Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian yang


dilakukan di PT. Bambang Djaja. Penelitian dilakukan dengan
pengamatan, pengumpulan data yang terdiri dari data historis
perusahaan ataupun brainstorming yang dilakukan dengan pihak
yang terkait dan mengerti kondisi perusahaan. Selanjutnya
dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan penyelesaian
permasalahan yang terjadi di PT.Bambang Djaja.

4.1 Gambran Umum Perusahaan

PT. Bambang Djaja atau lebih dikenal dengan B&D


Transformer telah hadir di Indonesia sejak tahun 1984, diawali
dengan memproduksi transformator tipe phase tunggal. Fasilitas
pabrik berdiri di atas area seluas 18.000 m2 di Surabaya, Jawa
Timur. Sejak saat itu B&D Transformer telah memperluas range
produk hingga meliputi transformator tipe tiga phase
berpendingin minyak, mulai dari 5 KVA sampai dengan 10.000
KVA, dengan rating tegangan hingga 36 KV.
Memasuki dekade ketiga kehadiran B&D Transformer,
perusahaan bertekad untuk menjaga kualitas dan meningkatkan
range produk. Dengan melakukan tambahan investasi pada
peralatan terkini, memperkuat divisi R&D untuk menghasilkan
produk unggulan dan senantiasa menempatkan kebutuhan
pelanggan sebagai yang utama. B&D Transformer berharap untuk
mempertahankan kepercayaan pelanggan.
Pada tanggal 25 Nopember 1997, B&D Transformer
mendapatkan sertifikasi ISO 9002 untuk persyaratan produksi dan
pelayanan transformator distribusi. Selain itu, juga telah
mendapatkan sertifikat dari PLN yang dikenal dengan nama SPM
(Sertifikat Pengendalian Mutu), yang mengukuhkan mutu standart
transformator B&D Transformer diakui di Indonesia.

27
28

Sebagian besar transformator produksi B&D Transformer


dimanfaatkan oleh PLN sebagai sumber energi listrik untuk
keperluan penerangan dan perumahan. Selain itu juga dipakai
dibeberapa perusahaan pengeboran minyak, perusahaan
pertambangan, gedung perkantoran maupun untuk kebutuhan
industri.
PT. Bambang Djaja melakukan implementasi dari konsep
lean yaitu prinsip Specify value untuk Menentukan apa yang
dapat memberikan nilai dari suatu produk atau pelayanan dilihat
dari sudut pandang konsumen bukan dari sudut pandang
perusahaan. Kunsumen menginginkan kepuasan atas produk yang
dipesan tanpa terdapat cacat produk yang mengakibatkan tidak
berfungsinya produk saat dipergunakan.
Pelayanan yang selama ini yang telah dilakukan oleh PT.
Bambang Djaja yaitu:
 Memberikan garansi kepada konsumen atas
kerusakan transformator.
 Selama ini perusahaan masih melakukan improvement
untuk memberikan nilai dari suatu produk dengan
mendesain ulang transfor 3 P 1000 kV 20/B2 Ynd5 masih
dalam bentuk prototype, nantinya dapat memperbaiki
ketahanan transformator.
 Menerima saran-saran dan komplain dan kuisioner
untuk memperbaiki serta meningkatkan kerja pada
bagian manufacturing.

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam mengelola dan mengatur suatu perusahaan


diperlukan adanya aturan pembagian tugas, pendelegasian
wewenang, pembagian tanggung jawab. Struktur organisasi disini
mempunyai peranan penting untuk menunjukkan hirarki sehingga
dapat memperlancar tugas dan tanggung jawab yang diberikan
29

dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Adapun struktur


organisasi PT. Bambang Djaja dapat dilihat pada lampiran 2

4.3 Menentukan Produk Sebagai Obyek Penelitian

PT. Bambang Djaja memproduksi berbagai macam tipe


transformator, antara lain : tipe 1 phase, tipe 3 phase corrugated,
dan tipe 3 phase non-corrugated. Dari ketiga tipe transformator
yang diproduksi tersebut, tranformator tipe 3 phase corrugated
dengan spesifikasi 3Ø 100 KVA 20 KV/ 400-231 V Yzn5
memiliki jenis spesifikasi yang paling banyak diproduksi tiap
bulanya (Gambar 4.1) dan memiliki trend yang cenderung
meningkat, mulai dari spesifikasi 100 KVA sampai dengan 1000
KVA.

Pareto Chart of S pesifikasi Trafo


250 100
200 80

Percent
150
Count

60
100 40
50 20
0 0
Spesifikasi Trafo r
n5 y n5 I i0 z n5 y n5 z n5 z n5 y n5 y n5 y n0 I i0 t he
Yz V Y Y Y n V O
V V D 31 V VD V V V D V D Y 31
2 31 3 1 2- 2 231 31 231 231 31 31 31 V 2- 2
- -2 6 - -2 - - -2 -2 2 6
00 00 / 4 00 00 00 00 00 0 0 0- / 4
/ 4 / 4 KV V/ 4 / 4 V/ 4 V/ 4 / 4 / 4 / 4 0 KV
KV K V . 54 K KV K K K V K V KV . 54
2 0 0 1 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 1
2 2 2 2
A A P 1 VA V A VA VA V A V A A 2 SP 1
KV KV C S K K K K K K KV C
0 0 0 0 0 5 0 0
1 0 2 0 KVA 16 2 5 Ø 5 Ø 2 6 3 4 0 50 KVA
3Ø 3 Ø 50 3Ø 3 Ø 3 3 3 Ø 3 Ø 3Ø 5
2
3Ø 3Ø

C ount 51. 041. 841. 434. 814. 413. 2 7. 8 7. 0 6. 4 5. 4 4. 0 10. 6


Percent 21. 417. 617. 414. 6 6. 1 5. 6 3. 3 2. 9 2. 7 2. 3 1. 7 4. 5
C um % 21. 439. 056. 471. 177. 182. 786. 088. 991. 693. 995. 51 00. 0

Gambar 4.1, Pareto Rekap Data Produksi Spesifikasi Trafo Bulan


Januari- Mei 2006
Pemilihan jenis produk sebagai obyek perbaikan dalam
penelitian ini, dilakukan dengan brainstorming bersama pihak
manajemen perusahaan. Dari hasil brainstorming didapatkan
bahwa perusahaan ingin meminimasi waste pada produk
30

transformator tipe 3 phase corrugated dengan spesifikasi 3Ø 100


KVA 20 KV/ 400-231 V Yzn5. Hal tersebut dikarenakan tipe
tersebut paling banyak diproduksi tiap bulanya oleh PT. Bambang
Djaja, sehingga proses produksi pada tipe ini perlu dilakukan
perbaikan .

Gambar 4.2, Trafo Type 3Ø 100 KVA 20 KV/ 400-231 V Yzn5

4.4 Proses Produksi Tranformator

Proses pembuatan transformator pada PT. Bambang


Djaja, terdiri dari dua bagian inti, yaitu inner dan bagian luar
yaitu outer, yang masing-masing dilakukan di departemen
produksi yang berbeda. Proses inner memproduksi bagian dalam
dari transformator yang berupa kumparan (core) yang
menghasilkan kapasitas dan tegangan pada transformator,
sedangkan proses outer memproduksi bagian luar yang berupa
tangki transformator yang bekerja secara paralel, bagian inner
terbagi menjadi tiga bagian sesuai dengan Bom tree yaitu
Insulation, Coil, Core dan Clamp sedangkan bagian outer dibagi
lagi menjadi bagian Tank, Cover serta Radiator Bagian tersebut
dirakit di final assenbly menjadi transformator dengan berbagai
tipe dan jenis apesifikasi yang berbeda. Di bawah ini adalah
gambaran umum Boom Tree transformator.
31

Gambar 4.3 Boom Tree

4.4.1 Proses Inner

A. Proses Insulation.
Proses insulation ini adalah proses isolasi untuk
membatasi antara penggulungan LV coil (Low Voltage) dan
penggulungan HW coil (High Voltage) atau dapat disebut dengan
insulating layer. Material yang digunakan adalah kertas kraf,
kemudian material tersebut dipotong sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan menggunakan mesin cutting. Setelah kertas
tersebut dipotong kemudian dilem.

B. Proses Coil Winding


Pada bagiaan coil proses produksinya terbagi menjadi dua
tahap yaitu proses penggulungan LV coil (Low Voltage)
komponen hasil proses ini disebut komponen HW coil (High
Voltage). Kedua komponen ini terdiri atas dua material yang
berbeda. Mesin yang digunakan dalam proses ini berupa mesin
semi otomatis yaitu mesin Coil Winding, sehingga waktu
prosesnya bergantung dari operator.

C. Proses Core.
Pada proses core didalamya juga memiliki dua bagian.
Untuk transformator yang berukran dibawah 200 kVA proses
pembuatanya Wound Core. Proses wound core ini terdiri
beberapa tahap proses lagi yaitu proses penggulungan silicon
dengan menggunakan mesin Coil Winding dilanjutkan dengan
32

proses clamping yaitu menyambungkan sekat dengan mur dan


baut kemudian proses forming dan terakhir proses annealing.
Sedangkan untuk tranformator berukuran diatas 250 kVA proses
core tersebut yaitu proses laminating. Dimana proses laminating
ini terbagi menjadi beberapa proses lagi Yaitu proses pemotongan
silicon kemudian silicon yang dipotong dirakit menjadi satu unit
core, proses perakitan ini disebut sebagai proses pengkatunan dan
proses ini dilakukan secara manual.

D. Proses Clamp
Clamp merupakan pendukung iner yang bahan bakunya
berupa plat. Proses pada clam ini menghasilkan beberapa jenis
komponen clamp, dimana masing-masing pembuatan
komponennya melalui proses yang berbeda, dibawah ini adalah
proses-proses yang dilakukan dalam proses clamp :

E. Inner
Setelah seluruh bagian dari tahapan inner selesai
dikerjakan maka komponen-komponen tersebut dibawa ke bagian
inner untuk dilakukan proses assembly bada komponen tersebut.
Setelah proses semi assembly pada komponen tersebut.
Kemudian selanjutnya setelah prosess semi assembly selesai
maka doilanjutkan pada proses inner wiring yaitu proses
perakitan konektor.

4.4.2 Proses Outer

Proses produksi tangki transformator secara umum terdiri


dari tiga bagian proses yang penting, yaitu : proses prepatory,
proses welding, dan proses finishing.

A. Proses prepatory
Proses prepatory adalah proses pembentukan bagian-
bagian dari tangki transformator, yang terdiri dari clamp, cover,
dan body tank, dimana semua bagian tersebut terbuat dari bahan
33

material yang sama yaitu hot rooted steel assembly. Proses ini
dimulai dari pemotongan material bahan baku yang berupa
lembaran baja yang akan dipotong menjadi plat-plat dengan
berbagai ukuran sesuai spesifikasi item-item perbagian yang akan
diproduksi. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan
mesin shearing taming, yang dipotong menjadi bagian-bagian
tangki yang diperlukan. Material hasil proses pemotongan
tersebut selanjutnya akan mengalami proses pembentukan
berdasarkan bagian-bagiannya.
Proses pembentukan dari bagian clamp, cover, dan body
tank terdiri dari beberapa kegiatan proses yang berbeda-beda.
 Clamp
Proses pembentukan bagian clamp terdiri dari beberapa
proses yang terjadi antara lain :
a) Proses Shearing
Pada proses ini yang dilakukan adalah pemotongan plat
baja sesuai dengan ukuran dari komponen yang diperlukan.
b) Proses Drilling
Merupakan proses pembentukan lubang-lubang kecil
pada bagian inti clamp, dimana dilakukan proses pengeboran
pada material hasil pemotongan yang berupa plat dengan
menggunakan mesin bor (drill). Pembentukan lubang pada
bagian inti clamp ini, baik untuk spesifikasi ukuran dan
jumlah lubang yang akan dibentuk, disesuaikan dengan jenis
transformator yang akan diproduksi. Untuk menghasilkan
bentuk lubang sesuai dengan ukuran, mata bor yang
digunakan harus disesuaikan, serta diset sedemikian rupa
sehingga mendapatkan hasil yang sesuai spesifikasi.
c) Proses oval
Merupakan proses pembentukan untuk menghasilkan
item support clamp yang berbentuk oval, dimana item ini
nantinya sebagai pelangkap dari bagian inti dari clamp itu
sendiri. Proses oval ini dilakukan dengan menggunakan
mesin blender yang terdiri dari dua macam, yaitu mesin
34

copier dan mesin secator. Kedua mesin blender tersebut,


menggunakan mal sebagai ukuran untuk membentuk oval
yang diinginkan, dimana mal yang digunakan disesuaikan
dengan jenis transformator yang akan diproduksi.
d) Proses Bending
Merupakan proses pembentukan untuk membuat tekukan
yang berbentuk siku pada bagian inti dari clamp dengan
ukuran yang disesuaikan dengan jenis transformator yang
diproduksi. Material plat yang akan dikenakan proses
bending, diukur dengan menggunakan meteran dengan
membuat tanda pada kedua sisi yang akan di-bending,
kemudian plat yang sudah diberi tanda tersebut dibentuk
dengan mesin dan dijalankan sesuai dengan prosedur yang
terdapat pada mesin. Mesin yang digunakan dalam proses
bending adalah mesin bending (Hydraulic Press Brake 150
T).
e) Proses Las
Setelah dilakukan beberapa tahap proses diatas, untuk
beberapa komponen clamp perlu dilakukan proses
pengelasan.
 Cover
Proses pembentukan bagian cover terdiri dari beberapa
proses yang terjadi antara lain :
a) Proses Punching
Merupakan proses pembentukan untuk membuat lubang-
lubang yang terdapat pada permukaan cover. Lubang-lubang
yang dibuat ini merupakan tempat untuk pemasangan
aksesoris pada tangki transformator, dimana ukuran dari
lubang yang dibentuk bervariasi untuk setiap plat cover yang
disesuaikan dengan aksesoris yang akan dipasangkan. Proses
pembentukan lubang menggunakan mesin plong 63 T
berkekuatan 63 ton..
35

b) Proses Forming
Merupakan proses pembentukan pada lubang hasil dari
proses punching sebelumnya yang dilakukan untuk
menyempurnakan bentuk lubang sesuai dengan spesifikasi
produk. Proses pembentukan ini menggunakan mesin
hydraulic press tatung 400 T dengan kekuatan tekan sebesar
400 ton. Pada mesin press ini digunakan sepasang mould
yang terdiri dari mold atas dan bawah agar dapat dihasilkan
bentuk sesuai dengan spesifikasi model.
 Body Tank
Body tank terdiri dari upper side, side plate, top edge, dan
base plate. Proses pembentukan bagian body tank secara
umum terdiri dari beberapa proses yang terjadi antara lain :
 Proses Plong
Merupakan proses untuk membentuk lubang pada bagian
upper side dan side plate. Proses pembentukan lubang ini
menggunakan mould sebagai mal untuk menghasilkan ukuran
sesuai spesifikasi. Mesin yang digunakan dalam
menghasilkan lubang pada bagian-bagian body tank adalah
hydraulic punch enerpac 3 hp.
 Proses Bubut
Merupakan proses pembentukan ulir yang berfungsi
sebagai tempat pemasangan drain valve pipe. Mesin yang
digunakan berupa mesin lathe dengan menggunakan mata
pahat bubut ulir sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
 Proses Blender
Merupakan proses yang dilakukan untuk menghasilkan
bentuk potongan pada bagian side plate. Pada proses ini
digunakan mesin secator untuk menghasilkan bentuk
potongan yang sesuai.
 Proses Bending
Merupakan proses pembentukan tekukan untuk
membentuk siku dengan ukuran yang disesuaikan dengan
jenis transformator yang diproduksi. Material plat yang akan
36

dikenakan proses bending, diukur dengan menggunakan


meteran dengan membuat tanda pada kedua sisi yang akan di-
bending, kemudian plat yang sudah diberi tanda tersebut
dibentuk sesuai dengan prosedur yang terdapat pada mesin.
Mesin yang digunakan dalam proses bending adalah mesin
bending (Hydraulic Press Brake 150 T).

B. Proses welding
Setelah bagian-bagian dasar tangki dibuat pada
prepatory, maka selanjutnya akan dilakukan assembly untuk
menghasilkan kerangka tangki transformator. Bagian-bagian yang
menyusun kerangka tangki ini merupakan bagian dari body tank
yaitu upper side, side plate, top edge, dan base plate.
 Proses Penyetelan Tangki
Merupakan proses assembly bagian-bagian body tank
seperti upper side, side plate, top edge, dan base plate untuk
menghasilkan kerangka tangki transformator. Penyetelan
kerangka tangki dilakukan dengan las teck (pengetekan)
secukupnya hingga bagian-bagian tersebut tersambung.
Pengetekan dilakukan dengan menggunakan mesin las
SMAW (AC Shielded Metal Arc Welding).
 Proses Manipulator
Merupakan proses assembly kerangka tangki dengan
radiator corrugated pada sisi-sisi samping dari tangki
transformator. Proses ini dilakukan dengan menggunakan
mesin manipulator untuk mengatur penempatan posisi
corrugated pada tangki transformator. Selain itu juga
diperlukan sebuah crane untuk membantu mengangkat
tangki. Setelah tangki dan corrugated distel dengan tepat,
selanjutnya dilakukan las teck (pengetekan) pada bagian
pojok corrugated secukupnya hingga tersambung dengan
tangki, dengan menggunakan mesin Las SMAW (AC
Shielded Metal Arc Welding). Proses dilakukan hingga
corrugated tersambung dengan tangki transformator.
37

 Proses Pengelasan
Merupakan proses penyambungan tangki tansformator
secara menyeluruh pada bagian-bagian yang telah dilakukan
pengetekan sebelumnya. Pengelasan dilakukan secara
vertilkal down dan horisontal pada bagian kerangka tangki
dan corrugated tergantung pada posisi yang perlu dilas.
Selain itu, pengelasan dilakukan pada bagian cover sebagai
tempat untuk tempat aksesoris yang meliputi oil level (bagian
luar dan dalam), earthing, dan oil drain pipe. Dan juga
dilakukan pengelasan untuk memasang name plate serta trade
mark tangki transformator. Pengelasan dilakukan dengan
menggunakan mesing las MIG (Metal Arc Welding).

C. Proses finishing
Proses finishing merupakan proses yang dilakukan
sebelum tangki di-assembly dengan bagian inner.
 Proses Cleaning (Surfacing)
Merupakan proses pembersihan tangki untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran percikan las yang masih
menempel pada tangki. Sisa-sisa percikan las yang menempel
dibersihkan dengan menggunakan tetek dan palu yang
dikerjakan secara manual oleh operator. Selain itu, pada
bagian las-lasan yang kurang rata dan perlu dihaluskan
permukaannya yang tidak dapat dilakukan secara manual
dengan menggunakan tetek dan palu, pembersihan dilakukan
dengan menggunakan mesin gerinda. Proses penggerindaan
ini dilakukan pada tempat yang tersediri dalam sekat, untuk
menghindari percikan yang ditimbulkan oleh mesin.
 Proses Blasting
Merupakan proses pembersihan tangki dari kotoran-
kotoran yang menempel maupun yang terdapat di dalam
tangki transformator tersebut. Proses ini dilakukan dengan
memasukkan tangki pada sebuah mesin yang dinamakan shot
blasting dengan menggunakan bantuan sebuah crane untuk
mengangkat tagki tersebut. Selain itu juga diperlukan sebuah
38

peralatan untuk memutar tangki (JIG) agar semua bagian


tangki dapat dibersihkan secara merata. Setting waktu yang
diperlukan selama shot blasting disesuaikan dengan jenis
transformator yang akan dibersihkan. Untuk mengilangkan
sisa kotoran dari proses shot blasting, maka harus dilakukan
pembersihan dengan menggunakan angin agar sisa-sisa steel
grid yang masih menempel dapat dihilangkan.
 Proses Painting
Merupakan proses pelapisan tangki transformator dengan
melakukan pengecatan secara merata. Sebelum dilakukan
pengecatan tangki, terlebih dahulu dilakukan pencampuran
base, curing agent, dan tinner, dengan proporsi 3 liter base; 1
liter curing agent, dan 10% sampai 20% tinner dari volume
base+curing agent. Setelah itu, proses pengecatan dilakukan
sebanyak 2-3 kali penyemprotan sehingga mendapatkan
ketebalan antara  70 m dengan menggunakan mesin
wagner. Untuk mempermudah proses pengecatan, diperlukan
sebuah crane untuk mengangkat tangki.
 Proses Pemasangan Bushing
Merupakan proses terakhir yang dilakukan dengan
menambahkan aksesoris terutama pada bagian cover.
Aksesoris yang digunakan pada tangki transformator adalah
packing karet, bushing, oil level, dan gate valve (stop kran).
Setelah dilakukan pemasangan aksesoris secara lengkap,
maka tangki siap untuk dikirim pada bagian inner untuk
dilakukan assembly dengan bagian inti dari transformator.

4.5 Identifikasi Whole Stream Perusahaan

Penggambaran keseluruhan (whole stream) aktivitas yang


terjadi di devisi moulding dalam rangka pemenuhan order
konsumen sangatlah penting untuk dilakukan sebelum dilakukan
analisa yang secara detail mengenai pemborosan yang terjadi
pada devisi ini. Pada penelitian ini, tool yang digunakan untuk
mengidentifikasi whole stream sistem produksi PT. Bambang
39

Djaja adalah big picture mapping. Tool ini membantu dalam


memvisualisasikan secara makro baik itu aliran fisik dan aliran
informasi maupun hubungan antar keduanya, dimana akitivitas
yang dilakukan divisualisasikan dengan simbol-simbol. Sebelum
membuat big picture mapping proses aliran informasi dan aliran
material yang terdapat di PT. Bambang Djaja perlu dijabarkan
terlebih dahulu yaitu sebagai berikut.

4.5.1 Aliran Informasi Pemenuhan Order Tranformator

Aliran informasi ini digunakan untuk mengetahui


bagaimana informasi pemenuhan order tranformator yang
digunakan oleh PT. Bambang Djaja mulai dari konsumen sampai
proses produksi dijalankan. Informasi ini diperoleh dengan
melakukan wawancara pada tiap departemen yang terlibat secara
langsung dengan proses pemenuhan produksi. Berikut adalah
aliran iformasi yang dimaksud diatas :
 Aliran informasi dimulai dari konsumen melakukan
pemesanan produk trafo ke bagian marketing PT
Bambang Djaja dalam bentuk produk order (PO).
 Berdasarkan pemesanan tersebut, bagian marketing PT.
Bambang Djaja meneruskan informasi pada bagian sales
purchase dan sales order untuk merekap dari order yang
diterima. Kemudian meneruskan informasi kepada bagian
PPC.
 Pada bagian PPC melakukan pendataan dengan membuat
dokumen Planning Purchasing Order (PPO) dan Job
Order (JO), untuk dokumen PPO diteruskan ke bagian
purchasing untuk membuat dokumen Purchasing Order
(PO) Yang kemudian meneruskan informasi ke bagian
warehouse utnuk memeriksa stok barang Finished Good.
Apabila stok barang masih mencukupi maka bagian PPC
akan membuat rencana pengiriman dan sales purchasing
40

membuat order confirmation sesuai jadwal dari bagian


PPC.
 Apabila stok produk yang ada pada finished good
warehouse ternyata tidak mencukupi maka PPC akan
melakukan penjadwalan produksi yang bekerja sama
dengan, bagian produksi, dan bagian penjualan tentang
informasi yang menyebutkan besarnya penjualan yang
ditargetkan oleh bagian penjualan. Berdasarkan informasi
ini bagian PPC akan merencanakan berapa jumlah trafo
dan spesifikasinya yang akan diproduksi serta dilengkapi
dengan kebutuhan bahan baku terlebih dahulu memeriksa
persediaan material di dalam gudang dan memeriksa
jadwal produksi. Jadwal yang dikeluarkan oleh bagian
PPC nantinya berupa Job Order (JO) yang dikirimkan
kepada bagian ware house dan bagian produksi. Beberapa
informasi yang terdapat pada JO antar lain :
- Jumlah material yang dibutuhkan.
- Jenis produk yang akan diproduksi
- Rencana produksi per hari
- Jumlah mesin yang digunakan
 Bagian gudang membuat dokumen tranfer yaitu Laporan
Persediaan Barang (LPB) kemudian diserahkan kepada
bagian produksi digunakan untuk proses produksi.
 Bagian produksi dapat melaksanakan pekerjaan.
 Setelah proses produksi selesai dikerjakan, bagian
produksi membuat Report Ap Finish (RAP) yang
diserahkan kepada ware house.
 Bagian marketing siap untuk mengirim barang dari
gudang ke customer disertai dengan surat jalan.

4.5.2 Aliran Material Pemenuhan Order Tranformator

Dengan menggambarkan aliran material ini dapat diketahui


pergerakan material untuk proses produksi tranformator guna
pemenuhan order produk tranformator di PT. Bambang Djaja.
41

Secara garis besar aliran fisik di PT. Bambang Djaja adalah


sebagai berikut:
 Pada bagian Purchasing yang menerima laporan dari
gudang bahan baku dan bagian PPC melakukan
pemesanan material kepada supplier dengan
mengeluarkan surat jalan dan PO (Purchasing Order).
 Material yang datang diterima oleh bagian gudang dan
dicocokkan dengan surat jalan dan PO (Purchasing
Order) yang dibuat oleh bagian purchasing.
 Bagian Quality bertugas untuk memeriksa kualitas dari
material yang dipesan. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi resiko kegagalan dalam produksi, jika
terdapat kerusakan maka bagian QM akan membuat
sertifikat penolakan untuk barang tersebut dan barang
akan dikembalikan ke supplier, sebaliknya jika tidak ada
kerusakan maka bagian QM akan membuat sertifikat
pelulusan dan disampaikan ke gudang

4.5.3 Big Picture Mapping Pembuatan Tranformator

Guna memahami permasalahan yang terjadi dalam suatu


perusahaan maka perlu dibuat gambaran menyeluruh mengenai
proses yang terjadi dalam sistem produksi. Dengan adanya
penjabaran mengenai proses aliran informasi dan material di atas
dapat dijadikan acuan dalam membuat gambaran keseluruhan
aktifitas perusahaan. Adapun big picture mapping proses
produksi tranformator guna pemenuhan order produk cairan
infuse pada departemen produksi PT. Bambang Djaja dapat
dilihat pada lampiran 7.

4.6 Identifikasi Waste

Langkah awal dalam mengidentifikasi pemborosan yang


terjadi adalah melakukan waste workshop untuk mendapatkan
informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai pemborosan yang
42

terjadi pada proses produksi transformator pada PT. Bambang


Djaja serta untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan
dengan penelitian sehingga nantinya dapat dilakukan analisa root
cause permasalahan yang ada maka aktivitas waste workshop
dilakukan dengan melakukan wawancara kepada manager, kepala
divisi (supervisor) dan kepala produksi karena dianggap mengerti
proses aliran nilai pada departemen produksi.
Dari hasil penyebaran kuisioner waste workshop didapatkan
hasil sebagai berikut .
Tabel 4.1 Skor rata-rata pemborosan

Hasil selengkapnya dari penyebaran kuisioner dapat dilihat pada


lampiran 5.

4.7 Value Stream Analysis Tool (VALSAT)

Setelah dilakukan pembobotan dari pemborosan yang terjadi


dan dari data yang didapatkan, dilakukan pemilihan tool value
stream mapping apa yang paling tepat, guna memetakan aliran
nilai (value stream) secara detail untuk mengidentifikasi
pemborosan yang terjadi pada sistem produksi di PT. Bambang
Djaja penentuan ini dilakukan dengan mengalikan skor rata-rata
tiap pemborosan (waste) dengan matriks kesesuaian value stream
mapping seperti pada tabel 2.2. Pada penelitian kali ini tiga tool
43

dengan total nilai tertinggi menurut hasil VALSAT nantinya akan


dijadikan mapping terpilih karena tool tersebut dianggap paling
sesuai untuk mengidentifikasi lebih detail mengenai pemborosan
yang terjadi. Hasil dari proses penentuan tool yang sesuai dengan
VALSAT dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Hasil perhitungan metode VALSAT

Hasil lengkap dari proses VALSAT dapat dilihat pada


lampiran 6.

4.8 Detailed Mapping

Dari ke tujuh tool tersebut akan dipilih beberapa tool yang


untuk memetakan permasalahan waste yang terjadi. Pemilihan ini
didasarkan pada kemampuan tool tersebut dalam mendeteksi
ketujuh jenis pemborosan yang timbul di lantai produksi
perusahaan.
Proses detailed mapping dilakukan dengan menggunakan
tool tiga tertinggi yang terpilih dari proses sebelumnya, yaitu :
1. Process Activity Mapping
2. Supply Chain Response Matrix
3. Quality Filter Mapping
44

4.8.1 Process Activity Mapping (PAM)

Process Activity Mapping (PAM) merupakan tool yang


digunakan untuk memetakan keseluruhan aktivitas yang terjadi
pada lantai produksi secara detail termasuk di dalamnya aliran
fisik dan aliran informasi yang terjadi, waktu yang diperlukan
untuk setiap aktivitas, jarak yang ditempuh dan banyaknya
pekerja yang bekerja pada system tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan
PAM adalah :
 Melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses,
mencatat aktivitas yang terjadi, jarak perpindahan yang
ditempuh dan waktu yang diperlukan dan banyaknya tenaga
kerja yang terlibat.
 Melakukan pengelompokan dalam 5 kelompok aktivitas yaitu
operasi, transportasi, inspeksi, delay (menunggu) dan storage
(penyimpanan).
 Menganalisa proporsi aktivitas yang bersifat value adding
activity yaitu operasi dan non value adding activity yaitu
transportasi, inspeksi, delay dan storage.
Pemahaman terhadap aliran proses produksi pembuatan
tranformator terlebih dahulu harus dilakukan sehingga
Process Activity Mapping (PAM) nantinya dapat
menggambarkan aktivitas yang terjadi dimana penjelasan
mengenai proses produksi dapat dilihat pada sub bab 4.4.
Hasil dari pengamatan PAM dapat dilihat pada lampiran 10.
Data-data yang diperoleh dari proses pengamatan selanjutnya
dilakukan uji statistik data untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh dapat dipercaya secara statistik untuk
merepresentasikan kondisi sebenarnya, dimana pengujian
yang dilakukan adalah uji keseragaman, uji kenormalan dan
uji kecukupan, dimana langkah-langkah dalam melakukan
pengujian adalah sebagai berikut:
 Uji keseragaman data, dilakukan untuk melihat apakah
data yang dikumpulkan telah seragam secara statistik atau
45

tidak. Uji keseragaman ini dilakukan dengan batas atas


(UCL) dan batas bawah (LCL) sebesar 3 kali standart
deviasi data.
 Uji kenormalan dilakukan sebelum uji kecukupan data.
Hal ini dilakukan karena asumsi dasar rumus yang
dipergunakan dalam uji kecukupan data adalah bahwa
data yang diperoleh berdistribusi normal. Hipotesis yang
dipergunakan dalam uji kenormalan ini adalah sebagai
berikut:
H0 : Data waktu pengamatan berdistribusi normal
H1 : Data waktu pengamatan tidak berdistribusi normal
Dengan menggunakan software SPSS 10 dan melihat
nilai asym.sign yang diperoleh, maka hasil hipotesis
diatas dapat diketahui. Data dinyatakan berdistribusi
normal apabila nilai asym.sign > 0,05. Dari hasil
pengolahan tersebut diperoleh bahwa setiap data
pengukuran yang telah dilakukan berdistribusi normal.
Tabel-tabel hasil pengujian SPSS selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 8.
 Uji kecukupan data, dilakukan untuk melihat apakah data
yang telah dikumpulkan telah cukup secara statistik
ataukah tidak. Uji ini dilakukan setelah data telah
dinyatakan seragam dan normal. Rumus yang digunakan
untuk uji ini adalah sebagai berikut:
 
2
 40 x 

2
N X 2
 X
N '  


 X 

Keterangan:
X : Data pengamatan yang diambil
N : Jumlah data pengamatan yang telah diambil dan
telah seragam
N’: Jumlah data pengamatan yang harus diambil
Apabila nilai N’<N, maka data yang diambil telah cukup.
Tujuan dilakukan uji-uji diatas adalah untuk memastikan bahwa
data yang akan diolah dalam perhitungan waktu selanjutnya telah
46

benar secara statistik. Tabel rekap hasil uji-uji tersebut dapat


dilihat pada lampiran 9. Selain itu, data pengukuran waktu
diberikan pada lampiran 7.

4.8.2 Supply Chain Response Matrix (SCRM)

Supply Chain Response Matrix (SCRM) merupakan tool


yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
kenaikan atau penurunan tingkat persediaan dan panjang lead
time pada setiap area dalam supply chain. Evaluasi tersebut
nantinya akan sangat berguna dalam upaya untuk menjaga atau
meningkatkan service level ke konsumen.
Dalam penggambarannya, terdapat 2 sumbu yaitu vertikal
dan horisontal. Sumbu horisontal pada SCRM menggambarkan
cumulative lead time untuk merencanakan serta memindahkan
produk dalam supply chain. Sumbu vertikal mewakili cumulative
inventory pada setiap stage dalam supply chain.
Adapun data-data yang diperlukan dalam pembuatan
SCRM ini adalah sebagai berikut:

 Data kumulatif output produksi (lampiran 12)


Produksi Trnsformator Tiap Bulan

70000
Jumlah produksi

60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
September Oktober November Desember
Bulan

Gambar 4.4, Produksi Transformator Tiap Bulan.


47

 Data kumulatif penggunaan material (lampiran 13)


Rata-rata Penggunaan Material

140000
120000
100000
Jumlah

80000
60000
40000
20000
0
Saldo Aw al Masuk Keluar Saldo Akhir

Saldo

Gambar 4.5, Rata-rata Penggunaan Material

 Data kumulatif produk yang masuk ke gudang (lampiran 14)


Produk yang Masuk ke Gudang

70000
60000
50000
Jumlah

40000
30000
20000
10000
0
September Oktober November Desember

Bulan

Gambar 4.6, Produk yang masuk ke gudang.


48

 Data kumulatif Jumlah produk yang dikirim (lampiran 15)


Jumlah produk yang terkirim

60000

50000

40000
Jumlah

30000

20000

10000

0
September Oktober November Desember
Bulan

Gambar 4.7, Rata-rata Penggunaan Material

Supply Chain Response Matrix (SCRM) selanjutnya


dapat dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh tersebut.
Berikut adalah penjelasan dari SCRM yang akan dibuat :
 Pada bagian gudang material, kedatangan sejumlah row
material yang dikirim oleh supplier setiap bulanya adalah
sebesar 49930.42 quantity atau jumlah material yang
cukup untuk memproduksi 82 unit, dengan rata-rata lead
time pemesanan 38 hari. Jumlah material yang digunakan
untuk proses produksi setiap harinya sebesar 86.68
quantity. Apabila dalam 1 bulan tersebut terdapat 24 hari
efektif kerja yang digunakan untuk memproduksi
transformator, maka days physical stock atau persediaan
bahan baku pada gudang bahan baku dapat bertahan
untuk proses produksi selama 24 hari.
 Pada area work in process (WIP), bagian produksi setiap
bulanya menghasilkan output rata-rata sebesar 2158.38
Quantity/bulan atau sebesar 3.55 unit/hari (lampiran 11).
Apabila rata-rata pengambilan material dari row material
werehouse untuk keprluan proses produksi adalah sebesar
49

86.68 quantity/hari, maka besarnya days physical stock


yang terjadi adalah sebesar 25 hari.
 Seluruh hasil work in process dibawa ke proses inspeksi
untuk melihat apakah masih terdapat cacat pada hasil
proses produksi. Produk jadi yang telah melewati proses
inspeksi dan dinyatakan baik akan dibawa ke proses
packing setelah di packing produk jadi yaitu
transformator tersebut disimpan pada gudang produk jadi
dan siap untuk dikirim. Rata-rata jumlah produk jadi yang
masuk gudang setiap harinya sebesar 3.28 unit/hari.
Kemudian rata-rata produk jadi yang dikirim kepada
konsumen sebesar 3.14 unit/hari, maka days physical
stock yang terjadi adalah 1.04 hari.

Untuk lebih jelas mengenai supply chain response


matrix dari sistem produksi transformator pada PT. Bambang
Djaja adalah seperti pada gambar 4.8 berikut ini:
Comulative Inventory
49.95 hari

Total 132.95 hari

24 Distribusi

24.9 WIP

1.05 Gudang
14 30 39 Comulative Leadtime 83
hari

Gambar 4.8, Supply Chain Response Matrix Production.


50

4.8.3 Quality Filter Mapping (QFM)

Tool Quality Filter Mapping (QFM) digunakan untuk


mengidentifikasikan permasalahan kualitas yang terjadi dalam
aliran nilai. Dalam penelitian ini, pemetaan kualitas dengan
menggunakan QFM dilakukan di setiap stage pada lantai
produksi. Tool ini mampu menggambarkan tiga jenis defect yang
terjadi dalam aliran nilai perusahaan. Ketiga defect tersebut antara
lain product defect yaitu cacat yang lolos ke konsumen, scrap
defect (internal scrap) yaitu cacat yang dapat terdeteksi melalui
serangkaian proses inspeksi, dan service defect yang berupa cacat
karena kualitas pelayanan yang buruk seperti keterlambatan
pengiriman.
Pada penelitian ini jenis defect yang akan
diidentifikasikan adalah scrap defect yang merupakan cacat
produksi yang dapat dideteksi. Dalam lantai produksi, jenis cacat
ini dilakukan dengan melewati beberapa tahapan inspeksi
sehingga penemuan cacat dapat langsung diantisipasi untuk
mencegah agar tidak masuk ke stage berikutnya. Adapun jenis
jenis defect yang teridentifikasi, yaitu :

 Kebocoran Las-lasan
 Las
 Komponen
 Kebersihan tangki
 Cat
 Bocor N2
 Resistansi
 Karakteristik
 Magger
 Withstan
 Induse
51

Dari jenis-jenis cacat yang ada dapat dibuat suatu analisa


terhadap defect tersebut berdasarkan data produksi bulan januari-
Mei 2006 (Lampiran 15), maka didapatkan hasil cacat mana yang
dominan dan kritis dengan menggunakan diagram pareto, yang
dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut ini:

Prosentasi Cacat Pada Transformator


900
100
800

700 80
600

Percent
500 60
Count

400
40
300

200
20
100

0 0
Jenis cacat Kebocoran Las Withstan Bocor N2 Cat Kebersihan Other
Count 412.2 218.0 82.0 69.6 44.8 29.5
Percent 48.1 25.5 9.6 8.1 5.2 3.4
Cum % 48.1 73.6 83.2 91.3 96.6 100.0

Gambar 4.9, Pareto Diagram Defects


52

Anda mungkin juga menyukai