Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI KULIAH

“AUDIT SIKLUS ASET TETAP”

ANDI FAUZIAH AMALIAH


002104342022
MAKSI-1 AUDITING LANJUTAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
A. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva Tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,


mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual
kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap
disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangibel fixed assets). Aktiva tetap
dalam perusahaan manufaktur umumnya digolongkan menjadi:

1. Tanah dan perbaikan tanah


2. Gedung dan perbaikan gedung
3. Mesin dan equipment pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan

B. Perbedaan Karakteristik Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar


Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar.
Perbedaan ini berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan
aktiva tersebut. Perbedaan karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva
lancar adalah:
a. Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar di dalam neraca; transaksi
perubahannya relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jujmlah
rupiah yang besar.
b. Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap
mempunyai pengaruh kecil terhadap perhitungan rugi laba, sedangkan
kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar
berpengaruh langsung terhadap perhitungan rugi laba tahun yang di audit.
c. Aktiva tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan depresiasi
akumulasian, sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih
yang dapat direalisasikan pada tanggal neraca.
C. Bisnis Proses Aktiva Tetap

D. Risiko Aktiva Tetap


Jenis aktiva tetap yang berbeda mempunyai risiko bawaan dan risiko
pengendalian yang berbeda juga. Risiko bawaan untuk tanah adalah lebih
rendah dibanding kan risiko bawaan untuk kendaraan maupun bangunan. Hal
ini diakibatkan oleh kerentanan dalam pengendalian dan kerumitan dalam

perhitungan dari estimasi umur ekonomis dan nilai residunya. Variasi dalam
risiko bawaan dan risiko pengendalian antar berbagai aktiva tersebut perlu
diperhatikan oleh auditor dengan menentukan tingkat risiko deteksi yang
tepat untuk masing-masing pernyataan. Disamping itu, terdapat berbagai
faktor lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya risiko bawaan. Risiko
bawaan pada pernyataan penilaian atau pengalokasian adalah relatif tinggi
pada pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kredit yangka panjang
Risiko pengendalian pada aktiva tetap pada umumnya relatif rendah
karena transaksi ini jarang terjadi dan terdapat otorisasi pimpinan atas
pembelian aktiva tetap yang penting. Meskipun risiko pengendaliannya
rendah sehingga risiko deteksinya ditetapkan pada tingkat yang tinggi,
auditor perlu menggunakan pendekatan pengutamaan pengujian substantif.
Hal ini disebabkan karena transaksi pembelian aktiva tetap secara individual
memiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan.
Berikut ini ada beberapa risiko bawaan pada aktiva tetap.
a. Impairment, dimana manajemen memperlakukan porsi yg signifikan dari
aset tidak lagi produktif sebagaimana diharapkan.
 Jika demikian perlu dilakukan juga penyesuaian terhadap umur
ekonomis.
b. Potensi pengaturan laba melalui aset tetap:
 Merubah estimasi umur aset dan nilai residu, sehingga beban
penyusutan menjadi lebih rendah dan nilai.
 Kapitalisasi kos semestinya menjadi beban, misalnya beban
pemeriharaan dan perbaikan.
 Penyesuaian Impairment yang tidak tepat.
 Akuntansi leasing dengan capital atau operating.

E. Pengendalian Aktiva Tetap


Beberapa bentuk pengendalian intern aktiva tetap adalah:
a. Adanya budget untuk pengeluaran bagi aktiva tetap yang disetujui oleh
pejabat yang berwenang. Persetujuan ini biasanya dilakukan dalam
berbagai tingkat tergantung dari jenis dan harga aktiva tetap yang
bersangkutan.
b. Adanya kebijaksanaan kapitalisasi secara tertulis, yakni yang membedakan
antara pengeluaran yang dianggap sebagai aktiva tetap dan pengeluaran
bukan aktiva tetap.
c. Kebijakan mengenai penjualan aktiva tetap, prosedur pem-besitua-an
aktiva tetap, dan pemindahan suatu aktiva tetap dari suatu bagian ke
bagian yang lain, atau dari suatu lokasi ke lokasi yang lain atau dari suatu
anak perusahaan ke anak perusahaan yang lain.
d. Adanya kartu-kartu aktiva tetap dan inventarisasi atas aktiva tetap secara
berkala.
e. Adanya pengendalain dan pengawasan atas aktiva-aktiva kecil di bawah
tanggungjawab pejabat tertentu.
f. Adanya asuransi kerugian atas aktiva tetap yang bisa rusak karena
kebakaran atau bencana lainnya atau kerugian karena hilang atau dicuri.
g. Agar aset tetap dapat diidentifikasi, rekonsiliasi fisik dapat dilakukan.
h. Proses pembelian diotorisasi dan dinilai dengan nilai secara tepat.
i. Dapat diklasifikasi sesuai dengan masa manfaat.
j. Pengamanan fisik.
k. Mempermudah penilaian impairment.

F. Pengujian Pengendalian
 Proses pembelian aset telah dianggarkan secara formal
 Kebijakan tertulis pembelian dan pelepasan aset, termasuk proses
persetujuannya.
 Akses fisik terhadap aset tetap.
 Perbandingan secara periodik atas fisik aset terhadap catatan anak

 Rekonsiliasi secara periodik atas catatan anak dengan jurnal umum

G. Resiko fraud dalam aktiva tetap


a. Penilaian terlalu tinggi pada aset yang ada
b. Penjualan aset tidak dicatat, dan hasil penualan disalahgunakan
c. Aset yang telah terjual tidak dihapus
d. Nilai residu yang ditetapkan terhadap aset tidak tepat, mengakibatkan
kesalahan penghitungan penyusutan
e. Biaya yang seharusnya dibebankan tetapi dikapitalisasikian
f. Kerugian penurunan pada aset tidak diakui
g. Perkiraan nilai wajar tidak masuk akal

Anda mungkin juga menyukai