JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2020
Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/
tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
NIM : 1702114765
Tanda tangan :
NIM : 1702110019
Tanda tangan :
AUDIT KEUANGAN : AKTIVA TETAP
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka
panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh
perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.
Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva
yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan
lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya
perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain
yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
1) Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa
diraba).
a. Tanah (Land) yang diatasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah
ini biasanya tidak dususutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak). Tanah bisa
dimiliki dalan bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita membeli
rumah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak guna
usaha dan hak pakai. Perlu diperhatikan bahawa perusahaan asing dan
mancanegara asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak milik.
b. Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parker, taman, mesin-mesin
(Mechiney), Peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery
Equipment/Vehicles (mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang).
c. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara,
emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural Resources ini harus
dideplasi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.
Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaan ini
berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva tersebut. Perbedaan
karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah:
1) Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar di dalam neraca; transaksi
perubahannya relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jujmlah rupiah
yang besar.
2) Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai
pengaruh kecil terhadap perhitungan rugi laba, sedangkan kesalahan pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar berpengaruh langsung terhadap
perhitungan rugi laba tahun yang di audit.
3) Aktiva tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan depresiasi
akumulasian, sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada tanggal neraca.
o AUDIT OBJECTIVE (TUJUAN PEMERIKSAAN) AKTIVA TETAP
Dalam satu general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas aktiva tetap
mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.
2. Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih
digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode
yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar
di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang
diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah
perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
6. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah
pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
8. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai
(imperment).
9. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Jenis aktiva tetap yang berbeda mempunyai risiko bawaan dan risiko pengendalian yang
berbeda juga. Risiko bawaan untuk tanah adalah lebih rendah dibanding kan risiko bawaan
untuk kendaraan maupun bangunan. Hal ini diakibatkan oleh kerentanan dalam pengendalian
dan kerumitan dalam perhitungan dari estimasi umur ekonomis dan nilai residunya. Variasi
dalam risiko bawaan dan risiko pengendalian antar berbagai aktiva tersebut perlu
diperhatikan oleh auditor dengan menentukan tingkat risiko deteksi yang tepat untuk masing-
masing pernyataan. Disamping itu, terdapat berbagai faktor lain yang mempengaruhi tinggi
rendahnya risiko bawaan. Risiko bawaan pada pernyataan penilaian atau pengalokasian
adalah relatif tinggi pada pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kredit yangka
panjang.
Risiko pengendalian pada aktiva tetap pada umumnya relatif rendah karena transaksi ini
jarang terjadi dan terdapat otorisasi pimpinan atas pembelian aktiva tetap yang penting.
Meskipun risiko pengendaliannya rendah sehingga risiko deteksinya ditetapkan pada tingkat
yang tinggi, auditor perlu menggunakan pendekatan pengutamaan pengujian substantif. Hal
ini disebabkan karena transaksi pembelian aktiva tetap secara individual memiliki pengaruh
yang material terhadap laporan keuangan. Berikut ini ada beberapa risiko bawaan pada aktiva
tetap:
1) Harga perolehan per unit dari aset tetap biasanya relatif besar dan jumlah transaksinya
dalam setahun biasanya sedikit.
2) Mutasi aset tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit di
bandingkan mutasi piutang dan persediaan
3) Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cut off bukan merupakan hal yang penting
seperti pemeriksaan atas cut off transactions dalam pemeriksaan pembeliaan dan
penjualan persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku repeat engagements (penugasan
berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang
diperiksa) Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :
Menurut Mulyadi, utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari
kegiatan atau transaksi masa lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari
tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok utang jangka panjang
adalah utang bank berupa kredit investasi.
a) Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka panjang. Dalam hal ini biasa
digunakan internal control questionnaires atau penjelasan narative.
b) Periksa ringkasan perubahan hutang jangka panjang berikut discount, premium dan
bunga selama periode yang diperiksa. Ringkasan tersebut harus menunjukkan
perubahan selama setahun (periode yang diperiksa), baik untuk hutang maupun
bunganya.
c) Kirimkan konfirmasi kepada bank untuk menanyakan saldo per tanggal neraca,
tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
d) Mintalah copy perjanjian kredit untuk permanent file dan perhatikan apakah data yang
tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan
hutangjangkapanjang.
e) Periksa apakah hutang jangka panjang yang diperoleh sudah disetujui direksi.
f) Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan discount. Tiap jumlah beban
bunga dan discount disamakan dari bukti dengan jumlah yang tercantum pada
rugilaba.
g) Saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan
diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
h) Periksa apakah ada bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai hutang
jangkapendek.
i) Jika ada hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dengan mata uang asing,
periksa apakah sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs.
j) Buatlah kesimpulan, apakah penyajian hutang jangka panjang di neraca dilakukan
sesuaidenganSAK.
Terdapat beberapa pengendalian umum yang harus ada untuk kepentingan asersi atas
utang jangka panjang, yaitu:
B. Kelengkapan
Klien harus memlihara catatan rinci ynag memadai atas transaksi utang jangka
panjang untuk memastikan bahwa seluruh pinjaman dan pembayaran kembali pokok
utang serta bunganya dicatat dengan memadai. Satu pendekatan untu menangani
transaksi utang terinci adalahmemelihara buku besar pembantu yang berisi informasi
mengenai seluruh utang jangka panjangyang dipinjam oleh klien. Jumlah utang yang
dicatat dibuu besar pembantu harus direkonsiliasikan ke akun pengendali buku besar
umum secara teratur.
C. Penilaian
Transaksi wesel dan obligasi dicatat dalam catatan akuntansi pada nilai
nominalnya ditambah atu dikurangi adanya premi atau diskonto. Premi atau diskonto
harus diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif untuk menghitung beban
bunga. Kadang kala entitas menanggung biaya penerbitan seperti biaya penjamin
emisi, biaya hukum dan biay akuntansi. Biaya seperti itu harus dicatat sebagai beban
yang ditangguhan dan diamortisasi selama umur utang. Isu penilaian untuk investasi
pendanaan yang rumit adalah jauh lebih kompleks. Meskipun klien memiliki prosedur
pengendalian untuk memastikan bahwa utang jangka panjangdinilai dengan tepat,
klien bisa meminta auditor untuk membantu dalam pencatatan utang secara memadai.
D. Pengungkapan-Klasifikasi
Klien harus memiliki prosedur pengamanan yang memadai jika ada wesel atau
obligasi yang tidak diterbitkan untuk menghindari kehilangan karena pencurian. Prosedur
harus tersedia untuk inspeksi periodik oleh orang yang independen baik mengenai tanggung
jawab keamanan maupun akuntansi utang jangka panjang.
Umumnya auditor memulai audit utang jangka panjang dengan memperoleh skedul
analisis wesel bayar, utang obligasi, dan utang bunga. Skedul tersebut meliputi informasi
pihak penerima pemabayaran, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, jumlah dasar, jaminan, dan
beban bunga yang dibayar, dan yang masih terutang.
Asersi yang paling penting diuji, yaitu setiap instrumen utang dikonfirmasikan ke
kreditor dan mencakup permintaan untuk memverifikasi jumlah yang dipinjam dan tanggal
terakhir bunga dibayarkan. Konfirmasi utang dan bunga yang masih harus dibayar
memberikan bukti atas asersi keberadaan, kelengkapan, dan penilaian. Jika utang klien
dijamin oleh pihak lain, konfirmasi harus dikirim ke penjamin untuk mengkonfirmasikan
jaminan tersebut. Auditor juga memeriksa tanggal jatuh tempo utang untuk memastikan
klasifikasi yang tepat antara kewajiban lancar dan jangka panjang. Auditor juga memeriksa
perjanjian utang untuk adanya perjanjian yang bersifat membatasi yang memerlukan
pengungkapan dalam catatan kaki.
DAFTAR PUSTAKA
http://dista246.blogspot.com/2016/12/makalah-audit-utang-jangka-panjang.html
http://zetzu.blogspot.com/2010/12/audit-proses-pendanaan-hutang-jangka.html
http://baiqwahyu.blogspot.com/2015/11/audit-aktiva-tetap.html