Anda di halaman 1dari 8

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No.

1, (201) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN PASCA IMPLEMENTASI


ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA XI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE
CONTENT ANALYSIS
1
Dian Kartika Sari, 2 Mahendrawathi ER
Departemen Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jalan Raya ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia - 60111
e-mail: 1 diankartika2908@gmail.com, 2 mahendra_w@is.its.ac.id

Abstrak— Penerapan teknologi informasi mengintegrasikan aktivitas bisnis membutuhkan waktu yang lama. Sampai saat ini
data dalam sistem terpusat sehingga mempercepat proses belum ada analisis mengenai permasalahan yang menjadi
pengambilan keputusan dan mendorong perusahaan berinvestasi hambatan perusahaan pasca implementasi sistem ERP. Selain
pada sebuah sistem. PTPN XI mengimplementasikan sistem itu, beberapa pihak seperti pihak kantor pusat dan unit Pabrik
Enterprise Resource Planning (ERP) dari vendor SAP sejak Gula Kedawoeng memiliki perspektif yang berbeda dalam
Februari 2017. Beberapa pihak memiliki perspektif yang berbeda
dalam menilai penggunaan sistem, sehingga sulit untuk mengukur
menilai penggunaan sistem ERP. Sehingga sulit untuk
tingkat keberhasilan suatu sistem ERP. Tugas akhir ini mengukur tingkat keberhasilan suatu sistem ERP. Tanpa
melakukan analisis hambatan penerapan sistem ERP dari adanya konsensus terkait hal-hal yang masih menjadi hambatan
perspektif kantor pusat dan unit Pabrik Gula Kedawoeng PTPN pasca implementasi ERP, maka perusahaan tidak dapat
XI serta melihat kesamaan pendapat yang dihadapi dari kedua melakukan perbaikan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pihak tersebut sehingga dijadikan dasar acuan dalam melakukan pemanfaatan software ERP di perusahaan.
perbaikan dan peningkatan kinerja sistem perusahaan. Analisis
kualitatif menggunakan metode Content Analysis pendekatan
induktif. Stakeholder Analysis digunakan untuk mendapatkan II. TINJAUAN PUSTAKA
hasil dari berbagai perspektif. Penelitian kuantitatif mengolah
hasil kuesioner menggunakan metode uji Mann-Whitney. Dari
A. Enterprise Resource Planning
hasil uji Mann-Whitney digunakan untuk mengukur perbedaan Sistem Enterprise Resource Planning adalah sekumpulan
yang signifikan antara kedua sampel. program yang terintegrasi sebagai pendukung kegiatan inti
Hasil akhir dari penelitian adalah mengingatkan user untuk perusahaan seperti manufaktur dan logistic, keuangan dan
melakukan pengecekan kembali, melakukan pemantauan dan
akuntansi, penjualan dan pemasaran, dan sumber daya manusia
evaluasi kinerja pengguna, serta mengadakan pendidikan dan
pelatihan untuk pengguna agar dapat memahami sistem ERP [4]. ERP terdiri dari bermacam-macam modul yang disediakan
sepenuhnya. Sebagaimana hasil penelitian ini diharapkan dapat untuk memenuhi kebutuhan suatu perusahaan, dari modul
membantu PTPN XI dalam melakukan evaluasi serta perbaikan keuangan hingga modul proses distribusi produk[10].
penerapan sistem ERP.
B. Stakeholder Analysis
Kata Kunci— PTPN XI, ERP, Hambatan, Content Analysis, Dalam Business Process Management, metode ini digunakan
Stakeholder Analysis, Uji Mann-Whitney untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang
mempengaruhi kinerja proses dari berbagai perspektif. Masing-
masing stakeholder biasanya memiliki sudut pandang mereka
I. PENDAHULUAN sendiri dan cenderung melihat berbagai masalah. Selanjtnya
eiring dengan berkembangnya teknologi informasi, dilakukan pengecekan silang terkait masalah yang diangkat
S kekuatan informasi merupakan salah satu alat bagi
perusahaan untuk memenangkan kompetisi bisnis [1].
Perusahaan yang mengimplementasikan TI untuk menjalankan
dalam wawancara dan memvalidasi melalui pengumpulan data
tambahan [13].
C. Content Analysis
proses bisnisnya adalah PTPN XI Surabaya. Enterprise
Resource Planning (ERP) adalah sekumpulan program Content Analysis adalah metode penelitian kualitatif yang
terintegrasi mendukung aktivitas iorganisasi seperti manufaktur banyak digunakan sebagai sarana yang sistematis dan objektif
dan logistik, keuangan dan akuntansi, penjualan dan pemasaran untuk menggambarkan dan mengukur suatu fenomena dengan
dan sumber daya manusia. Sistem ERP membantu setiap divisi cara melakukan penyaringan kata-kata kedalam suatu kategori
berbagi data dan pengetahuan, mengurangi biaya, dan terkait konten yang lebih kecil. Content analysis menentukan
meningkatkan manajemen proses bisnis [4]. Penerapan ERP adanya kata tertentu atau konsep dalam teks. Dengan
tidaklah mudah dan menghadapi berbagai masalah dan menggunakan metode ini untuk mengukur dan dapat membuat
hambatan [5]. Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukan kesimpulan terkait masalah yang sedang diteliti. Awalnya teks
adanya ketidaksesuaian fitur pada sistem sekarang dengan dikodekan terlebih dahulu atau dipecah ke dalam kategori yang
keinginan perusahaan. Dampak dari ketidaksesuaian dapat diolah pada berbagai tingkatan kata seperti frasa, kalimat
tmempengaruhi kinerja perusahaan yang mengakibatkan atau konsep [14]. Berikut adalah tahapan metode content
analysis induktif menurut Mayring dilihat pada Gambar 2.1 [9].
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (201) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

Gambar 1. Tahapan Metode Content Analysis

D. Uji Mann-Whitney
Uji statistik ada dua yakni parametrik dan non parametrik.
Uji Mann-Whitney atau disebut juga Wilcoxon Rank Sum
merupakan uji statistik non parametrik yang setara dengan uji-t Gambar 3. Diagram Metodologi Penelitian (2)
sampel independen namun tidak berdistribusi normal. Uji ini
melakukan analisis perbedaan antara median dari dua kelompok B. Melakukan Content Analysis
dan digunakan sebagai pengganti uji-t sampel independen Hasil wawancara diolah menggunakan metode Content
dalam kasus nilai sampel tidak bedistribusi normal. Mann- Analysis pendekatan induktift yaitu menemukan definisi jelas
Whitney juga digunakan untuk menguji hipotesis nol yang serta aturan pengkodean untuk setiap kategori yang berasal dari
memiliki median yang sama [20]. Tujuan dari uji Mann- pertanyaan wawancara. Analisis dari jawaban narasumber
Whitney adalah untuk menguji apakah perbedaan median dari berdasarkan ketegorisasi dan kodefikasi yang muncul pada
kedua sampel bermakna atau tidak. Berikut ini merupakan transkrip wawancara. Dari hasil wawancara akan ditemukan
rumus untuk uji Man-Whitney adalah [21]: tema atau kategori terkait hambatan implementasi sistem ERP
𝑛 (𝑛 +1)
𝑈 = 𝑛1 𝑛2 + 1 1 − 𝑅1
2
(2.1) yang nantinya akan digunakan sebagai indikator pernyataan
dalam melakukan survey dengan memberikan kuesioner
Keterangan:
kepada pihak unit Pabrik Gula PT Perkebunan Nusantara XI di
U : Hasil uji Mann-Whitney U
Kedawoeng.
𝑛1 : Ukuran sampel grup 1
𝑛2 : Ukuran sampel grup 2 C. Kuesioner
𝑅1 : Peringkat dari ukuran sampel Penyusunan kuesioner berdasarkan variabel hambatan yang
dianalisis. Setiap variabel memiliki beberapa pernyataan
berbeda dan saling berkaitan. Kuesioner menggunakan skala
III. METODOLOGI
Likert 1-5. Jumlah penelitian dilakukan pada pengguna yang
A. Diagram Metodologi berada di Kantor Pusat sebanyak 24 orang dan unit Pabrik Gula
kedawoeng sebanyak 20 orang.
D. Uji Validitas
Uji validitas untuk menguji ketepatan suatu instrumen pada
kuesioner yang diukur memang benar variabel yang hendak
diteliti. Pengujian yang digunakan adalah menggunakan
korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson).
E. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji keandalan kuesioner
menggunakan Cronbach Alpha.
F. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk memastikan apakah sampel berdistribusi
normal menggunakan uji Shapiro Wilk karena sampel < 50.
G. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian
Gambar 2. Diagram Metodologi Penelitian (1) antara dua kelompok sama menggunakan uji levene.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (201) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

H. Pengolahan Data Mann-Whitney Selanjutnya menentukan kode yang sesuai pada transkrip
Hasil data kuesioner yang telah diuji menunjukkan data tidak wawancara yang telah ditentukan. Tahapan content analysis
berdistribusi normal, maka pengolahan data menggunakan uji dapat dilihat berikut ini:
Mann-Whitney U atau Wilcoxon Rank Sum yang merupakan • Mengajukan Pertanyaan Penelitian
uji non-parametrik untuk menentukan apakah median dari Pertanyaan penelitian diajukan ke berbagai pihak
kedua sampel berbeda secara signifikan. stakeholder divisi di Kantor Pusat melalui wawancara.
Transkrip wawancara terdiri dari 8 transkrip dari pihak divisi
pengolahan, divisi tekik, divisi SDM, divisi teknologi
IV. PERANCANGAN INSTRUMEN PENELITIAN informasi, divisi pengadaan, divisi tanaman, divisi pemasaran,
A. Perancangan Studi Kasus dan divisi PPAB.
• Mengidentifikasi Tema dan Kategori
Berdasarkan tipe studi kasus, penelitian ini menggali fenomena
secara mendalam untuk mendapatkan hasil sesuai dengan Transkrip memiliki tema latar belakang, hambatan dan
tujuan penelitian terhadap suatu kasus di perusahaan yaitu manfaat implementasi sistem ERP. Setelah mengidentifikasi
eksplorasi. Jenis perancangan studi kasus yang digunakan kode dari kata yang sering muncul pada transkrip wawancara.
dalam penelitian ini ada Holistic (Single-Unit of Analysis). Unit Setiap jawaban telah dikodekan menjadi sebuah kata kunci
of Analysis yang digunakan dalam analisis pengalaman yang nantinya memudahkan dalam mencari kata yang paling
pengguna dilihat dari berbagai perspektif yakni pengguna di sering muncul. Pada tools Nvivo 12 Plus untuk menemukan
Kantor Pusat dan Pabrik Gula kedawoeng PT Perkebunan kata-kata yang sering muncul menggunakan fitur Word
Nusantara XI. Frequency. Sebagai contoh pada kategori latar belakang
menurut Pak Taufik dari divisi Tanaman Kantor Pusat
B. Penyusunan Instrumen Penelitian menyatakan bahwa “Didalam proses produksi dirasa perlu
Penyusunan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memasukkan proses terkait dengan pengadaan tebu
yang akan diajukan untuk mendapatkan jawaban mengenai mulai dari sewa lahan hingga panen. PS melakukan pencatatan
pengalaman pengguna selama penerapan sistem ERP di mulai dari biaya sewa, bibit, lahan hingga biaya panennya”.
perusahaan agar mempermudah dalam proses pengambilan data Oleh karena itu hasil transkrip dimasukkan kedalam kategori
dari narasumber dan sesuai dengan metodologi penelitian. latar belakang implementasi sistem ERP yang dikodekan
C. Perancangan Instrumen Pengumpulan Data sebagai sistem ERP mencakup proses bisnis. Berikut
merupakan hasil analisis metode content analysis berdasarkan
Perancangan penelitian digunakan untuk mendukung dalam output Nvivo 12 Plus yang terlampir pada tabel 1.
melakukan pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data
berupa interview protocol dan survey. Survei dengan Tabel 1. Kodefikasi Transkrip Wawancara TW02
menyebarkan kuesioner kepada responden. Instrumen
pengumpulan data sebagai panduan ketika melakukan Tema Kategori Kode
wawancara dan menyebarkan kuesioner. Implementasi Latar Belakang [1] Tracking Biaya
Sistem ERP Implementasi [2] Record Data dan
D. Perancangan Pengumpulan Data Sistem ERP Pelaporan
Tahap ini mengumpulkan data dengan berbagai metode adalah [3] Otomatisasi Proses
melakukan wawancara serta menyebarkan kuesioner survei [4] Mencakup Proses
penelitian. Bisnis
Hambatan [1] Adanya Kesalahan
E. Perancangan Pengolahan Data
Implementasi Manusia
Hasil wawancara dicatat pada transkrip wawancara dianalisis Sistem ERP [2] Kurangnya
menggunakan NVivo Plus 12 karena memiliki fungsi Pengetahuan User
pengolahan content analysis serta visualisasi hasil olahan data. terhadap Sistem ERP
Hasil penyebaran kuesioner diolah menggunakan tools R [3] Kurangnya
dimana pada tools tersebut terdapat berbagai perhitungan Fleksibilitas Sistem
statistik yang diperlukan dalam melakukan analisis data. Data ERP bagi Perusahaan
mentah kuesioner dimasukkan ke dalam software pengolahan [4] Kurangnya
data yakni R. Tools ini akan melakukan perhitungan nilai untuk Kapabilitas Perusahaan
setiap kategori, serta mengkalkulasikan dari setiap indikator terhadap Sistem ERP
statistik yag diperlukan dalam interpretasi data. [5] Masalah Data pada
Sistem ERP
V. PENELITIAN KUALITATIF STAKEHOLDER [6] Rumitnya Tampilan
ANALYSIS Sistem ERP
[7] Kurangnya
A. Content Analysis pada TW02 – Transkrip Wawancara Kustomisasi
Implementasi Sistem ERP Kantor Pusat Fungsionalitas Sistem
Tahap awal metode content analysis adalah membuat dan ERP SAP
membaca secara keseluruhan hasil transkrip wawancara.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (201) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4

Manfaat [1] Sistem ERP SAP Tema Kategori Kode


Implementasi lebih terstruktur Manfaat [1] Integrasi Data
Sistem ERP [2] Integrasi Data Implementasi [2] Memudahkan dalam
[3] Memudahkan dalam Sistem ERP Pelaporan
Pelaporan
[4] Memudahkan C. Perbandingan Hambatan Kantor Pusat dan Pabrik Gula
Persetujuan Kedawoeng

B. Content Analysis pada TW02 – Transkrip Wawancara Dari hasil analisis dengan stakeholder analysis dan content
Implementasi Sistem ERP Pabrik Gula Kedawoeng analysis menyatakan bahwa beberapa orang memiliki pendapat
Langkah awal content analysis adalah mengajukan pertanyaan yang sama antara pihak kantor pusat dan pabrik gula
penelitian untuk mendapatkan data. Selanjutnya membuat kedawoeng. Namun adanya perbedaan pendapat mengenai
transkrip wawancara serta membaca secara keseluruhan. hambatan yang dirasakan pasca implementasi sistem ERP.
Langkah berikutnya mengidentifikasi tema dan kategori dari Persamaan dan perbedaan mengenai hambatan implementasi
hasil transkrip wawancara tersebut. Langkah – langkah yang sistem ERP dari keduanya dapat dilihat secara rinci pada tabel
dilakukan dalam proses content analysis sebagai berikut : 3 berikut.
• Mengajukan Pertanyaan Penelitian Tabel 3. Perbandingan Hambatan Implementasi Sistem ERP

Sama halnya penerapan content analysis pada kantor pusat. Kantor Pusat Pabrik Gula Kedawoeng
Instrumen penelitian yang digunakan memiliki output Adanya Kesalahan Manusia -
transkrip terdiri dari 4 buah transkrip wawancara dari bagian Kurangnya Pengetahuan Kurangnya Pengetahuan
SDM, bagian teknik, bagian tanaman dan bagian AKU. User terhadap Sistem ERP User terhadap Sistem ERP
• Mengidentifikasi Tema dan Kategori Kurangnya Fleksibilitas
Kurangnya Fleksibilitas
Identifikasi kode dari kata yang sering muncul pada Sistem ERP bagi
Sistem ERP bagi Perusahaan
transkrip wawancara. Setiap jawaban telah dikodekan menjadi Perusahaan
sebuah kata kunci yang nantinya memudahkan dalam mencari Kurangnya Kapabilitas
kata yang paling sering muncul. Pada tools Nvivo 12 Plus untuk Perusahaan terhadap Sistem -
menemukan kata-kata yang sering muncul menggunakan fitur ERP
Word Frequency. Sebagai contoh pada kategori hambatan Masalah Data pada Sistem Adanya Masalah terkait
menurut Pak Achmad dari divisi Tanaman Pabrik Gula ERP Data pada Sistem ERP
Kedawoeng menyatakan bahwa “Tidak adanya aturan yang Rumitnya Tampilan Sistem Rumitnya Tampilan Sistem
pasti ketika luas lahan sangat kecil maka transfer budget sering ERP ERP
terjadi”. Oleh karena itu hasil transkrip tersebut dimasukkan
kedalam kategori hambatan implementasi sistem ERP yang Kurangnya Kustomisasi
-
dikodekan sebagai lemahnya aturan dalam penggunaan sistem Fungsionalitas Sistem ERP
ERP. Berikut ini merupakan hasil analisis menggunakan Lemahnya Aturan
metode content analysis berdasarkan hasil output dari tools -
Penggunaan Sistem ERP
Nvivo 12 Plus yang terlampir pada tabel 3.
Tabel 2. Kodefikasi Transkrip Wawancara TW03
VI. PENELITIAN KUANTITATIF
Tema Kategori Kode
Implementasi Latar Belakang [1] Arahan dari Kantor A. Penyusunan Kuesioner
Sistem ERP Implementasi Pusat Kuesioner terdiri dari 2 bagian yakni identitas responden serta
Sistem ERP pernyataan-pernyataan yang diukur. Pertanyaan kuesioner
Hambatan [1] Kurangnya berasal dari hasil analisis kualitatif pada Tabel yang
Implementasi Pengetahuan User menjelaskan hambatan hasil analisis dengan content analysis
Sistem ERP terhadap Sistem ERP dari pihak kantor pusat dan pabrik gula Kedawoeng.
[2] Kurangnya Pada Tabel 3 merupakan hasil analisis hambatan dari kedua
Fleksibilitas Sistem pihak yang digabungkan kemudian dikonversikan menjadi 8
ERP bagi Perusahaan variabel yang masing-masing variabel terdiri dari beberapa item
[3] Adanya Masalah pernyataan mengenai hambatan implementasi sistem ERP
terkait Data pada Sistem yakni Human Error, Knowledge, Adaptation, Capability,
ERP Database, User Interface, Manual, dan Rule.
Tabel 4. Konversi Hambatan menjadi Variabel Kuesioner
[4] Rumitnya Tampilan
Sistem ERP Hambatan Variabel
[5] Lemahnya Aturan
Penggunaan Sistem Adanya Kesalahan Manusia Human Error
ERP
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (201) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5

Hambatan Variabel Tabel 7. Hasil Uji Realibilitas Setiap Variabel pada Kantor Pusat
Kurangnya Pengetahuan User terhadap
Knowledge Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Sistem ERP
Kurangnya Fleksibilitas Sistem ERP bagi Human Error 0.76 Reliabel
Adaptation
Perusahaan Knowledge 0.82 Reliabel
Kurangnya Kapabilitas Perusahaan Adaptation 0.84 Reliabel
Capability
terhadap Sistem ERP Capability 0.79 Reliabel
Masalah Data pada Sistem ERP Database Database 0.79 Reliabel
User Interface 0.81 Reliabel
Rumitnya Tampilan Sistem ERP User Interface Manual 0.77 Reliabel
Kurangnya Kustomisasi Fungsionalitas Rule 0.81 Reliabel
Manual
Sistem ERP SAP
Lemahnya Aturan Penggunaan Sistem Tabel 8. Hasil Uji Realibilitas Setiap Variabel pada Pabrik Gula
Rule Kedawoeng
ERP
B. Uji Validitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Uji Validitas bertujuan untuk menguji ketepatan variabel dalam Human Error 0.72 Reliabel
suatu instrumen kuesioner apakah variabel merupakan variabel Knowledge 0.79 Reliabel
yang hendak diteliti menggunakan metode Bivariate Pearson Adaptation 0.75 Reliabel
(Produk Momen Pearson) yang mengkorelasikan setiap item Capability 0.62 Reliabel
pernyataan kuesioner dengan total skor pada masing-masing Database 0.60 Reliabel
kategori pernyataan. Semua variabel dinyatakan valid. User Interface 0.71 Reliabel
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Kantor Pusat Manual 0.71 Reliabel
Rule 0.61 Reliabel
Pearson Nilai
Variabel Keterangan
Correlation Tabel-r D. Uji Normalitas
Human Error 0.52 0.40 Valid Uji normalitas bertujuan untuk memastikan apakah suatu data
Knowledge 0.87 0.40 Valid yang telah dikumpulkan memiliki distribusi normal atau tidak.
Adaptation 0.85 0.40 Valid Berikut ini merupakan hasil uji normalitas menggunakan
Capability 0.79 0.40 Valid Shapiro Wilk dengan tools R dapat dilihat pada Tabel 10. Dapat
Database 0.85 0.40 Valid dilihat bahwa sebagian data tidak berdistribusi normal.
User 0.84 0.40 Valid Tabel 9. Hasil Uji Normalitas setiap variabel pada Kantor Pusat
Interface
Manual 0.74 0.40 Valid Significance
Variabel P-Value Keterangan
Rule 0.82 0.40 Valid level
Human Error 0.452 0.05 Normal
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Pabrik Gula Kedawoeng 0.05
Knowledge 0.046 Tidak Normal
Pearson Nilai Adaptation 0.551 0.05 Normal
Variabel Keterangan
Correlation Tabel-r Capability 0.134 0.05 Normal
Human Error 0.68 0.44 Valid
Database 0.632 0.05 Normal
Knowledge 0.88 0.44 Valid
Adaptation 0.80 0.44 Valid User 0.05
0.920 Normal
Capability 0.69 0.44 Valid Interface
Database 0.79 0.44 Valid Manual 0.213 0.05 Normal
User 0.69 0.44 Valid Rule 0.066 0.05 Normal
Interface
Manual 0.73 0.44 Valid Tabel 10. Hasil Uji Normalitas setiap variabel pada Pabrik Gula
Rule 0.48 0.44 Valid Kedawoeng
C. Uji Reliabilitas
Significance
Uji reliabitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen Variabel P-Value Keterangan
level
suatu kuesioner dapat dipercaya untuk dijadikan alat
pengumpulan data dan mampu menjelaskan informasi yang Human Error 0.547 0.05 Normal
sebenarnya. Analisis dilakukan dengan memerhatikan nilai Knowledge 0.559 0.05 Normal
cronbach alpha (α) pada setiap variabel. Jika nilai cronbach Adaptation 0.069 0.05 Normal
alpha (α) lebih dari 0.6 maka setiap variabel tersebut dapat
dinyatakan reliabel. Semua variabel dinyatakan valid. Capability 0.460 0.05 Normal
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (201) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6

Database 0.816 0.05 Normal H1 : 𝑋̅1 ≠ 𝑋̅2


User (Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata dua sampel).
0.349 0.05 Normal
Interface
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 6.13 untuk
Manual 0.165 0.05 Normal mengetahui perbedaan yang signifikan antara dua sampel yakni
Rule 0.017 0.05 Tidak Normal Kantor Pusat dan Pabrik Gula Kedawoeng dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa nilai untuk setiap kategori lebih dari nilai
signifikasi (> 0.05) menunjukkan bahwa hipotesis null (H0)
E. Uji Homogenitas dapat diterima yang artinya setiap variabel terkait hambatan
Tahap ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap selama implementasi sistem ERP antara sampel kantor pusat
data kuesioner apakah memiliki varian yang sama antara dua dengan sampel Pabrik Gula Kedawoeng tidak memiliki
sampel pada peneltian ini yakni sampel Kantor Pusat dan Pabrik perbedaan yang signifikan.
Gula Kedawoeng. Berikut hasil uji homogenitas dengan metode
uji levene menggunakan tools R dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas antara Kantor Pusat dan
G. Rekomendasi Solusi Perbaikan
Rekomendasi solusi perbaikan yang diberikan kepada PTPN
Significance XI berdasarkan hambatan yang dirasakan dijelaskan pada Tabel
Variabel P-Value K eterangan
level 13..
Human Error 0.948 0.05 Homogen
1. VII. KESIMPULAN
Knowledge 0.887 0.05 Homogen Setelah menyelesaikan tugas akhir ini, peneliti memperoleh
Adaptation 0.401 0.05 Homogen beberapa kesimpulan terkait hambatan implementasi sistem
Capability 0.456 0.05 Homogen ERP yang dihadapi. Peneliti merangkum beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Database 0.552 0.05 Homogen
1. Kualitatif diawali dengan wawancara ke berbagai
User
0.234 0.05 Homogen stakeholder. Transkrip diolah menggunakan content
Interface
analysis untuk menemukan beberapa tema yaitu latar
Manual 0,803 0.05 Homogen belakang, hambatan, dan manfaat implementasi sistem
Rule 0.643 0.05 Homogen ERP. Dalam melakukan perbaikan pasca
implementasi ERP berfokus pada hambatan
implementasi. Hasil hambatannya digunakan untuk
F. Uji Mann-Whitney menyusun sebuah kuesioner. Kuantitatif bertujuan
Uji Mann Whitney atau juga disebut Wilcoxon Rank Sum untuk menentukan perbedaan yang signifikan terhadap
merupakan uji non parametris ketika uji-t sampel independen hambatan implementasi antara pihak kantor pusat dan
tidak dapat dilakukan karena asumsi belum terpenuhi dengan pabrik gula kedawoeng dengan menggunakan metode
tools R. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data uji Mann- uji Mann-Whitney.
Witney dengan tools R dapat dilihat pada tabel 6.13. 2. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian kualitatif dan
Tabel 12. Hasil Uji Mann-Whitney Setiap Variabel kuantitatif mengenai hambatan implementasi sistem
ERP di PT Perkebunan Nusantara XI baik kantor pusat
Significance dan pabrik gula kedawoeng bahwa:
Variabel P-Value Keterangan
level a. Dari hasil content analysis terdapat tema implementasi
Human Error 0.0605 0.05 H0 Diterima sistem ERP yaitu latar belakang, hambatan serta
manfaat implementasi sistem ERP.
Knowledge 0.6085 0.05 H0 Diterima
b. Latar belakang kantor pusat yaitu untuk tracking
Adaptation 0.2165 0.05 H0 Diterima biaya,me-record data dan pelaporan, mengotomatisasi
Capability 0.1198 0.05 H0 Diterima proses, serta ERP mencakup proses bisnis. Pada pabrik
gula Kedawoeng yaitu atas arahan dari Kantor Pusat.
Database 0.8959 0.05 H0 Diterima c. Hambatan pada kantor pusat terdiri dari: Adanya
User kesalahan manusia, kurangnya pengetahuan user,
0.7763 0.05 H0 Diterima
Interface kurang fleksibel ERP bagi perusahaan, kurangnya
Manual 0.4474 0.05 H0 Diterima kapabilitas perusahaan terhadap sistem ERP, masalah
data pada sistem ERP, rumitnya tampilan sistem ERP,
Rule 0.7204 0.05 H0 Diterima serta kurangnya kustomisasi fungsionalitas sistem
Total 0.8503 0.05 H0 Diterima ERP SAP
d. Hambatan pada PG Kedawoeng terdiri dari:
Hipotesis: Kurangnya pengetahuan user terhadap Sistem ERP,
H0 : 𝑋̅1 = 𝑋̅2 kurangnya fleksibel ERP bagi perusahaan, adanya
(Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata dua masalah terkait data pada sistem ERP, rumitnya
sampel).
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (201) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 7

tampilan sistem ERP, dan lemahnya aturan dalam pengerjaan tugas akhir ini.
penggunaan sistem ERP
e. Manfaat pada kantor pusat yaitu sistem ERP SAP 4. DAFTAR PUSTAKA
lebih terstruktur, integrasi data, memudahkan dalam
pelaporan, serta memudahkan persetujuan. Pada
Pabrik Gula Kedawoeng yaitu integrasi data, dan [1] A. Aziz, “Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
memudahkan dalam pelaporan Pengembangan Bisnis Pos information technology
3. Dari hasil penelitian kuantitatif tidak ada perbedaan utilization in business post,” vol. 10, no. 1, pp.
yang signifikan mengenai hambatan implementasi 35–50, 2012.
sistem ERP antara pihak Kantor Pusat dan Pabrik Gula [2] M. Babaei, Z. Gholami, and S. Altafi, “Challenges of
Kedawoeng. Berdasarkan rata-rata dari hasil Enterprise Resource Planning implementation in
kuesioner bahwa hambatan kantor pusat lebih setuju Iran large organizations,” Inf. Syst., vol. 54, pp.
terhadap adanya kesalahan manusia. Solusi untuk 15–27, 2015.
hambatan ini ialah mengingatkan pengguna untuk
[3] PT. Perkebunan Nusantara XI, “Annual Report
melakukan pengecekan kembali, melakukan
PT.Perkebunan Nusantara XI,” 2016.
pemantauan serta evaluasi kinerja, serta adanya
peraturan mengenai validasi data sebelum input. Pada [4] A. M. Aladwani, “Change management strategies for
Pabrik Gula Kedawoeng lebih setuju terhadap successful ERP implementation,” no. July 2001,
kurangnya pengetahuan user terhadap sistem ERP 2014.
dengan solusi yakni mengadakan pendidikan dan [5] P. Helo, “Expectation and reality in ERP
pelatihan kepada pengguna akhir, meningkatkan implementation : consultant and solution provider
kompetensi belajar, serta meminimalkan kustomisasi perspective,” no. September, 2008.
sistem. [6] S. Az-Zahra, Kajian Pasca Implementasi Sistem
Enterprise Resource Planning SAP pada Modul
2. VIII. SARAN Material Management Ditinjau dari Manfaat
Beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Operasional: Studi Kasus PT. Pupuk Sriwidjaja
perusahaan maupun untuk pengembangan penelitian ke depan, Palembang. Institut Teknologi Sepuluh
yaitu: Nopember, 2018.
• Bagi PT Perkebunan Nusantara XI Surabaya [7] K. Schmeer, Section 2 Stakeholder Analysis Guidelines
- Adanya dokumen SOP (Standard Operation Section 2. .
Procedure) mengenai aturan untuk melakukan validasi [8] F. Kohlbacher, “FORUM : QUALITATIVE S O C IA L
data sebelum melakukan input ke sistem ERP serta R ES EA RC H The Use of Qualitative Content
aturan ketika terjadi perubahan dalam penyesuaian Analysis in Case Study Research 1 . Introduction :
sistem terhadap bisnis organisasi agar tidak adanya Qualitative vs . Quantitative Research ?,” vol. 7,
kesenjangan. 2006.
- Adanya perencanaan strategis TI untuk menyesuaikan [9] Mayring and P. Mayring, “Qualitative Content
penerapan sistem ERP pada perusahaan dengan Analysis,” Forum Qual. Sozialforsch., vol. 1, no.
kondisi infastruktur serta proses bisnis perusahaan. 2, p. 10, 2000.
• Bagi Penelitian Selanjutnya
[10] S. Wibisono, “Enterprise Resource Planning ( ERP )
- Sebelum melakukan implementasi sistem ERP
Solusi Sistem Informasi Terintegrasi,” vol. X, no.
diharapkan perusahaan melakukan analisis kondisi
3, pp. 150–159, 2005.
kekinian proses bisnis serta kebutuhan organisasi agar
tidak adanya kesenjangan saat sistem ERP [11] E. F. Winniasri, “PENERAPAN ERP ( ENTERPRISE
diimplementasikan. RESOURCE PLANNING ) DI PT CHAROEN
- Melakukan penelitian pada cakupan yang lebih besar POKPHAN INDONESIA , TBK,” pp. 1–14,
untuk melihat pandangan beberapa pihak mengenai 2012.
hambatan implementasi sistem ERP dari berbagai [12] J. A. and D. D. Tom Payne, Cecil Roets, David
perspektif untuk perusahaan yang berbeda. Sehingga Schlanderer, “SAP.” [Online]. Available:
cakupan yang besar lebih merepresentasikan analisis https://searchsap.techtarget.com/definition/SAP.
hambatan pasca implemenatasi secara lebih luas. [Accessed: 15-Jan-2019].
[13] M. Dumas, M. La, J. Mendling, and H. A. Reijers,
Business Process Management. .
3. UCAPAN TERIMA KASIH [14] K. H. Krippendorff, Content Analysis: An Introduction
to Its Methodology. 2004.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua, dosen
pembimbing, para dosen Departemen Sistem Informasi yang [16] C. Erlingsson and P. Brysiewicz, “A hands-on guide to
telah membimbing, mendukung, dan mendoakan penulis dalam doing content analysis,” African J. Emerg. Med.,
mengerjakan tugas akhir ini. Serta terima kasih untuk saudara vol. 7, no. 3, pp. 93–99, 2017.
dan seluruh teman-teman penulis, dan seluruh pihak yang rlibat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (201) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 8

Tabel 13. Rekomendasi Solusi Perbaikan Sistem ERP

Hambatan Deskripsi Solusi


Adanya Kesalahan Hambatan yang disebabkan karena [1] Mengingatkan pengguna sistem untuk melakukan pengecekan kembali terhadap
Manusia ketidaktelitian serta kesalahan input yang setiap data yang akan diinput ke dalam sistem.
dilakukan oleh user ke dalam sistem ERP
[2] Melakukan peemantauan serta evaluasi kinerja dari kepada semua pengguna SAP.

[3] Adanya peraturan dalam dokumen SOP (Standard Operation Procedure) mengenai
validasi data sebelum input ke sistem ERP.
Kurangnya Pengetahuan Hambatan yang disebabkan karena user sulit [1] Manajemen puncak berkomitmen untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan
User terhadap Sistem memahami sistem SAP yang bergitu kepada pengguna akhir dan membuat anggaran ERP.
ERP kompleks [2] Meningkatkan kompetensi belajar pengguna untuk mempelajari teknik-teknik dalam
ERP dari sumber internal dan eksternal.
[3] Meminimalkan kustomisasi sistem ERP karena masalah kustomisasi ERP dapat
meningkatkan biaya.
Kurangnya Fleksibilitas Hambatan yang disebabkan karena sistem [1] Komunikasi secara teratur dalam organisasi untuk berbagi informasi antara tim
Sistem ERP bagi SAP yang kurang sesuai dengan inti bisnis proyek terkait pembaharuan dan pengembangan selama implementasi.
Perusahaan PTPN XI sehingga beberapa proses bisnis [2] Keberhasilan implementasi ERP berbanding lurus dengan tekad suatu organisasi
perusahaan tidak didukung oleh sistem SAP untuk menginginkan perubahan.
[3] Membentuk kelompok terdiri dari orang-orang yang berdedikasi dari setiap divisi
dalam organisasi dalam tim ERP untuk memberikan keputusan dengan cepat.
Kurangnya Kapabilitas Hambatan yang disebabkan oleh infrastuktur [1] Membangun infrastruktur jaringan yang memadai di pabrik gula Kedawoeng untuk
Perusahaan terhadap jaringan kurang memadai untuk mendukung digunakan pada sistem SAP agar dapat berjalan secara optimal. Seperti halnya pada
Sistem ERP SAP serta SAP yang mahal membuat infrastruktur jaringan yang ada di kantor pusat sehingga tidak adanya sistem lain diluar
perusahaan hanya memiliki akun dengan sistem SAP agar SAP dapat berjalan sepenuhnya di seluruh bagian PTPN XI.
jumlah terbatas
Masalah Data pada Hambatan yang disebabkan oleh [1] Membutuhkan dukungan vendor untuk meminta bantuan teknis maupun pelatihan
Sistem ERP permasalahan data yang belum terakomodir untuk penggunaan khusus dari sistem ERP.
oleh SAP secara keseluruhan
Rumitnya Tampilan Hambatan yang disebabkan oleh tampilan [1] Seiring berjalan waktu pengguna akan terbiasa terhadap tampilan sistem ERP.
Sistem ERP pada SAP yang rumit dan kaku membuat Namun tidak ada salahnya bahwa pihak keyuser mengadakan pelatihan serta transfer
user kesulitan dalam menggunakan sistem knowledge dari pihak konsultan kepada pengguna akhir.
[2] Melibatkan pengguna sistem ERP dalam pengembangan sistem ERP.
[3] Meningkatkan kemampuan teknik personal pengguna sistem ERP.
Kurangnya Kustomisasi Hambatan yang disebabkan karena adanya [1] Melakukan pengawasan serta evaluasi terhadap kinerja setiap proses bisnis pada
Fungsionalitas Sistem proses yang masih dilakukan secara manual sistem untuk mengetahui adanya permintaan kostumisasi dari pengguna yang belum
ERP SAP diluar SAP sesuai dengan sistem
Lemahnya Aturan Hambatan yang disebabkan oleh lemahnya [1] Membuat perencanaan strategis TI sesuai dengan kebutuhan dan proses bisnis
Penggunaan Sistem ERP aturan untuk penggunaan sistem SAP ketika organisasi
terjadi kondisi yang tidak biasa [2] Membuat dokumen SOP (Standard Operation Procedure) penyesuaian penggunaan
sistem SAP terhadap bisnis agar tidak adanya kesenjangan.

Anda mungkin juga menyukai