Anda di halaman 1dari 10

Worle Breakdown Structure

Konstruksi Gedung rangka Beton

Pemilihan Perencanaan Material Manajemen Keamanan Peralatan


Tempat
Perencanaan Estimasi
Traktor
Lokasi Manajemen
Supplier
Area Desain Crane

Kontrak
Persetujuan
Konstruksi Lifter
Pemerintah Kuantitas
Provinsi Lantai
Crusher
Pondasi Tiang Baja
Pemerintah
Kota Biaya Kolom
Mixture
Struktur Beton
Balok
Atap Pengecor Buldoser

Bekisting
Kuda-kuda

Ring

Gording
1. Pemilihan Tempat
a. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi proyek membutuhkan pertimbangan yang hati-hati. Di saat manajemen
telah memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya menjadi tetap dan
sulit untuk dikurangi. Keputusan lokasi sering bergantung pada tipe bisnis.
Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk
meminmalkan biaya, sedang untuk bisnis eceran dan jasa professional, strategi yang
digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi
pemilihan gudang ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan kecepatan pengiriman. Secara
umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi
perusahaan.
Pilihan-pilihan yang ada dalam lokasi meliputi:
1. Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada
2. Mempertahankan lokasi sekarang, selagi menambah fasilitas lain dii tempat lain
3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.
Pemilihan lokasi proyek dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini
pada prakteknya berbeda penerapannya bagi satu pabrik dengan pabrik yang lain, sesuai
dengan produk yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dilihat dari
sisi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Faktor primer, yaitu faktor yang harus dipenuhi, bila tidak, maka operasi tidak
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
2. Faktor sekunder, yaitu faktor yang sebaiknya ada, bila tidak operasi masih
dapat diatasi dengan biaya lebih mahal.
b. Pemilihan Area Proyek
Matriks fungsi-entitas menjadi pedoman dalam mengembangkan sistem informasi di
perusahaan. Karena sangatlah sulit untuk mengembangkan seluruh area proyek dalam waktu
yang sama, maka perusahaan harus membuat prioritas untuk memilih area proyek mana
yang akan terlebih dahulu dikembangkan.
Sasaran dari permasalah ini adalah memilih area proyek yang akan dibangun terlebih
dahulu dengan memperhatikan kriteria-kriteia sebagai berikut: benefit dengan subkriteria
pencapaian faktor kunci keberhasilan, pencapaian sasaran, solusi terhadap masalah;
permintaan dengan subkriteria tekanan permintaan dari pimpinan, kebutuhan; dampak
organisasional; kesuksesan dengan subkriteria derajat kompleksitas, panjang proyek,
prasyarat, resiko; kebutuhan sumber dengan kriteria kebutuhan dana, ketersediaan analis.
Sementara alternatifnya adalah tujuh area bisnis yang telah disebutkan di atas.
c. Persetujuan
Beberapa proyek dan industri mempunyai aturan-aturan administratif hukum yang
dikeluarkan oleh instansi terkait seperti
1. Undang-undang RI No. 18, Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan lain sebagainya,
diterbitkan melalui Keputusan Presiden dan Menteri dari Departemen Pekerjaan Umum.
2. Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
3. Keputusan Presiden RI No. 61 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden
RI No. 80 Tahun 2003.
4. Undang-undang RI No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan Tol serta Peraturan Pemerintah RI
No. 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol sebagai petunjuk pelaksanaannya yang diterbitkan
melalui Keputusan Presiden dan instansi PT. Jasa Marga sebagai badan hukum dari wakil
pemerintah
5. Undang-undang RI No. 38, Tahun 2004 tentang Jalan
6. Undang-undang RI No. 4, Tahun 1997 serta Peraturan Pemerintah No. 23 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai petunjuk pelaksanaannya yang diterbitkan
melalui Keputusan Presiden dan instansi terkait Kementrian Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Jenis Rencana Usaha dan Kegiatan Kerja Yang Wajib
Dilengkapi dengan AMDAL diputuskan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup pada
PP No. 17 Tahun 2001.
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 195/KPTS/1989 mengenai Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
8. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum No. 1/IN/M/1990, mengenai Pelaksanaan Kampanya
Keselamatan Dan Ksehatan Kerja (K3) di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
9. Undang-undang RI No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
2. Perencanaan
a. Perencanaan majaemen
Merupakan serangkaian aktifitas yang dilakukan untuk mencapai hasil tertentu. Pada tiap
fase dari siklus hidup proyek“lifecycle” terdiri atas sejumlah aktivitas. Yang terdiri atas 5
proses yang saling berhubungan, diantaranya :
1) Proses inisiasi proyek
Pada proses ini proses inisiasi mencakup pengenalan dan fase dari sebuah proyek,
dan beberapa organisasi membuat business case tujuannya adalah menyeleksi dan
memulai proyek secara formal. Beberapa outcome dari proses ini yaitu : Penugasan
manajer proyek, identifikasi stakeholder, business case : dokumen berisikan alasan
inisiasi proyek investasi beserta cost benefit analysis, dan project charter serta
penandatangan.
2) Proses perencanaan proyek
Mencakup kesembilan knowledge area tujuannya adalah sebagai panduan dalam
pelaksanaan proyek.Beberapa contoh keluaran dari proyek ini : dokumen kontrak tim,
pernyataan tentang ruang lingkup proyek, Work Breakdown Structure (WBS), jadwal
proyek dalam bentuk Gantt Chart, berikut semua dependencies & resources yang
dibutuhkan, daftar resiko
3) Proses eksekusi proyek
Proses yang paling banyak membutuhkan waktu dan sumderdaya sehingga manajer
proyek membutuhkan kemampuan kepemimpinan untuk mengatasi tantangan pada saat
eksekusi proyek dan selama eksekusi, pembuatan laporan milestone dapat membantu
pada proses pembuatan project manager.
4) Proses pengawasan dan pengontrolan proyek
Proses yang mempengaruhi seluruh kelompok proses serta lifecylce proyek.
Aktivitasnya melingkupi : mengukur kemajuan proyek, memonitor penyimpangan
terhadap rencana, dan pengambilan corrective action sebagai penyesuaian kemajuan
saat ini terhadap apa yang sudah direncanakan. Keluaran berupa : laporan peforma,
laporan permintaan perubahan dan laporan update terhadap planning
5) Proses penutupan proyek
Bagaimana memperoleh penerimaan stakeholder dan pengguna trhadap hasil akhir
produk/layanan, meskipun tidak selesai proyek harus ditutup secara formal. Keluaran
proyek berupa : laporan akhir proyek, dan persentasi kepada sponsor/ manajemen
senior.
b. Perencanaan Desain
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas
proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan
disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek
berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat
dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan,
communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
c. Perencanaan Konstruksi
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk
memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan
proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi
project plan akan dieksekusi.
d. Perencanaan Biaya
Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang merupakan dasar
untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas proyek tersebut. Pengembangan dari hal
tersebut diantaranya adalah fungsi dari estimasi biaya, anggaran, aliran kas, pengendalian
biaya, dan profit proyek tersebut (Chandra, et al., 2003).
Estimasi biaya konstruksi memberikan indikasi utama yang spesifik dari total biaya
proyek konstruksi. Estimasi biaya (cost estimate) digunakan untuk mencapai suatu harga
kontrak sesuai persetujuan antara pemilik proyek dengan kontraktor, menentukan anggaran,
dan sekaligus mengendalikan biaya proyek.
Anggaran (budget) suatu proyek merupakan rangakaian biaya, atau target uang yang
diperlukan untuk biaya material, pekerja, subkontraktor, dan total biaya proyek. Dari sudut
keuangan anggaran ini harus realistis jika dibandingkan dengan pengeluaran biaya aktual
dari proyek tersebut.
Anggaran merupakan perencanaan financial dari suatu kontrak secara keseluruhan dan
digunakan untuk menghitung aliran kas (cash flow) yang cair dalam setiap periode kontrak.
Gagasan dari pengendalian biaya dan waktu berdasarkan pada perbandingan antara
kinerja yang direncanakan dengan kinerja yang aktual. Informasi biaya aktual dari suatu
proyek harus layak, pembengkakan biaya harus dideteksi, kecenderungan dapat dianalisa,
dan manajemen dapat mempertanyakan apabila ada biaya saat ini atau biaya penyelesaian
proyek yang keluar dari kontrol.
Pengendalian biaya proyek adalah sebuah proses pengendalian biaya yang dikeluarkan
dalam suatu proyek, mulai dari saat gagasan pemilik untuk membuat suatu proyek sampai
saat pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan saat pembayaran terakhir dilakukan (Chandra,
et al., 2003).
Dalam suatu proyek konstruksi, pengendalian biaya proyek mempunyai tiga tujuan
(Pilcher, 1992), yaitu:
1. Memberikan peringatan dini terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang sesuai
dengan kontrak, apabila terjadi hal-hal yang tidak ekonomis atau biaya di luar / melebihi
anggaran.
2. Memberikan umpan balik pada estimator yang bertanggung jawab terhadap penawaran
harga tender, baik pada saat ini maupun pada tender mendatang hingga dapat memberikan
harga yang lebih realistis.
3. Memberikan data nilai varian yang terjadi selama proyek berlangsung.

3. Material
Teknik Material Requirement Planning (MRP, Perencanaan Kebutuhan Material)
digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang dependent
(bergantung) kepada item-item pada level yang lebih tinggi. Kebutuhan pada item-item yang
bersifat dependent merupakan hasil dari kebutuhan yang disebabkan oleh penggunaan item-
item tersebut dalam memproduksi item yang lain, seperti dalam kasus di mana raw material
(bahan baku) dan komponen assembling yang digunakan untuk memproduksi finished goods
(barang jadi). Contoh – Mobil Ford Explorer. Demand mobil Ford untuk radiator dan ban mobil
terkait pada produksi Explorer. Empat ban dan satu radiator diperlukan untuk setiap Explorer.
Demand untuk item dikatakan dependent di saat hubungan antar item dapat ditentukan. Oleh
karena itu, ketika manajemen menerima sebuah order atau membuat demand forecast untuk
produk yang akhir, jumlah yang diperlukan untuk semua komponen dapat dihitung, karena
semua komponen adalah dependent item.
Contoh - manajer produksi Boeing Aircraft yang menjadwalkan produksi pesawat terbang
per minggu, mengetahui kebutuhan hingga ke paku keling terakhir. Untuk produk apapun,
semua komponen yang berkaitan dengan produk tersebut merupakan dependent demand
item.Sifat kebutuhan yang dependent tersebut terjadi secara lumpy karena adanya penerapan
jadwal produksi berdasarkan lot-lot. Meskipun item-item yang bersifat dependent mungkin
dibutuhkan secara kontinu, item-item tersebut lebih ekonomis bila diproduksi secara lot.
Lumpy demand merupakan pola yang tidak teratur dan tidak kontinu, di mana sejumlah besar
permintaan dibutuhkan pada suatu waktu dan hanya sedikit ataupun tidak sama sekali pada
suatu waktu yang lain.
4. Manajemen
Manajemen sebuah proyek harus di pandang sebagai sebuah pekerjaan sekali waktu.
Sedangkan kata "proyek" bermakna sebuah pekerjaan besar yang sangat besar
kemungkinannya tidak terulang pada waktu jangka tertentu di masa depan. Suatu kesalahan
akan sangat mahal, sehingga sangat diingin-kan untuk melaksanakan tahap demi tahap
pekerjaan itu tanpa kesalahan. Ini sangat kontras dengan manajemen produksi di mana anda
punya banyak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan seperti rancangan, segi-
segi operasi produksi, pada waktu produksi berikutnya. Artinya manajemen produksi bersifat
repetitif (berulang), sedangkan manajemen proyek adalah sekali saja, khusus untuk suatu
proyek.
Perencanaan proyek Infrastruktur dari berbagai sudut pandang kurang lebih memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Bagi Project Manager:
a. untuk menggambarkan status proyek kepada manajer senior dan stakeholder,
b. untuk merencanakan aktivitas tim proyek.
2. Bagi anggota Tim Proyek: untuk memahami konteks pekerjaan.
3. Bagi Manajer Senior:
a. untuk memastikan apakah biaya dan waktu yang dialokasikan masuk akal dan
terkendali,
b. untuk melihat apakah proyek dilaksanakan secara efisien dan cost effective.
4. Bagi Stakeholder:
a. untuk memastikan apakah proyek masih berada pada jalurnya,
b. untuk memastikan kebutuhan mereka sedang diakomodir oleh proyek.
Project Schedule atau jadwal proyek dibuat oleh project manager untuk mengatur manusia
di dalam proyek dan menunjukkan kepada organisasi bagaimana pekerjaan (proyek) akan
dilaksanakan. Ini adalah alat untuk memantau (bagi project manager) apakah proyek dan tim
masih terkendali atau tidak. Project schedule berbentuk kalender yang dihubungkan dengan
pekerjaan yang harus dikerjakan dan daftar resource yang dibutuhkan. Sebelum jadwal dibuat,
WBS harus terlebih dahulu ada, jika tidak maka jadwal tersebut akan terkesan mengada-ada.
Untuk membuat project schedule, ada beberapa software yang bisa dijadikan pilihan.
Pilihan software yang gratis dan open source antara lain: Open Workbench, dotProject,
netOffice dan Tutos. Beberapa hal perlu diperhatikan ketika membuat project schedule, seperti:
1. Alokasi resource pada tiap pekerjaan, Resource bisa berupa berbagai hal seperti manusia,
barang, peralatan (komputer, proyektor, dll), tempat (ruang rapat, misalnya) atau layanan
(seperti training atau tim pendukung out source) yang dibutuhkan dan mungkin
ketersediaannya terbatas. Bagaimanapun juga resource yang utama adalah manusia. Pertama,
project manager akan mengalokasikan orang-orang tertentu untuk suatu pekerjaan. Kemudian,
selama pekerjaan tersebut berlangsung, orang tersebut mungkin menjadi terlalu sibuk sehingga
tidak bisa dialokasikan untuk pekerjaan lainnya. Perhatikan bahwa pemilihan pelaku perlu
disesuaikan dengan kemampuan dan berbagai hal lain karena ada pekerjaan yang dapat
dilakukan oleh siapa saja, tetapi umumnya pekerjaan hanya dapat dikerjakan oleh satu atau
beberapa orang saja.
2. Identifikasikan setiap ketergantungan, Sebuah pekerjaan disebut memiliki ketergantungan
jika melibatkan aktivitas, resource atau work product yang dihasilkan pekerjaan/aktivitas lain.
Contoh: test plan tidak mungkin dilaksanakan selama software belum
diimplementasikan/ditulis, program baru dapat ditulis setelah class atau modul dibuat dan
dideskripsikan pada tahapan desain. Tiap pekerjaan pada WBS perlu diberi nomor, dengan
angka tersebut bergantung pada nomor pekerjaan syaratnya. Berikut ini adalah sedikit
gambaran tentang bagaimana suatu pekerjaan menjadi tergantung pada pekerjaan lainnya.

5. Keamanan
Keamanan proyek merupakan kegiatan pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dari proses
pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek. Hal ini karena keamanan proyek sangat perlu fungsi
dalam keselamatan material, peralatan, serta tugas di dalam kaitannya dengan ganngguan-
gangguan seperti pencurian, pemerasan, penggabungan, atau lainnya.
Lingkungan proyek yang aman akan sangat mempengaruhi kelancaran proses penyelesaian
suatu pekerjaan. Oleh karena itu, setiap personil proyek keamanan atau satpam harus
bertanggung jawab dan bertanggung jawab serta wewenang yang diembannya. Selain itu,
mereka harus menyelesaikan prosedur-prosedur tetap (protap) atau tahapan-tahapan dalam
menjalankan tugas pengamanan selama masa kerja, masa pemeliharaan dan Serah Terima
Kedua. Semua ketentuan, prosedur, dan tahapan dalam setiap kegiatan pengamanan ini
diuraikan dalam buku manual yang disebut SOP (Prosedur Operasi Standar).
6. Peralatan
1. Peralatan Besar
Beberapa contoh peralatan besar yang sering digunakan yaitu:
 Crane (Tower Crane, Mobile Crane)
 Concrete Hoist (Bucket)
 Concreter Pump (Pompa Kodok)
 Placing Boom
 Concrete Mixer
 Concrete Vibrator
 Gondola
 Passenger Hoist
 Generator
 Air Kompresor
 Water pump
 Mesin las
 Road Roller
 Stamper
 Bar Cutter
 Bar Bender
 Scaffolding (perancah)
 Theodolite
 Waterpass
 Power Trowel
 Tangki Air

2. Peralatan Kecil
Contoh peralatan kecil yang sering digunakan diantaranya:
 Guntik Keramik
 Bor Listrik
 Gegep
 Gergaji
 Palu
 Linggis
 Meteran
 Lampu
 Mesin Serut
 Silinder Beton
 Gurinda
 Ember
 Sekop
 Jidar
 Tang
 Kape
 Kunci Pas
 Gerobak Dorong
 Kuas

Anda mungkin juga menyukai