Definisi pendidikan non formal adalah jalur pendidikan yang bertujuan untuk
mengganti, menambah, dan melengkapi pendidikan formal. Pendidikan ini bisa
diselenggarakan oleh lembaga khusus yang ditunjuk oleh pemerintah dengan
berpedoman pada standar nasional pendidikan. Karena berpedoman pada
standar nasional pendidikan maka hasil dari pendidikan non formal tersebut dapat
dihargai setara dengan pendidikan formal.
Philip H.Coombs
Soelaman Joesoef
negaranya.
Russel Kleis
Suzanna Kindervatter
Philip H.Coombs
Sudjana
Berikut ini manfaat dan peran pendidikan non formal diantaranya yaitu:
1. Sebagai pelengkap pendidikan sekolah
2. Pendidikan non formal berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta
didik dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh
dalam pendidikan sekolah.
3. Pendidikan non formal sebagai pelengkap ini dirasakan perlu oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dan
mendekatkan fungsi pendidikan sekolah dengan kenyataan yang ada di
masyarakat. Oleh karena itu program-program pendidikan non formal pada
umumnya dikaitkan dengan lapangan kerja dan dunia usaha seperti latihan
keterampilan kayu, tembok, las, pertanian, makanan, dan lain-lain.
https://www.pelajaran.co.id/2019/20/pendidikan-non-formal.html
Pengertian Pondok Pesantren
Dari beberapa pendapat diatas tidak dijumpai perbedaan dengan kata lain pandangan
tokoh-tokoh terhadap pondol pesantren memiliki kesamaan yang mana persamaan ini
merujuk pada pendidikan agama islam yang berciri khas pengajian kitab kuning,
pengajian syariat islam, dan ilmu agama.
Dalam penjelasan lain disebutkan Pesantren adalah tempat para santri belajar ilmu
agama islam. Kata pesantren berasal dari kata “santri” yang artinya murid yang belajar
ilmu agama islam. Disebut pesantrian atau pesantren karena seluruh murid yang belajar
atau thalabul ilmi di pesantren disebut dengan istilah santri. Tidak dikenal dengan sebutan
siswa atau murid. Sebutan santri merupakan konsep yang sudah baku, meskipun
maknanya sama dengan siswa, murid, atau anak didik.
Adapun dalam arti yang sempit, santri adalah seorang pelajar sekolah agama. yang
bermukim di suatu tempat yang disebut pondok atau pesantren. Sedangkan dalam arti
yang luas dan yang lebih umum, santri mengacu pada identitas seseorang sebagai
bagian dari bebagai komunitas penduduk jawa yang menganut islam secara konsekuen
yang sembahyang dan pergi ke masjid jika hari jum’at dan sebagainnya.
D. Tujuan Pesantren.
https://kompasmadura.blogspot.com/2016/03/pengertian-pondok-pesantren.html
PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: "aner", dengan akar kata andr,
yang berarti orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina.
andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang
dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan
mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting
dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu
kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru
mengajarkan sesuatu (Learner Centered Training/Teaching).
Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang sudah
memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang
sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam
pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan.
Selain itu, sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan unik,
maka terlepas dari benar atau salahnya, segala pendapat, perasaan, pikiran,
gagasan, teori, sistem nilainya perlu dihargai. Tidak menghargai (meremehkan
dan menyampingkan) harga diri mereka, hanya akan mematikan gairah belajar
orang dewasa. Namun demikian, pembelajaran orang dewasa perlu pula
mendapatkan kepercayaan dari pembimbingnya, dan pada akhirnya mereka harus
mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri. Tanpa kepercayaan diri tersebut,
maka suasana belajar yang kondusif tak akan pernah terwujud.
Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan
pendirian yang berbeda. Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan
dapat mengemukakan isi hati dan isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas,
walaupun mereka saling berbeda pendapat. Orang dewasa mestinya memiliki
perasaan bahwa dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun, mereka
boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh
sesuatu sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, dll).
Keterbukaan seorang pembimbing sangat membantu bagi kemajuan orang
dewasa dalam mengembangkan potensi pribadinya di dalam kelas, atau di tempat
pelatihan. Sifat keterbukaan untuk mengungkapkan diri, dan terbuka untuk
mendengarkan gagasan, akan berdampak baik bagi kesehatan psikologis, dan
psikis mereka. Di samping itu, harus dihindari segala bentuk akibat yang membuat
orang dewasa mendapat ejekan, hinaan, atau dipermalukan. Jalan terbaik
hanyalah diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala hal, sehingga
berbagai alternatif kebebasan mengemukakan ide/gagasan dapat diciptakan.
Dalam hal lainnya, tidak dapat dinafikkan bahwa orang dewasa belajar secara
khas dan unik. Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan yang
terkendali harus diakui sebagai hak pribadi yang khas sehingga keputusan yang
diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi orang lain. Kebersamaan dalam
kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan sangat
membosankan kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu kebenaran
tanpa adanya kritik yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh sebab itu,
latar belakang pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman masa
lampau masing-masing individu dapat memberi warna yang berbeda pada setiap
keputusan yang diambil.
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok
belajar itu. Bagi orang dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan
dan kelemahan dirinya. Dengan demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama
oleh seluruh anggota kelompok dirasakannya berharga untuk bahan renungan, di
mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari orang lain yang persepsinya
bisa saja memiliki perbedaan.
Setiap individu orang dewasa, makin bertambah usianya, akan semakin sukar
baginya belajar (karena semua aspek kemampuan fisiknya semakin menurun).
Misalnya daya ingat, kekuatan fisik, kemampuan menalar, kemampuan
berkonsentrasi, dan lain-lain semuanya memperlihatkan penurunannya sesuai
pertambahan usianya pula. Menurut Lunandi (1987), kemajuan pesat dan
perkembangan berarti tidak diperoleh dengan menantikan pengalaman melintasi
hidup saja. Kemajuan yang seimbang dengan perkembangan zaman harus dicari
melalui pendidikan.
D. Kondisi dan Prinsip Belajar Orang Dewasa
Ada beberapa kondisi belajar dan prinsip belajar yang bersifat andragogis
diantaranya ketika peserta merasa ada kebutuhan belajar maka prinsipnya
pengajar mengemukakan kemungkinan baru untuk pemenuhan dirinya dan
membantu setiap peserta.
Menurut Lindeman terdapat lima (5) prinsip belajar teori belajar orang dewasa:
1. Prinsip kemitraan
3. Prinsip kebersamaan
4. Prinsip partisipasi
6. Prinsip keswadayaan
7. Prinsip kesinambungan
8. Prinsip manfaat
http://rinitarosalinda.blogspot.com/2015/02/teori-belajar-orang-dewasa-
andragogi.html