Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama : Akmal Arif Herdiawan


NIM : 23031440017
a. Persiapan Pengumpulan Data Sekunder
Ikuti beberapa langkah berikut:
 pilih dan tetapkan satu lokasi di sekitar tempat tinggal Anda atau di daerah lain
yang dapat Anda akses untuk dijadikan lokasi pengkajian indigenous ecological
knowledge.

Upayakan bukan lokasi/area perkotaan

Lokasi yang dipilih adalah Kampung Wisata Bendungan Lepen di Kampung


Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
 Susun pedoman wawancara terkait indigenous ecological knowledge. Lakukan
wawancara terhadap 1-3 responden dalam rangka mengkaji bentuk-bentuk
indigenous ecological knowledge yang masih dimiliki

Upayakan responden dalam rantang usia yang berbeda


Lembar wawancara tersedia

Hasil:
- Kisi-kisi Lembar pedoman wawancara dan lembar pedoman wawancara
- Hasil Wawancara dari 3 Narasumber
- Dokumentasi Wawancara
 Identifikasi apakah responden tersebut masih memiliki/menguasai bentuk-bentuk
indigenous ecological knowledge ataukah tidak.
 Dokumentasikan kondisi lingkungan di sekitarnya baik dengan foto atau video
sebagai data pendukung.
Hasil:
- Dokumentasi Kondisi Lingkungan di Lokasi Pengamatan
b. Pengumpulan Data

Berdasarkan proses pengumpulan data yang telah Anda lakukan, buatlah rangkuman
singkat tentang hasil identifikasi Anda pada kolom di bawah ini.

1) Identifikasi Indigenous Ecological Knowledge Masyarakat


Buatlah rangkuman singkat tentang hasil wawancara yang telah Anda lakukan.

Identifikasi Indigenous Ecological Knowledge Masyarakat Kampung Mrican, Kelurahan


Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Lokasi Wisata Bendungan Lepen, Mrican, Giwangan,
Umbulharjo, Kota Yogyakarta
Nama Responden Wawancara Kasdadi (Ketua RT)
Suradianto (Pemuda/Pengelola)
Pratama Hadi (Pengunjung)
Jenis Indigenous Ecological Knowledge Kampung Wisata Bendungan Lepen, Mrican
yang Dikaji
Hasil Identifikasi Indigenous Ecological Knowledge:

Bermula dari rasa prihatin para pemuda di Kampung Mrican terhadap pencemaran
lingkungan yang ada di kampung Mrican, khususnya tepi sungai Gajah Wong, para pemuda
membersihkan sedimen yang menumpuk di sungai pada awal tahun 2019. Sedimen dengan
ketebalan kurang lebih 80 cm dibersihkan dari sungai kecil yang berasal dari sungai utama Gajah
Wong. Sebenarnya tidak ada niatan dari para pemuda tersebut untuk menjadikan taman yang
sebelumnya sudah ada sejak tahun 2017 itu sebagai wisata. Kegiatan tersebut murni karena rasa
prihatin mereka terhadap kondisi lingkungan.
Pengembangan taman mulai dilakukan pada waktu luang. Mulai dari pengolahan sampah
yang menyangkut di pintu air, pengalihan jalur limbah rumah tangga yang mengalir langsung
ke sungai, dan pembuatan sekat di pintu air agar sampah tidak ikut mengalir ke sungai. Setelah
itu, sungai yang sebelumnya sudah dibersihkan dari limbah padat maupun cair ditambahkan ikan
nila. Sampah yang berasal dari sungai atau pun dari pengunjung diolah secara mandiri oleh
pemuda dan masyarakat. Sampah yang bisa diolah akan diolah sebagai pakan maggot.
Wisata Bendungan Lepen akhirnya viral di media sosial sehingga banyak pengunjung yang
berdatangan. Apalagi tidak ada tiket masuk yang dikenakan. Hanya ada uang parkir yang
diminta seikhlasnya. Dana yang digunakan untuk mengembangkan kampung wisata ini
sebelumnya berasal dari swadaya dari masyarakat sekitar. Hal itu yang membuat Danone
menyumbangkan dana untuk pembangunan kampung wisata Bendungan Lepen. Dana yang
diberikan digunakan untuk menambah fasilitas dan memperindah kawasan taman. Selain itu,
dana yang lebih besar lagi diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia atau BRI melalui dua tahap.
Dana dari BRI ini selain digunakan untuk memperindah dan menambah fasilitas kawasan
wisata, digunakan untuk mengembangkan UMKM yang ada di wisata Bendungan Lepen.
Pada awal pembangunan wisata Bendungan Lepen ini, ada beberapa pro kontra yang terjadi
di lingkungan masyarakat sekitar, khususnya petani yang memanfaatkan aliran sungai Gajah
Wong. Pada saat itu para petani berpendapat bahwa pembuatan sekat ikan akan mengurangi
debit air yang akan mengalir menuju sawah. Namun, pengelola tidak menggunakan keramba
sebagai pembatas ikan disungai. Pengelola menggunakan sekat besi agar debit air tetap besar
sehingga pertanian yang memanfaatkan aliran sungai Gajah Wong bisa berjalan. Bahkan
sekarang para petani merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini. Debit sungai yang sebelumnya
kecil karena sedimen yang mengendap bisa dihilangkan. Selain itu, aliran air yang mengalir
menjadi bersih kembali.
Kedepannya, akan ada penambahan kawasan kampung wisata ini. Sungai yang saat ini
dimanfaatkan sebagai tempat untuk memelihara ikan hanya sepanjang 30 meter akan ditambah.
Kawasan perumahan yang ada di atas wisata ini akan ditata agar menjadi lebih nyaman. Namun,
ini masih rencana jangka panjang.

Permasalahan Utama Pencemaran lingkungan


:
Lingkungan
Indigenous Ecological Pengelolaan lingkungan sungai Gajah Wong menjadi kampung
:
Knowledge wisata Bendungan Lepen
Pencemaran lingkungan, sungai, pengelolaan sumber daya alam
Kajian Ilmu Lingkungan :
berbasis masyarakat.
Memperluas kawasan kampung wisata dan menumbuhkan
Usulan/Rekomendasi
: kepedulian masyarakat Kelurahan Giwangan secara umum
Tindakan Konservasi
tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkugan.

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai