Anda di halaman 1dari 8

PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA

WEDOMARTANI AKIBAT PEMBANGUNAN JOGJA BAY WATERPARK

Fatma Rizky Azzizah


fatmarizkyazzizah@gmail.com

Abdur Rofi’
abdurrofi@ugm.ac.id

Abstract

Jogja Bay Adventure Pirates Waterpark is a 11 hectare tourism site that is


considered as one of the different water tourism sites compared to similar tourist sites. The
construction of Jogja Bay Waterpark since 2015 provides social and economic impacts on
the surrounding community. The purpose of this research is to know the process of
development of Jogja Bay Waterpark tourism location and to know the changing socio-
economic condition of society caused by Jogja Bay Waterpark The data were collected by
interviewing some people in the village of Wedomartani. The result of this research is most
of the people around Jogja Bay Waterpark that is 67,7% respondents feel the impact or
change by Jogja Bay Waterpark development. Changes in the economic conditions of the
villagers of Wedomartani are not very significant. While on the social aspect there is a
considerable change affect the livelihood of the people of the village Wedomartani namely
changes in road density and noise caused by visitors of the location of tourism Jogja Bay
Waterpark
Keywords: Tourism, Socioeconomic Impacts,

Abstrak
Jogja Bay Adventure Pirates Waterpark adalah lokasi pariwisata dengan
luas 11 Hektar yang dianggap sebagai salah satu lokasi wisata air yang berbeda
dibandingkan dengan lokasi wisata serupa. Pembangunan Jogja Bay Waterpark sejak tahun
2015 memberikan dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembangunan lokasi pariwisata Jogja
Bay Waterpark dan mengetahui perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat akibat
pembangunan Jogja Bay Waterpark. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara
kepada sebagian masyarakat di Desa Wedomartani. Hasil dari penelitian ini adalah
sebagian besar penduduk di sekitar Jogja Bay Waterpark yaitu 67,7% responden merasakan
adanya dampak atau perubahan oleh pembangunan Jogja Bay Waterpark. Perubahan
kondisi ekonomi penduduk Desa Wedomartani tidak terlalu signifikan. Sedangkan pada
aspek sosial terdapat perubahan yang cukup mempengaruhi penghidupan masyarakat Desa
Wedomartani yaitu perubahan kepadatan jalan dan kebisingan yang diakibatkan oleh
pengunjung lokasi pariwisata Jogja Bay Waterpark
Kata kunci : Pariwisata, Dampak sosial ekonomi, Pembangunan, Persepsi masyarakat

1
PENDAHULUAN meningkatkan kesejahteraan penduduk
Geografi pariwisata merupakan melalui peluang usaha yang semakin
studi terapan dari berbagai konsep, teori meningkat serta berbagai fasilitas
dan pendekatan geografi terhadap aspek- pelayanan yang ikut berkembang, namun
aspek pariwisata pada wilayah di sisi lain tersedianya fasilitas yang
permukaan bumi (Pramono, 2012). lengkap itu dapat dimanfaatkan oleh
Menurut Sujali (1989), geografi sebagian penduduk, terutama para remaja
pariwisata sesuai dengan bidang atau untuk melakukan aktivitas yang dapat
lingkupnya, merupakan objek wisata. meresahkan orang lain. Selain perubahan
Pembahasannya ditekankan pada kondisi ekonomi, aktivitas lalu lintas di
masalah bentuk, jenis, persebaran dan sepanjang jalan Stadion Maguwoharjo
termasuk juga wisatawan sebagai juga mengalami peningkatan kepadatan.
konsumen dari objek wisata. Jogja Bay Akses lalu lintas menjadi semakin padat
Adventure Pirates Waterpark merupakan terutama pada akhir pekan dan hari libur
lokasi pariwisata seluas 11 Hektar yang nasional.
berlokasi di Jalan Stadion Maguwoharjo,
tujuan dari penelitian ini adalah
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
sebagai berikut:
Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas Jogja
Bay Waterpark terdiri dari 7 Ha Area 1. Mengetahui proses pembangunan
bermain berupa wahana air dan lokasi pariwisata Jogja Bay
pertunjukan serta 2.7 Ha area parkir Waterpark
kendaraan pengunjung (mobil, motor dan 2. Mengetahui perubahan kondisi sosial
bus) serta taman (www.jogjaBay.com). ekonomi masyarakat akibat
Jogja Bay Waterpark dianggap sebagai pembangunan Jogja Bay Waterpark
salah satu lokasi wisata air yang unik dan
berbeda dibandingkan dengan lokasi METODE PENELITIAN
wisata serupa. Hal tersebut karena Jogja Data yang dikumpulkan dalam
Bay Waterpark merupakan lokasi penelitian ini adalah data primer.
pariwisata thematic story telling yang Penelitian ini menggunakan metode
memadukan antara tradisi Jogja dengan survey untuk mengumpulkan data primer
para bajak laut Eropa. tersebut. Wardiyanta (2009) menyatakan
Wardiyanta (2009) menyatakan bahwa metode survey merupakan metode
bahwa perkembangan suatu pariwisata yang menunjuk pada teknik kuesioner
dapat mendatangkan berbagai manfaat yaitu teknik pengumpulan data dengan
pada masyarakat yang ada di sekitarnya mengajukan pertanyaan pada responden
baik secara ekonomis, sosial maupun baik secara lisan maupun tertulis.
budaya. Namun, apabila perkembangan Penelitian ini merupakan penelitian yang
dari pariwisata tidak dipersiapkan dan bersifat kualitatif. Data Primer yang
tidak dikelola dengan baik maka dapat dikumpulkan adalah informasi dari hasil
menimbulkan berbagai permasalahan wawancara terhadap BKAD Sleman,
yang menyulitkan atau bahkan Ketua RT/RW setempat dan sebagian
merugikan masyarakat. masyarakat Desa Wedomartani yang
berada di wilayah kajian.
Perkembangan aktivitas sosial
dan ekonomi akibat pembangunan Jogja
Bay Waterpark di satu sisi dapat

2
Informasi dan data penelitian sampling. Multistage random sampling
dikumpukan berdasarkan variable yang adalah pengambilan sampel dalam
telah ditentukan. beberapa tahap. Metode ini dilakukan
dengan membagi lokasi kajian dalam
Variabel yang digunakan dalam
beberapa wilayah. Dalam penelitian ini
penelitian ini adalah sebagai berikut:
lokasi kajian dibagi dengan grid seluas
a) Proses pembangunan Jogja Bay 100 m2. Jumlah populasi ditentukan
Waterpark dengan menghitung jumlah rumah dari
 Alih fungsi lahan masing masing grid pada daerah
 Kepemilikan lahan penelitian dengan asumsi dalam satu
b) Perubahan kondisi Sosial ekonomi rumah terdapat satu KK. Hasil
masyarakat sebelum dan setelah interpretasi pada citra dan pengamatan
pembangunan Jogja Bay Waterpark langsung dilapangan menunjukan bahwa
 Jumlah pendapatan jumlah rumah batas kajian adalah
 Fasilitas umum sebanyak 1272 rumah. Dengan asumsi
 Kegiatan sosial bahwa setiap rumah memiliki 1272
Kepala keluarga, maka jumlah populasi
 Keamanan
dalam penelitian ini adalah 1272 jiwa.
 Kebisingan
 Kepadatan jalan Jumlah sampel pada masing-
masik titik penelitian ditentukan
Penentuan area dan batas kajian
menggunakan metode Slovin dengan
dilakukan menggunakan metode transek.
e=10% Rumus Slovin:
Transek adalah garis sampling yang
ditarik menyilang pada sebuah bentukan 𝑁
n= :
1+𝑁𝑒 2
atau beberapa bentukan (Oosting, 1956).
Melalui garis transek, responden diambil dimana:
dari jarak terdekat dengan lokasi n= Ukuran sampel,
pariwisata Jogja Bay Waterpark hingga N= Ukuran populasi,
e= Persen kelonggaran ketidaktelitian
jarak terjauh untuk mengetahui batas
daerah yang terdampak oleh
pembangunan. Penentuan area penelitian
dilakukan hingga memperoleh
koresponden yang tidak lagi terdampak
oleh pembangunan lokasi pariwisata
Jogja Bay Waterpark. Jarak yang diambil
untuk masing masing pengambilan
koresponden sesuai dengan range yang
telah ditentukan. Wawancara dilakukan
kepada responden yang berada di garis Gambar 1. Peta titik sampel
transek. Wawancara dilakukan untuk penelitian
mengetahui perubahan kondisi sosial
ekonomi masyarakat sebelum dan setelah
pembangunan Jogja Bay Waterpark. Dari hasil pehitungan rumus
Slovin, diketahui bahwa jumlah sampel
Sampel penelitian ditentukan dalam penelitian ini adalah 93 jiwa.
menggunakan metode multistage random Setelah diketahui jumlah sampel

3
penelitian, kemudian ditentukan titik dikelola oleh pemerintah. Status
sampel pada daerah penelitian. Jumlah kepemilikan lahan Jogja Bay Waterpark
titik pengambilan sampel yang saat ini adalah lahan sewa pakai oleh PT
ditentukan dalam penelitian ini adalah 15 Taman Wisata Jogja. Sebelum
titik. Penentuan persebaran titik sampel pembangunan Jogja Bay Waterpark,
ditentukan dengan membagi jumlah lahan tersebut dimanfaatkan untuk
populasi dengan jumlah titik sampel. kompetisi motor trail atau sarana olah
Hasil kumulatif dari pembagian tersebut raga bagi masyarakat sekitar. Seringkali
menentukan persebaran titik lahan tersebut digunakan sebagai tempat
pengambilan sampel penelitian akan untuk mengadakan event-event besar
dilaksanakan. Peta persebaran titik sepeti perlombaan atau konser musik.
sampel dapat dilihat dalam gambar 5.3.
Pembangunan lokasi pariwisata
Wawancara dilakukan pada kurang lebih
6 responden pada masing-masig titik Jogja Bay Waterpark menurut Ketua RT
sampel. 5 RW 45 Dusun Gebang Desa
Wedomartani tidak melibatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat sekitar. Pekerja bangunan
Jogja Bay Waterpark mayoritas berasal dari wilayah lain.
merupakan taman wisata air yang Warga yang dilibatkan dalam
dibangun pada lahan kas desa pada akhir pembangunan Jogja Bay Waterpark
tahun 2015. Pengelola dari lokasi sangat sedikit jumlahnya, hal tersebut
pariwisata Jogja Bay Waterpark adalah dikarenakan tidak adanya sosialisasi
perusahan swasta yaitu PT Taman Wisata maupun recruitment perkerja dari pihak
Jogja. Jogja Bay Waterpark dibangun pengelola. Bapak Yanto2 mengaku tidak
pada lahan seluas 77.990 m2 dengan luas mngetehui dengan baik bagaimana
lantai/ total bangunan sebesar 4.680 m2 proses pembangunan Jogja Bay tersebut:
yang berlokasi di Padukuhan Jenengan,
Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, “Kurang tahu tentang proses
Kabupaten Sleman DIY. Surat ijin pembangunannya bagaimana. Saya
pembangunan Jogja Bay Waterpak no tidak merasa ada keuntungan yang
660/643 telah diterbitkan dan disahkan dirasakan (dalam pembangunan Jogja
oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Bay Waterpark). Untuk bekerja atau
membuka usaha disekitarnya harus
pada tanggal 12 Juni 2015.
punya orang dalam. Harga masuk
Menurut Siti Nurjanah1 terlalu mahal dan tidak ada perbedaan
pemilihan lokasi pembangunan Jogja Bay harga untuk warga sekitar. Dampak
Waterpark di Desa Maguwoharjo langsung yang dirasakan adalah
dikarenakan akses jalan, keterjangkauan berisik dan bau (air kaporit)”
serta perkembangan wilayah yang tinggi Perubahan tata ruang wilayah
pada daerah tersebut. Lokasi Pariwisata setelah pembangunan Jogja Bay
Jogja Bay Waterpark merupakan taman Waterpark dirasakan kurang signifikan
wisata air besar pertama yang ada di bagi masyarakat setempat. Menurut
wilayah tersebut. Status kepemilikan narasumber, perkembangan tata ruang
lahan sebelum dibangunnya Jogja Bay
wilayah lebih dominan dipengaruhi oleh
Waterpark adalah tanah kas desa yang

1 2
Kepala Sub bidang Analisis Ketua RT 5 RW 45 Dusun Gebang
Anggaran BKAD ( Badan Keuangan Desa Wedomartani, 15 Juli 2017
dan Aset Daerah), 26 Juli 2017

4
Stadion Maguwoharjo dan kampus-
kampus yang ada di daerah tersebut.
Perubahan harga tanah cukup stabil
sebelum dan setelah dibangunnya Jogja
Bay Waterpark.

Persepsi masyarakat terhadap


perubahan akibat pembangunan Jogja
Bay Waterpark digolongkan menjadi dua Gambar 3. Peta Sebaran Respoden
yaitu merasakan adanya dampak atau Terdampak dan Tidak Terdampak
perubahan akibat pembangunan dan tidak oleh Aktivitas Pembangunan Jogja
merasakan adanya dampak setelah Bay Waterpark
pembangunan Jogja Bay Waterpark. Persebaran responden yang
Berikut merupakan Grafik yang terdampak dan responden yang tidak
menggambarkan persepsi masyarakat terdampak oleh pembangunan Jogja Bay
terhadap pembangunan Jogja Bay
Waterpark pada Gambar 6.2 menunjukan
Waterpark secara umum: pola persebaran yang tidak merata.
Subjektifitas responden pada saat
wawancara mempengaruhi pola
Merasakan
32,3 adanya persebaran responden yang terdampak
perubahan dan tidak terdampak oleh pembangunan.
Dari Peta tersebut dapat dilihat bahwa
tidak responden yang terdampak oleh
merasakan
67,7
pembangunan Jogja Bay Waterpark
adanya
perubahan banyak berada di sekitar jalan utama
menuju lokasi pariwisata. Kepadatan
jalan dan kebisingan merupakan salah
satu variabel utama dalam penelitian ini.
Gambar 2. Grafik Persepsi
Hasil wawacara menunjukan
Masyarakat Desa Wedomartani
Terhadap Pembangunan Jogja Bay bahwa pembangunan Jogja Bay
Waterpark Waterpark memberikan dampak secara
langsung dan tidak langsung kepada
Dari Grafik di atas diketahui masyarakat Desa Wedomartani.
bahwa dari seluruh sampel yang Perubahan atau dampak langsung dibagi
diperoleh mayoritas sampel yaitu 67,7 % menjadi perubahan positif, perubahan
responden merasakan adanya dampak negatif maupun perpaduan dari
dari perubahan kondisi sosial ekonomi keduanya. Perubahan positif merupakan
yang diakibatkan oleh pembangunan perubahan langsung berupa peningkatan
lokasi pariwisata Jogja Bay Waterpark. kesejahteraan masyarakat setelah
Berikut merupakan peta yang pembangunan Jogja Bay Waterpark.
menggambarkan persebaran responden Perubahan negatif merupakan perubahan
baik yang terdampak maupun tidak yang merugiakan masyarakat baik secara
terdampak oleh pembangunan Jogja Bay sosial maupun ekonomi.
Waterpark:
Perubahan tidak langsung
merupakan perubahan yang tidak

5
berdampak langsung dalam kehidupan penduduk yang bertempat tinggal dekat
sehari-hari. Seperti yang dialami oleh jalan raya yang menjadi akses utama
Mujiyo (62) warga Desa Wedomartani menuju Jogja Bay Waterpark.
yang berprofesi sebagai petani. Sebagai
Ranto (81) mengaku bahwa
seorang petani Mujiyo tidak
bunyi klakson lebih sering terdengar dari
mendapatkan manfaat secara langsung
arah jalan utama sehingga menimbulkan
manfaat atau kerugian dari pembangunan
polusi suara. Selain itu masyarakat juga
Jogja Bay Waterpark meskipun ia
menyayangkan Jogja Bay Waterpark
mengakui bahwa pembangaunan lokasi
tidak menyediakan peluang pekerjaan
pariwisata tersebut meningkatkan
khusus bagi masyarakat sekitar, sehingga
kepadatan jalan dan kondisi kebisingan.
warga yang tidak memembuka usaha
Berikut merupakan grafik persentase
disekitar Jogja Bay Waterpark tidak
persepsi penduduk terhadap perubahan
menerima manfaat ekonomi.
kondisi sosial ekonomi akibat
pembangunan Jogja Bay Waterpark: Pembanguan Jogja Bay
Waterpark juga memberikan dampak
positif bagi masyarakat yang ada di
sekitarnya. Dampak positif tersebut
terutama dirasakan oleh penduduk yang
6,3 Positif
membuka usaha disekitar lokasi
27,0
pariwisata ataupun penduduk yang
30,2 berkerja di Jogja Bay Waterpark. dampak
Negatif positif lain yang dirasakan oleh
penduduk Desa Wedomartani adalah
dengan dibagunnya Jogja Bay, wilayah
36,5
tempat tinggal mereka lebih dikenal dari
pada sebelumnya. Pembangunan Jogja
Gambar 4. Grafik Persentase Persepsi Bay Waterpark juga menjadi pemicu
Penduduk pertumbuhan Desa Wedomartani.
Persentase yang dihasilkan dari
perolehan data menunjukan terdapat ya tidak
36.5% persen sampel penduduk
Kepadatan Jalan 76,3 16,7
merasakan adanya dampak secara
Kebisingan 60,2 32,8
negatif, 27% merasakan adanya dampak K o n f l i k S o s i a l 1,1 91,9
baik atau perubahan positif, 30.2% K e a m a n a n 25,8 67,2
merasakan baik perubahan positif K e g i a t a n S o s i a l 21,5 71,5
maupun negatif, dan sisanya merasakan F a s i l i t a s U m u m 23,7 69,3
adanya perubahan namun tidak 10,8
E k o n o m i 6.
Gambar 82,2
1 Persentase
berdampak secara positif ataupun negatif
Gambar 5. Perubahan Kondisi Sosial
terhadap pengidupannya. Banyanya Ekonomi Masyarakat akibat
persepsi negatif terhadap pembangunan Pembangungan Jogja Bay Waterpark
Jogja Bay Waterpark dipicu oleh
meningkatnya kepadatan jalan, polusi Dari data di atas dapat
udara dan kebisingan yang meningkat. diketahui bahwa dari seluruh sampel
Hal tersebut terutama dirasakan oleh penelitian, mayoritas merasakan
perubahan yang paling dominan dalam

6
aspek kebisingan dan kepadatan jalan. Persepsi masyarakat Desa
Perubahan kondisi kebisingan Wedomartani terhadap pembangunan
merupakan salah satu aspek dempak Jogja Bay Waterpark dengan persentase
pembanguan Jogja Bay Waterpak yang yang paling tinggi adalah perubahan
paling mempengaruhi persepsi kepadatan jalan. Perubahan Kepadatan
masyarakat Desa Wedomartani. jalan terutama jalan yang menjadi akses
Perubahan kondisi kebisingan dirasakan utama menju Jogja Bay Waterpark sangat
oleh 60,2% warga desa yang menjadi signifikan dibandingkan sebelumnya.
sampel penelitian. Sementara itu, sisanya Terdapat 76,3% masyarakat yang
beranggapan bahwa kebisingan dirasa memiliki persepsi bahwa pembangunan
meningkat oleh adanya Stadion Jogja Bay meningkatkan kondisi
Maguwoharjo. kepadatan jalan. Menurut responden,
kepadatan jalan yang meningkat
Meningkatnya kondisi
disebabkan oleh jalan yang berada di
kebisingan terjadi pada saat proses
sekitar Jogja Bay Waterpark cukup
pembangunan dan pada masa operasional
sempit untuk dilalui oleh banyak mobil
Jogja Bay Waterpark. Pada proses
dan bus. Banyaknya bus pariwisata yang
pembangunannya tingkat kebisingan
lewat juga menyebabkan tingginya
meningkat dari sura yang dihasilkan oleh
kepadatan jalan. Kepadatan jalan
kegiatan konstruksi. Tinggi nya kondisi
terutama memuncak pada akhir pekan
kebisingan pada masa operasional Jogja
dan hari libur nasional. Untuk perubahan
Bay Waterpark berasal dari teriakan
kondisi kepadatan jalan, warga Desa
pengunjung dan kendaraan yang dibawa
Wedomartani merasa cukup terbebani
oleh pengunjung pariwisata. Kebisingan
karena menghambat akses dalam
terutama dirasakan oleh masyarakat yang
melaksanakan aktivitas sehari-hari.
bertempat tinggal dekat dengan jalan dan
lokasi pariwisata Jogja Bay Waterpark. KESIMPULAN
Ranto (81) mengatakan
1. Pembangunan lokasi pariwisata
“berisiknya dari pengunjung yang Jogja Bay Waterpark
teriak dan klakson-klakson mobil di dilakansanakan sesuai ijin
jalan. Paling ramai kalau sedang pemerintah daerah pada akhir tahun
liburan. Selain itu karena banyak yang
2015 dan dibangun diatas tanah kas
jualan”
desa oleh PT Taman Wisata Jogja.
Kondisi kebisingan yang Masyarakat mengaku tidak terlalu
meningkat juga terjadi setiap Jogja Bay mengetahui bagaimana proses
Waterpark mengadakan konser atau pembangunan lokasi pariwisata
acara musik. Suara dari konser tersebut tersebut berlangsung. Masyarakat
terdengar hingga rumah warga di Desa Desa Wedomartani tidak ikut
Wedomartani. Tingkat kebisingan yang berpartisipasi dalam pembangunan
bertambah diakui responden cukup Jogja Bay Waterpark.
mengganggu, namun juga ada yang 2. Menurut persepsi masyarakat secara
merasa tidak terlalu terpengaruhi oleh umum, mayoritas penduduk Desa
kebisingan tersebut dalam Wedomartani merasakan adanya
penghidupannya sehari-hari. dampak atau perubahan setelah
pembangunan Jogja Bay Waterpark.
Perubahan konsdisi ekonomi

7
penduduk Desa Wedomartani tidak menghadapi perkembangan wilayah
terlalu signifikan. Sedangkan pada yang semakin maju
aspek sosial terdapat perubahan 5. Penelitian ini perlu dilanjutkan
yang cukup mempengaruhi karena pembangunan di sekitar
penghidupan masyarakat Desa kawasan di seitar lokasi pariwisata
Wedomartani yaitu perubahan Jogja Bay Waterpark akan terus
kepadatan jalan dan kebisingan yang meningkat
diakibatkan oleh pengunjung lokasi
pariwisata Jogja Bay Waterpark.
DAFTAR PUSTAKA

Oosting. (1956). The Study of Plant


SARAN
Community. London: Freeman
1. Pengelola dari Jogja Bay Waterpark and Company
diharapkan untuk memberikan
Pramono, Heru. (2012). Diktat Kuliah
program maupun bantuan bagi
Geografi Pariwisata.
penduduk setempat untuk
Yogyakarta: UNY.
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Sujali. (1989). Geografi Pariwisata
2. Pengelola diharapkan dapat dan Kepariwisataan.
membuka lapangan pekerjaan Yogyakarta: Fakultas
khususnya bagi masyarakat yang ada Geografi Universitas Gadjah
di sekitarnya Mada
3. Pengelola diharapkan memberi solusi
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
terhadap perubahan kepadatan jalan
Keperawatan. Jakarta: EGC
yang diakibatkan oleh pengunjung
dari lokasi pariwasata Jogja Bay 2009 tentang Kepariwisataan
Waterpark Wardiyanta, M.Hum. (2009). Metode
4. Peningkatan kualitas masyarakat Penelitian Pariwisata.
berupa pelatihan maupun sosialisasi Yogyakarta: Penerbit ANDI.
untuk membekali masyarakat dalam www.jogjaBay.com

Anda mungkin juga menyukai