : Non- Fiksi (Sejarah)

ISBN : 978-602-407-265-0

TEBAL BUKU : 208 Halaman

Anda mungkin juga menyukai