Disusun oleh:
Amelia (1141500061)
AMELIA (1141500061)
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
NIDN. 0328066203
Menyetujui,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
Laporan Praktek Kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara, dapat terselesaikan
dengan baik. Kerja Praktek ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi kelulusan dari Strata Satu (S1).
1. Dr. Ir Sidik Marsudi, M.Si selaku Kepala Program Studi Teknik Kimia Kimia
Institut Teknologi Indonesia
2. Dra. Ermiziar Tarmizi, M.Si selaku Koordinator Kerja Praktek Kimia Institut
Teknologi Indonesia
3. Dr. Ir. Aniek Sri Handayani, M. Si selaku Pembimbing Kerja Praktek Program
Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Indonesia
4. Perusahaan PT. Lotte Chemical Titan Nusantara yang telah memberikan
kesempatan untuk dapat Kerja Praktek
5. Dien Nurfathia selaku Pembimbing Kerja Praktek Lapangan di PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara
6. Bapak Amiruddin, selaku manager HRD yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menjalani kerja praktik di PT.Lotte Chemical Titan
Nusantara
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan masih banyak kekurangan, untuk
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap semoga
Laporan Praktek Kerja ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Amelia
NIM : 1141500061
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Institut Teknologi Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk angkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan laporan saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Indah Septi Aulia
NIM : 1141500062
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Institut Teknologi Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk angkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan laporan saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
LAMPIRAN ...........................................................................................................28
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, dibutuhkan pula media media yang bertugas
untuk menggali dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia.
Oleh karena itu, terciptalah lembaga lembaga pendidikan yang salah satunya dapat
menunjang teknologi tersebut. Namun , lembaga lembaga keilmuan tersebut tidak
dapat sepenuhnya merealisasikan apa yang dipelajari dibangku pendidikan
tersebut tanpa adanya peran serta dari elemen masyarakat dalam hal ini adalah
industry. Sebab, sebuah bidang keilmuan tidak akan berguna tanpa sebuah
aplikasi yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
dilapangan. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan kerja sama antara institusi
pendidikan dengan pihak industri.
Kebutuhan polietilen untuk pasar dalam negeri di Indonesia pada tahun 1986
adalah 207.000 ton yang semuanya harus dipenuhi dengan impor. Polietilen
tersebut banyak diimpor dari beberapa negara di Timur Tengah, Amerika Selatan,
dan Afrika. Pada tahun-tahun berikutnya kebutuhan polietilen meningkat sebesar
Pada Mei 2003 BP Chemical menjual sahamnya kepada PT. Indika, sehingga
kepemilikan PT. PENI dipegang oleh Indika Group. PT. Indika Group menjual
kembali sahamnya kepada Titan Chemical yang berasal dari Malaysia pada 26
Maret 2006 dikarenakan PT. Indika Group bukanlah perusahaan yang bergerak
dibidang petrokimia, sehingga namanya berubah menjadi PT.Titan Petrokimia
Nusantara.
Pada tahun 2010, HONAM Chemical yang berasal dari Korea Selatan membeli
saham PT. Titan Petrokimia Nusantara, sehingga berubah nama menjadi PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara yang masih digunakan hingga sekarang.
1. Etilen
Etilene yang digunakan untuk memproduksi polietilen yaitu berupa fasa cair
yang disimpan dalam ethylene storage unit (7-T-350) dengan kondisi
temperature -105 - 50 oC dan tekanan -0.006 ~ 0,14 Barg dengan kapasistas
12.000 ton.
Komposisi % Volume
C2H4 min 99,9
C2H2 maks 0,0001
CO maks 0,00002
CO2 maks 0,00002
O2 maks 0,09966
H2S maks 0,0002
Sumber : Training Material PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Disamping bahan baku utama terdapat juga bahan baku penunjang, yakni:
1. Butene
Butene yang digunakan untuk memproduksi polietilen yaitu berupa fasa gas
yang disimpan dalam butene sphere (7-T-2400) dengan kondisi temperature -
7 ~ 60 oC dan tekanan 5 Barg dengan kapasistas 2.400 ton.
Komposisi % Volume
C2H4 min 99,9
H2 maks 0,001
2. Hidrogen
Hidrogen yang digunakan dalam memproduksi polietilen yaitu untuk
mengontrol melt index dan untuk mencegah terbentuknya rantai polimer.
Hidrogen berbanding lurus dengan melt Index, semakin banyak hidrogen
yang ditambahkan maka Melt Index akan naik dan sebaliknya.
Komposisi % Volume
H2 min 98
O2 maks 0,67
CO maks 0,33
CO2 maks 0,33
H2O maks 0,67
Sumber : Training Material PT Lotte Chemical Titan Nusantara
3. Nitrogen
Nitrogen digunakan sebagai conveying produk, proses purging serta sebagai
gas inert.
Tekanan : 3,5 barg (Low Pressure Nitrogen)
7 barg (Medium Pressure Nitrogen)
32 barg (High Pressure Nitrogen)
4. Zat Additive
Adalah bahan tambahan untuk menstabikan sifat termal dan untuk unjuk kerja
polietilen.
Melt Index
Aplikasi Kode Produk Density(Kg/m3) Produk
(gr/10 min)
HD6070UA 6,0 – 8,5 956 – 960
Krat Botol
HD6070EA 6,5 – 8,5 956 – 960
HD5740UA 3,8 – 4,4 953 – 957
Pel(Tutup Cat)
HD5740EA 3,8 – 4,4 953 – 957
General
HD5218EA 16 – 21 948 – 952
Injection
HD5211EA 11 – 13 947 – 951
Molding
HD5211EA-B 11 – 13 947 – 951
Tutup Botol
HD5120GB-B 2,3 – 2,7 952 – 956
HD5120EA-B 2,3 – 2,7 952 – 956
HD5120EA 2,3 – 2,7 952 – 956
HD5609AA 0,85 – 1 952 – 956 Monofilamen
Ekstrusion
(spring bed)
HD5210AA 1 – 1,9 944 – 956
Sumber: PT. Lotte Chemical Titan Nusantara, 2019
Melt Index
Aplikasi Kode Produk Density(Kg/m3) Produk
(gr/10 min)
Dirigen
HD5502GA 0,25 952
(kurang dari 5L)
Blow Dirigen
HD5401GA 0,09 952
Molding (lebih dari 5L)
Dirigen Industri
HD5520GA 2 950
(lebih dari 150 L)
Lapisan Film dan
HD Film HD5301AA 0,10 946
Kantong Plastik
Melt Index
Aplikasi Kode Density(Kg/m3) Produk
Produk (gr/10 min)
sak film,kemasan
LL0209AA 1,0 920
pangan
Kemasan industri
LLDPE LL0209SR 1,0 920
pangan,ke
Film
LL0220AA 2,0 920 masan
agrikult
ur film
belanja
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara memiliki misi, adalah sebagai berikut:
1. Melayani orang-orang Asia dengan menjadi penyedia petrokimia/ polimer
dengan kualitas yang kompetitif di wilayah Asia.
2. Mendukung basis pelanggan lokal kami, untuk membuat produk jadi berguna
yang meningkatkan kualitas hidup.
3. Berupaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham bersih, melalui kultur
kewirausahaan kita.
4. Menyediakan pilihan karir bermanfaat untuk tenaga kerja yang diberdayakan.
5. Berkomitmen untuk menjadi warga perusahaan yang baik.
SR
U
RS Persiapa PP P AP PB
n
U U U U U
FP
U
Keterangan:
RSU (Reagent Storage Unit) = Unit Penyiapan Reagen
Persiapan Katalis = CPU (Catalyst Preparation Unit)
untuk di train 1 & CAU (Catalyst
Activation Unit) untuk di train 2
Sulfur dipisahkan dari etilen karena sulfur dapat mengakibatkan korosi pada
peralatan operasi dan dapat mematikan aktivitas katalis Cu dan Palladium.
Etilen melewati Sulphur Preheater (E-920) sebelum memasuki Sulphur
Absorber (R-910) untuk dipanaskan sampai suhu reaksi yaitu 520C.
Pemisahan sulfur dilakukan dalam Sulphur Absorber (R-910). Prinsipnya
adalah mengabsorbsi sulfur dengan menggunakan solid katalis zinc oxide
(ZnO) hingga kurang dari 0,01 ppm. Etilen masuk dari bagian atas Sulphur
Absorber (R-910) melewati katalis zinc oxide sehingga sulfur terabsorbsi dan
kemudian etilen yang telah bebas sulfur keluar pada bagian bawah Sulfur
Absorber (R- 910).
Pemisahan CO dan O2 dari etilen dilakukan dalam Ethylene Treater (R- 930).
CO dikurangi dengan reaksi oksidasi dengan menggunakan katalis Copper
Oxide (CuO) sehingga menghasilkan CO2. Sedangkan O2 dihilangkan dengan
reaksi reduksi dengan menggunakan reduktor Copper (Cu) sehingga
menghasilkan CuO. Sebelum masuk kedalam Ethylene Treater (R-930),
ethylene dipanaskan menggunakan steam bertekanan rendah di dalam
Treaters Preheater (E-932) hingga 930C.
Reaksi yang terjadi adalah :
a. Reaksi oksidasi :
katalis CuO
CO CO2 + Cu
O2 CuO
Sumber : Material Training PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
h) Penguapan Butene
Butene yang telah dipisahkan dari air, menggunakan pompa dialirkan menuju
gas loop etilen. Kemudian masuk ke aliran gas loop berisi gas etilen suhu
950C yang keluar dari gas cyclone pada tahap polimerisasi. Butene diuapkan
Katalis Ziegler-natta (M10, M11) tebuat dari pereduksian TiCl 4 dan Ti(OR)4 oleh
senyawa organomagnesium, yang dibentuk dari pereaksian Mg sebagai metal
dengan BuCl. Mg mempunyai pelapis yang kuat sehingga akan susah bereaksi
untuk memecahkan pelapis dari Mg yaitu MgO maka Mg direaksikan terlebih
dahulu dengan Iodin dan kemudian Mg dapat bereaksi dangan BuCl membentuk
senyawa organomagnesium. Bentuk dari campuran organomagnesium dan reduksi
dari garam-garam titanium adalah larutan yang diproses dalam reaktor katalis
secara batch yang menggunakan normal heksana sebagai pelarut.
Tahap reaksi yang terjadi dalam pembuatan katalis Ziegler-Natta adalah sebagai
berikut:
Semua reaksi yang terjadi, dilakukan dalam reaktor dengan suhu 80 ºC. Setelah
terjadi reaksi seperti diatas dalam reaktor maka dihasilkan katalis Ziegler-natta
dengan ukuran yang masih belum seragam. Setelah pereaksian selesai, maka
ditambahkan sedikit air kedalam reaktor yang berfungsi untuk menurunkan
aktifitas dari katalis sehingga mudah untuk mengontrolnya. Setelah itu, untuk
menghasilkan katalis Ziegler-natta M11 maka ditambahkan DMF kedalam
reaktor.
Katalis yang terbentuk, dicuci dengan pelarut heksana. Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan sisa BuCl yang dapat membentuk fines. Keberadaan fines ini akan
meningkatkan aktifitas katalis sehingga mempersulit pengontrolan laju reaksi.
Sebelum tahap hydrocyclone, juga dimasukan TnOA yang berfungsi sebagai
Katlis Ziegler digunakan untuk membentuk powder prepolimer aktif jenis High
Density Polyethylene (HDPE) dengan katalis M11. Proses Prepolimerisasi
bertujuan untuk mengatur aktivitas partikel katalis agar tidak terlalu tinggi, serta
mengatur ukuran partikel prepolimer agar dapat terdistribusi secara merata saat
masuk ke fluidized bed reactor karena dapat mengakibatkan local hot spot,
(sehingga memindahkan resiko dari pembangkitan panas), pembentukan gel dan
untuk mengatur distribusi penyebaran katalis dalam fluidized bed reactor menjadi
lebih baik. Akibat lainnya adalah untuk membatasi kecepatan akses monomer ke
katalis selama polimerisasi di reaktor. Partikel prepolimer rata – rata berukuran
Reaksi dalam reaktor terjadi selama 6-12 jam dan prepolimer yang terbentuk
mengandung 10 gr prepoli/gram katalis. Karena reaksinya eksotermis maka
dibutuhkan aliran Cooling Water Supply berbentuk jaket dengan suhu masuk
26 dan suhu keluar 52 untuk menjaga temperatur reaksi tetap 68 . Suhu
reaksi dijaga karena jika suhu > 68 akan menimbulkan flow ability yang buruk
dan jika suhu < 68 menyebabkan kecepatan reaksi lambat. Tekanan reaksi
sekitar 1-1,5 barg. Reaktor ini dihasilkan prepolimer dalam bentuk slurry dan
selanjutnya dikeringkan pada Prepolymer Dryer (R-300) dengan membuka blow
down reaktor prepolimerisasi (R-200), sehingga prepolimer slurry akan mengalir
secara gravitasi dengan perbedaan tekanan. Pengubahan prepolimer dari slurry
menjadi powder membuat prepolimer menjadi efisien dalam pemasukan ke dalam
sistem dan mudah dalam pengontrolan ratio prepolimer yang akan digunakan di
reaktor utama untuk mengatur aktivitas katalis.
Prepolymer Dryer (R-300) merupakan reaktor tipe fluid bed dryer berpengaduk
tipe hellical yang dilengkapi jaket. Prepolymer Dryer (R-300) berfungsi untuk
menguapkan kandungan solvent yang relatif sedikit dengan cara dikontakkan
langsung dengan gas panas (adiabatis). Jaket pada dinding prepolymer dryer (R-
300) ini berfungsi sebagai pendingin jika proses pengeringan sedang berlangsung
maupun ketika pengeringan sudah selesai. Proses pengeringan prepolimer di
Prepolymer Dryer (R-300) dimulai dengan pemanasan slurry prepolymer,
Nitrogen panas masuk dari bagian bawah reaktor pada suhu 75 dan tekanan 0,7
barg dengan laju alir 960 m3/jam. Lewatnya nitrogen panas pada slurry
prepolymer menyebabkan solvent menguap dan akan terbawa keluar dengan
nitrogen pada suhu 52 dari bagian atas Prepolymer Dryer (R-300), kemudian
dikompresi oleh Drying Loop Compressor (C-300) dengan tekanan 10 barg
menuju Separator Drum (D-301) dimana sebagian nitrogen panas akan menuju
Solvent Condensor (E-304), yang didinginkan dengan suhu pendingin masuk
32 dan suhu pendingin keluar 49 . Dimana vapor solvent yang terbawa akan
terkondensasi dan terpisah di Cyclone Separator (S-304). Nitrogen akan
digunakan kembali sebagai nitrogen panas dalam dryer yang sebelumnya
melewati Nitrogen Heater (E-307) sebelum masuk ke dalam Prepolymer Dryer
(R-300), sedangkan solvent tertampung dalam Cyclone Separator (S-304) dan
mengalir secara gravitasi ke Cyclone Separator (S-210). Vapour solvent yang
terpisah dari Separator Drum (D-301) akan dipompa dengan pompa (P-301) tipe
sentrifugal menuju Cyclone Separator (S-201) bercampur dengan solvent
condensate, setelah itu dipompa dengan pompa (P-201) tipe sentrifugal menuju
Solvent Recovery Unit.
ini selesai ditandai dengan penurunan ampere dari agitator. Powder yang
dihasilkan dari proses ini menghasilkan bulk density sebesar 0,28 gr/cm3.
Dilakukan pengambilan sambil untuk mengetahui derajat kekeringannya.
Reaksi pada unit Prepolimerisasi terjadi melalui 3 tahap yaitu sebagai berikut:
Proses polimerisasi terjadi dalam Fluidized Bed Reactor (R-400) pada suhu 90
dan tekanan 20 barg. Fluidized Bed Reactor dibuat dari carbon steel dan
mempunyai 3 bagian, yaitu:
Proses injeksi bahan perlu dijaga laju alir dan tekanan parsial dari tiap bahan
reaksi yang masuk ke dalam reaktor sehingga dapat menghasilkan laju alir produk
yang baik dan kualitas produk sesuai dengan grade yang diinginkan. Tekanan
injeksi bahan ke dalam reaktor ini minimal lebih besar 5 barg dari tekanan reaktor,
untuk mencegah terjadinya feed back dari reaktor.
Powder dengan kualitas on-grade dari Storange Bin (D-460) langsung masuk ke
Virgin Powder Bin (H-810) dengan bantuan Blower Air Booster (C-460) yang
bertekanan 0,5 barg dengan menggunakan udara tekan sebagai media conveying-
nya, sedangkan powder kualitas off-grade terlebih dulu disimpan dalam Powder
Surge Silo (H-800) yang selanjutnya baru dialirkan ke Virgin Powder Bin (H-810)
dengan menggunakan Blower (C-800) bertekanan 0,5 barg. Pemindahan powder
polimer ke Virgin Powder Bin (H-810) atau ke Powder Surge Silo (H-800) terbagi
mejadi 3, yaitu :
1. Normal Feeding
3. Consecutive Feeding
Rute : Storage Bin (D-460) Powder Surge Silo (H-800) Virgin
Powder Bin (H-810)
Consecutive Feeding dilakukan apabila terjadi penggantian grade powder
polimer. Powder polimer ditampung terlebih dahulu di Powder Surge Silo
(H-800), kemudian baru dimasukkan ke Virgin Powder Bin (H-810).
1. Yasorbs yang digunakan sebagai light screen, ultra violet absorber, dan
quenching agent.
2. Silo Block-ASA yang digunakan sebagai anti static agent yang sering
ditambahkan untuk mencegah pengumpulan debu-debu ke permukaan
plastic film – film dan pada pembuatan proses pembuatan kantong,
mencegah penempelan satu sama lain. Penempelan dapat dilakukan
dengan cara dioleskan, disemprot, atau dicelup.
4. Calcium stearat dan zinc stearat yang digunakan untuk aplikasi lubricating
yang sering ditambahkan untuk mengurangi gesekan antar polimer dengan
peralatan dan polimer dengan polimer selama diproses.
Dalam Master Batch Blender (M-825 A/B) powder polimer dan additive akan
dicampur dengan menggunakan agitator dengan kecepatan 50 rpm selama 2 jam.
Master Batch Blender dijaga temperaturnya agar tidak melebihi 60 , maka
dialirkan Cooling Water di dinding jaketnya dengan suhu masuk 32 dan suhu
keluar 51 . Tujuan pendinginan tersebut agar powder tidak melebihi melt point
additive sehingga saat percampuran tidak meleleh. Selanjutnya powder dan
additive yang sudah tercampur akan dialirkan ke Master Batch Silo (H-830 A/B)
kemudian menuju ke Primary Master Batch Weight Feeder (W- 830 A/B) dan
langsung menuju ke Secondary Master Batch Feeder (W-835).
Polyetilene Powder dari Virgin Powder Weight Feeder (W-810), powder dari
Master Batch Silo (H-830 A/B) dan pellet dari Return Pellet Feeder (W- 855)
secara bersama-sama masuk ke Feed Hopper Extruder (H-840) dengan
menggunakan screw conveying untuk menjaga kontinuitas feed yang masuk ke
ekstruder. Powder dari Feed Hopper Exstruder (H-840) akan masuk ke eksturder
(X-840) dengan tipe twin screw yang berputar secara co-current dengan kecepatan
224 rpm. Pada ekstruder terdapat 4 barel. Di dalam ekstruder sendiri akan terjadi
proses homogenisasi dan pembentukan adonan selama bergerak sepanjang
ekstruder dengan dilelehkan pada suhu 150-220 . Kemudian powder yang sudah
meleleh dialirkan ke gear pump yang menekan molten ke die plate yang
berlubang sehingga molten yang keluar berbentuk seperti spagheti, lalu dipotong
oleh cutter yang mempunyai 12 atau 14 mata pisau yang diputar motor dengan
kecepatan 1050 rpm sehingga memotong molten menjadi bentuk pellet. Pisau
tersebut berada dalam air (under water cutter) yang bersuhu 60 dengan flow
rate 220 m3/jam. Air tersebut berasal dari Pellet Cooling Water Cooler (E-847).
Pellet yang sudah kering masuk ke Vibrating Classifier (S-847) yang mempunyai
ukuran 12 mesh dan 32 mesh. Pada Classifier ini terjadi pemisahan pellet menurut
ukurannya, yaitu over size (4 – 4,75 mm) dan normal size (2,5 – 4 mm). Pellet
dengan ukuran normal akan masuk ke Silo (H-850), sedangkan pellet over size
akan ditampung di surge bag sebagai pellet berkualitas rendah.
Dimensi,
Tinggi : 30000 mm
Diameter : 5000 mm Kondisi Operasi,
Temperatur : 80 - 95 0C
Tekanan (reaktor) : 20 barg
Kapasitas : 872 m3
Alat bantu : Kompressor motor speed 2950 rpm
a. Crusher (CR-01)
Fungsi : Memperkecil ukuran batu kapur
Buatan : Universal engineering
Merek : Bulldog
Tipe : Non clog hammer mill model 7,270
Bahan konstruksi : Steel plat (ASTM 47)
Kapasitas : 700 ton/jam
Daya motor : 1,072 kW
Diameter rotor : 72 in
Keterangan gambar:
1. Hopper
2. Feeder
3. Wobler Feeden
4. Cleaning Bars
5. Breaker Plate
6. Hammer
7. Screen Bars
8. Main Shaft
9. Rantai
10. Outlet
5.1 Utilitas
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara memiliki Area 1 yang meliputi unit utilitas
(Internal Battery Limits) dan core common. Unit utilitas merupakan unit yang
menunjang kelangsungan proses di dalam suatu pabrik. Keberadaan unit ini sangat
berpengaruh karena unit ini akan menyuplai kebutuhan pokok dari suatu proses
seperti listrik, air, bahan baku dan lainnya. Sedangkan core common merupakan
unit pembuatan katalis dan pemurnian bahan baku. Unit utilitas di PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara meliputi :
1. Jetty
2. Sea Water Intake
3. Unit Penyimpanan Etilene (Ethylene Storage Unit)
4. Unit Penyimpanan butene (Butene Sphere)
5. Boil off Gas Compressor
6. Treated Cooling Water
7. Potable Water unit
8. Steam Generation (8-B-401A/B/C)
9. Instrumentt Air
10. Fuel Oil and LPG Storage
11. Nitrogen Supply
12. Hydrogen Supply
13. Effluent Treatment Unit
14. Flare Stack dan Cold Vent
5.1.1 Jetty
Jetty adalah pelabuhan kecil di pabrik yang sering dipergunakan untuk
bersandarnya kapal yang membawa bahan baku seperti etilene dan butene-1. Jetty
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara dilengkapi beberapa fasilitas, yaitu :
1. Loading Arm adalah suatu sarana untuk mengambil muatan dari kapal ke
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara dengan menghubungkan loading arm
ke ship manifold. Loading arm ini digerakkan oleh dua buah pompa
hidrolik.
2. Dua unit fire monitor yang berfungsi untuk memadamkan tangki- tangki
kapal jika keadaan darurat.
3. Dua unit mooring dolphin yang dilengkapi quick release hook dan electric
motor capstan yang berfungsi untuk menambatkan tali kapal.
4. Breasting dolphin yang berfungsi sebagai tempat merapatnya kapal.
5. Jetty head control cabin, sebagai pusat pengontrolan selama off loading.
6. Approach way spray water system adalah jembatan yang menghubungkan
kapal dan daratan untuk mengevakuasi pada saat darurat.
Laju alir pemindahan ethylene dari kapal adalah 350 ton/jam, sedangkan untuk
butene-1 145 ton/jam dengan tekanan maksimal 6 barg.
Proses pada unit ini dimulai dengan air laut masuk ke area SWI melalui suction
300 - 400 m dari pantai untuk mencegah pasir masuk dalam suction, sebelum
dipompa masuk ke dalam area pengolahan air laut disaring terlebih dahulu dengan
Air laut yang telah disaring di pompa oleh Sea Water Pump (7-P-101) yang
didesain vertikal dengan kapasitas laju alir 8000 – 10.000 m3/jam. Ada 2 buah
pompa centrifugal lift pump yang tersedia tapi hanya satu yang dioperasikan
sementara yang satu stand by. Air laut sebelum masuk ke Sea Water Intake
System diinjeksikan dengan Sodium Hipoclorid (NaOCl) sebanyak 3 ppm dengan
laju alir sekitar 10 m3/ jam dengan untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dalam Sea Water Intake Line. Air Laut kemudian digunakan
sebagai pendingin TCW di Heat Exchanger dan umpan pada Unit desalinasi yang
selanjutnya digunakan sebagai umpan boiler dan sebagian lagi untuk make up di
TCW tank. Bagian-bagian pelengkap dari SWI meliputi :
Air laut setelah melewati sea water intake dipompa oleh Sea Water Pump (7-P
101) disaring oleh Sea Water Filter (8-S-101) dan Sea Water Basket Filter (8- S-
110) untuk menyaring partikel kecil yang terikut dari air laut. Air laut yangtelah
disaring dimasukkan ke TCW Cooler (8-E-101 A-E) bersama dengan Cooling
Water Return dari proses. Tekanan dari TCW dijaga 1,2 bar dengan laju alir 2400
m3/jam per unit. Dari TCW Cooler (8-E- 101 A - E) air kemudian disimpan di
1. Sebagai pendingin pada primary gas cooler, final cooler, dan reactor loop
2. Sebagai air pemadam.
3. Pemindah panas pada heat exchanger dan vessel (jaket)
1. Building tank
2. Safety shower
3. Eye washer
4. House keeping
Pada saat ini, kebutuhan potable water PT. Lotte Chemical Titan Nusantara,
disuplai dengan cara membeli dari luar. Air yang dibeli, dimasukkan ke potable
water storage tank dengan kapasitas 190 m3 melalui stone filter dengan cone
screen untuk mencegah benda asing masuk ke dalam tangki.
Panas yang digunakan untuk menghasilkan kukus berasal dari panas pembakaran
bahan bakar. Solar digunakan sebagai bahan bakar utama, dibakar di dalam
burner dengan bantuan LPG sebagai pemantik.
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara memiliki 3 buah boiler, di mana tiap boiler
dilengkapi dengan 2 buah pompa tipe sentrifugal, satu dioperasikan dan satu
dalam keadaan stand by. Boiler yang digunakan adalah jenis fire tube boiler
dengan kapasitas produksi steam 255360 m3/jam per boiler dengan kapasitas
produksi maksimum 672000 m3/jam jika ketiga boiler beroperasi. Sedangkan
kapasitas air (umpan boiler) adalah 313600 kg/jam. Air umpan boiler berasal dari
saluran kondensat ditambah make up dari unit desalinasi. Air umpan boiler
dipompa ke boiler melalui Boiler Feed Water Pump. Air umpan di injeksi dengan
dua chemical agent, yaitu :
Saturated steam akan masuk ke steam separator di mana terjadi penghilangan uap
air. Uap air akan masuk ke economizer vessels dan mengalami kondensasi di
condensat pot. Dry steam yang keluar dari steam separator masuk ke smoke box
superheater sehingga menghasilkan superheated steam dengan temperatur 171-
196 0C. Superheated steam yang dihasilkan masuk ke desuperheater dan akan
mengalami kondensasi perubahan temperatur sampai temperatur 191 0C.
Kemudian steam yang keluar akan didistribusikan ke unit-unit yang
membutuhkan.
Medium steam berfungsi untuk media evaporasi di unit desalinasi dan untuk
preses polimerisasi. Sedangkan low steam digunakan untuk media pemanas di
kolom destilasi dan striping di Solvent Recovery Unit dan sebagai pemanas aliran
hexane pada unit prepolimerisasi.
1. Instrumentt air pre filter jenis catridge untuk menyaring udara dari debu.
2. Instrumentt air after filter untuk menyaring udara dari kandungan air.
3. Instrumentt air dryer jenis desiccant untuk mengeringkan udara.
4. Instrumentt air surge drum untuk menampung udara tekan sebelum ke
area proses.
Kapasitas dari kompresor yang dihasilkan adalah 21.400 Nm3/jam pada tekanan 7
barg, temperatur ambient dan kandungan minyak 1 ppm (maximal). Compressed
air (udara tekan) ini didistribusikan sebagai penggerak instrumenttasi, oksidator di
catalist Activtion Unit, dan regenerasi katalis di Feed Purification Unit.
Cold vent stack adalah sarana untuk mengolah atau membuang limbah gas
hidrokarbon yang mempunyai kadar hidrokarbon kurang dari 2 ppm. Cold vent
Limbah yang ada di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara terbagi menjadi tiga
yaitu : limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Limbah cair dapat berupa sisa-
sisa bahan kimia (catalyst residu slurry), oily water, foul water dan strom water.
Oily water yaitu air yang terkontaminasi oleh hidrokarbon atau air yang
mengandung oli (minyak). Foul water yaitu air limbah dari sekitar gedung seperti
air dari toilet. Storm water yaitu air yang bukan berasal dari area proses tetapi air
hujan dari jalan, selokan dan atap gedung yang akan langsung dibuang ke laut
setelah penyaringan. Limbah padat yang dihasilkan PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara meliputi sampah bekas dari pembungkus katalis yang berbahaya dan
waxes yang merupakan hasil samping dari prepolimerisasi unit. Limbah tersebut
tidak diolah dalam pabrik tetapi dikirim ke Pusat Pengendaliaan Limbah Industri
(PPLI). Sedangkan limbah padat yang tidak berbahaya seperti sampah-sampah
umum dari rumah tangga akan dibakar di incinerator.PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara memiliki beberapa unit pengolahan limbah yang dilengkapi dengan
fasilitas berikut :
Sebelum menuju ke outfall air akan melewati disinfektor yang berfungsi untuk
membunuh mikroorganisme yang terbawa, sehingga air yang dibuang ke laut
Parameter Kualitas
PH 6-8
BOD 30 ppm
COD 60 ppm
Solid Suspension 100 ppm
Oil 5 ppm
Mg 200 ppm
Ti < 0,1 ppm
Al < 0,1 ppm
Total Logam < 1 ppm
Tabel 5. 1 Karakteristik Air Limbah yang Aman Bagi Lingkungan (Material
Training PT. Titan, 2007)
Disusun oleh:
Amelia (1141500060)
Prinsip kerja Heat Exchanger itu sendiri adalah fluida yang satu mengalir di
dalam bundel pipa , sedangkan fluida yang lain mengalir di luar tube pada arah
yang sama, berlawanan, atau bersilangan yang bertujuan mentransfer panas dari
masing-masing fluida tersebut.
Salah satu jenis Heat Exchangers yang digunakan dalam proses prosduksi di PT.
Lotte Chemical Titan Nusantara adalah Cooler. Cooler berfungsi untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas yang dipergunakan sebagai
media pendingin adalah air.
Permasalahan yang terjadi pada PT. Lotte Chemical Titan Nusantara ialah cooler
pada instrument air mengalami fouling sehingga mengakibatkan terjadinya
penurunan efisiensi dalam pertukaran panas, maka dari itu dilakukan perancagan
ulang untuk mendesain cooler yang memiliki tahanan terhadap fouling dan
memiliki kemampuan konduktivitas yang baik pula.
2.1 General
Alat penukar panas (Heat Exchanger) merupakan alat yang sangat penting dalam
industri untuk proses penukaran panas. Di dalam industri proses teknik kimia
masalah perpindahan energi atau panas adalah hal yang sangat banyak dilakukan.
Sebagaimana diketahui bahwa panas dapat berlangsung lewat 3 cara, dimana
mekanisme perpindahan panas itu sendiri berlainan adanya. Adapun perpindahan
itu dapat dilaksanakan dengan:
Secara molekuler, yang disebut dengan konduksi
Secara aliran, yang disebut dengan perpindahan konveksi
Secara gelombang elektromagnetik yang disebut dengan radiasi
Heat Exchanger digunakan untuk memindahkan panas antara dua buah fluida atau
lebih yang memiliki perbedaan temperatur yaitu fluida yang bertemperatur tinggi
ke fluida yang bertemperatur rendah, atau sebaliknya. Proses perpindahan panas
tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak. Maksudnya adalah :
APK yang langsung, ialah dimana fluida yang panas akan bercampur
langsung dengan fluida yang dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu
bejana atau ruangan tertentu, seperti contoh Fluidized Bed.
APK yang tidak langasung, ialah dimana fluida panas tidak berhubungan
langsung (indirect contact) dengan fluida dingin, jadi perpindahan panasnya
itu mempunyai media perantara seperti pipa, pelat atau peralatan jenis
lainnya.
b. Cooler
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan (menurunkan suhu)
cairan atau gas yang dipergunakan sebagai media pendingin adalah air.
Namun, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka pendingin yang
digunakan untuk cooler seperti udara, dengan bantuan fan (kipas) alat cooler
ini sering disebut dengan Air Cooler Heat Exchanger.
Pemilihan jenis heat exchanger yang tepat adalah hal yang sangat penting,
pemilihan jenis yang salah dapat menyebabkan kinerja dari HE (performa) yang
menurun dan terjadi kegagalan. Kriteria berikut dapat membantu dalam memilih
jenis penukar panas paling cocok untuk suatu proses:
- Aplikasi (berfungi untuk heating, cooling, condesing, atau boiling)
- Kondisi operasi seperti tekanan dan temperatur
- Karakteristik fouling dari fluidanya
- Utilitas yang tersedia
- LMTD (temperature of approach or cross)
- Plot plant dan tata letaknya
- Kemudahan untuk dibersihkan dan di maintenance
- Pertimbangan untuk ekspansi dimasa mendatang
untuk pertimbangan pemilihan Heat Exchanger juga bisa menggunakan program
komputer HTFS (HEAd = Heat Exchanger Advisor program), yakni aplikasi
yang menyediakan pemilihan tipe HE yang sesuai dengan kondisi proses. Berikut
Tabel 2.1 pemilihan tipe HE dilihat dari berapa kondisi.
Terdiri dari dua pipa yang konsentris, penghubung T dan return bend. Pipa bagian
dalam ditumpuk dengan packing gland pada pipa luar. Satu fluida mengalir dalam
anulus. Aliran kedua fluida dapat dibuat co-current atau counter-current.
Penghubung T disambungkan pada pipa luar untuk pengeluaran atau pemasukan
cairan anulus. Pembalik arah menghubungkan dua pipa dalam dan tidak
Kelebihan dari jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi, dan
karena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil,
mudah dibersihkan pada bagian fitting, fleksibel dalam berbagai aplikasi dan
pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur
sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan
keperluan, mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan kalkulasi
design mudah dibuat dan akurat.
𝑇𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 + 𝑇𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡
* Temperatur rata-rata ( =
2
T1 215,6
T2 197,6 Tavg (udara) 206,6
t1 86 Tavg (air) 96,8
t2 107,6
Keterangan:
= 600.811,1374
= 137.870,2872 lb/hr
Step 4. Hitung LMTD
2
2
2
2
2
= = 0,1667
= = 0,8333
= 20 – 300
= 300 x 2
00. 11 13 4
(double pipe
exchanger)
Mass velocity,
Bilangan Reynold, = =
= 3.681.383,733
= 5890,2140 x x
= 10.357,57872
Step 8. Annulus
Flow area, =
=
Mass velocity,
= = 3.800.042
Equivalent Diameter, De
2 ft
Bilangan Reynold, = =
= 186.937,7242
ho = 0,0024 x x x 1 = 2.450,692105
2 22 2 2
2 2
+ 2 + 2 2
2 2
= 1.718,6037
+ + 2
External surface area per pipe untuk inner pipe ini yaitu 0,3272
2
2 2
Jumlah hairpin yang dibutuhkan:
2 2 2
Step 14. Revisi dan
2
2 2
2
2
2
2
D’e = 2
Hitung
= 22 2
2 2
2
2 2 2 2
Hitung Ft
( )
( )
( )
2
2 2
2
Hitung
Hitung
= 2
1,5 m
4.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah didapatkan, maka diperoleh data perancangan alat heat
exchanger cooler jenis double pipe pada air compressor di PT. Lotte Chemical
Titan Nusantara yakni:
Kern, D.Q. 1983. Process Heat Transfer. McGraw-Hill Book Company. New
York.