Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

PSIKOMETRI

“VALIDITAS”

OLEH :
1. Dominikus Moat Migu (051181032)
2. Ermenilda Yosefa Ia (051170005)
3. Maria Defiana Ndepo (051170017)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2019
1. Pengertian Validitas Menurut Para Ahli

a. Walizer (1987)

Validitas adalah tingkat kesesuaian antara suatu batasan konseptual yang diberikan

dengan bantuan operasional yang dikembangkan.

b. Saifuddin Azwar (2009)

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

c. Suharsimi Arikunto

Validitas adalah derajat yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang

mampu mengukur apa yang akan diukur.

d. Soetarlinah Sukadji

Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya

diukur. Validitas suatu tes tidak begitu saja melekat pada tes itu sendiri, tapi

tergantung penggunaan dan subyek.

2. Jenis-Jenis Validitas

Dari cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, tipe validitas

pada umumnya digolongkan menjadi tiga jenis (Saifuddin Anzwar, 2009) yaitu :

a. Content Validity (Validitas Isi)

Sebagaimana namanya validitas isi adalah validitas yang diperhitungkan

melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang

dicari jawabannya dalam validitas ini adalah sejauh mana item-item dalam suatu alat

ukur mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur oleh alat ukur

bersangkutan atau berhubungan dengan representasi dari keseluruhan kawasan.

Validitas isi suatu instrumen berkaitan dengan kesesuaian antara karakteristik

variabel yang dirumuskan pada defenisi konseptual dan operasionalnya. Apabila


semua karakteristik variabel yang dirumuskan pada defenisi konseptualnya dapat

diungkap melalui butir-butir suatu instrumen, maka instrumen itu dinyatakan memiliki

validitas isi yang baik. Validitas isi dapat dianalisis dengan cara memperhatikan

penampakan luar dari instrument dan dengan menganalisis kesesuaian butir-butirnya

dengan karakteristik yang dirumuskan pada defenisi konseptual variabel yang diukur.

Validitas isi dibagi menjadi dua tipe yaitu :

1) Validitas Muka (Face Validity)

Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena

hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes.

Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu

mengungkap atribut yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas

muka telah terpenuhi.

2) Validitas Logik (Logical Validity)

Validitas logik disebut juga validitas sampling (SamplingValidity). Validitas tipe

ini menunjukan sejauh mana tes tersebut merupakan wakil dari ciri-ciri atribut yang

hendak diukur sebagaimana telah ditetapkan dalam domain (kawasan) ukurnya.

b. Construct Validity (Validitas Konstrak)

Validitas konstrak merupakan tipe validitas yang menunjukan sejauh mana alat ukur

mengungkap suatu trait atau konstruk teoritis yang hendak diukur. (Allen & Yen,

dalam Saifuddin Azwar 2009). Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang

terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang diukur.

Perubahan dan perkembangan konsep seperti sangat lumrah dalam bidang psikologi

diakenakan variabel-variabel psikologi pada dasrnya merupakan konsep hipotetik yang

tidak selalu mudah untuk dioperasionalkan.


c. Criterion-Related Validity (Validitas Berdasarkan Kriteria)

Validitas ini menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar

pengujian skor alat ukur. Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksi

oleh skor alat ukur.

Dilihat dari segi waktu untuk memperoleh skor kriterianya, prosedur validasi

berdasrkan kriteria menghasilkan dua macam validitas (Saifuddin Azwar, 2009), yaitu:

1) Validitas Prediktif

Validitas prediktif sangat penting artinya bila alat ukur dimaksudkan untuk

berfungsi sebagai predictor bagi kinerja dimasa yang akan datang. Dalam analisis

validitas prediktif, performansi yang hendak diprediksi itu disebut sebagai kriteria

validasi. Beberapa contoh situasi yang menghendaki adanya prediksi performansi

ini antara lain adalah kasus bimbingan karir, ujian seleksi mahasiswa baru,

klasifikasi ndan penempatan karyawan sesuai kompetensi, dll.

2) Validitas Konkuren

Apabila skor tes dan skor kriteria validasinya dapat diperoleh dalam waktu yang

sama, maka korelasi anatar kedua skor termaksud merupakan koefisien validitas

konkuren. Validitas konkuren merupakan indikasi validitas yang layak ditegakan

apabila tes tidak digunakan sebagai suatu prediktor dan merupakan validitas yang

sangat penting dalam situasi diagnostik. Namun bila tes dimaksudkan sebagai

suatu prediktor bagi performansi, maka validitas konkuren tidak cukup memuaskan

dan validitas prediktif merupak suatu keharusan.

Asosiasi Psikologi Amerika (APA) (1978; dalam Anastasia, 1982) membedakan validitas

dalam tiga jenis yaitu : Validitas Isi, Validitas Konstrak dan Validitas Berdasarkan Kriteria.
3. Rumus Uji Validitas

a. Rumus Korelasi Product Moment

1) Korelasi Product Moment dengan Simpangan

Contoh :

Dimasukan ke rumus:
2) Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar

Contoh :

b. Rumus Koefisien Korelasi Biserial

Keterangan :
Ypbi : Koefisien Korelasi Biserial
Mp : Rerata skor dari subyek yang menjawab betul item yang dicari validitasnya
Mt : rerata skor total
St : standar deviasi dari skor total
p : Proporsi subyek yang menjawab benar
contoh :

Perhitungan Mp dari tiap butir soal 1-10


Menghitung korelasi rpbi
DAFTAR PUSTAKA

Azwar Saifuddin. 2009. Dasar-Dasar Psikometri.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

---------------------.2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai