Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AUDIT SIKLUS ASET TETAP

KODE MK : AKT112232
Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi II (Audit)

Nama Dosen : Cecep Abdul Hakim,SE.,MM.,Ak.,CA.

NAMA : SITI FEBRIYANI


NIM : 11021700292
KELAS : 5E-AK

Disusun Oleh Kelompok 9 (5E-Akt) :

Dadang (11021700308)
Khoirun Nisa (11021700301)
Siti Deniati (11021700269)

UNIVERSITAS BINA BANGSA


Serang – Banten
Tahun 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

Aktiva tetap (fixed assets ) disebut juga Property, Plant and Equipment.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 14, hal 16.2 & 16.)
Aktiva tetap adalah harta milik perusahaan yang digunakan secara terus menerus dan
aktiva berwujud yang diperoleh dalam siap pakai atua dengan dibangun lebih dahulu, yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan utnuk dijual dalam kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Keberadaan aktiva tetap di
suatu perusahaaan benar-benar milik peerusahaan dan bukan pinjam atau list.
Apabila aktiva tetap dan penyusutan disajikan dalam laporan keuangan secara tidak
wajar maka akan memberikan informasi yang menyesatkan bagi laporan keuangan tersebut,
untuk mengecek kebenarannya informasi laporan keuangan perlu dilakukan pemeriksaan
akuntansi. Pemeriksaan terhadap aktiva tetap memerlukan waktu yang relative singkat dan
biaya yang lebih murah dibandingkan dengan memeriksa pos lainnya. Hal ini dikarenakan
pemeriksaan aktiva tetap hanya berputar di suatu tempat dalam arti tidak perlu konfirmasi
pihak ke tiga.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva
tetap bila :
a. Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian di masa akand atang yang berkaitan
dengan aktiva tersebut akan mengalir kedalam perusahaan.
b. Biaya perolehan aktiva dapat di ukur dari satu tahun.

Aktiva tetap dalam perusahaan sangat penting, karena berpengaruh laporan keuangan
yang disajikan pada suatu perusaahan tertentu. Seperti akumulasi penyusutan berpengaruh
terhadap nilai buku yang disajikan dalam neraca dan beban penyusutan terhadap laporan
penyusunan laporan rugi laba.
Pemeriksaan aktiva tetap bermula dari pertanyaan bagaimana informasi mengenai
nilai aktiva pada laporan keuangan maka dapat dibedakan menjadi dua di antaranya :
Pemeriksaan umum dan Pemeriksaan Khusus, Pemeriksaan Umum tujuannya untuk
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan
pemeriksaan khusus dilakukan auditor hanya terbatas pada pos masalah tertentu yang
diperiksa.
BAB II
AUDIT AKTIVA TETAP

2.1 Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva Tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai
wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangibel fixed
assets). Aktiva tetap dalam perusahaan manufaktur umumnya digolongkan menjadi:

1. Tanah dan perbaikan tanah


2. Gedung dan perbaikan gedung
3. Mesin dan equipment pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan

2.2 Perbedaan Karakteristik Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar

Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaan ini
berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva tersebut. Perbedaan
karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah:
1. Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar di dalam neraca; transaksi
perubahannya relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jujmlah rupiah
yang besar.
2. Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap
mempunyai pengaruh kecil terhadap perhitungan rugi laba, sedangkan kesalahan
pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar berpengaruh
langsung terhadap perhitungan rugi laba tahun yang di audit.
3. Aktiva tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan depresiasi
akumulasian, sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih yang
dapat direalisasikan pada tanggal neraca.
2.3 Bisnis Proses Aktiva Tetap

Awal Tengah Akhir

• Pembelian • Perawatan dan • Penjualan


• Bangun/ciptakan perbaikan • Penghancuran
sendiri • Penyusutan • Penggantian
• Sewa

2.4 Auditor Warning Sign

Ada beberapa tanda peringatan bagi auditor yang dapat dijadikan petunjuk bahwa ada
permasalahan di dalm aktiva tetap. Adapun warning sign tersebut yaitu:
1. Tren industri, Kemajuan teknologi dan Perubahan lokasi fasilitas produksi
2. Ulasan berbagai dokumen, termasuk:
 Rencana Bisnis untuk akuisisi besar atau perubahan cara perusahaan
melakukan bisnis
 Kontrak utama mengenai investasi modal atau joint venture dengan
perusahaan lain
 Berita Acara dewan rapat direksi '

2.5 Risiko Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap yang berbeda mempunyai risiko bawaan dan risiko
pengendalian yang berbeda juga. Risiko bawaan untuk tanah adalah lebih rendah
dibanding kan risiko bawaan untuk kendaraan maupun bangunan. Hal ini diakibatkan
oleh kerentanan dalam pengendalian dan kerumitan dalam perhitungan dari estimasi
umur ekonomis dan nilai residunya. Variasi dalam risiko bawaan dan risiko
pengendalian antar berbagai aktiva tersebut perlu diperhatikan oleh auditor dengan
menentukan tingkat risiko deteksi yang tepat untuk masing-masing pernyataan.
Disamping itu, terdapat berbagai faktor lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya
risiko bawaan. Risiko bawaan pada pernyataan penilaian atau pengalokasian adalah
relatif tinggi pada pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kredit yangka
panjang.
Risiko pengendalian pada aktiva tetap pada umumnya relatif rendah karena
transaksi ini jarang terjadi dan terdapat otorisasi pimpinan atas pembelian aktiva tetap
yang penting. Meskipun risiko pengendaliannya rendah sehingga risiko deteksinya
ditetapkan pada tingkat yang tinggi, auditor perlu menggunakan pendekatan
pengutamaan pengujian substantif. Hal ini disebabkan karena transaksi pembelian
aktiva tetap secara individual memiliki pengaruh yang material terhadap laporan
keuangan.
Berikut ini ada beberapa risiko bawaan pada aktiva tetap.
• Impairment, dimana manajemen memperlakukan porsi yg signifikan dari aset
tidak lagi produktif sebagaimana diharapkan
– Jika demikian perlu dilakukan juga penyesuaian terhadap umur
ekonomis
• Potensi pengaturan laba melalui aset tetap:
– Merubah estimasi umur aset dan nilai residu, sehingga beban
penyusutan menjadi lebih rendah dan nilai.
– Kapitalisasi kos semestinya menjadi beban, misalnya beban
pemeriharaan dan perbaikan
– Penyesuaian Impairment yang tidak tepat
– Akuntansi leasing dengan capital atau operating

2.6 Pengendalian Aktiva Tetap

Beberapa bentuk pengendalian intern aktiva tetap adalah:


– Adanya budget untuk pengeluaran bagi aktiva tetap yang disetujui oleh pejabat
yang berwenang. Persetujuan ini biasanya dilakukan dalam berbagai tingkat
tergantung dari jenis dan harga aktiva tetap yang bersangkutan .
– Adanya kebijaksanaan kapitalisasi secara tertulis, yakni yang membedakan
antara pengeluaran yang dianggap sebagai aktiva tetap dan pengeluaran bukan
aktiva tetap.
– Kebijakan mengenai penjualan aktiva tetap, prosedur pem-besitua-an aktiva
tetap, dan pemindahan suatu aktiva tetap dari suatu bagian ke bagian yang
lain, atau dari suatu lokasi ke lokasi yang lain atau dari suatu anak perusahaan
ke anak perusahaan yang lain.
– Adanya kartu-kartu aktiva tetap dan inventarisasi atas aktiva tetap secara
berkala.
– Adanya pengendalain dan pengawasan atas aktiva-aktiva kecil di bawah
tanggungjawab pejabat tertentu.
– Adanya asuransi kerugian atas aktiva tetap yang bisa rusak karena kebakaran
atau bencana lainnya atau kerugian karena hilang atau dicuri.
– Agar aset tetap dapat diidentifikasi, rekonsiliasi fisik dapat dilakukan
– Proses pembelian diotorisasi dan dinilai dengan nilai secara tepat.
– Dapat diklasifikasi sesuai dengan masa manfaat
– Pengamanan fisik
– Mempermudah penilaian impairment
2.7 Pengujian Pengendalian
 Proses pembelian aset telah dianggarkan secara formal
 Kebijakan tertulis pembelian dan pelepasan aset, termasuk proses
persetujuannya.
 Akses fisik terhadap aset tetap.
 Perbandingan secara periodik atas fisik aset terhadap catatan anak
 Rekonsiliasi secara periodik atas catatan anak dengan jurnal umum

2.8 Prosedur Analitik


1) Hitung rasio berikut :
a) Tingkat perputaran aktiva tetap
b) Laba bersih dengan aktiva tetap
c) Aktiva tetap ke modal saham
d) Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
Rasio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap
aktiva tetap:

Ratio Formula
1. Tingkat perputaran aktiva tetap Hasil penjualan bersih + Rerata saldo aktiva
tetap
2. Ratio laba bersih dengan aktiva tetap Hasil penjualan bersih + Rerata saldo aktiva
tetap
3. Ratio aktiva tetap dengan modal saham Aktiva tetap + Modal saham
4. Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan + Hasil
penjualan
dengan aktiva tetap bersih

Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh audtor dan kemudian dibandingkan dengan
angka harapan akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian
auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.
Misalnya, penurunan ratio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan hasil penjualan bersih
tahun yang diaudit dibandingkan dengan ratio yang sama tahun sebelumnya mungkin
sebagai akibat dari tidak dicatatnya sebagian biaya reparasi dan pemeliharaan atau adanya
pengkapitalisasian biaya yang salah.

2) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan dari dasarkan pada data
masa lalu baik data anggaranmaupun data realisasi
2.9 Pengujian Substantif

1. Pengujian terhadap Transaksi Rinci

Periksa Tambahan Aktiva Tetap ke Dokumen yang


Mendukung Transaksi Pemerolehan Aktiva Tetap Tersebut

Pemeriksaan dokumen yang mendukung tambahan aktiva tetap yang terjadi dalam tahun
yang diaudit memberikan bukti tentang: (1) asersi keberadaan aktiva tetap dan keterjadia
transaksi yang menambah aktiva tetap, (2) asersi kelengkapan unsur yang membentuk kos
aktiva tetap, (3) asersi hak kepemilikan klien atas tambahan aktiva tetap, dan (4) asersi
penilaian aktiva tetap.
Untuk menilai kewajaran kos aktiva tetap, auditor harus memeriksa dokumen sumber
dan dokumen pendukung pemerolehan. Dalam memverifikasi pemerolehan aktiva tetap
auditor memeriksa otorisasi penambahan aktiva tetap dalam notulen rapat direksi dan
dewan komisaris, anggaran modal, dan bukti kas keluar. Di samping itu, auditor juga
melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung bukti kas keluar, untuk memastikan
bahwa aktiva tetap tersebut dicatat sebesar kosnya, yaitu harga yang tercantum didalam
faktur dari pemasok ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sampai dengan aktiva tetap
tersebut siap untu digunakan. Dalam memverifikasi aktiva tetap yang diperoleh dengan
capital lease, kos aktiva tetap ditentukan sebesar nilai tunai pembayaran sewa. Karena
penghitungan nilai tunai ini menggunakan imputed interest rate, maka auditor harus
mengevaluasi kewajaran tarif bunga yang diperhitungkan dalam penentuan nilai tunai
pembayaran sewa tersebut. Dalam hal aktiva tetap diperoleh dari pertukaran, auditor harus
memperhatikan penentuan kos aktiva yang diperoleh klien dan kemungkinan adanya
transaksi diantara pihak yang memiliki hubungan istimewa.

Periksa Berkurangnya Aktiva Tetap ke Dokumen


yang Mendukung Transaksi Tersebut

Seperti halnya dengan pemeriksaan bukti yang mendukung tambahan aktiva tetap,
pemeriksaan terhadap dokumen yang mendukung transaksi berkurangnya aktiva tetap yang
terjadi dalam tahun yang diaudit memberikan bukti tentang: (1) asersi keberadaan aktiva
tetap dan keterjadian transaksi berkurangnya aktiva tetap, (2) asersi kelengkapan unsur
yang mengurangi kos aktiva tetap, (3) asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang
dikurangi, dan (4) asersi penlaian aktiva tetap.
Bukti-bukti penjualan aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap, dan
pernukaran harus diperoleh auditor untuk memverifikasi pengkreditan akun aktiva tetap.
Dalam hal ini auditor perlu melaksanakan prosedur audit untuk menemukan kemungkinan
klien tidak mencatat transaksi penghentian aktiva tetapnya. Prosedur audit yang biasanya
digunakan oleh auditor untuk menemukan adanya penghentian pemakaian aktiva tetap
yang tidak dicatat adalah sebagai berikut:
1. Carilah informasi mengenai adanya tambahan aktiva tetap yang jumlahnya material di
dalam tahun yang diaudit untuk menentukan apakah aktiva tetap yang lama telah
ditukarkan dan telah diganti dengan aktiva tetap yang baru tersebut.
2. Lakukan analisis terhadap akun Pendapatan di Luar Usaha untuk menemukan adanya
penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap. Jika klien tidak mencatat penghentian
pemakaian aktiva tetapnya, jurnal yang biasanya dibuat oleh klien hanyalah jurnal
penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap yang telah dihentikan pemakaiannya tersebut,
yaitu:

Kas xx
Pendapatan di Luar Usaha xx

3. Jika dalam tahun yang diaudit terdapat penghentian produksi tertentu, selidikilah
perlakuan terhadap aktiva tetap yang semula digunakan untuk memproduksi produk
tersebut.
4. Periksa perintah kerja atau dokumen lain yang menunjukkan adanya otorisasi penghentian
pemakaian aktiva tetap.
5. Selidikilah adanya penurunan jumlah pertanggungan asuransi untuk menentukan
kemungkinan adanya penghentian pemakaian aktiva tetap.

Periksa Ketetapan Pisah Batas Transaksi Aktiva Tetap

Verifikasi pisah batas dalam pengujian subtantif terhadap aktiva tetap tidak sepenting
verifikasi pisah batas yang dilaksanakan oleh auditor dalam pengujian subtantif terhadap
aktiva lancar. Verifikasi pisah batas transaksi mutasi aktiva tetap dimaksudkan untuk
menemukan kemungkinan yang terjadinya pencatatan transaksi mutasi aktiva tetap yang
tidak dalam periode akuntans yang seharusnya. Ketidaktepatan pisah batas ini akan
mempunyai akibat penentuan laba dan rugi diluar usaha (akibat penjualan, pertukaran,
atau penghentian pemakaian aktiva tetap) dan modal kerja.
Untuk membuktikan bahwa klien menggunakan pisah batas yang konsisten terhadap
transaksi pemerolehan aktiva tetap, auditor memeriksa bukti kas keluar dan dokumen
laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan
sesudah tanggal neraca. Dengan membandingkan tanggal bukti kas keluar, tanggal laporan
penerimaan, dan tanggal pencatatan transaksi pemerolehan didalam register bukti kas
keluar, auditor dapat membuktikan apakah transaksi bertambahnya aktiva tetap yang
terjadi dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca, telah dicatat dalam periode
akuntansi yang seharusnya. Untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas
yang konsisten terhadap transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap, auditor memeriksa
bukti memorial dokumen laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien
dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dengan membandingkan tanggal
bukti memorial, tanggal laporan penerimaan barang, dan tanggal pencatatan transaksi
pemerolehan didalam jurnal umum auditor dapat membuktikan apakah transaksi
berkurangnya aktiva tetap yang terjadi karena penghentian pemakaian aktiva tetap dalam
periode sebelum dan sesudah tanggal neraca, telah dicatat dalam periode akuntansi yang
seharusnya.

Lakukan Review terhadap Akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap

Kos aktiva tetap dalam tahun yang diaudit dapat bertamabah dengan adanya pengeluaran
modal yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Auditor harus memperoleh informasi
mengenai pembedaan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan yang dilakukan
oleh klien. Atas dasar kebijakan akuntansi mengenai pengeluaran modal dan pengeluaran
pendapatan tersebut auditor melakukan analisis terhadap akun biaya reparasi dan
pemeliharaan untuk menemukan transaksi pengeluaran modal yang diperlukan oleh klien
sebagai pengeluaran pendapatan (dicatat di dalam akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan).

2. Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

Lakukan Inspeksi terhadap Tambahan Aktiva Tetap dalam Tahun yang Diaudit
Informasi mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit diperoleh
dari notulen rapat dewan komisaris atau direksi dan anggaran modal yang dibuat oleh
klien. Atas dasar informasi tersebut auditor kemudian menganalisis pendebitan akun
aktiva tetap dalam tahun yang diaudit untuk memperoleh informasi lebih rinci
mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit kedalam dokumen
authorization for expenditure (AFE) dan bukti kas keluar beserta dokumen
pendukungnya (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok). Informasi tambahan aktiva tetap tersebut kemudian diinspeksi fisik aktiva
tetapnya oleh auditor untuk memverifikasi eksistensi tambahan aktiva tetap tersebut .

Periksa Dokumen Kontrak dan Dokumen Hak Kepemilikan Klien atas Aktiva
Tetap
Seperti yang telah disebutkan, aktiva tetap berada di tangan klien pada tanggal
neraca perlu diverifikasi hak kepemilikannya, karena diantara aktiva tersebut
kemungkinan diperoleh klien yang menyewa dari perusahaan lain. Adakalanya pihak
yang berwewenang mengeluarkan sertifikat sebagai bukti kepemilikan aktiva tetap
tersebut seperti tanah, bangunan, dan kendaraan bermotor. Oleh karena itu, jenis
aktiva tetap tersebut, merupakan pembuktian hak kepemilikannya dilakukan dengan
meminta sertifikat tanah atau bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB),
sertifikat lain membangun bangunan, dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor
(BPKB). Pembuktian hak kepemilikan aktiva tetap klien dilakukan oleh auditor
dengan (1) memeriksa dokumen yang mendukung perolehan dan penghentian
pemakaian aktiva tetap, (2) memeriksa dokumen yang mendukung transaksi
pembayaran sewa, (3) memeriksa polis asuransi aktiva tetap, (4) meminta informasi
mengenai aktiva tetap yang dijaminkan dalam penarikan utang, (5) melakukan
inspeksi terhadap perjanjian persewaan.
Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan dan pengehntian pemakaian aktiva
tetap.

Untuk memverifikasi hak kepemilikan atas aktiva tetap yang dicantumkan didalam
neraca, auditor pertama kali harus memeriksa dokumen yang mendukung transaksi
timbulnya aktiva tetap seperti bukti kas keluar, surat permintaan otorisasi investasi,
surat permintaan otorisasi reparasi, laporan penerimaan barang, faktir dari pemasok,
bukti pembayaran pajak (misalnya pajak balik nama), dan bukti pengeluaran kas lain
untuk menjadikan aktiva tetap siap untuk dipakai. Dari dokumen yang mendukung
transaksi perolehan, auditor dapat memperoleh informasi apakah faktur dari pemasok
berisi nama klien. Penghentian pemakaian aktiva tetap menyebabkan aktiva tetap
berkurang dan aktiva tetap tersebut harus didikeluarkan dari aktiva tetap klien.
Prosedur audit untuk mencantumkan unrecorded retirement (penjelasan audit butir
15) dapat memberikan informasi bagai auditor dalam menentukan hak kepemilikan
klien atas aktiva tetap.

Periksalah dikumen yang bersangkutan dengan biaya sewa.

Untuk meverifikasi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap, auditor menganalisis akun
biaya sewa. dari analisis akun ini, auditor dapat memperoleh informasi mengenai
aktiva tetap yang digunakan oleh klien yang bukan merupakan milik klien.

Lakukan inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap.

Pengendalian intern yang baik mengharuskan klien mengasuransikan aktiva tetapnya


dari kemungkinan kerugian akibat kebakaran atau bencana lainnya. Didalam polis
asuransi dapat dijumpai nama pemilik dan penerima manfaat asuransi tersebut,
sehingga untuk memverifikasi hak kepemilikan aktiva tetap klien, auditor melakuka
inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap.

Mintalah informasi mengenai aktiva tetap yang dijadikan jaminan dalam penarikan
utang.

Jika klien menarik kredit dari bank dengan jaminan aktiva tetap, informasi mengenai
aktiva tetap yang dijaminkan dalam penariakn utang dapat diperoleh auditordari
jawaban informasi bank.

Lakukan inspeksi terhadap perjanjian leasing.

Jika klien menggunakan aktiva tetap yang diperoleh dari transaksi leasing, auditor
perlu mempelajari pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian leasing tersebut untuk
menentukan apakah aktiva tersebut harus diakui sebagai aktiva tetap klien atau hanya
sebagai sewa biasa saja.
Lakukan Review terhadap Perhitungan Depresiasi dan Deplesi Aktiva Tetap

Penilaian terhadap aktiva tetap yang didepresiasi atau deplesi mengharuskan


auditor melakukan perhitungan kembali biaya depresi atau biaya deplesi aktiva tetap
dengan menggunakan metode depresiasi atau deplesi yang dipakai oleh klien dan
berdasarkan kos aktiva yang telah mengalami perubahan karena transaksi penghentian
pemakaian aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.

Lakukan rekonsoliasi aktiva tetap tertentu kedalam buku pembantu aktiva tetap.

Akuntansi aktiva tetap yang baik mensyaratkan agar semua aktiva tetap diberi nomor
identifikasi sehingga memudahkan rekonsiliasi priodik antara fisik aktiva tetap
dengan catatan akuntansinya. Untuk membuktikan eksistensi aktiva tetap, auditor
memilih beberapa aktiva tetap tertentu, mencari nomor indentifikasinya, dan
kemudian mengusut aktiva tetap tersebut kedalam buku pembantu aktiva tetap.

Hitung kembali jumlah rupiah yang dicatat didalam akun-akun yang terkait dalam
transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.

Penghentian pemakaian aktiva tetap dicatat dengan mendebit akun Depresiasi


Akumilasian Aktiva Tetap, mengkredit akun aktiva tetap yang bersangkutan, dan
mendebit akun Rugi Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap atau mengkredit akun Laba
Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap . karena transaksi penghentian aktiva tetap
menyangkut baik akun aktiva tetap maupun akun penilaiannya, maka auditor perlu
menghitung kembali jumlah rupiah yang dicatat didalam akun yang terkait dengan
transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.

3. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

Periksa Klasifikasi Aktiva Tetap didalam Neraca.

Aktiva tetap harus disajikan didalam neraca dalam kelompok aktiva tidak lancar pada
kosnya dikurangi dengan depresiasi akumulasian atau deplesi. Auditor melakukan
pemeriksaan terhadap klasifikasi aktiva tetap didalam neraca berdasarkan prinsip
akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca .

Periksa Pengungkapan yang Bersangkutan dengan Aktiva Tetap.

Menurut prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di beraca,
klien berkewajiban mencantumkan pengungkapan yang memadai mengenai metode
depresiasi atau deplesi yang dipakainya, aktiva tetap yang dijaminkan atau digadaikan
dalam penarikan utang dan aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih
digunakan dalam kegiatan perusahaan .
2.10 Resiko fraud dalam aktiva tetap

1. Penilaian terlalu tinggi pada aset yang ada


2. Penjualan aset tidak dicatat, dan hasil penualan disalahgunakan
3. Aset yang telah terjual tidak dihapus
4. Nilai residu yang ditetapkan terhadap aset tidak tepat, mengakibatkan
kesalahan penghitungan penyusutan
5. Biaya yang seharusnya dibebankan tetapi dikapitalisasikian
6. Kerugian penurunan pada aset tidak diakui
7. Perkiraan nilai wajar tidak masuk akal
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Aktiva Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang berwujud, yangdigunakan untuk
kegiatan operasional perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu periode.
Aktiva tetap dalam perusahaan manufaktur umumnya digolongkan menjadi:

1. Tanah dan perbaikan tanah


2. Gedung dan perbaikan gedung
3. Mesin dan equipment pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan
2. Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap:
a) Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang dengan aktiva
tetap;
b) Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan aktiva tetap yang dicantumkan dineraca;
c) Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;
d) Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;
e) Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.

3. Prosedur audit terhadap aktiva tetap terdiri dari:


1. Prosedur audit awal;
2. Pengujian analitik;
3. Pengujian terhadap transaksirinci;
4. Pengujian terhadap saldo akun rinci;
5. Verifikasi penyajian dan pengungkapan.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Auditing Buku 2, 2004, jakarta; salemba empat (

Auditing A Business Risk Approach 6e (Rittenberg, Schwieger, Johnstone, 2008)

www.belajarakuntansionline.com/audit-aktiva-tetap// (Di akses ,di Serang 04/11/2019)

www.meilya-yessy4.blog.spot.co.id/2014/04/makalah-audit-aktiva-tetap.html?m=1//

(Di akses ,di Serang 04/11/2019)

Anda mungkin juga menyukai