Oleh
M. KAUTSAR RIZKI
NIM : 1504101010053
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
M. KAUTSAR RIZKI
1504101010053
Dr. Halida Yunita, S.T., M.T. Dr. Bambang Setiawan, S.T., M.Eng.Sc
NIP. 19780613 200212 2 002 NIP. 19710603 200604 1 002
Diketahui/disahkan oleh
Ketua Program Studi Teknik Sipil,
Fachrurrazi, S.T.,M.T.
NIP. 19700506 200012 1 001
0
B. RINGKASAN PROPOSAL
C. OUTLINE PROPOSAL
I. PENDAHULUAN
pengujian cone penetration test (CPT), pengujian becker penetration test (BPT),
dan pengukuran kecepatan rambat gelombang geser (Vs) yang mana memiliki
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode pengujian.
Salah satu kota di Provinsi Aceh yang memiliki potensi terjadinya likuifaksi
adalah Kota Meulaboh yang berada di daerah pesisir barat Aceh. Kondisi geologi
lapisan tanah pada Kota Meulaboh secara umum adalah lapisan pasir dengan muka
air tanah yang dangkal, kondisi ini mengindikasikan terjadinya likuifaksi jika
terjadi gempa pada magnitude tertentu. Hal inilah yang mendorong penulis tertarik
untuk melakukan analisa potensi terjadinya likuifaksi di Kota Meulaboh.
2.1 Likuifaksi
Sebagai contoh saat gempa bumi Nigata 1964, Kobe 1995, Turki 2002,
Taiwan 1999, Bengkulu 2000, Jogjakarta 2006, Pidie Jaya 2016 dan Palu 2018 yang
diikuti dengan fenomena likuifaksi. Pengetahuan akan potensi dan kerawanan
likuifaksi sangat penting untuk melakukan usaha mitigasi yang disesuaikan dengan
derajat kerentanan suatu wilayah terhadap bahaya likuifaksi (Soebowo dkk, 2007).
Terlihat dengan jelas dari kedua rumus di atas bahwa peningkatan tekanan
air pori akan berarti mengurangi tegangan efektif dan sekaligus mengurangi
kekuatan geser dari tanah yang bersangkutan. Dapat juga terjadi bahwa u = σtot
sehingga berdasarkan rumus (2.1) maka σeff = 0, ini berarti lapisan tanah tersebut
hampir dapat dikatakan tidak mempunyai kekuatan geser sama sekali dan
beperilaku seperti fluida.
CRR
FS = (2.3)
CSR
CRR
dimana, jika FS = < 1 (terjadi likuifaksi)
CSR
CRR
jika FS = = 1 (kondisi kritis)
CSR
CRR
jika FS = > 1 (tidak terjadi likuifaksi)
CSR
7
Rasio tahanan siklik (CRR) dapat diartikan sebagai kemampuan tanah untuk
dapat menahan likuifaksi. Pengujian yang sering digunakan untuk menganalisa
kemampuan tanah utuk menahan likuifaksi standard penetration test (SPT) dan
cone penetration test (CPT).
Metode untuk mengevaluasi nilai CRR dilakukan dengan pendekatan
perhitungan nilai CRR yang diambil dari konsensus NCEER/NSF tentang
ketahanan tanah terhadap likuifaksi tahun 1998 dan literatur buku yang ditulis oleh
I.M Idriss dan R.W Boulangger dengan judul “Soil Liquefaction During
Earthquake” tahun 2008.
Gambar 2.2 Kurva SPT Clean-Sand Base untuk Magnitudo Gempa Bumi 7.5
dengan Data dari Sejarah Kasus Likuifaksi
Sumber : Youd dkk (2001)
Persamaan ini berlaku hanya untuk (N1)60 < 30, sedangkan (N1)60 ≥ 30
butiran tanah halus terlalu padat untuk terlikuifaksi dan diklasifikasikan sebagai
tanah non-liquefable.
Pada perkembangannya, Seed dkk (1985) memperhatikan adanya kenaikan
dari nilai CRR karena meningkatnya fines content. Apakah kenaikan ini disebabkan
oleh naiknya ketahanan terhadap likuifaksi atau penurunan tahanan penetrasi masih
belum diketahui dengan pasti. Para ahli yang hadir pada konsensus NCEER/NSF
1998 mengajukan persamaan (2.9) dan (2.10) sebagai koreksi untuk pengaruh dari
fines content (FC). Sebuah persamaan dikembangkan untuk faktor koreksi (N1)60
penyetaraan nilai clean sand (N1)60cs sebagai berikut (Idriss dan Seed, 1971) :
(N1)60cs = α + β(N1)60 (2.8)
Dimana α dan β adalah koefisien yang didapatkan dari hubungan persamaan
berikut :
10
α = 0 untuk FC ≤ 5% (2.9a)
α = exp[1.76 – (190/FC2)] untuk 5% < FC ≤ 35% (2.9b)
α = 5.0 untuk FC ≥ 35% (2.9c)
β = 1.0 untuk FC ≤ 5% (2.10a)
β = [0.99 + (FC1.5/1000)] untuk 5% < FC ≤ 35% (2.10b)
β = 1.2 untuk FC ≥ 35% (2.10c)
(2.13)
12
Uji cone penetration test (CPT) adalah salah satu pengujian lapangan yang
sering digunakan oleh insinyur geoteknik. Salah satu keuntungan menggunakan
CPT adalah penetrasi ketahanan tanah yang secara terus menerus dapat
dikembangkan menjadi interpretasi stratigrafi, namun interpretasi data berdasarkan
CPT harus dipastikan kembali dengan beberapa tes SPT untuk memastikan jenis
tanah dan interpretasi data ketahanan terhadap likuifaksi.
Gambar 2.4 adalah kurva yang dipersiapkan oleh Robertson dan Wride
(1998) untuk penentuan langsung dari CRR untuk clean-sand (FC ≤ 5%) dari data
CPT. Gambar 2.4 dikembangkan dari riwayat data CPT yang dikumpulkan dari
beberapa penyelidikan, termasuk penyelidikan Stark dan Olson (1995) dan Suzuki
et al (1995). Grafik pada Gambar 2.4 hanya berlaku untuk gempa bumi dengan
magnitude 7.5 saja, kurva CRR secara konservatif memisahkan daerah yang
terindikasi terjadi likuifaksi dengan daerah yang tidak menunjukkan indikasi
terjadinya likuifaksi.
13
Gambar 2.4 Kurva perhitungan CRR berdasarkan data CPT bersama data empiris
sejarah liquifaksi
Sumber : Idriss dan Boulanger (2008)
Pada kedalaman yang dangkal nilai CQ menjadi sangat besar karena tekanan
overburden yang rendah, bagaimana pun nilai CQ > 1.7 sebaiknya tidak digunakan.
Rasio friksi CPT umumnya meningkat dengan meningkatnya finest content dan
sifat plastisitas tanah, yang memungkinkan perkiraan kasar jenis tanah dan finest
content dari data CPT. Robertson dan Wride (1998) menyempurnakan sebuah
grafik untuk mengestimasi jenis tanah. Batasan-batasan diantara jenis tanah 2-7
dapat diperkirkan dari lingkaran konsentrik dan bisa juga untuk memperhitungkan
pengaruh jenis tanah terhadap qc1N dan CRR. Jari-jari lingkaran tersebut
didefinisikan sebagai indeks tipe perilaku tanah (Ic), nilai Ic dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Ic = [(3.47 – log Q)2 – (1.22 + log F)2]0.5 (2.17)
dimana
Q = [(qc - σvo)/Pa][(Pa / σ’vo)n] (2.18)
dan
F = [fs/(qc - σvo)] x 100% (2.19)
Grafik perilaku tanah pada Gambar 2.5 dikembangkan dengan nilai
eksponen n sebesar 0.5 untuk jenis tanah clean-sand.
Nilai tahanan ujung untuk pasir berlanau yang telah dinormalisasi (qc1N)
dikoreksi ke nilai yang setara dengan clean sand (qc1N)cs dengan hubungan
persamaan sebagai berikut :
(qc1N)cs = Kcqc1N (2.20)
Dimana Kc adalah faktor koreksi untuk karakteristik butir, nilai Kc dapat
dihitung melalui persamaan berikut (Robertson dan Wride, 1988) :
untuk Ic ≥ 1.64 maka nilai Kc = -0.403Ic4 + 5.581Ic3 − 21.63Ic2 + 33.75 Ic – 17.88
sedangkan untuk nilai Ic ≤ 1.64 maka Kc = 1.0
Apabila nilai Ic ≥ 2.6 maka mengindikasikan bahwa tanah pada nilai itu
terlalu banyak lempung untuk terlikuifaksi.
15
Idriss dan Boulangger pada tahun 2008 dalam bukunya “Soil Liquefaction
During Earthquakes” memodifikasi persamaan (2.14) menjadi :
𝑞𝑐1𝑁𝑐𝑠 𝑞𝑐1𝑁𝑐𝑠 2 𝑞𝑐1𝑁𝑐𝑠 3 𝑞𝑐1𝑁𝑐𝑠 4
CRR7.5 = exp( +( ) −( ) +( ) − 3) (2.21)
540 67 80 114
Kurva CRR atau kurva clean-sand base pada Gambar 2.2 (SPT) dan 2.4
(CPT) hanya dapat digunakan untuk gempa dengan magnitude 7.5 saja. Untuk
menyesuaikan dengan magnitude yang lebih besar atau kecil, Seed dan Idriss
(1982) memperkenalkan faktor koreksi yang disebut magnitude scaling factor
(MSF). Persamaan untuk MSF adalah sebagai berikut :
MSF = 102.2/Mw2.56 (2.22)
16
Dimana :
Mw = Moment Magnitude
Dimana :
Mw = Moment Magnitude
R = Jarak Hiposenter ke Lokasi Tinjauan (Km)
Pada Gambar 2.6 di bawah, jarak hiposenter ke kota (R) dapat dihitung dengan
Teorema Pythagoras, sedangkan untuk jarak horizontal episenter ke kota dapat
dihitung dengan persamaan :
E (episenter) d M (Kota)
z (kedalaman)
R
H (hiposenter)
Kondisi tanah bergranular jenuh air yang kerapatan relatifnya kecil perlu
dilakukan perbaikan tanah agar bangunan atau struktur di atasnya tidak mengalami
keruntuhan atau meminimalisir kerusakan apabila terjadi likuifaksi pada kondisi
tanah tersebut. Pada umumnya perbaikan tanah yang dilakukan adalah dengan
metode deep soil mixing, sand compaction pile, dan grouting. Namun mengingat
sulitnya mobilisasi alat berat ke lokasi tinjauan dan mahalnya biaya, ketiga metode
18
tersebut tidak dapat diaplikasikan pada lokasi tinjauan penelitian ini. Adapun
alternatif lainnya untuk mengurangi potensi likuifaksi adalah dengan metode tiang
pancang Franki (Franki pile) dan kolom kapur/semen (lime/cement-column).
1. Ikhsan (2011), Analisis Potensi Likuifaksi Dari Data CPT dan SPT Dengan
Studi Kasus PLTU Ende Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa :
Nilai CRR yang dihasilkan dari metoda SPT dan CPT berbeda
dikarenakan CPT memiliki keterbatasan terhadap tanah berpasir yang
mengandung kerikil.
Nilai CSR yang dihasilkan relatif sama, perbedaan diakibatkan
interpretasi muka air tanah yang berbeda dari titik uji yang
berdampingan (SPT dan CPT).
Terjadinya likuifaksi tidak semata-mata dilihat dari nilai SPT atau
tahanan ujung yang besar, namun juga bergantung pada gradasi butiran
pada tanah tersebut yang dapat dilihat dari nilai koefisien keseragaman
(Cu) dan koefisien gradasi (Cc). Nilai Cu dan Cc yang memiliki potensi
likuifaksi adalah Cu < 15, Cc ≤ 1, Cc ≥ 3 .
Kemunculan muka air tanah dangkal, kondisi lapisan pasir lepas dan
gambaran kegempaan di daerah ini menyebabkan mudahnya terjadi
likuifaksi.
Daerah-daerah berpotensi likuifaksi sebaiknya dilakukan tindakan
preventif, apabila hendak dibangun bangunan tinggi, seperti melakukan
grouting atau tindakan-tindakan preventif lainnya.
Pada bab ini penulis akan membahas metode yang digunakan untuk
kelancaran penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari pengujian standard penetration test (SPT) dan pengujian cone penetration test
(CPT) serta data-data lainnya yang diperoleh dari buku-buku, jurnal atau hasil dari
penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data yang telah
diperoleh kemudian disusun dan dianalisis dengan metode simplified procedure
yang membandingan nilai cylic stress ratio (CSR) dengan cyclic resistance ratio
(CRR) untuk mengetahui apakah lapisan tanah berpasir akan terlikuifaksi atau tidak.
Langkah-langkah kerja untuk mengetahui arah penelitian dan parameter apa yang
akan digunakan dapat dijelaskan secara sistematik di dalam bagan alir metode
penelitian seperti yang terlihat pada Lampiran A Gambar A.4 halaman 32.
Dalam penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan adalah data
sekunder, berupa laporan hasil pengujian standard penetration test (SPT),
pengujian cone penetration test (CPT) dan data gempa.
21
Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan pengumpulan data profil
tanah yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) pada
daerah pesisir barat Aceh, yaitu Kota Meulaboh. Selanjutnya, data riwayat gempa
yang terjadi di Kota Meulaboh didapat dari kantor BMKG kelas III Mata Ie.
Pada penelitian ini data gempa diperoleh dari kantor BMKG kelas III Mata
Ie yang berkenaan dengan gempa bumi untuk lokasi yang ditinjau. Data yang
diambil adalah data gempa dalam 10 tahun terakhir dengan magnitude ≥ 5,0 dan
radius 500 km dari lokasi tinjauan.
Data magnitude gempa yang diperoleh dari dari kantor BMKG kelas III
Mata Ie adalah data dengan tipe magnitude lokal (ML) , namun dalam penelitian ini
magnitude yang digunakan adalah moment magnitude (Mw). Maka dari itu tipe
magnitude ML harus dikonversi ke dalam Mw terlebih dahulu, hubungan anatara ML
dan Mw adalah sebagai berikut :
CSR adalah tegangan yang dihasilkan oleh gempa bumi pada tanah. Dalam
penentuan nilai CSR, hal yang paling dipertimbangkan adalah nilai dari amax.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai CSR adalah sebagai berikut :
didapat harus dikalikan dengan magnitude scaling faktor (MSF) agar dapat
digunakan pada magnitude gempa lainnya.
a. Menghitung nilai qc1N, yaitu nilai tahanan ujung yang telah dikoreksi dengan
menggunakan persamaan berikut.
qc1N = CQ (qc/Pa)
dimana CQ adalah faktor normalisasi tahanan ujung konus, dan Pa adalah
tekanan pada 1 atm.
b. Menghitung nilai Q = [(qc - σvo)/Pa][(Pa / σ’vo)n]
c. Menghitung nilai F = [fs/(qc - σvo)] x 100%
d. Menentukan jenis tanah melalui nilai Ic dengan persamaan sebagai berikut :
Ic = [(3.47 – log Q)2 – (1.22 + log F)2]0.5
Jika nilai Ic yang didapatkan > 2.6 melambangkan bahwa tanah padat dan sulit
terlikuifaksi.
e. Menhitung kembali tahanan ujung konus untuk clean sand (qc1N)cs = Kcqc1N
Dimana Kc = -0.403Ic4 + 5.581Ic3 − 21.63Ic2 + 33.75 Ic – 17.88 untuk Ic ≥ 1.64
dan Kc = 1.0 untuk Ic ≤ 1.64.
f. Menentukan nilai CRR7.5 pada gempa dengan magnitude 7.5.
𝑞𝑐1𝑁𝑐𝑠 𝑞𝑐1𝑁𝑐𝑠 2 𝑞𝑐1𝑁𝑐𝑠 3 𝑞𝑐1𝑁𝑐𝑠 4
CRR7.5 = exp( +( ) −( ) +( ) − 3)
540 67 80 114
Pada bab ini akan dijabarkan tentang hasil pengumpulan data dari objek
yang diteliti dan pembahasan atas hasil dari pengumpulan data yang diperoleh dari
penelitian. Dalam bab ini nantinya akan disajikan hasil pengolahan data beserta
perhitungan dan pembahasan yang menyangkut pokok permasalahan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya.
Hasil yang akan dipresentasikan dari penelitian ini adalah potensi terjadinya
likuifkasi berdasarkan perhitungan dengan metode simplified procedure.
Pada bab ini mengemukakan sebuah kesimpulan terhadap ada atau tidaknya
potensi likuifaksi pada daerah yang menjadi objek pada penelitian ini, berdasarkan
dari hasil pengolahan data dan pembahasan penelitian yang diperoleh pada Bab IV.
Kemudian dilanjutkan dengan memberikan beberapa saran dan rekomendasi
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini.
Adawiyah, R., Pola Wilayah Bahaya Likuifaksi Provinsi D.I. Yogyakarta (Studi
Kasus Gempabumi Yogyakarta 27 Mei 2006), Tugas Sarjana, Jurusan
Geografi, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok, 2008.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Gempa Bumi Indonesia Edisi
Populer, BMKG, Jakarta, 2012.
Heritage, R., Kupec, J., Liquefaction-Resistant Foundation For Residental
Building, 5th Young Geotechnical Engineering Conference, 2013.
Idriss, I. M., dan Boulanger, R. W., Semi-empirical Procedure for Evaluating
Liquefaction Potential during Earthquakes, Prosiding 11th International
Conference of Soil Dynamics and Earthquake Engineering, hal. 32-56,
Berkeley, 2004.
26
Ikhsan, R., Analasis Potensi Likuifaksi Dari Data CPT dan SPT Dengan Studi
Kasus PLTU Ende Nusa Tenggara Timur, Tugas Sarjana, Prodi Teknik
Sipil, FT, Universitas Indonesia, Depok, 2011.
Irmayanti, Analisis Potensi Likuifaksi Lapisan Pasir pada Lokasi Jembatan Santan
Banda Aceh, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 2011.
Kapojos, C. G., Tamuntuan, G., Pasau, G., Analisis Percepatan Tanah Maksimum
Dengan Menggunakan Rumusan Esteva dan Donovan (Studi Kasus Pada
Semenanjung Utara Pulau Sulawesi). Jurnal Ilmiah Sains, 15(2), 2015.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kajian Gempa Pidie Jaya
Provinsi Aceh Indonesia, Bandung, 2016.
Kertapati, E. K., Penggunaan Metode Pemetaan Liquefaction Severity Index (LSI)
untuk Meringankan Bencana Gempa Bumi di Indonesia: dengan Studi
Kasus di Sulawesi Utara. Prosiding Geoteknik di Indonesia Menjelang
Millenium ke-3, Bandung, 1998.
Marcuson, W. F., Definition of Terms Related to Liquefaction. J. Geotech. Engrg.
Div., ASCE, 104(9): 1197-1200, 1978.
Mentari, A. K., Potensi Likuifaksi Berdasarkan Data CPT dan SPT di Sekitaran
Jalan Raya Yogya-Solo Yogyakarta. Tugas Sarjana, Program Studi Teknik
Sipil, FT, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2016.
Munirwansyah, Yunita, H., dan Munirwan, R. P., Kajian Potensial Likuifaksi
Akibat Gempa Berdasarkan Data SPT-N di Wilayah Provinsi Aceh,
Prosiding Simposium II – UNIID 2017, Palembang, 2017.
Muntohar, A. S., Studi Parametrik Potensi Likuifaksi dan Penurunan Permukaan
Tanah Berdasarkan Uji Sondir, 16th Annual Scientific Meeting, Jakarta,
2012.
Putra, H. G., Hakam, A., Lastaruna, D., Analisa Potensi Likuifaksi Berdasarkan
Data Pengujian Sondir (Studi Kasus GOR H. Agus Salim dan Lapai,
Padang). Jurnal Rekayasa Sipil, 5(1), 2009.
Putra, R. P., Studi Percepatan Gempa Maksimum Peta Gempa Indonesia di Daerah
Istimewa Yogyakarta, Tugas Akhir Sarjana, Teknik Sipil, FTSLK, Institusi
Sepuluh November, Surabaya, 2012.
27
Sari, H. Y., Studi Percepatan Gempa Maksimum Untuk Zona Peta Gempa
Indonesia di Kota Banda Aceh, Tugas Akhir Sarjana, Teknik Sipil, FTSLK,
Institusi Sepuluh November, Surabaya, 2012.
Soebowo, E., Tohari, A., Sarah, D., Potensi Likuifaksi Akibat Gempa Bumi
Berdasarkan Data CPT dan N-SPT di Daerah Patalan Bantul, Yogyakarta.
Ris.Geo.Tam., 19(2): 85-97, 2009.
Tohari, A., Sugianti, K., Syahbana, A. J., Soebowo, E., Kerentanan Likuifaksi
Wilayah Kota Banda Aceh Berdasarkan Metode Uji Penetrasi Konus.
Ris.Geo.Tam., 25(2): 99-110, 2015.
USGS, What is Liquefaction ? (online), (www.usgs.gov/faqs, diakses 1 November
2019)
Youd, T. L., Idriss, I. M., Andrus, R. D., Arango, I., Castro, G., Christian, J. T.,
dkk., Liquefaction Resistance of Soils: Summary Report from the 1996
NCEER and 1998 NCEER/NSF Workshops on Evaluation of Liquefaction
Resistance of Soils. Journal Geotechnical and Geoenvironmental
Engineering, 127(10), 2001.
28
JADWAL
NO KEGIATAN
SEP OKT NOV DES JAN FEB
1 Studi awal/literatur
2 Penyusunan proposal skripsi
3 Seminar proposal skripsi
4 Pengumpulan data
5 Pengolahan data
6 Penyusunan skripsi
7 Seminar skripsi
M. Kautsar Rizki
NIM. 1504101010053
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Halida Yunita, S.T., M.T. Dr. Bambang Setiawan, S.T., M.Eng.Sc
NIP. 19780613 200212 2 002 NIP. 19710603 200604 1 002