Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJENANG


JL.Dr. SOETOMO NO.54 TELP (0280) 621012-621343 FAX. (0280) 621519
MAJENANG
Kode Pos 53257

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MEDIKA LESTARI


NOMOR : 445/210.40/36/2016
TENTANG
PENGELOLAAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MEDIKA LESTARI,


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di
RSU Medika Lestari, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang bermutu tinggi yang berorientasi pada keselamatan pasien.
b. bahwa agar pengelolaan obat narkotika dan psikotropika di RSU
Medika Lestari dapat terlaksana dengan efisien dan aman, perlu
adanya Kebijakan Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di RSU
Medika Lestari sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
farmasi
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSU Medika
Lestari.
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis;
6. Permenkes Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MEDIKA
LESTARI TENTANG PENGELOLAAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA
KEDUA : Kebijakan Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika RSU Medika Lestari
sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
KETIGA : Kebijakan Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika dimaksudkan untuk
diketahui, dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh pegawai di
lingkungan Instalasi Farmasi RSU Medika Lestari dengan penuh
tanggung jawab.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dan penetapannya
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Majenang
Pada tanggal : 17 Juni 2016
DIREKTUR RSU MEDIKA LESTARI

dr. Sri Lestari, MM.


Pembina Tingkat I
NIP. 19590716 198703 2 005
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI
Nomor : 445/210.40/36/2016
TENTANG PENGOLAAN NARKOTIKA
DAN PSIKOTROPIKA

KEBIJAKAN PENGOLAAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

A. NARKOTIKA
1. Pengertian
a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.
b. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
yang dibedakan dalam table sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.
c. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran sediaan farmasi, termasuk Narkotika dan alat kesehatan.
d. Instalasi farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan
seluruh kegiatan pelayanan farmasi di rumah sakit.
e. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan
Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik
maupun psikis.
f. Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk
menggunakan Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang meningkat
agar menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau
dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
g. PenyalahGuna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau
melawan hukum.
2. Perencanaan
a. Perencanaan kebutuhan obat narkotika dibuat tahunan dan tiap bulan.
b. Perencanaan kebutuhan obat narkotika berdasarkan metode konsumsi.

3
3. Pengadaan
Pengadaan narkotika kepada Pedagang Besar Farmasi yang ditunjuk yaitu PT. Kimia
Farma dengan mengunakan Surat Pesanan Narkotika dengan nomor tercetak dengan
satu Surat Pesanan untuk satu macam obat.
4. Penyimpanan
Narkotika disimpan secara khusus yaitu : Penyimpanan obat narkotika pada tempat /
almari dengan spesifikasi
a. Terbuat dari bahan yang kuat
b. Ukuran almari 40 x 80 x 100cm
c. Almari dibagi 2, masing-masing dengan kunci tersendiri, kunci pertama disimpan
oleh kepala instalasi farmasi dan kunci kedua disimpan oleh penanggungjawab
per shif.
d. Bagian pertama digunakan menyimpan morfina, pethidin dan garam-garamnya
serta persediaan narkotika.
e. Bagian kedua untuk menyimpan narkotika yang digunakan sehari-hari.
f. Apabila ukuran almari kurang dari 40x80x100 cm maka almari tersebut dibaut
pada tembok atau almari.
g. Almari khusus tidak digunakan untuk penyimpanan barang selain narkotika dan
psikotropika
h. Narkotika termasuk ke dalam obat high alert .
i. Penyimpanan narkotika dengan metoda FEFO (first experied date first out) dan
FIFO ( first in first out )
5. Penyaluran
a. Instalasi Farmasi Rumah Sakit hanya dapat menyerahkan Narkotika kepada pasien
yang terdaftar di RS Medika Lestari berdasarkan resep dokter yang ada
dilingkungan RS Medika Lestari terbatas untuk dokter spesialis dan dokter yang
menangani nyeri.
b. Instalasi Farmasi hanya boleh melayani narkotika dengan resep asli, apabila dalam
bentuk kopi resep maka kopi resep harus dari RS Medika Lestari dan dipastikan
bahwa obat baru diserahkan sebagian dan resep aslinya berada di Instalasi Farmasi
RS Medika Lestari.
c. Narkotika dalam bentuk suntikan diserahkan dalam jumlah tertentu untuk pasien
yang terdaftar di RS Medika Lestariberdasarkan resep dokter yang ada
dilingkungan RS Medika Lestari terbatas untuk dokter spesialis dan dokter yang
menangani nyeri.
6. Pencatatan dan Pelaporan
a. Pada penyimpanan narkotika dilengkapi dengan kartu stok untuk masing-masing

4
obat dan ditulis setiap pengeluaran obat per pasien dengan mencatat nama pasien,
alamat, nama Dokter dan jumlah obat yang digunakan.
b. Pada penyimpanan narkotika dilengkapi dengan buku serah terima
penanggungjawab pershif dan dilakukan pengawasan dari Apoteker.
c. Pelaporan dilakukan setiap bulan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya, dan
dikirimkan secara online ke SIPNAP Kemenkes Republik Indonesia.
d. Instalasi farmasi menyimpan laporan bulanan sebagai arsip.

B. PSIKOTROPIKA
1. Pengertian
a. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
b. Pabrik obat adalah perusahaan berbadan hukum yang memiliki izin dari Menteri
untuk melakukan kegiatan produksi serta penyaluran obat dan bahan obat,
termasuk psikotropika.
c. Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat,
menghasilkan, mengemas, dan/atau mengubah bentuk psikotropika.
d. Kemasan Psikotropika adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau
membungkus psikotropika, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak.
e. Peredaran adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau
penyerahan psikotropika, baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan
maupun pemindahtanganan.
f. Perdagangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka
pembelian dan/atau penjualan, termasuk penawaran untuk menjual psikotropika,
dan kegiatan lain berkenaan dengan pemindahtanganan psikotropika dengan
memperoleh imbalan.
g. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbadan hukum yang memiliki izin
dari Menteri untuk melakukan kegiatan penyaluran sediaan farmasi, termasuk
psikotropika dan alat kesehatan.
h. Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka
memindahkan psikotropika dari satu tempat ketempat lain, dengan cara, modal,
atau sarana angkutan apapun, dalam rangka produksi dan peredaran.
i. Dokumen pengangkutan adalah surat jalan dan/atau faktur yang memuat
keterangan tentang identitas pengirim, dan penerima, bentuk, jenis, dan jumlah
psikotropika yang diangkut.
j. Penyerahan adalah setiap kegiatan memberikan psikotropika, baik antar-

5
penyerah maupun kepada pengguna dalam rangka pelayanan kesehatan.
2. Perencanaan
a. Perencanaan kebutuhan obat psikotropika dibuat tahunan dan tiap bulan.
b. Perencanaan kebutuhan obat psikotropika berdasarkan metode konsumsi.
3. Pengadaan
Pengadaan Psikotropika kepada Pedagang Besar Farmasi yang ditunjuk oleh
pemerintah dengan mengunakan Surat Pesanan Psikotropika dengan nomor tercetak
dengan satu Surat Pesanan boleh untuk lebih dari satu macam obat.
4. Penyimpanan
a. Psikotropika disimpan tersendiri dalam almari terkunci
b. Penyimpanan psikotropika dengan metoda FEFO (first experied date first out)
dan FIFO ( first in first out )
5. Penyaluran
a. Instalasi Farmasi Rumah Sakit hanya dapat menyerahkan Psikotropika kepada
pasien yang terdaftar di RS Medika Lestari berdasarkan resep dokter yang ada
dilingkungan RS Medika Lestari terbatas untuk dokter spesialis dan dokter yang
menangani nyeri.
b. Instalasi Farmasi hanya boleh melayani psikotropika dengan resep asli, apabila
dalam bentuk kopi resep maka kopi resep harus dari RS Medika Lestari dan
dipastikan bahwa obat baru diserahkan sebagian dan resep aslinya berada di
Instalasi Farmasi RS Medika Lestari.
6. Pencatatan dan Pelaporan
a. Pada penyimpanan psikotropika dilengkapi dengan kartu stok untuk masing-
masing obat dan ditulis setiap pengeluaran obat per pasien dengan mencatat
nama pasien, nama Dokter, alamat pasien dan jumlah obat yang digunakan.
b. Pada penyimpanan psikotropika dilakukan pengawasan dari Apoteker.
c. Pelaporan dilakukan setiap bulan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya, dan
dikirimkan secara online ke SIPNAP Kemenkes Republik Indonesia.
d. Instalasi farmasi menyimpan laporan bulanan sebagai arsip.

DIREKTUR RS MEDIKA LESTARI

dr. Sri Lestari, MM.


Pembina Tingkat I
NIP. 19590716 198703 2 005

Anda mungkin juga menyukai