Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perananya sangat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai dan dari keluarga inilah akahn tercipta tatanan masyarakat yang
baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari
keluarga.
Keluarga dijadikan sebagai unti pelayanan karena masalah kesehatan keluarga
saling berkaitan dan saling memengaruhi antara sesame anggota keluarga dan akan
memengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada disekitarenya atau masyarakat
sekitarnya atau dalam kont3eks yang luas berpengaruh terhadap Negara.
Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-
masing tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya
tersendiri, dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap
yang selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa Definisi Keluarga?
b. Bagaimana Ciri – ciri keluarga?
c. Bagaimana Tipe – Tipe Keluarga?
d. Bagaimana Struktur Keluarga ?
e. Bagaimana Fungsi Pokok Keluarga ?
f. Bagaimana Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan ?
g. Bagaimana Peranan Keluarga?
h. Bagaimana Tahapan Perkembangan Keluarga?

1.3 Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui definisi Keluarga
b. Mahasiswa mengetahui Ciri – ciri keluarga
c. Mahasiswa mengetahui Tipe – Tipe Keluarga

1
d. Mahasiswa mengetahui Struktur Keluarga
e. Mahasiswa mengetahui Fungsi Pokok Keluarga
f. Mahasiswa mengetahui Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
g. Mahasiswa mengetahui Peranan Keluarga
h. Mahasiswa mengetahui Tahapan Perkembangan Keluarga

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keluarga


1. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawianan
2. Duvall (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social
dari tiap anggota keluarga
3. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tanagga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
4. Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan
5. Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau perrsekutuan hidup atas dasa perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-
laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau diadopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum


bahwa keluarga itu terjadi jikalau ada:

- Ikatan atau persekutuan


- Hubungan
- Tinggal berssma dalam satu atap
- Ada peran masing-masing anggota keluarga
- Ikatan emosional

3
2.2 Ciri-Ciri Keluarga
1. Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton
a. Keluarga meruipakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk aqtau dipelihara
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama termasuk perhitungan garis
keturunan
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemempuan untuk memunyai keturunan dan
membesarkan anak
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah
2. Ciri Keluarga Indonesia
a. Memunyai ikatan yang erat dengan dilandasi semangat gotong royong
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan
musyawarah

2.3 Tipe Keluarga


1. Secara Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya
b. Keluarga besar, keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masioh
memunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi)
2. Secara Modern
a. Traditional nuclear, keluarga inti tinggal dalam satru rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan
b. Reconstituted nuclear, pembentukan baru darei keluarga inti melalui
perkawainan kembali, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru
c. Aging couple, suami sebagai pencari uang, istri di rumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah

4
d. Dyadic nucler, suami istri yang sudah berumur dan tidak memunyai anak
e. Single parent, satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah
f. Dual carrier, suami istri orang karier dan tanpa anak
g. Commuter married, suami istri orang karie dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu
h. Single adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin
i. Three generation, tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
j. Institusional, anak-anak atauy orang-orang dewasa tinggal dalam suati panti-
panti
k. Communal, satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas
l. Group marriage, satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang
lain dan semua adlah orang tua dari anak-anak
m. Unmarried parent and child, ibu dan anak dimana perkawiunan tidak
dikehendaki anaknya diadopsio
n. Cohibing couple, dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
kawin
o. Gay and lesbian family, keluarga yang dibentuk oleh pasangan berjenis
kelamin sama

Gambaran tentang bentuk keluiarga di atas ini melukiskan banyaknya bentuk


struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga
harus dipahami dalam konteksnya, label dan jenisnya hanya berfungsi sebgai
referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan
setian upaya perlu memerhatikan keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu
kalangan profesionalis dalam bidang kesehatan yang melayani keluarga harus
bersifat toleran dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup keluarga.

5
2.4 Struktur Keluarga
1. Patrilineal
adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
2. Matrilineal
adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawin
hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri

2.5 Fungsi Pokok Keluarga


1. Friedman (1998)
a. Fungsi afektif, untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
b. Fungsi sosialisasi, mengembangkan dan tempat melatioh anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah
c. Fungsi reproduksi, untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga
d. Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
e. fFungsi perawatan, untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga
2. UU No 10 tahun dan PP no 21 tahun 1994
a. Fungsi keagamaan
- Membina norma ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggotra keluarga

6
- Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan
ajaran agama
- Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluargfa beragama sebagai
fondasi menuju keluarga kecil bvahagia sejahtera
b. Fungsi budaya
- Membvina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-
norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan
budaya asing yang tidak sesuai
- Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan sein=mbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil
c. Fungsi cinta kasih
- Menumbuhkembangkan potensi kasih saying yang telah ada antar anggota
keluarga
- Membina tingkah laku saling menyayangi antar anggota keluarga
d. Fungsi perlindungan
- Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga
- Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis
e. Fungsi reproduksi
- Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi anggota keluarga
- Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
f. Fungsi sosialisai
- Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan sebagai wahana
pendidikan dan sosialisasi anak
- Membina proses pendidikan dan sosialaisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukan untuk m,eningkatka kematangan dan kedewasaan
g. Fungsi ekonomi
- Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran

7
- Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagaoi modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia
h. Fungsi pelestarian lingkungan
- Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan intern
keluarga
- Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan ekstern
keluarga
3. Effendy (1998)
a. Asih, memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuia usia
b. Asuh, menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, social, spiritual
c. Asah, memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam memeprsiapkan masa depannya

Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi


keluarga dikembangakn menjadi:

1. Fungsi biologis
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membersarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi psikologis
- Memberikan kasih saying dan rasa aman
- Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
- Membina sosialisasi pada anak

8
- Membetnuk norma-norma tingksh laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
5. Fungsi pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilanm, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat minat yang dimiliki
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

2.6 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Menurut Freeman (1981)


1. mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
3. memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
mambantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
4. mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan

2.7 Peranan Keluarga


Peran adalah sesuatu yang diharapkjan secara normative dari seorang dalam
situasi soaial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluasrga adalah
tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi
peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam UU Kesehatan no 23 tahun 1992 pasal 5
meneyebutkjan “setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluiarga, dan lingkungan”. Dari pasal
tersebut jelas bahwa keluarga berkewajiban mencipkatank dan memelihara
kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.

9
Setiap anggota keluarga memunyai peran masing-masing, antara lain:
1. Ayah, sebagai pemimpin keluarga memnuyai peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, pengayom, poemberi rasa aman bagi setiap anggota
keluarga
2. Ibu, sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung, pencari nafkah tambahan
3. Anak, sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental,
social dan spiritual

2.8 Tahapan Perkembangan Keluarga Menurut Duvall (1985)


Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai dengan kurun waktu tertentu yang
dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan keluarga
dengan remaja. Menurt Rodgers (Friedmen, 2002), meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umumseluruh keluarga
mengikuti pola yang sama.
Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar dapat
melalui tahap tersebut dengan sukses. Dibawah ini akan diuraikan perkembangan
keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (1985).
1. Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Karena masih banyak kita temui
keluarga baru yang tinggal dengan orang tua, maka yang dimaksud dengan
meninggalkan keluarga disini bukanlah secara memiliki keluarga baru.
Dua orang yang membentuk keluarga perlu mempersiapkan kehidupan
yang baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-
hari. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan
sendiri dan pasangannya, misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi dan
sebagainya. Tugas perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada table:

10
Tabel 1. Tugas Perkembangan Keluarga Baru

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan


1. Pasangan Baru  Membina hubungan intim yang
(Keluarga Baru) memuaskan.
 Membina hubungan dengan keluarga
lain, teman, kelompok sosial.
 Mendiskusikan rencana memiliki anak.

Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yaitu : keluarga
suami, istri serta keluarga sendiri. Masing-masing pasangan menghadapi
perpisahan dengan keluarga orang tuannya dan kelompok sosial pasangan
masing-masing. Hal ini yang perlu diputuskan pada tahap ini adalah kapan
waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah anak yang diharapkan.

2. Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)


Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berkelanjutan sampai anak pertama berusia 30
bulan. Kelahiran dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri
melalui beberapa tugas perkembangan yang penting (table) :
Tabel 1I. Tugas Perkembangan Keluarga Anak Pertama

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan


1. Keluarga “Child-  Persiapan menjadi orang tua.
bearing”(Keluarga  Adaptasi dengan perubahan anggota
Anak Pertama) keluarga peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan.
 Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan.

11
Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga,
sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya yang memenuhi
kebutuhan bayi. Sering dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan
dengan focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Peran utama perawat
keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaiman dengan orang tua
berinteraksi dan merawat bayi serta bagaiman bayi berespon. Perawat perlu
memfalisitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga
jalinan kasih saying antara bayidan orang tua dapat tercapai.

3. Tabel 1II. Keluarga Dengan Anak Prasekolah


Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini dapat
dilihat pada table 3:
Tabel 3. Perkembangan Keluarga Dengan Anak Prasekolah

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan


III. keluarga Dengan  Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
Anak Prasekolah seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman.
 Bentuk anak bersosialisasi.
 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir,
sementara kebutuhan anak yang lain.
 Mempertahankan hubungan yang sehat baik
didalam maupun diluar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar).
 Pembagian waktu untuk individu, pasangan
dan anak(tahap paling repot).
 Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga.
 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh
dan kembang anak.

12
Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat tergantung pada orang tua.
Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa sehingga kebutuhan
anak, suami istri dan perkerjaan (purna waktu/ paruh waktu) dapat terpenuhi.
Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merencang dan mengarahkan
perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng
dengan cara menguatkan hubungan kerja sama antar suami istri. Orang tua
mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan individual anak khususnya
kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada fase ini tercapai.

4. Tabel 1V. Keluarga Dengan Anak Sekolah


Tahap ini dimalui saar anak masuk sekolah pada usia (6) enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di
sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian
pula orang tua yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu
keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan (table 4):
Table 4. Tugas Perkembangan Anak Sekolah

Tahap perkembangan Tugas perkembangan


IV. Keluarga Dengan Anak  Membantu sosialisasi anak:
Sekolah tetangga, sekolah dan lingkungan
 Mempertahankan keintiman
pasangan
 Memenuhi kebutuhan dan biaya
kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota
keluarga

Pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun di
luar sekolah.

13
5. Tahap V. Keluarga Dengan Anak Remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepaskan anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa. Seperti pada tahap-tahap sebelumnya, pada tahap ini
keluarga memiliki tugas perkembangan yang dapat dilihat pada table 5.
Table 5. Tugas Perkembangan Keluarga Anak Remaja

Tahap perkembangan Tugas Perkembangan


V. Keluarga Dengan Anak  Memberikan kebebasan yang
Remaja seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah
bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
 Mempertahankan hubungan yang
intim dalam keluarga
 Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan
 Perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga

Ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepaskan
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab (mempunyai
otoritas terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya).
Seringkali muncul konflik antara orang tua dan remaja karena anak
menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya sementara orang tua
mempunyaibhak untuk mengontrol aktivitas anak.

14
6. Tahap VI. Keluarga dengan anak Dewasa ( Pelepasan )
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan Rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga / jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama dengan orang tua. Tujuan utama pada
tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepaskan anak untuk hidup sendiri. Tugas perkembangan yang lebih rinci
dapat dilihat pada tabel 6
Tabel 6. Tugas perkembangan keluarga Anak Dewasa.

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan


VI. Keluarga dengan  Memperluas keluarga inti menjadi keluarga
Anak Dewasa besar.
(Pelepasan).  Memperetahankan keintiman pasangan.
 Membantu orang tua, suami atau istri yang
sedang sakit dan memasuki masa tua.
 Membantu anak untuk mandiri di
masyarakat.
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah
tangga .

Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk


keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk mandiri. Pada saat
semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan
peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anak sudah tidak
tinggal serumah lagi. Untuk mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan
aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan dan tetap memilhara
hubungan dengan anak.

15
7. Tahap VII. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pengsiun / salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan
fase ini dirasakan sulit karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak, dan
perasaan gagal sebagai orang tua. Untuk mengatasi hal tersebut keluarga perlu
melakukan tugas-tugas perkembangan berikut (tabel 7).
Tabel 7. Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan


VII. Keluarga Usia  Mempertahankan kesehatan.
Pertengahan  Mempertahankan hubungan yang
memisahkan dengan teman sebaya dan anak-
anak
 Meningkatkan kekuatan pasangan

Setelah semua anak meninggalkan Rumah, maka pasangan berfokus


untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas : Pola hidup yang
sehat, Diet seimbang, Olah raga rutin, menikmati hidup dan pekerjaan dan
sebagainya. Pasangan juga mempertahankan hubungan dengan teman sebaya
dan keluarga anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antar
generasi (Anak dan Cucu) sehingga pasangan dapat merasakan kebahagiaan
sebagai kakek nenek. Hubungan antar pasangan perlu semakin dieratkan dengan
memperhatikan ketergantungan dan kemandirian masing-masing pasangan.

8. Tahap VIII. Keluarga Usia Lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluaraga ini dimulai saat salah satu
pasangan pengsiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal. Proses lanjut usia dan pengsiun merupakan realitas yang
tidak dapat dihindari karena berbagai stesor dan kehilangan yang harus dialami
keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai
hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas
dan fungsi kesehatan. Dengan memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase

16
ini diharapkan orang tua mampu beradap tasi menghadapi stresor tersebut (Tabel
8).
Tabel VIII.Tugas Perkembangan Keluaraga Usia Lanjut

Tahap Perkembangan Tugas Perkembanagan


VIII. Keluarga Usia  Mempertahankan suasana rumah yang
Lanjut menyenangkan
 Adaptasi dengan perubahan kehilangan
pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
 Mempertahankan keakrapan suami istri dan
saling merawat
 Mempertahankan hubungan dengan anak dan
sosial masyarakat
 Melakukan Life Review.

Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan


tugas utama keluarga pada tahap ini. Lanjut usia umumnya lebih dapat
beradaptasi tinggal dirumah sendiri dari pada tinggal bersama anaknya. Menurut
hasil riset Day and Day (dikutip dari FIK-UI,2000) wanita yang tinggal dengan
pasangannya memperlihatkan adaptasi yang lebih positif dalam memasuki masa
tuanya dibandingkan wanita yang tinggal dengan teman-teman sebayanya.
Orang tua juga perlu melakukan “ Life Riview” dengan mengenang pengalaman
hidup dan keberhasilan dimasa lalu. Hal ini berguna agar orang tua merasakan
bahwa hidupnya berkualitas dan berarti.

Goldrick dan Carter (dikutip dari Hamid, 2003) mengembangkan Model


tahap Kehidupan Keluaarga yang didasari oleh Ekspansi, Kontraksi, dan
Penyusunaan kembali (Realigmen) dari hubungan keluarga yang memberikan
suport terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini
diberikan dengan mengunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas
yang diperlukan untuk perkmbangan keluaraga (Tabel 9).

17
Tabel 9. Tahap Lingkar Kehidupan Keluarga.

Tahap Lingkaran Proses Emosional Perubahan Setatus Keluarga yang


Kehidupan Transisi Dibutuhkan Untuk Perkembanagn
Keluarga
Keluarga dengan Menerima pemisahan  Menegmbangkan hubungan
anak dewasa yang dengan orang tua saudara yang intim
belum menikah  Pemisahan dengan keluarga
 Mampu berkerja sendiri
Keluarga yang baru Komitmen dengan  Membentuk sistem keluarga
menikah sistem baru  Menyusun kembali hubungan
dengan ekstended family dan
teman-teman
Keluarga dengan Menerima generasi baru  Mengambil peran orang tua
anak muda / anak dari anggota yang ada  Menyusun kembali hubungan
yang masih kecil didalam sistem dengan ekstended family
terhadap peran orang tua dan
kakek nenek
 Menyediakan tempat untuk
anaknya.
Keluarga dengan Meningkatkan  Perubahan hubungan orang tua-
anak remaja fleksibilitaas keluarga anak dari masuk remaja ke arah
dari ketergantungan anak dewasa
 Memfokuskan kembali pada
masa mencari teman dekat dan
karir
 Memulai perubahan perhatian
untuk generasi yang lebih tua
Keluarga dan Menerima sistem yang  Membicarakan kembali sistem
pindahnya anak-anak keluar dan masuk dalam perkawinan sebagai keluarga
jumlah yang banyak ke  Mengembangkan hubungan
dalam keluarga orang dewasa ke orang dewasa

18
diantara anak-anak yang sudah
besar dengan orang tua
 Menyesuaikan hubungan
termsuk kepada menantu dan
cucu
 Menerima ketidakmampuan dan
kematian dari orang tua
(kakek/nenek)
Keluarga Lansia Menerima perubahan  Mempertahankan diri sendiri
dari peran generasi dan atau pasangan dalam fungsi
dan minat dalam menghadapi
penurunan fisiologis, eksplorasi
terhadap keluarga baru dan
pilihan peran sosial
 Mendukung lebih banyak peran
sentral untuk generasi
pertengahan
 Membuat ruang sistem untuk
hal – hal yang bijaksana dan
pengalaman pada saat dewasa
akhir, mendukung genrasi yang
lebih tua tanpa memberikan
fungsi yang berlebihan kepada
mereka
 Menerima kehilangan pasangan,
sibling, dan teman sebaya dan
mempersiapkan untuk kematian
diri sendiri, menerima dengan
pandangan dan keutuhan

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan bagian penting dalam konsep
keluarga. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas – tugas perkembangannya. Pengkajian dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas – tugas perkembangannya.
Tindakan promosi terutama dilakukan jika keluarga belum memenuhi seluruh
tugas perkembangan. Tindakan preventif bertujuan agar keluarga mampu
mencegah munculnya masalah pada perkembangan berikutnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatabn


Keluarga (Bagi Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas).
Jakarta: CV Sagung Seto

Andrmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori &
Praktik. Jakarta: EGC

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu

21

Anda mungkin juga menyukai