Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATERI KULIAH

AUDIT SEKTOR PUBLIK

M. HAYKAL DADITULLAH I (1702114765)

RIZALDI ANGGA WISNU (1702110019)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2020
Statement of Authorship

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/
tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami
menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : AUDIT SEKTOR PUBLIK

Judul RMK/ Makalah/Tugas : Audit Keuangan : Aktiva tetap, Utang Jangka


panjang / pembiayaan.

Tanggal : 23 November 2020

Dosen : Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA., ACPA

Nama : M. Haykal Daditullah Indrapraja

NIM : 1702114765

Tanda tangan :

Nama : Rizaldi Angga Wisnu

NIM : 1702110019

Tanda tangan :
AUDIT KEUANGAN : AKTIVA TETAP

Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka
panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh
perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.

Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva
yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan
lainnya, ataupun sumber-sumber alam.

Aktiva tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya
perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain
yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

o KELOMPOK AKTIVA TETAP

Fixed assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi:

1) Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa
diraba).

a. Tanah (Land) yang diatasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah
ini biasanya tidak dususutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak). Tanah bisa
dimiliki dalan bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita membeli
rumah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak guna
usaha dan hak pakai. Perlu diperhatikan bahawa perusahaan asing dan
mancanegara asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak milik.
b. Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parker, taman, mesin-mesin
(Mechiney), Peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery
Equipment/Vehicles (mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang).
c. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara,
emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural Resources ini harus
dideplasi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.

2) Fixed intangibleassets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga


tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
Hak paten, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses (biaya-
biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk
biaya pendirian).
Contoh dari franchise adalah Kentucky fried chicken, hamburger, McDonald.
Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus
menandatangani kontrak dengan pemilik franchise, agar bisa menjual
makanan/menuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis
makanan tersebut, tentu saja dengan membayar royalty.

o PERBEDAAN KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP DENGAN AKTIVA LANCAR

Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaan ini
berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva tersebut. Perbedaan
karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah:

1) Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar di dalam neraca; transaksi
perubahannya relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jujmlah rupiah
yang besar.
2) Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai
pengaruh kecil terhadap perhitungan rugi laba, sedangkan kesalahan pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar berpengaruh langsung terhadap
perhitungan rugi laba tahun yang di audit.
3) Aktiva tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan depresiasi
akumulasian, sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada tanggal neraca.
o AUDIT OBJECTIVE (TUJUAN PEMERIKSAAN) AKTIVA TETAP

Dalam satu general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas aktiva tetap
mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.
2. Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih
digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode
yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar
di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang
diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah
perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
6. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah
pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
8. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai
(imperment).
9. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

o RISIKO AKTIVA TETAP

Jenis aktiva tetap yang berbeda mempunyai risiko bawaan dan risiko pengendalian yang
berbeda juga. Risiko bawaan untuk tanah adalah lebih rendah dibanding kan risiko bawaan
untuk kendaraan maupun bangunan. Hal ini diakibatkan oleh kerentanan dalam pengendalian
dan kerumitan dalam perhitungan dari estimasi umur ekonomis dan nilai residunya. Variasi
dalam risiko bawaan dan risiko pengendalian antar berbagai aktiva tersebut perlu
diperhatikan oleh auditor dengan menentukan tingkat risiko deteksi yang tepat untuk masing-
masing pernyataan. Disamping itu, terdapat berbagai faktor lain yang mempengaruhi tinggi
rendahnya risiko bawaan. Risiko bawaan pada pernyataan penilaian atau pengalokasian
adalah relatif tinggi pada pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kredit yangka
panjang.

Risiko pengendalian pada aktiva tetap pada umumnya relatif rendah karena transaksi ini
jarang terjadi dan terdapat otorisasi pimpinan atas pembelian aktiva tetap yang penting.
Meskipun risiko pengendaliannya rendah sehingga risiko deteksinya ditetapkan pada tingkat
yang tinggi, auditor perlu menggunakan pendekatan pengutamaan pengujian substantif. Hal
ini disebabkan karena transaksi pembelian aktiva tetap secara individual memiliki pengaruh
yang material terhadap laporan keuangan. Berikut ini ada beberapa risiko bawaan pada aktiva
tetap:

 Impairment, dimana manajemen memperlakukan porsi yg signifikan dari aset tidak


lagi produktif sebagaimana diharapkan
– Jika demikian perlu dilakukan juga penyesuaian terhadap umur ekonomis
 Potensi pengaturan laba melalui aset tetap:
– Merubah estimasi umur aset dan nilai residu, sehingga beban penyusutan
menjadi lebih rendah dan nilai.
– Kapitalisasi kos semestinya menjadi beban, misalnya beban pemeriharaan dan
perbaikan
– Penyesuaian Impairment yang tidak tepat
– Akuntansi leasing dengan capital atau operating

o PROSEDUR PEMERIKSAAN AKTIVA TETAP

Di banyak perusahaan, terutama perusahaan industri, aset tetap merupakan jumlah


yang sangat besar dari total aset perusahaan. Namun demikian waktu yang digunakan oleh
akuntan publik untuk memeriksa perkiraan lainnya seperti piutang, persedian, dan lain-
lainnya. Beberapa penyebabnya antara lain:

1) Harga perolehan per unit dari aset tetap biasanya relatif besar dan jumlah transaksinya
dalam setahun biasanya sedikit.
2) Mutasi aset tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit di
bandingkan mutasi piutang dan persediaan
3) Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cut off bukan merupakan hal yang penting
seperti pemeriksaan atas cut off transactions dalam pemeriksaan pembeliaan dan
penjualan persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku repeat engagements (penugasan
berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang
diperiksa) Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :

1) Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.


2) Minta kepada klien Top Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo
awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk
harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3) Periksa footing dan crossfootingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger
atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4) Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk
penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya.
5) Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi
dan nomor kode dari Fixed Assets.
6) Periksa bukti pemilikan aktiva tetap. Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan
IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan).
7) Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya. Pelajari dan periksa apakah
Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dari tahun
sebelumnya.
8) Buat analisis tentang perkiraan Repair&Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui
apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital
Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures. Periksa apakah Fixed
Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup atau
tidak.
9) Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
10) Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk
memeriksa apakah ada Fixed Assets dijadikan sebagai jaminan atau tidak.
11) Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau
menjual Fixed Assets.
12) untuk construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada
Construction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets.
13) Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa leaseagreement dan
periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi
leasing.
14) Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.
15) periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia(SAK/ETAP/IFRS).

AUDIT KEUANGAN : UTANG JANGKA PANJANG/PEMBIAYAAN

Menurut Mulyadi, utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari
kegiatan atau transaksi masa lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari
tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok utang jangka panjang
adalah utang bank berupa kredit investasi.

o PENGENDALIAN INTERNAL CONTROL UTANG JANGKA PANJANG

Prosedur Pengujian Kewajiban Jangka Panjang antara lain :

a) Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka panjang. Dalam hal ini biasa
digunakan internal control questionnaires atau penjelasan narative.
b) Periksa ringkasan perubahan hutang jangka panjang berikut discount, premium dan
bunga selama periode yang diperiksa. Ringkasan tersebut harus menunjukkan
perubahan selama setahun (periode yang diperiksa), baik untuk hutang maupun
bunganya.
c) Kirimkan konfirmasi kepada bank untuk menanyakan saldo per tanggal neraca,
tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
d) Mintalah copy perjanjian kredit untuk permanent file dan perhatikan apakah data yang
tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan
hutangjangkapanjang.
e) Periksa apakah hutang jangka panjang yang diperoleh sudah disetujui direksi.
f) Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan discount. Tiap jumlah beban
bunga dan discount disamakan dari bukti dengan jumlah yang tercantum pada
rugilaba.
g) Saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan
diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
h) Periksa apakah ada bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai hutang
jangkapendek.
i) Jika ada hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dengan mata uang asing,
periksa apakah sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs.
j) Buatlah kesimpulan, apakah penyajian hutang jangka panjang di neraca dilakukan
sesuaidenganSAK.

o PROSEDUR PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN TRANSAKSI UTANG JANGKA


PANJANG

Terdapat beberapa pengendalian umum yang harus ada untuk kepentingan asersi atas
utang jangka panjang, yaitu:

A. Keterjadian Dan Otorisasi

Entitas harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa adanya pinjaman


jangka panjang secara layak dimulai oleh orang yang memiliki otorisasi. Kecukupan
dokumentasi harus memverifikasikan bahwa wesel atau obligasi diotorisasi dengan
layak. Adanya kecukupan dokumentasi, memungkinkan auditor untuk menilai bahwa
transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan tepat atau tidak. Adanya perjanjian utang
yang dignifikan harus disetujui oleh dewan komisaris atau oleh eksekutif yang telah
didelegasikan wewenang ini. Entitas yang sering melakukan aktivitas peminjaman
harus memiliki pengendalain umum atau khusus. Jika direktur keuangan atau
eksekutif yang sama bertanggung jawab terhadap pelaksanaan maupun akuntansi
transaksi utang jangka panjang, badan eksekutif lainnya harus memberikan review
dan persetujuan menyeluruh dalam risalah. Jka klien memiliki pengendalian yang
layak atas penerbitan transaksi utang akan lebih mudah bagi auditor menguji transaksi
tersebut untuk asersi kelengkapan dan otorisasi pada akhir periode.

B. Kelengkapan

Klien harus memlihara catatan rinci ynag memadai atas transaksi utang jangka
panjang untuk memastikan bahwa seluruh pinjaman dan pembayaran kembali pokok
utang serta bunganya dicatat dengan memadai. Satu pendekatan untu menangani
transaksi utang terinci adalahmemelihara buku besar pembantu yang berisi informasi
mengenai seluruh utang jangka panjangyang dipinjam oleh klien. Jumlah utang yang
dicatat dibuu besar pembantu harus direkonsiliasikan ke akun pengendali buku besar
umum secara teratur.

C. Penilaian

Transaksi wesel dan obligasi dicatat dalam catatan akuntansi pada nilai
nominalnya ditambah atu dikurangi adanya premi atau diskonto. Premi atau diskonto
harus diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif untuk menghitung beban
bunga. Kadang kala entitas menanggung biaya penerbitan seperti biaya penjamin
emisi, biaya hukum dan biay akuntansi. Biaya seperti itu harus dicatat sebagai beban
yang ditangguhan dan diamortisasi selama umur utang. Isu penilaian untuk investasi
pendanaan yang rumit adalah jauh lebih kompleks. Meskipun klien memiliki prosedur
pengendalian untuk memastikan bahwa utang jangka panjangdinilai dengan tepat,
klien bisa meminta auditor untuk membantu dalam pencatatan utang secara memadai.

D. Pengungkapan-Klasifikasi

Pengendalian harus memastikan bahwa wesel dan obligasi diklasifikasikan dengan


tepat dalam laporan keuangan. Isu utamanya adalah untuk mengklasifikasikan dengan
tepat bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo tahun depan sebagai
kewajiban jangka pendek.

Klien harus memiliki prosedur pengamanan yang memadai jika ada wesel atau
obligasi yang tidak diterbitkan untuk menghindari kehilangan karena pencurian. Prosedur
harus tersedia untuk inspeksi periodik oleh orang yang independen baik mengenai tanggung
jawab keamanan maupun akuntansi utang jangka panjang.

o PROSEDUR ANALISIS SUBSTANTIF ATAS UTANG JANGKA PANJANG

Strategi substantif untuk mengaudit utang jangka panjang mencakup pemeriksaan


adanya perjanjian utang yang baru, penentuan status perjanjian utang yang lama, dan
pengonfirmasian saldo serta informasi relevan lainnya kepada pihak-pihak luar.

Prosedur analitis substantif sangat bermanfaat dalam mengaudit beban bunga


dikarenakan hubungan langsung antara tingkat bunga yang disajikan dengan jumlah utang
jangka panjang. Auditor dapat mengestimasi beban bunga melalui perkalian saldo 12 bulanan
utang jangka panajang dengan rata-rata tingkat bunga. Kewajaran beban bunga dapat
ditentukan dengan membandingkan estimasi ini terhadap jumlah beban bunga yang tercatat
dalam buku besar. Jika jumlah keduanya tidak berbeda secara material, auditor dapat
menyimpulkan bahwa beban bunga disajikan secara wajar.

Umumnya auditor memulai audit utang jangka panjang dengan memperoleh skedul
analisis wesel bayar, utang obligasi, dan utang bunga. Skedul tersebut meliputi informasi
pihak penerima pemabayaran, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, jumlah dasar, jaminan, dan
beban bunga yang dibayar, dan yang masih terutang.

Asersi yang paling penting diuji, yaitu setiap instrumen utang dikonfirmasikan ke
kreditor dan mencakup permintaan untuk memverifikasi jumlah yang dipinjam dan tanggal
terakhir bunga dibayarkan. Konfirmasi utang dan bunga yang masih harus dibayar
memberikan bukti atas asersi keberadaan, kelengkapan, dan penilaian. Jika utang klien
dijamin oleh pihak lain, konfirmasi harus dikirim ke penjamin untuk mengkonfirmasikan
jaminan tersebut. Auditor juga memeriksa tanggal jatuh tempo utang untuk memastikan
klasifikasi yang tepat antara kewajiban lancar dan jangka panjang. Auditor juga memeriksa
perjanjian utang untuk adanya perjanjian yang bersifat membatasi yang memerlukan
pengungkapan dalam catatan kaki.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Auditing Buku 2, 2004, jakarta; salemba empat

Auditing A Business Risk Approach 6e (Rittenberg, Schwieger, Johnstone, 2008)

http://dista246.blogspot.com/2016/12/makalah-audit-utang-jangka-panjang.html

http://zetzu.blogspot.com/2010/12/audit-proses-pendanaan-hutang-jangka.html

http://baiqwahyu.blogspot.com/2015/11/audit-aktiva-tetap.html

Anda mungkin juga menyukai