Anda di halaman 1dari 28

5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.

com

BAB III

LANDASAN TEORI

2.1 Produksi

Secara umum, kegiatan produksi/operasi merupakan suatu kegiatan yang

 berhubungan dengan penciptaan/pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya,

melalui proses transformasi dari masukan sumber daya produksi dan operasi

keluaran yang diinginkan (Herjanto, 1999).

Istilah produksi cenderung dikaitkan dengan pabrik, mesin ataupun lini

 perakitan karena pada mulanya teknik dan metode dalam manajemen produksi

memang digunakan untuk mengoperasikan pabrik atau kegiatan perakitan yang

lain. Namun, dengan berkembangnya teknik dan metode manajemen produksi maka

 penerapannya tidak hanya berlaku bagi kegiatan pembuatan barang  –   barang

 berwujud, melainkan juga bisa diterapkan dalam pembuatan barang  –   barang tak

 berwujud atau jasa (Herjanto, 1999).

2.2  Sistem produksi

2.2.1  Konsep Dasar

Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian,

karena memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa). Produksi

21 

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 1/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, mencangkup organisasi yang

 bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan

output dari setiap organisasi industry (Gaspersz, 2004).

Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan

teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal  –   balik (dua

arah) yang sangat erat dengan teknologi, karena produksi dan teknologi saling

membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan biaya yang paling

rendah, meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan menciptakan produk baru

telah menjadi kekuatan yang mendorong teknologi untuk melakukan berbagai

terobosan dan penemuan baru. Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan

inti yang paling dalam, spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti

: keuangan, personalia,dll (Gaspersz, 2004).

Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen

struktural dan funsional. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses

trenformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual

dengan harga kompetitif di pasar (Gaspersz, 2004).

Gambar 3.1 Skema Sistem Produksi

21 

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 2/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

22 

2.2.2  Sistem Produksi Menurut Jenis Produksinya

Sistem produksi bertujuan untuk merencanakan dan mengendalikan produksi

agar lebih efisien, efektif, dan produktif, atau optimal. Jumlah sistem sistem

 produksi yang banyak. Sistem produksi yang tepat bagi suatu industri akan sangat

tergantung pada jenis industrinya (Nasution, 2006).

Berdasarkan cara pembuatan (dan masa pengerjaan), produksi dapat diklasifikan

menjadi tipe-tipe berikut (Nasution, 2006):

1.   Engineering To Order (ETO), yaitu bila pemesanan meminta produsen

untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya

(rekayasa).

2.   Make To Order (MTO), yaitu bila produsen menyelesaikan item akhirnya

 jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.

Bila item tersebut bersifat unik dan mempunyai desain yang dibuat menurut

 pesanan, maka konsumen mungkin bersedia menunggu hingga produsen

dapat menyelesaikannya.

3.   Assembly To Order (ATO), yaitu bila produsen membuat desain standar,

modul-modul opsional standar yang sebelumnya dan merakit suatu

kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan

konsumen. Modul-modul standar tersebut bisa dirakit untuk berbagai tipe

 produk. Contohnya adalah pabrik mobil di mana meraka menyediakan

 pilihan ternmisi secara manual atau otomatis, AC, audio, opsi-opsi interior,

dan opsi-opsi mesin khusu sebagaimana juga model bodi dan warna bodi.

Komponen  –   komponen tersebut telah disiapkan terlebih dahulu dan akan

mulai diproduksi begitu pesanan dari agen datang.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 3/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

23 

4.   Make To stock (MTS), yaitu bila produsen membuat item-item yang

diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelumpesanan

konsumen diterima. Item akhir tersebut baru akan dari sistem persediaan

setelah persediaan setelah pesanan konsumen diterima.

2.3  Peramalan

2.3.1  Pengertian Peramalan

Peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang

 berdasarkan pada beberapa vaiabel peramal, sering berdasarkan data deret waktu

historis. Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha

memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu

dapat dibuat dalan kuantitas yang tepat. (Gaspersz, 2004).

2.3.2  Tahapan Peramalan

Terdapat sembilan langkah yang harus diperhatikan untuk menjamin efektivitas

dan efisiensi dari sistem peramalan dalam manajemen permintaan (Gaspersz,

2012):

1.  Menentukan tujuan yang dilakukannya peramalan.

2.  Memilih item independent demand yang akan diramalkan.

3.  Menentukan horizon waktu dari peramalan.

 
4. Memilih model –  model peramalan.
5.  Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.

6.  Membuat peramalan.

7.  Validasi hasil peramalan.

8.  Implementasi hasil peramalan.

9.  Memantau keadaan hasil peramalan.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 4/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

24 

2.3.3  Pola Permintaan

Dalam time series  terdapat empat jenis pola permintaan, yaitu (1) trend , (2)

musiman, (3) siklikal, (4) eratik/random. Pola permintaan ini akan berhubungan

dengan metode peramalan yang digunakan. Setiap metode peramalan memiliki

karakteristik tertentu sehingga memerlukan persyaratan atau asumsi tertentu pula.

Salah satu persyaratannya adalah pola permintaan berpola trend (Baroto, 2002).

1.  Pola Trend  

Pola trend adalah bila data permintaan menunjukan pola kecenderungan

gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Data yang kelihatannya

 berfluktuasi, apabila dilihat pada rentang waktu yang panjang akan dapat

dapat ditarik suatu garis maya. Bila data berpola trend , maka metode

 peramalan yang sesuai adalah metode regresi linear, exponential smoothing ,

atau double exponential smoothing . Metode regresi linear biasanya

memberikan tingkat kesalahan yang lebih kecil.

Gambar 3.2 Pola Permintaan Trend (Sumber: Baroto, 2002)

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 5/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

25 

2.  Pola Musiman 

Bila data yang kelihatannya berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan

terlihat berulang dalam suatu interval waktu tertentu, maka data tersebut

 berpola musiman. Disebut pola musiman karena permintaan ini biasanya

diperngaruhi oleh musim, sehingga biasanya interval perulangan data ini

adalah satu tahun. Sebagai contoh payung dan jas hujan di musim hujan

adalah lbeih besar ketimbang di musim kemarau. Metode peramalan yang

sesuai dengan pola musiman adalah metode winter   (sangat sesuai), atau

moving average, atau weight moving average.

Gambar 3.3 Pola Permintaan Musiman (Sumber: Baroto, 2002)

3.  Pola Siklikal 

Pola siklikal adalah bila fluktuasi permintaan secara jangka panjang

membentuk pola sinusoid atau gelombang atau siklus. Pola siklikal mirip

dengan pola musiman. Pola musiman tidak harus berbentuk gelombang,

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 6/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

26 

 bentuknya bervariasi, namun waktunya akan berulang setiap tahun

(umumnya). Pola siklikal bentuknya selalu mirip gelombang sinusoid.

Untuk menentukan data berpola siklis tidaklah mudah. Kalau pola musiman

rentang waktu satu tahun dapat dijadikan pedoman, maka rentang waktu

 perulangan siklikal tidak tentu. Metode yang sesuai bila data berpola

siklikal adalah metode moving average,  weight moving average,  dan

eksponential smoothing .

Gambar 3.4 Pola Permintaan Siklikal (Sumber: Baroto, 2002)

4.  Pola Eratik/Random 

Pola eratik (random) adalah bila fluktuasi data permintaan dalam jangka

 panjang tidak dapat digambarkan dengan ketiga pola lainnya. Fluktuasi

 permintaan bersifat acak atua tidak jelas. Tidak ada metode peramalan yang

direkomendasikan untuk pola ini. Hanya saja, tingkat kemampuan seorang

analis peramal sangat menentukan dalam pengabilan kesimpulan mengenai

 pola data. Seorang analis, untuk data yang sama mungkin menyimpulkan

 berpola random dan analis lainnya menyimpulkan musiman. Keterampilan

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 7/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

27 

imajinasi analis peramal memang merupakan faktor yang paling

menentukan dalam pelaksanaan peramalan. Bisa jadi, pola data peramalan

yang random ini ternyata mengikuti pola tertentu bukan seperti ketiga pola

yang dijelaskan, untuk ini diperlukan metode khusus (mungkin subjektif

untuk melakukan peramalan).

Gambar 3.5 Pola Permintaan Random (Sumber: Baroto, 2002)

2.3.4  Model Peramalan

Dalam sistem peramalan, penggunaan berbagai model peramalan akan

memberikan nilai ramalan yang berbeda dan derajat dari galat ramalan ( forecast

error ) yang berbeda pula. Salah satu “seni” dalam melakukan peramalan adalah

memilih model peramalan terbaik yang mampu mengidentifikasi dan menanggapi

 pola aktivitas historis dari data. Secara umum, model-model peramalan dapat

dikelompokan ke dalam dua kelompok utama, yaitu: (1) metode kualitatif, dan (2)

metode kuantitatif. Selanjutnya metode kuantitatif dikelompokan ke dalam dua

 bagian utama, yaitu: (a) intrinsik, dan (b) ekstrinsik (Gaspersz, 2012).

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 8/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

28 

Menurut Vincent Gaspersz (2012) beberapa model peramalan yang digolongkan

sebagai kualitatif, adalah:

1.  Dugaan manajemen (management estimate), di mana peramalan semata-

mata berdasarkan pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen

senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap

intuisi dari satu atau sekelompok kecil orang yang karena pengalamannya

mampu memberikan opini yag kritis dan relevan. Teknik ini akan

dipergunakan dalam situasi di mana tidak ada alternatif lain dari model

 peramalan yang dapat diterapkan. Bagaimanapun metode ini mempunyai

 banyak keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode

 peramalan yang lain.

2.  Riset pasar (market research), merupakan metode peramalan berdasarkan

hasil-hasil dari survei pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar

 produk atau yang mewakilinya. Metode ini akan menjaring informasi dari

 pelanggan atau pelanggan potensial (konsumen) berkaitan dengan rencana

 pembelian mereka di masa mendatang. Riset pasar akan membantu tidak

hanya untuk peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain produk dan

 perencanaan untuk produk-produk baru.

 
3. Metode kelompok terstruktur ( structured group methods), seperti metode
Delphi, dll. Metode Delphi merupakan teknik peramalan yang berdasarkan

 pada proses konvergensi dari opini beberapa orang atau ahli secara iteratif

tanpa menyebutkan identitasnya. Dalam metode Delphi sangat diharapkan

 peranan dari fasilitator untuk memperoleh atau menyimpulkan hasil-hasil

 peramalan itu.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 9/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

29 

4.  Analogi historis (historical analogy), merupakan teknik peramalan

 berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan

secara analogi. Misalnya peramalan untuk pengembangan pasa televisi

multisistem berlayar datar menggunakan model permintan televisi berwarna

 biasa. Analogi historis cenderung akan menjadi terbaik untuk penggantian

 produk di pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari

 produk dalam pasar itu.

Pada dasarnya metode kualitatif ditujukan untuk peramalan terhadap produk

 baru, pasar baru, proses baru, perubahan sosial dari masyarakat, perubahan

teknologi, atau penyesuaian terhadap ramalan-ramalan berdasarkan metode

kuantitatif (Gaspersz, 2012).

Model kuantitatif intrinsik, sering disebut sebagai model-model deret waktu

(time series model ). Beberapa model deret waktu yang populer dan umum

diterapkan dalam peramalan permintaan adalah: rata-rata bergerak (moving

average), pemulusan eksponensial (exponential smoothing ), dan proyeksi

kecenderungan (trend projection). Sedangkan model kuantitatif ekstrinsik disebut

sebagai model kausal, dan yang populer adalah model-model regresi (regression

causal model ).

-  Model Rata-rata Bergerak ( M oving Average M odel 


)

Model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang

 baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa yang akan

datang. Metode rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila kita dapat

mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produksi akan tetap stabil

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 10/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

30 

sepanjang waktu. Metode rata-rata bergerak n-periode menggunakan formula

(Gaspersz, 2012) berikut:

     


         

Di mana n adalah banyaknya dalam rata-rata bergerak. Apabila kita menggunakan rata-

rata bergerak 3-periode, maka tentu saja formula dari metode rata-rata bergerak 3-

 periode adalah:

     


         

-  Model Rata-rata Bergerak Terbobot ( Weighted Moving A ver age M odel 


)

Model rata-rata bergerak terbobot lebih responsif terhadap perubahan, karena

data dariperiode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Suatu model rata-

rata bergerak n-periode terbobot, weighted   MA(n), dinyatakan sebagai

(Gaspersz, 2012) berikut:

       


    


-  Model Pemulusan Eksponensial (Exponential Smoothi ng M odel 


)

Model peramalan pemulusan eksponensial bekerja hampir serupa dengan alat

thermostat , dimana apabila galat ramalan ( forecast error ) adalah positif yang

 berarti nilai aktual permintaan lebih tinggi daripada nilai ramalan (A-F > 0), maka

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 11/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

31 

model pemulusan eksponensial akan secara otomatis meningkatkan nilai ramalan

(Gaspersz, 2012).

Sebaliknya apabila galat ramalan ( forecast error ) adalah negatif yang berarti

niai aktual permintaan lebih rendah daripada nilai ramalan (A-F < 0), maka model

 pemulusan eksponensial akan secara otomatis menurunkan nilai ramalan (Gaspersz,

2012).

Proses penyeusaian ini berlangsung terus menerus, kecuali galat ramalan telah

mencapai nol. Kenyataan inilah yang mendorong peramal ( forecaster ) untuk lebih

suka menggunakan model peramalan pemulusan eksponensial, apabila pola historis

dari data aktual permintaan bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu

(Gaspersz, 2012).

Peramalan menggunakan model pemulusan eksponensial dilakukan

 berdasarkan formula (Gaspersz, 2012) berikut:

Ft = Ft-1 + α(At-1-Ft-1)

Di mana:

Ft = nilai ramalan untuk periode waktu ke-t

Ft-1 = nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu, t-1

At-1 = nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu, t-1

α = Konstanta pemulusan ( smoothing constant ) 

2.3.5  Pengujian Peramalan

Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan

merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 12/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

32 

 permintaan yang terjadi. Ada lima ukuran yang biasa digunakan, (Nasution, 2008)

yaitu :

1.  Rata-rata Deviasi Mutlak ( Mean Absolute Deviation = MAD)

MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa

memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil

dibandingkan kenyataannya. Secara sistematis MAD dirumuskan sebagai

 berikut :

    t  Ft
A
MAD    
n

di mana :

At  = permintaan aktual pada periode – t

Ft  = peramalan permintaan pada periode – t

n = jumlah periode peramalan yang terlibat

2.  Rata-rata kuadrat kesalahan ( Mean Square Error  = MSE) 

MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan

 pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.

Secara matematis MSE dirumuskan sebagai berikut :

2
  t  Ft )
(A
MSE    
n

3.  Rata-rata Kesalahan Peramalan ( Mean Forecast Error  =MFE)

MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama

 periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. MFE dihitung dengan

menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 13/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

3
33 

membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara sistematis MFE

dinyatakan sebagai berikut :

    t  Ft )
MFE   (A  
n

4.  Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut ( Mean Absolute Percentage Error  

= MAPE)

MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti

dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil

 peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan

memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu

rendah. Secara matematis MAPE dinyatakan sebagai berikut :

 100  F
MAPE    A  t
  t

n
    A t

2.3.6  Validasi Peramalan

Tracking Signal   adalah ukuran seberapa tepatnya suatu hasil peramalan untuk

dipergunakan layaknya nilai –  nilai aktual. Menurut Vincent Gaspersz (2002). Ahli

sistem peramalan, George Plossl dan Oliver Wight menyarankan untuk

menggunakan nilai ± 4 sebagai batasan tracking signal . Berikut perumusannya.

        


Tracking Signal   


    


Di mana :  

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 14/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

34 

2.4  Persediaan

2.4.1  Pengertian Persediaan

Persediaan adalah sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan

 bahan-bahan d alam proses yang terdapat dalam persuhaan untuk proses produksi,

serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari

konsumen atau langganan setiap waktu (Rangkuti, 2002).

Persediaan memiliki fungsi penting yang dapat menigkatkan efisiensi

operasional suatu perusahaan. Dengan adanya persediaan maka proses produksi

tidak terhambat oleh kekurangan bahan baku. Selain itu, prosedur untuk

memperoleh dan menyimpan bahan baku yang dibutuhkan dapat dilaksanakan

dengan biaya minimum (Bedworth dan Bailey, 1982).

Pada pengendalian persediaan ada dua keputusan yang perlu diambil, yaitu

 jumlah setiap kali pemesanan dan kapan pemesanan itu harus dilakukan. Prinsip

dari persediaan yaitu mempermudah dan memperlancar jalannya operasi

 perusahaan pabrik, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi

 barang-barang, serta selanjutnya menyampaikan kepada pelanggan atau konsumen.

Persediaan memungkinkan produk-produk dihasilkan pada tempat yang jauh

dari pelanggan dan atau sumber bahan mentah (Rangkuti, 2002). Dari segi teori,

 persediaan digunakan untuk menentukan prosedur optimal dalam jumlah


optimal produksi atau bahan yang disimpan untuk memenuhi permintaan pasar di

masa depan (Bedworth dan Bailey, 1982). 

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 15/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

35 

Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Menurut Baroto

(2002) penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :

1.  Mekanisme pemenuhan atas permintaan. Permintaan terhadap suatu

 barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia

sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini diperlukan waktu untuk

 pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang

sulit dihindarkan.

2.  Keinginan untuk meredam ketidakpastian. Ketidakpastian terjadi akibat,

diantaranya yaitu permintaan yang bervariasi yang tidak pasti dalam

 jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung

tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu

tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor

yang tak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan

mengadakan persediaan.

3.  Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan

keuntungan besar dari kenaikan harga dimasa mendatang.

2.4.2  Fungsi Persediaan

Fungsi persediaan yang diadakan mulai dari persediaan yang berbentuk bahan
mentah sampai dengan barang jadi antara lain (Assauri, 1993) :

1.  Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan

yang dibutuhkan oleh perusahaan.

2.  Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak memenuhi

kualifikasi, sehingga harus dikembalikan.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 16/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

36 

3.  Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat

digunakan bila bahan itu tidak ada dipasaran.

4.  Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran

arus produksi.

5.  Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6.  Memberikan pelayanan kepada pelanggan, dimana kebutuhan pelanggan

dapat dipenuhi setiap saat.

2.4.3  Jenis  –  Jenis Persediaan

Menurut Rangkuti (2002), Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik

tersendiri dan cara pengolahan yang berbeda. Persediaan dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis diantaranya sebagai berikut :

1.  Persediaan bahan mentah (raw material ) yaitu persediaan barang-barang

 berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang

digunakan dalam proses prouksi.

2.  Persediaan komponen-komponen rakitan ( purchased parts/components)

yaitu persediaan barang-barang yang tediri dari komponen-komponen yang

diperoleh dari perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit

menjadi suatu produk.


3.  Persediaan bahan pembantu atau penolong ( supplies) yaitu persediaan

 barang- barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan

merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4.  Persediaan barang dalam proses (work in process) yaitu persediaan

 barang- barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 17/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

37 

 proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih

 perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

5.  Persediaan barang jadi ( finished goods), persediaan barang-barang yang

telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau

dikirim kepada pelanggan.

2.4.4  Biaya-Biaya Persediaan

Umumnya untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan,

 biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan, diantaranya :

1.  Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs), adalah biaya

 penyimpanan (holding costs atau carrying costs), terdiri atas biaya-

 biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.

Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas

 bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin

tinggi. Biaya penyimpanan merupakan variabel apabila bervariasi dengan

tingkat persediaan. Apabila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak

variabel, tetapi tetap, maka tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan

 per unit.

2.  Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau  procurement

costs), adalah, pada umumnya, biaya per pesanan (di luar biaya bahan

dan potongan kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan

 bertambah besar. Tetapi, apabila semakin banyak komponen yang

dipesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode turun, maka biaya

 pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan total per

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 18/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

38 

 periode (tahunan) sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap

 periode dilakukan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.

2.5  Aturan-aturan Tentang Kuantitas Pesanan ( Quanti ty to Order Rul es 


) untuk

 
I ndependent D emand 

2.5.1  Metode Kuantitas Pesanan untuk Situasi Permintaan Kontinu ( Continous

):
Demand Situ ations 

Untuk situasi permintaan bersifat kontinu, biasanya dipergunakan metode

kuantitas pesanan tetap ( fixed order quantity) dan kuantitas pesanan ekonomis-

EOQ (economic order quantity) (Gaspersz, 2012).

1.  Metode Kuantitas Pesanan Tetap ( Fixed Oerder Quantity = FOQ)

Metode FOQ ( synonym: periodic order system, periodic review system)

menetapkan sejumlah unit kuantitas yang dipesan setiap kali apabila suatu

 pesanan dilakukan untuk item tertentu. Dengan demikian FOQ merupakan

metode pengendalian inventori dimana ukuran kuantitas pesanan bersifat

tetap tetapi interval atara pesanan tergantung permintaan aktual. Praktek

 pemesanan menggunakan FOQ membutuhkan asumsi bahwa permintaan

inventori individual adalah konstan. Sistem FOQ menempatkan suatu

 pesanan dari kuantitas tetap (reorder quantity) apabila inventori on-hand


ditambah on order berada di bawah tingkat yang telah dispesifikasikan

(order pont or reorderpoint ). Kuantitas pesanan tetap mungkin ditetapkan

 berdasarkan pertimbangan praktis, dll, seperti: 1000 unit, atau ditetapkan

secara lebih formal menggunakan perhitungan ekonomis berdasarkan

metode EOQ yang akan dibahas berikut ini.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 19/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

39 

2.  Metode Kuantitas Pesanan Ekonomis ( Economic Order Quantity = EOQ)

Metode EOQ ( synonym: ecomonic lot size, minimum cost order quantity)

adalah suatu jenis dari model kuantitas pesanan tetap ( fixed order quantity

model ) yang menentukan kuantitas dari suatu item yang dibeli atau dibuat

 pada suatu waktu tertentu. Tujuan dari EOQ adalah meminimumkan

kombinasi ongkos-ongkos pesanan (order cost or acquiring cost ) dan

 penyimpanan (carrying cost ) dari inventori.

Formula dasar dari model EOQ adalah:

     
Di mana:

A = permintaan tahunan (dalam unit item)

S = rata-rata ongkos persiapan pesanan (satuan barang)

i = persentase ongkos penyimpanan inventori tahunan (dalam persen)

C = ongkos atau harga perunit item (satuan uang)

2.5.2  Metode Kuantitas Pesanan untuk Situasi Permintaan Tidak Kontinu

(Di sconti nu ous Demand Situations 


):

Apabila situasi permintaan suatu item inventori bersifat tidak kontinu, maka

 beberapa metode kuantitas pesanan diskrit dapat dipergunakan (Gaspersz, 2012).

1.  Metode Lot-for-lot (L4L)

Metode L4L ( sysnonym: discrete order quantity) menempatkan suatu

 pesanan untuk setiap periode dalam kuantitas yang tepat sama dengan

kebutuhan. Dengan demikian teknik L4L menetapkan pesanan yang

direncanakan ( Planned orders) dalam kuantitas yang sama dengan

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 20/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

40 

kebutuhan bersih (net requirements) dalam setiap periode. Sehingga

apabila tidak ada kebutuhan, maka tidak ada pesanan yang dilakukan.

Aturan ini serupa dengan “as-required or as-needed rule”. 

2.  Metode Periods of Supply (POS)

Metode POS adalah serupa dengan FOQ, dimana pesanan seing ditetapkan

secara intuitif tanpa menggunakan analisis formal. Suatu atura informal

yang ditetapkan seperti: pesanan untuk kebutuhan dua minggu, dua bulan,

atau 90 hari. Metode ini enghasilkan siklus waktu pemesanan yang tetap

(misalnya: POS = 3 minggu) dengan interval yang teratur ( fixed order

cycles), tetapi kuantitas yang di pesan bervariasi tergantung pada

kebutuhan aktual.

3.  Metode Period Order Quantity (POQ)

Metode POQ ( synonym: fixed period ordering ) adalah serupa dengan

 periods of supply  (POS), kecuali bahwa siklus pesanan (order cycle)

ditentukan secara lebih ilmiah atau formal. Pendekatan POQ menggunakan

formula EOQ tetapi diterapkan untuk menetapkan banyaknya periode

optimum. Formula yang dipergunakan: POQ = EOQ/rata-rata penggunaan

 per periode.

 
4. Metode Least Unit Cost  (LUC)
Metode LUC merupakan teknik lot-sizing   dinamik yang menambah

ongkos penetapan pesanan dan ongkos penyimpanan untuk setiap trial lot-

 size, kemudian membagi dengan banyaknya unit dalam lot-size  untuk

selanjutnya memilih lot-size dengan ongkos perunit paling rendah. Metode

LUC menggunakan pendekatan iteratif yang dihitung untuk setiap periode,

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 21/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

41 

sampai ongkos per unit dari cumulative order quantity  pada periode itu

menunjukan suatu kenaikan atai peningkatan.

5.  Metode Leat Total Cost (LTC)

Metode LTC adalah teknik lot-sizing   dinamik yang menghitung kuantitas

 pesanan melalui membandingkan ongkos penetapan pesanan ( set up or

ordering cost ) dan ongkos penyimpanan (Carrying Cost ) inventori untuk

 berbagai lot-size, kemudian memilih lot-size  di mana kedua jenis ongkos

itu mendekati sama. Metode LTC juga menggunakan pendekatan iteratif

yang dihitung untuk setiap periode, sampai kedua jenis ongkos penetapan

dan penyimpanan mendekati sama.

6.  Metode Part Period Balancing (PPB)

Metode PPB adalah teknik lot-size  dinamik yang menggunakan

 pendekatan serupa dengan LTC, tetapi lebih mudah dalam perhitungan,

metode ini menggunakan formula sederhana ntuk menentukan economic

 part period.  Algoritma PPB biasanya menambahkan suatu routine  yang

disebut look ahead/look back   atau  forward/backward . Apabila  feature

“look ahead/look back”  digunakan, kuantitas lot dihitung dan sebelum

ditetapkan, permintaan periode berikut atau periode terdahulu dievaluasi

untuk menentukan apakah pemasukan permintaan itu ke dalam lot yang


sekarang akan menjadi ekonomis.

2.6  M ateri al Requi r ements Planni ng

Menurut Herjanto (2003), perencanaan kebutuhan material ( Material

 Requirements Planning ) merupakan suatu konsep dalam manajemen produksi yang

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 22/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

42 

membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam proses

 produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang

direncanakan.

MRP sangat bermanfaat bagi perencanaan kebutuhan material untuk komponen

yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh komponen lain (dependent demand ).

Sistem MRP mengendalikan agar komponen yang diperlukan untuk kelancaran

 produksi dapat tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan. MRP memberikan

 peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu

 pengiriman barang dapat direncanakan dengan lebih baik, karena ada keterpaduan

dalam kegiatan yang didasarkan pada jadwal induk. Moto dari MRP adalah

memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk penempatan yang

tepat, pada waktu yang tepat (Gaspersz, 2002).

Berdasarkan MPS yang diturunkan dari rencana produksi, suatu sistem MRP

mengidentifikasi item apa yang harus dipesan, berapa banyak kuantitas item yang

harus dipesan, dan kapan waktu memesan item tersebut. Suatu sistem MRP pada

dasarnya bertujuan untuk merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan

informasi untuk mendukung aksi yang tepat baik berupa pembatalan pasanan, pesan

ulang, atau penjadwalan ulang, aksi ini sekaligus merupakan suatu pegangan untuk

melakukan pembelian dan produksi. Tujuan dari perencanaan kebutuhan material


adalah sebagai berikut (Yamit, 1999):

1.  Menjamin tersediannya material, item, atau komponen pada saat dibutuhkan

untuk memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin tersediannya produk jadi

 bagi konsumen.

2.  Menjaga tingkat persedian pada kondisi minimum.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 23/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

43 

3.  Merencanakan aktivitas pengiriman, dan aktivitas pembellian.

Sebagai suatu sistem, perencanaan kebutuhan material ( Material Requirement

 Planning ) membutuhkan lima sumber informasi utama. Berikut ini adalah lima

sumber informasi utama dalam perencanaan kebutuhan material ( Material

 Requirement Planning ) (Gaspersz, 2002): 

1.   Master Production Schedule (MPS) yang merupakan suatu pernyataan definitif

tentang produk akhir (end item) apa yang direncanakan perusahaan untuk

diproduksi, berapa kuantitas yang dibutuhkan, pada waktu kapan dibutuhkan,

dan bilamana produk itu akan diproduksi. MPS disusun berkaitan dengan

 pemasaran, rencana distribusi, perencanaan produksi dan perencanaan

kapasitas.

2.   Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material,  parts, dan

 subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk

memproduksi satu unit produk. BOM ( Bill of Material ) dibuat untuk

menentukan banyaknya setiap material yang dibutuhkan untuk setiap periode

waktu.

3.   Item master  merupakan suatu file yang berisi informasi status tentang material,

 parts,  subassemblies, dan produk-produk yang menunjukkan kuantitas on-


hand , kuantitas yang dialokasikan, waktu tunggu yang direncanakan, ukuran

lot, stok pengaman, kriteria lot sizing , toleransi untuk  scrap  atau hasil, dan

 berbagai informasi penting lainnya yang berkaitan dengan suatu item.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 24/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

44 

4.  Pesanan-pesanan (orders) akan memberitahukan tentang berapa banyak dari

setiap item yang akan diperoleh sehingga akan meningkatkan stock-on-hand  di

masa mendatang.

5.  Kebutuhan-kebutuhan akan memberitahukan tentang berapa banyak dari

masing-masing item itu dibutuhkan sehingga akan mengurangi  stock-on-hand  

di masa mendatang.

Adapun empat macam yang menjadi ciri-ciri utama pada MRP, yaitu (Nasution,

2008):

1.  Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan suatu pekerjaan

akan selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan produk yang

dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan.

2.  Menentukan kebutuhan minimal setiap item dengan menentukan secara tepat

sistem penjadwalan.

3.  Menetukan pelaksanaan rencana pemesanan dengan memberikan indikasi

kapan pemesanaan atau pembatalan suatu pesanan harus dilakukan.

4.  Melakukan penjadwalan ulang atau pemabatalan atas suatu jadwal yang sudah

direncanakan dan apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan

yang sudah dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat
memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika

mungkin) dengan menentukan prioritas pesana yang realitis. Seandainya

 penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan,

maka pemabatalan pemesanan tetap harus dilakukan.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 25/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

45 

Sistem MRP memiliki empat langkah utama yang harus diterapkan satu per satu

 pada periode perencanaan dan pada setiap item. Langkah-langkah dasar dalam

 penyusunan proses MRP adalah sebagai berikut (Nasution, 2008):

1.   Netting   (kebutuhan bersih) merupakan proses perhitungan untuk menetapkan

 jumah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan yang

 besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan

(yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan).

2.   Lotting merupakan penentuan ukuran lot yang menjamin bahwa semua

kebutuhan-kebutuhan akan dipenuhi, pesanan akan dijadwalkan untuk

 penyelesaian pada awal periode dimana ada kebutuhan bersih yang positif.

3.  Offsetting   (rencana pemesanan) merupakan salah satu langkah pada MRP

untuk menentukan saat yang tepat untuk rencana pemesanan dalam memenuhi

kebutuhan bersih. Rencana pemesanan didapat dengan cara menggabungkan

saat awal tersedianya ukuran lot (lot size) yang diinginkan dengan besarnya

waktu ancang-ancang. Waktu ancang-ancang ini sama dengan besarnya waktu

saat barang mulai dipesan atau diproduksi sampai barang tersebut siap untuk

dipakai.

4.   Exploding  merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) 

yang lebih bawah dalam suatu struktur produk serta didasarkan atas rencana
 pemesanan.

2.7  Software 
 WinQSB Versi 2.0

Salah satu program komputer yang dirancang untuk menyelesaikanmasalah-

masalah kuantitatif di bidang manajemen adalah WinQSB. Program ini dibuat oleh

Profesor Yih-Long Chan dari Georgia Institute of Technology ,Amerika Serikat.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 26/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

46 

Program ini merupakan pengembangan dari program QSB (Quantitative System

for Business), QSB+, dan QS (Quantitative System) yangsudah banyak digunakan

 pada akhir tahun 1980-an. Program WinQSB saat ini sudah sampai pada versi 2.0.

Disebut WinQSB karena merupakan perkembangan dari program QSB yang dulu

 berbasis sistem operasi DOS, dan sekarang sudahdapat dijalankan pada komputer

 berbasis Microsoft Windows.

Program ini mempraktekkan time series peramalan dan linear regresi. Metode

time series meliputi simple average, moving average, dengan atau tanpa trend,

single dan double exponential smoothing dengan atau tanpa trend, linear dan

regresion, serta metode peramalan yang lainnya. Program ini dapat mengolah data

historis lebih dari 1000 data yang bergantung pada memori komputer. Pada

 program dapat menambah atau mengurangi data historis untuk waktu yang

 berjalan dengan memilih memodifikasi data asli.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 27/28
5/21/2018 TeknikProsesProduksiDalamTeknikIndustri-slidepdf.com

47 

Gambar 3.6  Tampilan Pembuka Perangkat Lunak WinQSB - Modul 

Forecasting

Seperti program-program pendahulunya, WinQSB cukup banyak

digunakanoleh para pembuat keputusan dan para akademisi karena kemudahan

dankecanggihannya. Di sisi lain, program inii tidak memerlukan

konfigurasikomputer yang berlebihan. Bahkan WinQSB dapat dijalankan pada

sistemkomputer dengan sistem operasi MS. Windows 95 dengan memori RAM 36

MB dan memakan kapasitas hardisk tidak lebih dari 10 MB.

Program ini mempraktekkan time series  peramalan dan linear regresi.

Metode time series meliputi  simple average, moving average, dengan atau tanpa

trend, single dan double exponential smoothing dengan atau tanpa trend, linear

dan regresion, serta metode peramalan yang lainnya. Program ini dapat mengolah

data historis lebih dari seribu data yang bergantung pada memori komputer. Pada

 program dapat menambah atau mengurangi data historis untuk waktu yang

 berjalan dengan memilih memodifikasi data asli.

http://slidepdf.com/reader/full/teknik-proses-produksi-dalam-teknik-industri 28/28

Anda mungkin juga menyukai