Anda di halaman 1dari 12

1

SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN INVESTASI


1. KESIMPULAN DARI INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRE KLIEN

Dari Internal Control Questionnaire perusahaan client, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penyimpanan surat berharga perusahaan sudah sangat aman, karena disimpan di dalam kotak penyimpanan Bank. Sehingga
entitas akan terhindar dari Fraud Action.
2. Pihak akuntansi menajalankan tugasnya dengan baik dalam hal pencatatan rincian surat-surat berharga yang dimiliki oleh
persusahaan sendiri ataupun pihak ketiga.
3. Pembelian dan penjualan surat berharga diotorisasi oleh atasan, sehingga menghindari fraud action dalam perusahaan terkait
marketable securities.

1. PROSEDUR AUDIT DALAM PEMERIKSAAN INVESTASI

PROSEDUR AUDIT AWAL

1. Lakukanlah prosedur audit awal atas saldo akun investasi yang akan diuji lebih lanjut.
2. Usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan dalam buku besar.
3. Hitung kembali saldo akun invesasi di dalam buku besar
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun invstasi.
5. Usut saldo awal akkun investasi ke kertas kerja tahun lalu.
6. Usut posing pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal yang bersangkutan.
7. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku pembantu investasi

PROSEDUR ANALITIK

1. Hitung Ratio-ratio
2. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang
dianggarakan atau data lain.

PENGUJIAN TERHADAP TRANSAKSI RINCI


2

1. Periksa dokumen yang mendukung transaksi perolehan dan penjualan investasi


2. Hitung kembali pendapatan bungan dan dividen tahun yang diaudit
3. Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga.
4. Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi
5. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca
6. Periksa dokumen yang mendukung perolehan investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.

PENGUJIAN TERHADAP AKUN RINCI

1. Pelajari noten pemegang saham dan direksi


2. Minta daftar surat berharga yang ada ditangan klien dan lakukan perhitugnan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga
tersebut.
3. Kirimkan konfimasi tentang surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain
4. Lakukan rekonsiliasi antara surat berharaga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca
5. Lakukan inspeksi pemeriksaan dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.
6. Minta informasi mengenai surat berharga yang dijaidkan jaminan pemeriksaan utang.
7. Bandingkan metode pembelian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akutansi berterima umum.
8. Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.

VERIVIKASI PERNYATAAN DAN PENGUNGKAPAN

1. Periksa klasifikiasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
2. Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain.

Per Klien 31 PARE Per Audit 31 Per Audit


Keterangan Ref.KK
Des 2012 D K Des 2012 31 Des 2011
PT. Domba Kecil 123,750,000 87,000,000 210,750,000 123.750.000
PT. Domba Putih 133,750,000 10,000,000 123,750,000 101.750.000

257,500,000 334,500,000
3

Dibuat Oleh:
Klien: PT PETA Diperiksa Oleh: Bambang Indeks: H
Restu
Skedul: Investasi
Tanggal: 20/01/2013 Tanggal: 28/01/2013 Periode: 31 Desember 2012
Dalam Saham

1. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

Catatan Pemeriksaan:

1. Berdasarkan laporan keuangan yang telah kami audit, ternyata perusahaan klien mengalami under
statement dalam pencatatan nilai saham pada PT.Domba Kecil, hal ini dikarenakan invetasi baru yang
dilakukan kepada PT. Domba Kecil belum di catat. Kemudian, dalam melakukan jurnal, perusahaan
melakukan kesalahan dalam pembuatan jurnal. Perusahaan menjadikan biaya broker sebagai beban
lain-lain, dan mencatat hanya setengah dari nilai seharusnya. Sedangkan yang harus dilakukan adalah
bahwa biaya broker seharusnya menambah nilai perolehan dari investasi tersebut. Jurnal yang perlu
dibuatkan untuk mengoreksi jurnal yang dibuat oleh klien adalah:

Investasi Rp. 87.000.000

Bank Bini Rp. 87.000000

2. Perusahaan klien belum melakukan pencatatan terhadap kerugian yang dialamai oleh PT.Domba
Putih. Sehingga jurnal yang perlu diubat adalah:
4

Kerugian Investasi Rp. 10.000.000

Investasi Pada PT. Domba Putih Rp. 10.000.000

Kesimpulan Pemeriksaan:

Menurut pendapat kami, saldo investasi telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku umum.
Diperiksa Oleh: Indeks:
Klien: PT.PETA Dibuat Oleh: Restu
Bambang H
Periode:
Skedul: Investasi dalam
Tanggal: 28/01/2013 Tanggal: 31/12/2012
Saham
31/12/2012

SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN ASET TETAP


1. KESIMPULAN DARI INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRE KLIEN

Setelah mempelajari Internal Control Questionnaire perusahaan klien, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai kondisi
pengendalian internal perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam hal penambahan dan pengurangan aset tetap, setiap mutasi atau pemindahan secara rutin tidak dilaporkan kepada bagian
Akuntansi. Hal ini dapat menjadi celah bagi fraud action dalam perusahaan klien.
2. Dalam hal aset tetap dalam pembangunan, peralatan dan perkakas kecil tidak terkontrol dengan cukup.
5

3. Metode penyusutan aset tetap sudah sesuai dengan standar akuntansi berterima umum, namun tidak sesuai dengan undang-
undang pajak, sehingga ketika perusahaan akan menghitung jumlah pajak terhutang, perusahaan harus melakukan koreksi
terhadap laporan keuangannya, terutama dalam hal penyusutan. Karena untuk metode penyusutan, perusahaan klien harus
memenuhi standar penyusutan berdasarkan undang-undang pajak.
4. Perbandingan antara anggaran dan aktual tidak dilakukan, sehingga ini dapat memunculkan celah bagi pihak yang curang untuk
melakukan fraud dalam hal anggaran.
5. Perusahaan tidak melakukan review sama sekali terhadap keberadaan aset tetapnya, sehingga persuahaan tidak dapat mengetahui
keadaan real dari aset tetapnya, apakah masih layak, rusak, atau bahak hilang.
6. PROSEDUR AUDIT UNTUK PEMERISAAN ASET TETAP

Prosedur audit untuk aset tetap adalah sebagai berikut:

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.

Dalam hal ini biasanya auditor menggunakan Internal Control Questionnaires (ICQ), beberapa ciri internal control yang baik atas aset
tetap adalah :

1. digunakannya anggaran untuk penambahan aset tetap .

Jika ada aset tetap yang ingin dibeli tetapi belum tercantum dianggaran maka aset tetap tersebut tidak boleh dibeli dahulu.

1. Setiap penambahan dan penarikan aset tetap terlebih dahulu harus diotorisasi oleh pejabat berwenang.
2. Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy.
3. Diadakannya kartu aset tetap atau sub buku besar aset tetap yang mencantumkan tanggal pembelian, nama supplier, harga
perolehan, metode dan persentase penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap.
4. Setiap aset tetap diberi nomor kode.
5. Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (Pemeriksaan fisik aset tetap), untuk mengetahui keberadaannya dan kondisi dari
aset tetap.
6. Bukti-bukti pemilikan aset tetap disimpan ditempat yang aman.
7. Aset tetap diasuransikan dengan jumlah Insurance Coverage (nilai pertanggungan) yang cukup.
8. Minta kepada Klien Top Schedule serta Supporting Shedule aset tetap, yang berisikan : Saldo awal, penambahan serta
pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
6

9. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan
Working Paper tahun lalu.
10. Vouched penambahan serta pengurangan aset tetap.

untuk penambahan aset tetap, selain diperhatikan otorisasi dan kelengkapan supporting document, harus dilihat apakah penambahan
tersebut sudah tercantum di anggaran.

Untuk pengurangan aset tetap harus diperiksa Journal Entry nya.

5. Periksa fisik dari aset tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan baik atau sudah rusak.

mengenai pemeriksaan fisik aset tetap secara basis test ada 2 pendapat ;

1. Yang dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2. Diutamakan penambahan yang baru serta beberapa aset tetap yang lama.

pada pendapat yang pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada kelemahan yaitu bila ada aset tetap yang sudah lama
dibeli atau tidak dapat dipakai lagi, maka dengan cara pertama tidak diketahui.

6. Pemeriksaan bukti pemilikan aset tetap

contoh dalam hal ini harus dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yang tercantum di BPKB dan STNK dengan
yang terdapat di kendaraan. Perhatikan juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan atas nama perusahaan.

7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Polici-nya konsisten dengan tahun sebelumnya (misal perhitungan
menggunakan Straigh Line Method).

Tentang Policy dan Capitalization tersebut ada beberapa kemungkinan :

1. berdasarkan jumlahnya, misalnya diatas Rp1.000.000 harus dikapitalisir.


2. Berdasarkan masa manfaatnya
3. Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya.
7

Tentang Policy dari penyusutannya ada beberapa kemungkinan, apakah penyusutan tersebut dimulai :

1. Pada tanggal pembelian;


2. Pada tanggal pemakaian;
3. Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal tanggal pembelian 1-15 dihitung satu bulan penuh sedangkan 16-30/31 dihtung
setengah bulan.
4. Analisis perkiraan repair dan maintenance.

harus diperhatikan kemungkinan Klien untuk memperkecil laba dengan mencatat Capital Expenditure sebagai Revenue Expenditure.

9. Periksa kecukupan Insurance Coverage, dalam artian jangan sampai terlalu keci atau terlalu besar. Jika terlalu kecil ada bahaya
bahwa jika terjadi kebakaran, ganti rugi perusahaan asuransi tidak mencukupi untuk membeli aset tetap(misalkan gedung atau
mesin) yang baru sehingga mengganggu kegiatan operasi perusahaan. tentang penilaian cukup tidaknya Insurance Coverage
tersebut adalah atas dasar jumlah yang mendekati harga pasar.
10. Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aset tetap.

Penyusutan ini biasanya dari aset tetap yang dapat disusutkan, seperti gedung kantor dan sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang
tidak dapat disusutkan seperti Tanah hak milik. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bahan baku pembuatan batu bata atau genteng,
maka dapat disusutkan biasa istilahnya tuh deplesi.

Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan hak guna bangunan, maka tanah tersebut tidak dapat disusutkan. Auditor harus
memeriksa akurasi dari perhitungan penyusutan yang dibuat klien, dan ketetapan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari biaya
produksi tidak langsung, biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan.

11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa apakah ada aset yang dijadikan jaminan
atau tidak.
12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual aset tetap.
13. Untuk Contruction In Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction In Progress yang harus ditransfer ke
aset tetap.
14. Jika ada aset yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah Accounting treatment-nya sudah sesuai
dengan standar akuntansi leasing.
15. Periksa apakah ada aset tetap yang dijaminkan.
8

Jika aset tetap dijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di bank, sehingga auditor harus memeriksa tanda terima
penyerahan bukti-bukti kepemilikan. selain itu jika ada aset tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.

16. Periksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, baik di Posisi
Keuangan,(cost and accumulated depreciation), di laba rugi (biaya penyusutan), dicatatan atas laporan keuangan (kebijakan
kapitalisasi dan penyusutan,rincian garis besar aset tetap) maupun di lampiran (rincian aset tetap).
yang disebutkan tadi tuh berlaku buat repeat engagements (penugasan berulang) makanya dititikberatkan pada pemeriksaan
transaksi tahun berjalan (periode yang diperiksa).

Untuk First Audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut :

Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah diaudit oleh kantor akuntan lain, saldo awal saldo aset tetap bisa dicocokkan dengan laporan
akuntan terdahulu dan kertas kerja pemeriksaan akuntan tersebut.

Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah diaudit, akuntan publik harus memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan
aset tetap sejak awal berdirinya perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk penambahan dan
pengurangan aset tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan aset tetap dilakukan sesuai dengan standar akuntansi di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS). Tentu saja pemeriksaan mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test basis dengan mengutamakan jumlah
material.

Per Klien 31 PARE Per Audit 31 Per Audit 31


Keterangan Ref.KK
Des 2012 D K Des 2012 Des 2011
Harga Perolehan
Tanah 775,000,000 775,000,000
Bangunan dan
650,000,000 650,000,000
Prasarana
Peralatan kantor 38,500,000 126,000,000 21,000,000 143,500,000 19,500,000
Kendaraan 288,500,000 87,200,000 375,700,000 288,500,000
9

Akumulasi
Penyusutan
Bangunan dan
23,125,000 6,750,000 29,875,000 67,708,300
Prasarana
Peralatan Kantor 2,300,400 10,275,000
Kendaraan 59,500,000 104,016,600

Nilai Buku
Tanah 775,000,000 775,000,000
Bangunan dan
559,166,700 582,291,700
Prasarana
Peralatan Kantor 25,924,600 9,225,000
Kendaraan
124,983,400 184,483,400
Bermotor

Klien: PT PETA Dibuat Oleh: Restu Diperiksa Oleh: Bambang Indeks: J


Skedul: Aset tetap Tanggal: 20/01/2013 Tanggal: 28/01/2013 Periode: 31 Desember 2012

1. KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

Catatan Pemeriksaan:

1. Kebijakan Akuntansi

Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehan,. Penyusutan aset tetap menggunakan metode garis lurus
tanpa nilai residu, dengan taksiran umur ekonomis sebagai berikut:
10

Bangunan dan prasarana 20 Tahun

Kendaraan 10 Tahun

Peralatan Kantor 5 Tahun

2. Kami telah melakukan pemeriksaan fisik atas aset tetap bersama dengan staf bagian umum.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan bahwa aset tetap belum diberikan kode aset tetap.

3. Kami telah melakukan pemeriksaan terhadap beban penyusutan aset tetap.

4. Berdasarkan laporan keuangan yang telah kami audit, terdapat beberapa hal yang perlu kami
koreksi terkait dengan jurnal aset tetap yang telah dibuat oleh perusahaan klien. Diantaranya sebagai
berikut:

a. Pembelian filling cabinet, koreksi yang kami berikan:

Peralatan Kantor (filling cabinet) Rp. 1.000.000

Laba Ditahan Rp. 1.000.000

b. Pertukaran Aset, koreksi yang kami berikan adalah:

Peralatan kantor baru Rp. 25.000.000

Akumulasi Penyusutan Rp. 6.750.000

Rugi Pertukaran Rp. 1.354.000

Peralatan Lama Rp. 15.000.000

Bank Bini Rp. 18.104.000


11

c. Pembelian mesin photo copy yang belum dicatata:

Peralatan Kantor Rp. 10.000.000

Bank Bini Rp. 10.000.000

Laba ditahan Rp. 166.667

Akumulasi Penyusutan Rp. 166.667

d. Reparasi kendaraan yang menambah nilai tambah

Kendaraan Rp. 12.500.000

Laba Ditahan Rp. 12.500.000

5. Berdasarkan pengamatan kami sebagai auditor, terkait dengan akun sewa guna usaha, perusahaan
telah melakukan kekeliruan dalam melakukan penjurnalan. Oleh karena itu, jurnal koreksi yang kami
berikan adalah:

a. Sewa guna Usaha

Truk Fuso Rp. 74.700.000

Kas Rp. 14.940.000

Hutang Rp. 59.760.000

Laba ditahan Rp. 22.410.000

Hutang Bunga Rp. 22.410.000(mencatat beban bunga yang belum dicatat)


12

b. Pencicilan pokok sewa dan beban bunga

30/10

Hutang Bunga Rp. 622.500

Hutang Pinjaman Rp. 1.660.000

Kas Rp. 2.282.500

30/11

Hutang Bunga Rp. 622.500

Hutang Pinjaman Rp. 1.660.000

Kas Rp. 2.282.500

30/12

Hutang Bunga Rp. 622.500

Hutang Pinjaman Rp. 1.660.000

Kas Rp. 2.282.500

Kesimpulan Pemeriksaan: Menurut pendapat kami, saldo aset tetap telah disajikan secara wajar dan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum.
Diperiksa Oleh: Indeks:
Klien: PT.PETA Dibuat Oleh: Restu
Bambang j

Anda mungkin juga menyukai