Anda di halaman 1dari 3

Kearifan Lokal

“Ledekan” dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Wates, Kabupaten


Kediri
Diajukan untuk memenuhi tugas UTS (Take Home) Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Triya Indra Rahmawan, S.H., M.H

Dosen Pengampu:

Disusun oleh :

M. Krisna Dwi Nugroho 175040118113043

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
SOAL
1. Sebut dan jelaskan salah satu kearifan lokal di daerah asal Anda!
2. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam kearifan lokal tersebut?
3. Bagaimana kondisi sekarang dan upaya untuk melestarikannya?

JAWAB
1. Kebudayaan lokal yang dimiliki setiap daerah merupakan pilar kebudayaan
nasional. Kebudayaan lokal atau yang disebut kearifan lokal (local wisdom)
adalah usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk
bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi
dalam ruang tertentu.
Salah satu kearifan lokal yang ada di daerah saya yaitu “ledekan”. Ledekan
sendiri menurut orang tua dan nenek saya yakni merupakan kebiasaan atau
tradisi masyarakat tempat tinggal saya untuk membersihkan sumber mata air
yang ada di desa saya. Hal ini dilakukan masyarakat sekitar lantaran bersyukur
karena sumber mata air yang selalu ada meskipun pada musim kemarau
berkepanjangan. Hal ini sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat
sekitar.
Jadi semua masyarakat yang ada disana bergotong royong untuk
membersihkan sumber mata air. Seperti membersihkan daun-daun atau ranting
yang ada di sumber mata air tersebut. Selain itu juga membersihkan semak
belukar yang ada disekitarnya. Kemudian jika kegiatan ledekan ini sudah
selesai, masyarakat mengakhirinya dengan selamatan (kenduren) yang
bertujuan untuk mensyukuri apa yang sudah diberikan Allah kepada
masyarakat desa saya karena ketersediaan air di desa selalu ada.
Namun saat ini, sumber mata air ini sudah mengalami perbaikan dari pihak
pemerintah desa. Jadi sumber mata air ini dibangun menjadi seperti danau
buatan. Tradisi ‘ledekan’ ini masih tetap berlangsung, namun hanya saja tidak
seperti dulu lagi yang lebih dominan untuk membersihkan sekitar sumber mata
air. Setelah mengalami perbaikan, ketika masyarakat melakukan ledekan
mereka hanya melakukan selamatan saja (kenduren) dan mungkin dilanjutkan
dengan kegiatan-kegiatan lain disekitar wilayah sumber mata air ini.

2. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ledekan yakni adalah menambah rasa
kebersamaan dan gotong-royong. Hal ini menyebabkan masyarakat sekitar
merasa memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan bersyukur
kepada Allah, sehingga tradisi ini masih tetap berlangsung setiap tahunnya.
Makna dari kebersamaan dan gotong-royong disini adalah masyarakat
bersama-sama bekerja membersihkan sumber mata air serta ingin melestarikan
kebudayaan lokal yang ada.

3. Tradisi ledekan ini masih berlangsung setiap tahunnya. Beberapa upaya untuk
melestarikan tradisi ini yaitu perangkat desa setempat mengadakan kegiatan di
sumber mata air tersebut, yaitu lomba memancing. Tujuannya untuk
mengenalkan kearifan lokal yang ada di desa tersebut agar dikenal oleh
masyarakat luas. Sehingga, mampu melestarikan kearifan lokal yang ada
disetiap wilayah dan dapat digunakan sebagai ciri khas suatu wilayah dengan
mengenalkan kearifan lokal daerah masing-masing.
Jadi, sebelum tradisi ledekan ini dimulai, masyarakat yang ikut lomba
memancing atau masyarakat dari wilayah lain dipersilahkan melihat tradisi
tersebut. Bahkan untuk ikut meraimakan acara juga diperbolehkan. Diharapkan
dengan melihat atau mengikuti ledekan ini, masyarakat mampu melestarikan
kearifan lokal yang ada.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai