Anda di halaman 1dari 63

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR PER-10/KN/2011

TENTANG

PEDOMAN PENILAIAN LUKISAN DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA PASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

Menimbang : a. bahwa salah satu jenis Barang Milik Negara, barang


jaminan piutang Negara, atau barang bekas milik
asing/cina dan benda cagar budaya berupa lukisan
merupakan aset yang memiliki karakteristik yang bersifat
khusus, diperlukan pedoman penilaian lukisan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Kekayaan Negara tentang Pedoman Penilaian
Lukisan Dengan Menggunakan Pendekatan Data Pasar;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4855);
2. Keputusan Presiden Nomor 120/M Tahun 2006;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.06/2009
tentang Penilaian Barang Milik Negara;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.06/2009
tentang Penilaian Barang Jaminan dan/atau Harta
Kekayaan Lain Dalam Rangka Pengurusan Piutang Negara
Oleh Panitia Urusan Piutang Negara/Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 185/PMK.06/2009
tentang Penilaian Aset Bekas Milik Asing/Cina Dan Benda
Cagar Budaya;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 04/PMK.06/2010
tentang Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA


TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LUKISAN DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA PASAR.

Pasal 1

(1) Peraturan Direktur Jenderal Kekayan Negara ini


dimaksudkan sebagai pedoman bagi Penilai Internal di
lingkungan DJKN dalam melakukan penilaian lukisan.

(2) Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini


bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan akuntabilitas
penilaian lukisan yang dilakukan oleh Penilai Internal
DJKN.

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara


ini meliputi penilaian lukisan oleh Penilai Internal di
lingkungan DJKN dengan menggunakan pendekatan data
pasar.

Pasal 3

Pedoman Penilaian Lukisan ditetapkan sebagaimana


tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan
Negara ini.

Pasal 4

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini


mulai berlaku:
a. penilaian lukisan yang telah selesai dilaksanakan oleh
Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara dinyatakan tetap sah.
b. pelaksanaan penilaian lukisan oleh Penilai Internal di
Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang
masih belum selesai, pelaksanaannya dilanjutkan
mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

Pasal 5

Peraturan Direktur Jenderal kekayaan Negara ini mulai


berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2011
DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006
Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
u.b.
Kepala Bagian Umum,

Anugrah Komara
NIP 19621125 198310 1 001
1

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR PER- 10 /KN/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN
LUKISAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA
PASAR

I. PEDOMAN PENILAIAN LUKISAN

A. Pengertian Umum
1. Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan
dengan meletakkan pewarna kepada permukaan (penyangga)
seperti kertas, kanvas atau dinding yang dilakukan oleh seorang
pelukis.
2. Dimensi Lukisan adalah ukuran panjang kali tinggi suatu
lukisan. Berdasarkan konvensi internasional penyebutan dimensi
suatu lukisan adalah panjang (horisontal) dikali dengan tinggi
(vertikal).
3. Pendekatan Perbandingan Data Pasar adalah pendekatan
penilaian yang dilakukan untuk mengestimasi nilai objek
penilaian dengan cara mempertimbangkan data penjualan dan/
atau data penawaran dari objek pembanding atau pengganti dan
data pasar yang terkait melalui proses perbandingan.

B. Pembagian Jenis Lukisan

Pembagian jenis (klasifikasi) lukisan dapat dilihat dari berbagai


sudut pandang, namun secara umum, pengklasifikasian yang dapat
diterima oleh masyarakat luas, pembagian tersebut dibedakan dari 2
(dua) sisi, yaitu berdasarkan media lukisan dan berdasarkan aliran
lukisan.
Media Lukisan adalah media pewarna yang digunakan pelukis yang
dituangkan pada suatu wadah tertentu. Penyebutan media lukisan
biasanya mengikuti kaidah penyebutan sebagai berikut: media
pewarna pada wadah, mengikuti kaidah penyebutan ini maka
untuk lukisan yang dilukis menggunakan pewarna cat minyak
dengan wadah kain kanvas disebut sebagai cat minyak pada
kanvas (oil on canvas), lukisan dengan menggunakan pewarna
pensil dengan wadah kertas disebut sebagai pensil pada kertas
(pencil on paper) dan lain sebagainya.

1. Pembagian Lukisan Menurut Media Lukis


a. Lukisan Cat Minyak (Oil Painting)
Lukisan cat minyak disebut juga sebagai oil on canvas berarti
lukisan dicat bermedium minyak, bersubtrat kain kanvas, dan
2

dilakukan dengan teknik kuas, palet, dan sebagainya.


Biasanya lukisan cat minyak memiliki nilai yang lebih tinggi
nilainya dibandingkan dengan penggunaan media lainnya.
Tingginya nilai lukisan oil on canvas disebabkan karena cat
minyak lebih menghasilkan gambar yang lebih cerah
(mengkilap atau bersinar) dan cat minyak memiliki daya tahan
yang cukup kuat dibandingkan media lainnya, selain itu cat
minyak mempunyai harga yang lebih mahal dibandingkan
dengan media lain misalnya cat air.

Gambar 1: Lukisan cat minyak (oil painting): Acre’s marina, (Ducrar


Bacri, 2011) oil on canvas, ukuran 160 cm X 120 cm

b. Lukisan Cat Air (Water Color Painting)


Cat air atau disebut aquarel adalah medium lukisan yang
menggunakan pigmen (pewarna) dengan pelarut air dengan
sifat transparan. Medium permukaannya bervariasi, biasanya
yang digunakan adalah kertas, papyrus, plastik, kain, kayu
maupun kanvas.
Dibandingkan dengan oil on canvas maka lukisan dengan cat
air cenderung lebih mudah terkena pengaruh lingkungan
seperti kelembaban. Karena sifatnya ini lukisan cat air
memiliki nilai yang lebih kecil. Namun demikian terdapat
beberapa lukisan cat air yang memiliki nilai yang tinggi, hal ini
umumnya dipengaruhi oleh reputasi pelukisnya, seperti
lukisan Van Gogh di bawah ini.
3

Gambar 2: Lukisan yang menggunakan medium cat air (water color


painting) Judul: Fishing Boats on the Beach Karya Van Gogh
Dalam kelompok lukisan cat air, terdapat dua tipe lain yaitu
gouache painting dan tempera painting.

Gambar 3: Lukisan yang menggunakan medium guase (guoache


painting) berjudul Late Summer, Pendle Hill – Lancashire
Guoache terlihat lebih mengkilap dibandingkan cat air karena
ditambah zat seperti kapur atau Zink Oksida (ZnO). Tempera
painting menghasilkan lukisan yang lebih mengkilap karena
pigmen-pigmen warnanya dicampur dengan putih telur
sebagai pengikatnya.
4

Gambar 4: Lukisan yang menggunakan medium guase pada panel


(guoache on panel), berjudul Christina's World," 1948, Andrew Wyeth

c. Lukisan Akrilik (Acrylic Painting)


Acrylic Painting adalah Lukisan yang catnya bermedium resin
sintetis (pigmen yang terdispersi pada emulsi akrilik), pada
substrat umumnya kanvas, dan dilakukan dengan teknik
kuas, palet, dan sebagainya. Akrilik merupakan bahan yang
cepat kering dan mengandung suspensi pigmen dalam polimer
emulsi akrilik. Sifat cat jenis ini adalah dapat diencerkan
dengan bantuan air, namun ketika sudah kering bersifat
tahan air.

Gambar 5: Lukisan bermedium akrilik pada papan (acrylic on board)


Berjudul: Senja di Midway, (Lesley Spanos -Amerika Serikat, 2011)

Lukisan cat akrilik lebih cepat keringnya dibandingkan lukisan


cat minyak. Hal ini membuat pelukis yang menggunakan
5

akrilik harus menguasai teknik yang lebih tinggi dibandingkan


pelukis yang melukis dengan cat minyak. Perbedaan lainnya
adalah dari sisi ketahanan lukisan, cat minyak lebih dapat
bertahan lama sedangkan cat akrilik hanya bertahan sampai
dengan umur lima puluh tahun.
Tingkat kesulitan melukis dengan akrilik cukup tinggi karena
cat akrilik cepat kering sehingga dibutuhkan keahlian yang
cukup tinggi untuk menghasilkan karya yang bagus. Akrilik
lebih murah dibandingkan dengan cat minyak.
d. Lukisan Pastel (Pastel Painting)
Lukisan pastel adalah lukisan yang catnya bermedium
menyatu dengan pigmen, pada substrat kertas, dan dilakukan
dengan teknik langsung tekan. Lukisan dengan menggunakan
pensil dan crayon termasuk dalam kategori lukisan ini.
Dibandingkan dengan media oil on canvas maka lukisan
dengan media pastel masih lebih rendah nilainya, namun bila
dibandingkan dengan lukisan cat air (water on canvas), maka
lukisan pastel memiliki nilai yang lebih tinggi.

Gambar 6: Lukisan yang menggunakan medium pastel (Pastel Painting)


berjudul Self Portrait karya Leonardo Da Vinci (1449)
Kelemahan pastel adalah tidak menempel terlalu kuat,
sehingga sedikit getaran bisa merontokkan ikatan dengan
kertas. Untuk itu biasanya diberikan fixative. Saat ini
dikembangkan pastel minyak yang dapat merekat kuat di
berbagai media, seperti kanvas, hardboard, atau tripleks.
6

e. Lukisan Enkaustik (Encaustic Painting)


Lukisan Enkaustik adalah lukisan yang catnya bermedium lilin
panas, dituangkan pada substrat bebas dan dilakukan dengan
teknik tuang panas. Encaustic dalam bahasa Yunani berarti
membakar. Sebagai teknik melukis, teknik ini merupakan
teknik yang paling kuno. Proses melukis dengan teknik ini
adalah dengan mencampur antara raw pigment dengan lilin
lebah (beeswax) ditambah dengan sedikit campuran resin,
seperti damar.
Campuran ini harus terjadi dalam keadaan panas. Ketika
campuran ini sudah tercampur secara sempurna, pelukis
harus melakukan pekerjaan melukisnya secara cepat, hal ini
karena bila lilin menjadi dingin, ia tidak dapat digunakan lagi.

Gambar 7: Proses lukisan yang menggunakan medium Lukisan Enkaustik


(Encaustic Painting)

f. Beberapa Media Alternatif


Selain media-media lukis sebagaimana tersebut diatas,
terdapat beberapa media lukis lainnya yang menggunakan
substrat alternatif seperti kaca, papan dan dinding. Namun
cairan untuk melukisnya bisa bermacam-macam seperti
akrilik, cat air maupun cat minyak.
7

Gambar 8: Searah jarum jarum dari atas: mural paintings, media panel
dan glass paintings

2. Pembagian Lukisan Menurut Aliran Lukisan


Lukisan juga dapat dibedakan berdasarkan aliran lukisan. Aliran
lukisan yang dimaksudkan adalah gerakan atau mazhab yang
diikuti oleh seorang pelukis. Aliran lukisan dapat dilihat dari
elemen-elemen teknik, visual dan metoda khusus yang tertuang
dalam media lukis.
Beberapa Aliran Lukisan yang utama adalah sebagai berikut:
a. Naturalisme
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa
yang berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam
(nature). Obyek yang digambarkan diungkapkan seperti mata
melihat. Untuk memberikan kesan mirip diusahakan bentuk
yang dilukis cukup tinggi presisinya, artinya proporsi,
keseimbangan, perspektif, pewarnaan dan lainnya diusahakan
setepat mungkin sesuai mata kita melihat. Tokoh-tokoh
Naturalisme antara lain adalah Rembrant, William Hogart dan
Frans Hall. Sedangkan pelukis Indonesia yang menganut corak
ini antara lain: Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki
Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.
8

Gambar 9: Lukisan Naturalisme berjudul “Alam” (Raden Saleh)

b. Realisme
Realisme adalah corak seni rupa yang menggambarkan
kenyataan yang benar-benar ada, artinya yang ditekankan
bukanlah obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut.
Berdasarkan aliran ini, suatu gerakan diupayakan dilukis
berdasarkan pola gerakan yang nyata sehingga lukisan
tersebut seakan-akan nyata bergerak. Tokoh-tokoh realisme
antara lain adalah Gustove Corbert, Fransisco de Goya dan
Honore Daumier.

Gambar 10: Lukisan Aliran Realisme : Membajak Sawah


(Herri Soedjarwanto)
c. Romantisme
Romantisme merupakan corak dalam seni rupa yang
berusaha menampilkan hal-hal yang fantastik, irasional,
indah dan absurd. Aliran ini melukiskan cerita-cerita
romantis tentang tragedi yang dahsyat, ataupun kejadian.
9

Penggambaran obyeknya biasanya sedikit melebihi dari


kenyataan, warna yang lebih meriah, gerakan yang lebih
lincah, pria yang lebih gagah, wanita yang lebih cantik.

Gambar 11: Lukisan Aliran Romantisme, berjudul Die Loewenjagd


karya Raden Saleh (1840)
Salah satu karya aliran romantisme Indonesia yang paling
terkenal adalah karya Raden Saleh berjudul Die Loewenjagd
yang laku terjual Rp11,77 Miliar dalam lelang tahun 2005 di
Cologne, Jerman.
d. Impresionisme
Aliran impresionisme mengutamakan kesan selintas dari suatu
obyek yang dilukiskan. Kesan itu didapat dari bantuan sinar
matahari yang merefleksi ke mata mereka. Pelukis
impresionisme melukis dengan cepat karena perputaran
matahari dari timur ke barat. Karena itulah dalam lukisan
impresionisme obyek yang dihasilkan agak kabur dan tidak
mendetail. Tokoh aliran ini : Claude Monet, Aguste Renoir,
Casmile Pissaro, Sisley, Edward Degas dan Mary Cassat. Di
Indonesia penganut aliran ini : Kusnadi, Solichin dan Affandi
(sebelum beralih menganut aliran Ekspresionisme).
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya
goresan kuas, warna-warna cerah (sebagian besar pelukis
impresionis mengharamkan warna hitam karena dianggap
bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan
pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak
terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.
10

Gambar 12: Lukisan Aliran Impressionisme: Sunflowers


karya Vincent Van Gogh (1888)
e. Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah aliran yang mengutamakan curahan
batin secara bebas. Bebas diartikan sebagai kebebasan dalam
menggali obyek yang timbul dari dunia batin, imajinasi dan
perasaan. Obyek-obyek yang dilukiskan antara lain kengerian,
kekerasan, kemiskinan, kesedihan dan keinginan lain dibalik
tingkah laku manusia. Pelopor ekspresionisme antara lain
adalah Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig, Karl
Schmidt, Emile Nolde, JJ. Kandinsky dan Paul Klee. Di
Indonesia penganut aliran ini adalah: Affandi, Zaini dan Popo
Iskandar.

Gambar 13: Lukisan Aliran Ekspresionisme berjudul Starry Night,


karya Vincent Van Gogh (1889)
11

f. Kubisme
Aliran ini menggambarkan corak-corak dalam bentuk
geometris. Alam digambarkan menjadi bentuk-bentuk seperti
segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus
dan kotak-kotak. Dalam aliran ini seni bukan peniruan alam
melainkan penempatan bentuk-bentuk geometris dari seniman
kepada alam. Pelopor Kubisme antara lain adalah Gezanne,
Pablo Picasso, Metzinger, Braque, Albert Glazes, Fernand
Leger, Robert Delaunay, Francis Picabia dan Juan Gris.

Gambar 14: Lukisan Aliran Kubisme, berjudul Factory, Horta de Ebbo


(1909)
g. Futurisme
Aliran Futurisme menggambarkan keindahan gerak dan
dipandang sebagai pendobrak aliran Kubisme yang dianggap
statis dalam komposisi, garis dan pewarnaan.

Gambar 15: Lukisan Aliran Futurisme, berjudul “The City Rises”


karya Umberto Boccioni
12

Futurisme mengabdikan diri pada gerak sehingga pada lukisan


anjing digambarkan berkaki lebih dari empat. Tokoh aliran ini :
Umberto, Boccioni, Carlo Cara, Severini, Gioccomo dan Ruigi
Russalo.
h. Surealisme
Surealisme pada awalnya merupakan gerakan dalam sastra
yang diketemukan oleh Apollinaire untuk menyebut dramanya.
Corak surealis berusaha membebaskan diri dari kesadaran,
menghendaki kebebasan, dapat juga cenderung pada realistis
namun masih dalam hubungan-hubungannya yang aneh.

Gambar 16: Lukisan Aliran Surrealisme : Premonition of Civil War


karya Salvador Dali
Pelopor Surealisme antara lain adalah Joan Miro, Salvador Dali
darl Andre Masson. Di Indonesia antara lain: Sudibio,
Sudiardjo dan Amang Rahman.
i. Abstraksionisme
Seni abstrak dalam seni lukis ialah seni yang berusaha
mengambil obyek yang berasal dari dunia batin. Obyek itu bisa
fantasi, imajinasi dan mungkin juga intuisi para seniman,
karena timbul dari dalam batin. Dalam seni abstrak terbagi
dua kategori besar yaitu :
a. Abstrak Ekspresionisme
Di Amerika abstrak ini terdapat dua kecenderungan yaitu :
kecenderungan pertama adalah Color Field Painting, yaitu
lukisan yang menampilkan bidang-bidang lebar dan warna
yang cerah. Pelopornya : Mark Rothko, Clyfford Stll, Adolf
Got lieb, Robert Montherwell dan Bornet Newman.
13

Kecenderungan berikutnya adalah Action Painting, yaitu


lukisan yang tidak mementingkan bentuk, yang penting
adalah aksi atau cara dalam melukiskannya. Tokohnya
adalah: Jackson Polack, Willem de Koning, Frans Kliner dan
adik Twarkov. Di Perancis abstrak ekspresionisme diikuti
oleh: H. Hartum Gerard Schneider, G. Mathiew dan Piere
Souloges. Kemudian yang diberi nama Technisme dipelopori
: Wols Aechinsky dan Asger Yorn.

Gambar 17: Lukisan Aliran Abstrak Ekspresionisme (Asger Yorn)


b. Abstrak Geometris
Abstrak Geometris disebut juga seni non obyektif. Dipelopori
oleh Kandinsky. Setelah itu bermunculan abstrak geometris
yang lain dengan nama berbeda antara lain Suprematisme,
Konstruktivisme, Neo Plastisisme (De Stijil), Op Art (Optical
Art).

Gambar 18: Lukisan Aliran Abstrak Geometris


14

Op Art disebut juga Retinal Art yaitu corak seni lukis yang
penggambarannya merupakan susunan geometris dengan
pengulangan yang teratur rapi, bisa seperti papan catur.
Karya ini menarik perhatian karena warnanya yang
cemerlang dan seakan mengecohkan mata dengan ilusi
ruang. Tokoh corak ini antara lain: Victor Vaserelly, Bridget
Riley, Yacov Gipstein dan Todasuke Kawayama.
j. Aliran lainnya
Selain aliran-aliran sebagaimana dimaksud pada huruf a
sampai dengan i, terdapat juga beberapa aliran yang muncul
namun tidak berkembang. Aliran tersebut antara lain fauvisme
yang menampilkan warna-warna yang liar dan tidak
berhubungan dengan kenyataan.

Gambar 19 Lukisan Aliran Fauvisme


Aliran lainnya adalah dadaisme, yaitu aliran yang
menampilkan kekasaran dan kekerasan, dan seringkali
menampilkan gambar yang merupakan sindiran terhadap
karya yang sudah ada.

Gambar 20: Lukisan Aliran Dadaisme yang merupakan sindiran


terhadap lukisan Monalisa
15

II. TATA CARA PENILAIAN LUKISAN DENGAN PENDEKATAN


PERBANDINGAN DATA PASAR

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Lukisan


Pendekatan Perbandingan Data Pasar untuk penilaian lukisan
adalah salah satu pendekatan penilaian yang didasarkan pada
perbandingan dengan dasar bahwa nilai sebuah lukisan adalah
setara dengan nilai karya seni lain yang dapat dianggap sebagai
pengganti karya seni lainnya yang setara.
Untuk dapat melakukan penilaian lukisan dengan perbandingan
data pasar, maka Penilai harus memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai lukisan, sehingga dapat dikuantifisir secara
relatif antara satu lukisan dengan lukisan lainnya.
Proses pembandingan yang dilakukan dengan cara mengkuantifisir
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai lukisan dilakukan secara
relatif dalam persentase tertentu. Dalam Peraturan Direktur
Jenderal Kekayaan Negara ini, ditentukan bahwa terdapat 6
kelompok besar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai suatu
karya lukisan.
Keenam kelompok besar faktor yang mempengaruhi karya seni lukis
tersebut adalah:
1. Faktor Pelukis;
2. Faktor Tema dan Aliran Lukisan;
3. Faktor Fisik Lukisan;
4. Faktor Karya dan Kesejarahan;
5. Faktor Pendapat Ahli;
6. Faktor Lokasi Karya.

Selanjutnya keenam faktor tersebut dapat ditentukan besaran


atribut yang mempengaruhi sebagai berikut:
1. Faktor Pelukis
Pelukis menjadi faktor yang paling menentukan tinggi rendahnya
nilai suatu karya. Dari faktor yang paling utama ini dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) sub faktor yaitu:
a. Faktor Kelas Pelukis
Prinsip utama dalam penilaian lukisan dengan pendekatan
perbandingan data pasar adalah setiap lukisan harus
16

diperbandingkan dengan lukisan yang dibuat oleh pelukis yang


memiliki kelas yang sama. Dalam Peraturan Direktur Jenderal
Kekayaan Negara ini kelas pelukis dibedakan menjadi 4 kelas
(Kelas A sampai dengan Kelas D). Lukisan yang dibuat oleh
pelukis kelas B diperbandingkan dengan lukisan yang dibuat
oleh pelukis kelas B juga.
Pengecualian terhadap prinsip utama ini dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) terdapat keterbatasan data pembanding dipasaran untuk
kelas yang sama; dan/atau
2) perbandingan lukisan yang memiliki perbedaan kelas hanya
dilakukan dengan lukisan yang memiliki jarak satu kelas
diatas atau dibawahnya. Contoh: Lukisan karya pelukis Kelas
B dapat dibandingkan dengan lukisan karya pelukis kelas A
atau kelas C.
Besaran persentase pengaruh kelas pelukis terhadap nilai
lukisan dapat dilihat pada angka III Tabel 1.
Untuk dapat melakukan pengklasifikasian terhadap kelas
Pelukis, maka Penilai harus memiliki pengetahuan sejarah
pelukis yang bersangkutan dan sejarah seni lukis secara
umum. Sejarah dan reputasi Pelukis diperoleh dari buku-buku
tentang lukisan dan literatur lainnya, termasuk dari sumber
internet. Sejarah dan reputasi seorang pelukis akan
menentukan kelasnya. Beberapa pelukis yang telah
diklasifikasikan berdasarkan kelas dan reputasinya dapat
dilihat pada angka III Tabel 16.

b. Faktor Identifikasi Karya Pelukis


Faktor identifikasi karya pelukis dapat diartikan sebagai
penentu asli atau tidaknya suatu karya lukisan. Lukisan,
terutama yang merupakan karya pelukis terkenal akan banyak
dipalsukan atau direproduksi. Untuk melakukan identifikasi
keaslian lukisan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain dengan meneliti tanda tangan maupun atribut lainnya yang
terdapat di lukisan. Pelukis biasanya memiliki ciri atribusi
khusus yang tidak akan berubah dalam kurun waktu tertentu.
17

Untuk Pelukis ternama telah terdapat buku referensi yang


berisi tanda tangan para seniman/pelukis. Sedangkan untuk
pelukis yang belum terkenal, faktor atribusi ini tidak terlalu
berpengaruh.
Cara lain untuk melakukan identifikasi karya lukis adalah
dengan memeriksa apakah suatu lukisan memiliki sertifikat
yang diotentifikasi oleh lembaga terkemuka seperti museum,
kurator maupun akademisi. Keaslian atribusi dari Pelukis perlu
menjadi perhatian Penilai. Lukisan yang sudah tidak diragukan
lagi keasliannya mempunyai nilai tinggi. Sebagai acuan bagi
penilai untuk menentukan pengaruh identifikasi karya
terhadap nilai lukisan dapat dilihat pada angka III Tabel 2.

2. Faktor Tema dan Aliran Lukisan


a. Tema Lukisan
Tema adalah ide-ide yang mendasari atau yang menjadikan isi
dalam penciptaan suatu lukisan. Biasanya tema lukisan
dikutip dari dunia kenyataan.
Beberapa tema tertentu cenderung memiliki nilai yang lebih
rendah dibandingkan tema yang lain. Sebagai contoh, tema-
tema religius, bagi sebagian orang sekarang sudah dianggap
ketinggalan zaman. Tema supranatural dan tema tentang
kematian manusia ataupun margasatwa sudah tidak lagi
populer.
Faktor tema yang dapat mempengaruhi nilai lukisan juga
dipengaruhi oleh minat masyarakat atas satu tema tertentu.
Untuk dapat memahami pengaruh tema terhadap nilai lukisan,
maka Penilai harus memahami kecenderungan (trend) tema
yang sedang disukai masyarakat. Sebagai pedoman Penilai
melakukan penyesuaian terhadap pengaruh tema lukisan
terhadap nilai lukisan dapat dilihat pada angka III Tabel 3.
b. Aliran Lukisan
Aliran lukisan berarti gerakan atau mazhab yang diikuti oleh
seorang pelukis. Aliran lukisan dapat dilihat dari elemen-
elemen teknik, visual dan metoda khusus yang tertuang dalam
media lukis.
18

Aliran suatu karya lukisan sedikit banyak mempengaruhi nilai


karya lukis tersebut, pengaruh ini berkaitan dengan selera
masyarakat. Aliran-aliran yang bersifat memberontak seperti
dadaisme ataupun fauvisme cenderung memiliki nilai yang
rendah dibandingkan lukisan yang lain. Sedangkan lukisan
dengan aliran impresionisme yang menampilkan imaji yang
impresif (menawan) akan cenderung diminati dan memiliki
nilai yang lebih tinggi.
Sebagai pedoman Penilai melakukan penyesuaian pengaruh
aliran lukisan terhadap nilai lukisan dapat dilihat pada angka
III Tabel 4.

3. Faktor Fisik Lukisan


Faktor fisik lukisan yang dapat mempengaruhi nilai lukisan dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) sub faktor, yaitu:
a. Faktor Media Lukis
Media diartikan sebagai sarana tempat si Pelukis menuangkan
goresan-goresannya. Dalam dunia Seni Lukis secara umum,
cara mengidentifikasikan media adalah dengan menyebutkan
“bahan untuk menggoreskan pada tempat menggoreskan”.
Sebagai contoh lukisan cat air yang digoreskan di kertas, maka
diidentifikasikan sebagai water on paper. Sedangkan cat
minyak yang digoreskan di kanvas, diidentifikasikan sebagai oil
on canvas.
Lukisan dengan media cat minyak memiliki nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan lukisan dengan media cat air. Hal
ini terutama karena melukis dengan cat minyak memerlukan
waktu lebih lama, warnanya dapat bertahan lama dan tidak
mudah luntur dimakan usia. Sebagai pedoman untuk
menetapkan besaran faktor pengaruh media terhadap nilai
lukisan dapat dilihat pada angka III Tabel 5.
b. Faktor Ukuran
Lukisan yang berukuran besar biasanya memiliki harga yang
lebih tinggi. Meskipun demikian, jika lukisan terlalu besar dan
tidak sesuai dengan ukuran rumah pada normalnya mungkin
akan mengalami kesulitan dalam pemasaran, sehingga dapat
19

menurunkan nilai lukisan, kecuali jika diminati untuk


dijadikan koleksi oleh museum-museum ataupun institusi
lainnya. Sebagai pedoman untuk menetapkan besaran
persentase pengaruh ukuran lukisan terhadap nilai lukisan
dapat dilihat pada angka III Tabel 6.
c. Faktor Frame Lukisan
Kesan bagus atau tidaknya frame dapat menyebabkan tinggi
rendahnya nilai suatu lukisan. Secara umum semakin bagus
frame maka akan semakin meningkatkan nilai suatu lukisan.
Lukisan yang bagus namun tidak di frame ataupun frame yang
digunakan tidak cukup bagus akan dapat menurunkan nilai
bila dibandingkan dengan lukisan yang diberi frame secara
profesional. Sebagai pedoman untuk menetapkan besaran
pengaruh frame terhadap nilai lukisan dapat dilihat pada angka
III Tabel 7.
d. Faktor Kondisi
Faktor kondisi dari lukisan akan sangat mempengaruhi nilai
lukisan tersebut. Lukisan yang catnya rusak atau luntur
membuat harga dan nilainya lebih rendah seperti halnya
lukisan yang kotor atau tidak terbingkai dengan baik. Tetapi
apabila kerusakan-kerusakan dari lukisan tersebut mudah
diperbaiki dan dampaknya tidak terlalu parah, maka
pengaruhnya terhadap nilai juga tidak akan terlalu besar.
Selain itu, kondisi suatu lukisan yang telah melalui proses
restorasi dapat pula menurunkan nilai lukisan tersebut.
Sebagai pedoman untuk menetapkan besaran persentase
pengaruh faktor kondisi terhadap nilai lukisan dapat dilihat
pada angka III Tabel 8.

4. Faktor Karya dan Nilai Sejarah


a. Faktor Kelangkaan
Apabila tema lukisan yang dibuat merupakan tema yang
berbeda di antara lukisan-lukisan lain yang telah dibuat
sepanjang karir si pelukis, maka akan dapat menaikkan harga
dari lukisan tersebut. Faktor kelangkaan ini juga dapat
diperbandingkan dalam pasar lukisan secara umum, semakin
20

jarang tema tersebut dilukis oleh pelukis lainnya, maka nilainya


akan cenderung semakin tinggi. Sebagai pedoman untuk
menetapkan besaran persentase pengaruh
keunikan/kelangkaan tema suatu lukisan terhadap nilai
lukisan dapat dilihat pada angka III Tabel 9.
b. Faktor Usia Karya Lukisan
Faktor usia juga mempunyai pengaruh terhadap nilai lukisan,
lukisan-lukisan tua, yang berusia lebih dari seratus tahun
mungkin dinilai lebih karena keantikkannya.
Untuk lukisan tua, pada umumnya kondisinya cenderung
memburuk, terutama untuk lukisan cat air. Sebagai pedoman
untuk menetapkan besaran persentase pengaruh faktor usia
lukisan terhadap nilai lukisan dapat dilihat pada angka III
Tabel 10.
c. Faktor Nilai Historis
Nilai historis suatu lukisan dapat dikaitkan dengan peristiwa
bersejarah yang terjadi disekitar pembuatan lukisan. Peristiwa
bersejarah misalnya lukisan dibuat dalam rangka peringatan
kemerdekaan suatu negara dan lain-lain. Contoh lukisan yang
memiliki nilai historis adalah karya dari S. Sudjojono dengan
judul “Teman Seperjuangan” yang melukiskan wajah-wajah
para pejuang kemerdekaan Indonesia. Sebagai pedoman untuk
menetapkan besaran persentase pengaruh faktor nilai historis
terhadap nilai lukisan dapat dilihat pada angka III Tabel 11.
d. Faktor Provenance (Pemilik Sebelumnya)
Provenance berasal dari kata dalam bahasa Perancis Provenir,
yang berarti asal atau sumber dari sesuatu. Dalam konteks ini,
faktor provenance berarti sejarah kepemilikan atau sejarah
lokasi dari suatu lukisan. Lukisan yang pernah dikoleksi oleh
seorang yang terkenal atau galeri yang terkemuka akan
meningkatkan nilai lukisan tersebut. Misalnya, karya-karya
yang pernah dikoleksi oleh Presiden Sukarno akan mempunyai
nilai yang lebih tinggi dibandingkan karya-karya lainnya.
Besaran persentase pengaruh faktor pemilik lukisan
sebelumnya (provenance) terhadap nilai lukisan dapat dilihat
pada angka III Tabel 12.
21

5. Faktor Pendapat Ahli


a. Faktor Publikasi Artis
Publikasi Artis berarti berita terbaru berkenaan dengan si
pelukis berpengaruh dalam pembentukan nilai lukisan. Bentuk
publikasi pelukis misalnya: Pelukis tersebut baru saja
diberitakan melakukan pameran tunggal dan pameran tersebut
sukses, maka akan dapat meningkatkan nilai lukisan dari
seorang pelukis. Selain itu pencantuman karya lukis dan/atau
pelukis dalam katalog-katalog yang dikeluarkan oleh museum
atau galeri-galeri seni. Besaran persentase pengaruh faktor
publikasi artis terhadap nilai lukisan dapat dilihat pada angka
III Tabel 13.
b. Faktor Konsesus Ahli
Konsesus ahli berarti pendapat dari ahli seni, kritikus seni
atau pendapat galeri seni terhadap suatu lukisan. Bila pernah
terdapat kritikan terhadap satu karya lukis, maka hal ini akan
berpengaruh terhadap nilainya. Kritikan yang bersifat positif
akan meningkatkan nilai, sedangkan kritikan negatif akan
mengurangi nilai.
Besaran persentase pengaruh faktor konsesus ahli terhadap
nilai lukisan dapat dilihat pada angka III Tabel 14.

6. Faktor Lokasi Karya


Pengaruh lokasi juga mempengaruhi nilai sebuah lukisan. Hal ini
karena alasan semakin jauh dan terpencil lokasi akan
meningkatkan biaya pemindahan yang tidak sedikit. Besaran
persentase pengaruh faktor lokasi karya terhadap nilai lukisan
dapat dilihat pada angka III Tabel 15. Terhadap besaran faktor
lokasi ini dapat disesuaikan besarannya. Khususnya untuk kota-
kota di wilayah Indonesia besaran penyesuaiannya dapat
mengacu kepada faktor biaya pengiriman suatu lukisan secara
profesional.

B. TATA CARA PENILAIAN LUKISAN


Berdasarkan acuan yang telah ditetapkan, Penilai selanjutnya dapat
melakukan proses penyesuaian. Proses penyesuaian dalam rangka
22

penilaian lukisan dengan menggunakan pendekatan perbandingan


data pasar berdasarkan ketentuan Peraturan Direktur Jenderal
Kekayaan Negara ini dilakukan dua tahap sebagai berikut:
1. Penilaian lukisan dari Pelukis kelas A sampai dengan C
Untuk lukisan dari Pelukis kelas A sampai dengan C ini
memperhitungkan seluruh faktor (lima belas faktor),
perhitungannya dilakukan dalam 2 (dua) tahap, sebagai berikut:
a. Tahap pertama, dilakukan penyesuaian terhadap faktor
pelukis:
Dalam tahap pertama ini proses penyesuaian dilakukan dengan
perbandingan secara langsung antar kategori dari setiap Faktor
Pelukis, yaitu Faktor Kelas Pelukis dan Faktor Identifikasi
Karya. Perbandingan hanya dapat dilakukan dengan objek yang
berada paling tinggi 1 (satu) kelas di atas dan/atau 1 (satu)
kelas di bawah objek penilaian.
Pelaksanaan perbandingan dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Membandingkan nilai persentase faktor kelas pelukis dari
objek penilaian dengan masing-masing nilai persentase dari
pembanding, sehingga didapatkan nilai perbandingan faktor
pelukis di setiap pembanding;
2) Membandingkan nilai persentase faktor identifikasi dari objek
penilaian dengan masing-masing nilai persentase dari
pembanding, sehingga didapatkan nilai perbandingan faktor
identifikasi di setiap pembanding;
3) Mencari nilai rata-rata perbandingan faktor pelukis dari
setiap objek pembanding;
4) Mengalikan nilai rata-rata faktor pelukis dari setiap objek
pembanding sehingga didapatkan nilai objek pembanding
yang telah disesuaikan.

b. Tahap kedua, dilakukan penyesuaian terhadap faktor-faktor


lain yang mempengaruhi nilai, dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Masing-masing nilai objek pembanding yang telah
disesuaikan menjadi dasar nilai objek pembanding yang akan
disesuaikan pada tahap kedua;
23

2) Melakukan penyesuaian faktor tema dan aliran lukisan,


faktor fisik lukisan, faktor karya dan nilai sejarah dan faktor
pendapat ahli dengan cara mengurangkan nilai persentase
objek penilaian dengan nilai persentase objek pembanding
dari setiap faktor;
3) Menjumlahkan selisih lebih (+) dan selisih kurang (-) dari
setiap faktor untuk masing-masing objek pembanding
sehingga didapatkan total persentase penyesuaian;
4) Mengalikan total persentase penyesuaian dari setiap objek
pembanding dengan dasar nilai objek pembanding
sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 4), sehingga
didapatkan nilai indikasi objek pembanding;
5) Melakukan proses pembobotan nilai indikasi objek
pembanding sehingga didapatkan nilai objek penilaian.
2. Penilaian lukisan dari Pelukis kelas D
Untuk lukisan dari Pelukis kelas D ini memperhitungkan faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai, sebagai berikut:
a. Faktor media lukis
b. Faktor ukuran
c. Faktor frame lukisan
d. Fakor kondisi
e. Faktor kelangkaan
f. Faktor usia karya lukisan
g. Faktor lokasi karya

Contoh penilaian dengan pendekatan perbandingan data pasar


dengan melakukan penyesuaian terhadap faktor-faktor di atas dapat
dilihat pada angka IV.
24

III. TABEL BESARAN FAKTOR-FAKTOR PENYESUAIAN DALAM


PENILAIAN LUKISAN

Tabel 1
Pengaruh Faktor Pelukis terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Pengaruh
Subjek/Tema Lukisan
terhadap
Nilai
Kelas A (Mahakarya)
- Pelukis dengan karya mahakarya terbaik 2000% -
(greatest masterpiece) 1500%

Kelas B (Lingkup Internasional)


- Pelukis dengan karya mahakarya dunia 500%
(world masterpiece)
- Pelukis dengan karya mahakarya lingkup 300%
regional (lebih dari dua benua)
- Pelukis dengan mahakarya lingkup 200%
regional (kurang dari atau sama dengan
dua benua)

Kelas C (Lingkup Nasional)


- Pelukis lingkup nasional dengan kualitas 150%
sangat bagus
- Pelukis lingkup nasional dengan kualitas 100%
bagus
- Pelukis lingkup nasional dengan kualitas 50%
sedang

Tabel 2
Pengaruh Faktor Identifikasi Terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Pengaruh
Subjek/Tema Lukisan
terhadap
Nilai
Identifikasi diyakini tanpa keraguan
- Terdapat tanda tangan, tanggal dan nama 150%
pelukis di kanvas depan
- Terdapat tanda tangan pelukis dan tanggal 137%
di kanvas depan
- Terdapat tanda tangan pelukis di kanvas 130%
depan
- Terdapat monogram pelukis di kanvas 115%
depan
25

- Terdapat tanda tangan/monogram/nama 105%


pelukis di bagian belakang kanvas
- Diotentifikasi oleh museum besar 100%
- Diotentifikasi oleh kurator/ahli terkenal 87%
- Diotentifikasi oleh kurator/ahli berlisensi 60%
Identifikasi diyakini namun terdapat keraguan
- Diotentifikasi sekolah/keluarga/lingkaran 20%
dalam pelukis
- Tidak diotentifikasi 5%

Tabel 3
Pengaruh Faktor Subjek (Tema) terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Pengaruh
Subjek/Tema Lukisan
terhadap
Nilai
- Komposisi kubus, Venice 150%
- Komposisi abstrak, London, Telanjang 140%
- Landscape, Roma, Badai, Pemandangan 130%
laut, Perahu layar, gambar sejarah yang
bersifat penting, gambar orang terkenal
- Pemandangan berburu, Kuda, Interior, 120%
Danau, Musim dingin, musim panas,
buku, bunga/buah, musim gugur,
angkasa luar, sungai, Samudra, awan,
sunset, langit, bulan, pantai
- Abstrak, komposisi, pemandangan kota, 110%
expressionist, pegunungan, pertempuran
di laut, gambar diri perempuan muda yang
cantik
- Sapi merumput, nelayan, hutan, 100%
memanen, sex, kapal laut.
- Anjing, Kucing, pemandangan di kedai, 95%
petani, gambar diri wanita yang tidak
cantik, mobil, kapal, pesawat
- Binatang, pemandangan perang, ternak, 90%
pejuang, gambar diri anak-anak
- Gambar pasangan, gambar diri orang 80%
tidak terkenal
- Gambar diri laki-laki, tema keagamaan, 75%
tema lain
26

Tabel 4
Pengaruh Faktor Gaya/Aliran terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Pengaruh
Faktor Gaya/Aliran
terhadap
Nilai
- Impresionisme 120%
- Realisme, naturalisme 105%
- Abstraksionisme 102%
- Surealisme 100%
- Kubisme 90%
- Dadaisme 87%
- Op artist 84%
- Pop artist, Kaligrafi 80%

Tabel 5
Pengaruh Faktor Media Terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Media Pengaruh
terhadap Nilai
- Acrylic 94%
- Campuran 60%
- Pastel 23%
- Gouache 14%
- Cat air 10%
- Cat minyak 100%
- Lainnya 10%

Tabel 6
Pengaruh Faktor Ukuran Terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Pengaruh
Ukuran Lukisan
terhadap
Nilai
- Giant size (lebih besar dari 210 cm x 240 cm) 55%
- Oversized (130 cm x 170 cm s.d. 209 cm x 65%
239 cm)
- Extra large (115 cm x 140 cm s.d. 129 cm x 80%
169 cm)
- Sangat Besar (85 cm x 115 cm s.d. 114 cm x 110%
139 cm)
- Besar (60 cm x 80 cm s.d. 84 cm x 114 cm) 140%
- Medium (55 cm x 73 cm s.d. 59 cm x 79 cm) 100%
- Kecil (40 cm x 50 cm s.d. 54 cm x 72 cm) 75%
- Sangat Kecil (17 cm x 23 cm s.d. 39 cm x 49 55%
27

cm)
- Mikro (15 cm x 17 cm s.d. 16 cm x 22 cm) 47%
- Miniatur (lebih kecil dari15 cm x 17 cm) 40%

Tabel 7
Pengaruh Faktor Frame Terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Jenis Frame Pengaruh
terhadap
Nilai
- Frame secara profesional dengan frame 105%
yang mahal
- Frame dengan frame yang mahal 104%
- Frame yang bagus 102%
- Diberi frame 100%
- Tidak diberi frame 99%
- Frame harus di perbaiki 98%
- Frame harus di perbaiki secara profesional 97%
- Frame harus di perbaiki dan biaya 96%
perbaikan cukup mahal

Tabel 8
Pengaruh Faktor Kondisi Terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Pengaruh
Kondisi
terhadap
Nilai
- Kondisi sangat sempurna 127%
- Kondisi sempurna 113%
- Kondisi Bagus/Baik 100%
- Kondisi Sedang 90%
- Terdapat tanda bahwa pernah direstorasi 80%
- Perlu restorasi minor 60%
- Perlu restorasi besar 50%
- Tidak mungkin direstorasi karena kondisi 15%
yang sangat buruk

Tabel 9
Pengaruh Faktor Kelangkaan terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Faktor Kelangkaan Pengaruh
terhadap
Nilai
- Sangat sangat langka (tidak ada padanan) 150%
- Sangat Langka 135%
28

- Cukup langka 120%


- Langka 112%
- Biasa 100%
- Cukup banyak 85%
- Sangat banyak 80%
- Sangat-sangat banyak 62%
- Pasaran 10%

Tabel 10
Pengaruh Faktor Usia Karya Terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Usia Karya Pengaruh
terhadap
Nilai
- Lebih dari 500 tahun 150%
- 400-499 tahun 130%
- 300-399 tahun 120%
- 200-299 tahun 115%
- 100-199 tahun 110%
- 50-99 tahun 100%
- 25-49 tahun 98%
- 10-24 tahun 95%
- 1-10 tahun 92%
- Kurang dari 1 tahun 90%

Tabel 11
Pengaruh Faktor Nilai Historis Terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Nilai Historis Pengaruh
terhadap
Nilai
- Memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi 148%
Memiliki nilai sejarah yang tinggi 127%
- Memiliki nilai sejarah yang cukup penting 100%
- Kurang memiliki nilai sejarah 98%
- Tidak memiliki nilai sejarah 90%

Tabel 12
Pengaruh Faktor Provenance (Pemilik Sebelumnya) terhadap
Nilai Lukisan

Persentase
Faktor Provenance Pengaruh
terhadap
Nilai
- Sebelumnya dimiliki oleh museum yang 300%
29

termasuk Top 100 museum dunia


- Sebelumnya dimiliki oleh museum 150%
nasional
- Sebelumnya dimiliki oleh museum daerah 125%
- Sebelumnya dimiliki oleh kolektor/galeri 100%
terkenal
- Tidak ada catatan provenance 75%

Tabel 13
Pengaruh Faktor Publikasi Artis terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Faktor Publikasi Artis Pengaruh
terhadap
Nilai
- Terdaftar dalam ensiklopedia internasional 120%
atau katalog Top 100 Museum
- Terdaftar dalam publikasi internasional 100%
- Terdaftar publikasi nasional atau katalog 84%
museum nasional
- Terdaftar publikasi daerah atau katalog 80%
independen
- Terdaftar di beberapa publikasi 70%
- Tidak ada catatan mengenai publikasi 60%

Tabel 14
Pengaruh Faktor Konsensus Ahli terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Faktor Konsensus Ahli Pengaruh
terhadap
Nilai
- Lebih dari empat ahli atau lebih dari galeri 116%
sangat antusias dengan karya ini
- Secara umum memiliki nilai positif dalam 111%
dunia akademis atau memiliki otentifikasi
tertulis oleh ahli yang sangat diakui
- Tidak ada pendapat 100%
- Memiliki otentifikasi oleh galeri 97%
- Terdapat satu pendapat dari pemilik galeri 90%
yang meragukan karya ini
- Banyak pemilik galeri yang memiliki 70%
pendapat bahwa karya ini adalah karya
rendahan
- Pendapat secara umum atas karya ini 40%
kurang bagus atau terdapat pendapat
yang menyatakan karya ini palsu
30

Tabel 15
Pengaruh Faktor Lokasi Karya terhadap Nilai Lukisan

Persentase
Lokasi Karya Pengaruh
terhadap
Nilai
- Pusat Bisnis dan Mode dunia: 120%
New York, Paris, London, Roma, Los
Angeles
- Kota-kota Metropolitan di Eropa Barat, 105%
Asia dan Amerika: San Fransisco,
Hongkong, Singapore, Bangkok, Tokyo
- Kota-kota Metropolitan di Asia: 104%
Jakarta, Shanghai, Denpasar
- Kota-kota di Eropa Timur 103%
- Kota-kota di Asia 100%
- Surabaya, Batam 87%
- Kota-kota lain di Indonesia 70%
31

Tabel 16
Grading Pelukis

KELAS D
KELAS A (MAHAKARYA) KELAS B (INTERNASIONAL) KELAS C (NASIONAL)
(PASARAN)

1. PABLO PICASSO (1881-1973) 1. GIOTTO DI BONDONE (c.1267- 1. OTTO DJAYA


2. LEONARDO DA VINCI (1452-1519) 1337) 2. AGUS DJAYA
3. PAUL CÉZANNE (1839-1906) 2. WASSILY KANDINSKY (1866-1944)
3. WAKIDI
4. REMBRANDT VAN RIJN (1606- 3. CARAVAGGIO (1571-1610)
1669) 4. JOSEPH MALLORD WILLIAM 4. IDA BAGUS MADE

5. DIEGO VELÁZQUEZ (1599-1660) TURNER (1775-1851) 5. MASPIRNGADI


6. LE MAYEUR DE MERPRES,ADRIEN 5. JACKSON POLLOCK (1912-1956) Karya Pelukis yang
6. NYOMAN LEMPAD
JEAN 6. PAUL GAUGUIN (1848-1903) dijual di Pasar-pasar
7. IDA BAGUS NADERA seni
7. CLAUDE MONET (1840-1926) 7. MARK ROTHKO (1903-1970)
8. JAN VAN EYCK (1390-1441) 8. HENRI MATISSE (1869-1954) 8. IDA BAGUS WIDJA
9. ALBRECHT DÜRER (1471-1528) 9. JEAN-MICHEL BASQUIAT (1960- 9. SOBRAT, AA GDE
10. MICHELANGELO 1988)
10. HENK NGANTUNG
BUONARROTI (1475-1564) 10. EDVARD MUNCH (1863-1944)
11. FRANCISCO DE GOYA (1746- 11. PIET MONDRIAN (1872 -1944) 11. ABDULLAH SR

1828) 12. ANDY WARHOL (1928-1987) 12. KARTONO


32

12. VINCENT VAN GOGH (1853- 13. JOAN MIRÓ (1893-1983) YUDHOKUSUMO
1890) 14. MARC CHAGALL (1887-1985) 13. EDHI SUNARSO
13. ÉDOUARD MANET (1832-1883) 15. WILLEM DE KOONING (1904-
14. SOERONO
14. RAPHAEL (1483-1520) 1997)
HENDRONOTO
15. TITIAN (c.1476-1576) 16. PAUL KLEE (1879-1940)
16. PIERO DELLA 17. FRANCIS BACON (1909-1992) 15. HARIJADI

FRANCESCA (1416-1492) 18. GUSTAV KLIMT (1862-1918) SUMADIJAYA

17. PETER PAUL RUBENS (1577- 19. KAZIMIR MALEVICH (1878-1935) 16. ITZI TARMUDZI
1640) 20. MARCEL DUCHAMP (1887-1968)
17. SUROMO
18. TOMASSO MASACCIO (1401- 21. FRIDA KAHLO (1907-1954)
DARPOSAWEGO
1428) 22. SALVADOR DALÍ (1904-1989)
18. IDA BAGUS PUGIG
19. GUSTAVE COURBET (1819-1877) 23. MAX ERNST (1891-1976)
20. NICOLAS POUSSIN (1594-1665) 24. JASPER JOHNS (born 1930) 19. RIES MULDER
21. EUGÈNE DELACROIX (1798- 25. DAVID HOCKNEY (born 1937) 20. TRUBUS
1863) 26. UMBERTO BOCCIONI (1882-1916) SOEDARSONO
22. PAOLO UCCELLO (1397-1475) 27. ARSHILLE Frederic Edwin
21. KOBOT, I GUSTI
23. WILLIAM BLAKE (1757-1827) Church (1826-1900)
KETUT
24. ANDREA MANTEGNA (1431-1506 28. EDWARD HOPPER (1882-1967)
25. JAN VERMEER (1632-1675) 29. LUCIO FONTANA (1899-1968) 22. ABAB ALIBASYA

26. EL GRECO (1541-1614) 30. FRANZ MARC (1880-1916) 23. AHMAD SADALI
27. CASPAR DAVID 31. JAMES MCNEILL
33

FRIEDRICH (1774-1840) WHISTLER (1856-1921) 24. NYOMAN GUNARSA


28. WINSLOW HOMER (1836-1910 32. GORKY (1905-1948) 25. ERNZT DEZENTJE
29. GIORGIONE (1478-1510) 33. GEORGES BRAQUE (1882-1963)
26. GAMBIR ANOM
30. HANS HOLBEIN THE 34. GERHARD RICHTER (born 1932)
YOUNGER (1497-1543) 35. JAMES ENSOR (1860-1949) 27. BAGONG

31. EDGAR DEGAS (1834-1917) 36. RENÉ MAGRITTE (1898-1967) KUSUDIARJO

32. FRA ANGELICO (1387-1455) 37. EL LISSITZKY (1890-1941) 28. BUT MOCHTAR
33. GEORGES SEURAT (1859-1891) 38. EGON SCHIELE (1890-1918)
29. LIM WASIM
34. JEAN-ANTOINE 39. ROY LICHTENSTEIN (1923-1977)
30. MOCHTAR APIN
WATTEAU (1684-1721) 40. GEORGIA O'KEEFE (1887-1986)
35. TINTORETTO (1518-1594) 41. GIORGIO DE CHIRICO (1888- 31. NASJAH JAMIN
36. SANDRO BOTTICELLI (1445- 1978) 32. POPO ISKANDAR
1510) 42. FERNAND LÉGER (1881-1955)
33. RUSTAMADJI
37. JOACHIM PATINIR (1480-1524) 43. BASUKI ABDULLAH
38. DUCCIO DA 44. SOEDJOJONO 34. SUDJONO

BUONISEGNA (c.1255/60 – 45. AFFANDI ABDULLAH

1318/19) 46. DULLAH 35. SRIHADI


39. ROGER VAN DER 47. LEE MANG FONG SUDARSONO
WEYDEN (1399-1464) 48. HENDRA GUNAWAN
36. YANI MARIANI S
40. JOHN CONSTABLE (1776-1837) 49. DIEGO RIVERA
37. BATARA LUBIS
41. JACQUES-LOUIS DAVID (1748- 50. R. BONNET
34

1825) 51. WALTER SPIES 38. BARLI


42. HIERONYMUS BOSCH (1450- 52. CARUVABIAS 39. IDA BAGUS WIRI
1516) 53. ARIE SMITH
40. TUNGEH, I KETUT
43. PIETER BRUEGEL THE 54. ANTONIO BLANCO
ELDER (1528-1569) 55. HAN SNEIL 41. TATANG GANAR

44. SIMONE MARTINI (1284-1344) 56. DOOIJEWAARD, WILLEN 42. TURAS, AA GDE
45. THEODORE GÉRICAULT (1791- 57. HOFKER, W.G. RAKA
1824) 58. JAN CYBIS
43. WARDOYO
46. WILLIAM HOGARTH (1697-1764) 59. JAN STYKA
44. I FANTZE
47. CAMILLE COROT (1796-1875) 60. ROLLAND STRASSER
48. HANS MEMLING (1435-1494) 61. RUSSEL FLINT. W
49. AMEDEO MODIGLIANI (1884- 62. THEO MEYER
1920) 63. CRISTIANO RENATO
50. GEORGES DE LA TOUR (1593- 64. AMATO. L
1652) 65. AMORSOLO, FERNANDO
51. GENTILESCHI,
ARTEMISIA (1597-1654)
52. JEAN FRANÇOIS MILLET (1814-
1875)
53. FRANCISCO DE
ZURBARÁN (1598-1664)
35

54. CIMABUE (c.1240-1302)


55. DANTE GABRIEL
ROSSETTI (1828-1882)
56. FRANS HALS (c.1580-1666)
57. CLAUDE LORRAIN (1600-1682)
58. GUSTAVE MOREAU (1826-1898)
59. JEAN-AUGUSTE-DOMINIQUE
INGRES (1780-1867)
60. PIERRE-AUGUSTE
RENOIR (1841-1919)
61. RADEN SALEH
62. MAKOVSKY, KONSTANTIN
EGOROVICH
36

IV. CONTOH PENILAIAN LUKISAN

Contoh 1:
Istana Bogor memiliki ratusan buah koleksi lukisan-lukisan yang berumur
lebih dari 50 tahun. Berdasarkan kebijakan yang diambil Presiden, beberapa
lukisan karya pelukis asing yang tidak memiliki kaitan sejarah yang kuat
dengan istana dan biaya pemeliharaannya dianggap membebani akan
dihapuskan. Sebuah lukisan karya pelukis kelahiran Belgia yaitu Adrien Jean
Le Mayeur de Merpres (Le Mayeur) dengan judul “Bermain di Kolam”
diusulkan untuk dihapuskan melalui penjualan secara lelang. Untuk
mendapatkan gambaran nilai wajar, Tim Penilai Internal DJKN diminta
melakukan penilaian atas lukisan tersebut.
Beberapa fakta yang didapatkan oleh Tim Penilai dari pelaksanaan inspeksi
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Lukisan tersebut merupakan lukisan dengan media oil on canvas;
2. Aliran lukisan tersebut termasuk kategori impresionisme;
3. Ukuran lukisan termasuk kategori oversized (150 cm X 200 cm);
4. Tahun pembuatan diperkirakan berkisar pada tahun 1957-1958;
5. Karya lukisan tersebut termasuk di dalam katalog yang diterbitkan oleh
salah satu Galeri terkemuka di Belgia yaitu Antonie Wiertz Gallery dan
mendapat kritik positif dari ahli di Belgia.
Tim Penilai mendapatkan data pembanding berupa 2 (dua) buah lukisan
karya Le Mayeur, dan 1 (satu) buah lukisan karya Affandi.

Hasil pelaksanaan penilaian dengan perbandingan data pasar adalah sebagai


berikut:

Seniman : Affandi
Judul : Topeng
Tema : Manusia
Tahun : 1975

Media : Cat minyak di atas kanvas


Tandatangan : Tida ada
Ukuran : 105 x 128 cm
Tahun Perolehan : 1975

Kondisi : Baik
37

Faktor Data Pembanding Data Pembanding Data Pembanding Objek Penilaian


Pembanding
I II III

Judul Bermain di
Ni Pollok Ayam Jago Festival Pura Kolam
Le Mayeur de
Merpres,Adrien
Seniman Le Mayeur Affandi Le Mayeur Jean
Kelas
Pelukis Kelas A Kelas B Kelas B Kelas A
Terdapat Terdapat Terdapat
Identifikasi tandatangan di tandatangan di Terdapat tandatangan di tandatangan di
Pelukis kanvas depan kanvas depan kanvas depan kanvas depan
Tema Perempuan cantik Hewan Tema Keagamaan Tema lain
Gaya Impresionis Abstrak Impresionis Impresionis
Cat minyak di atas Cat minyak di Cat minyak di atas Cat minyak di
Media kanvas atas kanvas kanvas atas kanvas
99 x 129 cm 99 x 129 cm 100 x 130 cm (Sangat 150 x 200 cm
Ukuran (Sangat Besar) (Sangat Besar) Besar) (Oversized)
Frame Kayu
Berukir Klasik
Frame Frame Bagus Frame Mahal Frame Profesional-Mahal (Bagus)
Baik Sudah
Kondisi Baik direstorasi Baik Baik
Kelangkaan Sangat langka Sangat langka Sangat langka Sangat langka
Tahun
Pembuatan
(usia) 1950 1971 (39 tahun) 1974 (36 tahun) 1957-1958
Nilai historis cukup penting cukup penting cukup penting cukup penting
Galeri Nasional
Provenance Kerabat Le Mayeur Indonesia Galeri Swasta Istana
Publikasi Katalog Katalog
Artis Katalog terkemuka terkemuka Katalog terkemuka terkemuka
Konsensus Dikagumi satu
Ahli Tidak ada Tidak ada Tidak ada ahli
Lokasi
Karya Bali Hong Kong Hong Kong Jakarta
Waktu
transaksi Awal 2007 Juli 2011 Desember 2009 Juli 2011
Jenis
Transaksi Jual Beli Jual Beli Jual Beli Lelang

Harga (Rp) 10.000.000.000,00 3.900.000.000,00 8.450.000.000,00


38

Penyesuaian Tahap I:
Faktor Data Data Pembanding Data Pembanding
Pembanding Pembanding I II III

Kelas Pelukis 100% 300% 100%


Identifikasi
Pelukis 100% 100% 100%
Rata-Rata 100% 200% 100%
Nilai
Penyesuaian
Tahap I 10.000.000.000,00 7.800.000.000,00 8.450.000.000,00

Pada Tahap I ini dilakukan perbandingan secara langsung antara objek


penilaian dengan data pembanding pasar. Faktor yang diperbandingkan
secara langsung adalah Faktor Kelas Pelukis dan Faktor Identifikasi Pelukis.
Perbandingan secara langsung dilakukan sebagai berikut:
1. Faktor Kelas Pelukis
Le Mayeur merupakan Pelukis dengan kelas A (Mahakarya), namun bila
dibandingkan pelukis Mahakarya lainnya, Le Mayeur berada pada lapisan
kedua ataupun ketiga, sedangkan Affandi merupakan pelukis Kelas B
(Lingkup Internasional).
Pelukis Kelas A memiliki persentase pengaruh terhadap nilai sebesar
2000%-1500%, karena Le Mayeur berada dilapisan kedua Kelas A, maka
persentase pengaruh kelas Le Mayeur terhadap nilai lukisan ditetapkan
oleh Penilai sebesar 1500%. Sedangkan Affandi termasuk Kelas Pelukis B
yang memiliki kualitas karya mahakarya lingkup regional (berdasarkan
catatan, karya Affandi dikoleksi oleh kolektor di beberapa Negara / lebih
dari dua benua), karenanya Penilai menetapkan bahwa pengaruh Kelas
Affandi terhadap nilai lukisan adalah sebesar 300%.
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan pembandingan secara langsung
dengan hasil sebagai berikut:
- Pembanding I : 100%, didapat dari 1500% (pengaruh nilai objek
penilaian) dibagi 1500% (pengaruh nilai pembanding I).
- Pembanding II : 300% didapat dari 1500% (pengaruh nilai objek
penilaian) dibagi 500% (pengaruh nilai pembanding II).
- Pembanding III : 100%, didapat dari 1500% (pengaruh nilai objek
penilaian) dibagi 1500% (pengaruh nilai pembanding III).
2. Faktor Identifikasi Pelukis
Karena semua lukisan yang dijadikan sebagai pembanding yang digunakan
dan objek lukisan yang dinilai semua diidentifikasi diyakini tanpa
keraguan dan memiliki tanda tangan artis di kanvas depan. Maka
pembandingan secara langsung mendapatkan hasil sebagai berikut:
- Pembanding I : 100%, didapat dari 130% (pengaruh nilai objek penilaian)
dibagi 130% (pengaruh nilai pembanding I).
39

- Pembanding II : 100% didapat dari 130% (pengaruh nilai objek penilaian)


dibagi 130% (pengaruh nilai pembanding II).
- Pembanding III : 100%, didapat dari 130% (pengaruh nilai objek
penilaian) dibagi 130% (pengaruh nilai pembanding III).
Setelah dilakukan pembandingan secara langsung terhadap dua nilai
persentase dari masing-masing pembanding dirata-ratakan, dan
selanjutnya nilai rata-rata tersebut dikalikan dengan harga dari masing-
masing pembanding, sehingga didapatkan nilai penyesuaian tahap I dari
masing-masing pembanding sebagaimana tersebut diatas.
Selanjutnya pada tahap II dilakukan proses penyesuaian terhadap faktor-
faktor lainnya dengan melakukan penyesuaian berdasarkan selisih antara
nilai persentase objek penilaian dengan angka persentase objek
pembanding.
Sebagai contoh pembanding adalah lukisan bergaya impresionisme
(pengaruh nilai 120%), sedangkan objek penilaian adalah lukisan bergaya
surealisme (pengaruh nilai 100%), maka besarnya penyesuaiannya adalah
-20% (100% dikurang 120%).
Faktor Data Data Data
Pembanding Pembanding I Pembanding II Pembanding III

Tema -35.0% -15.0% 0.0%


Gaya 0.0% 18.0% 0.0%
Media 0.0% 0.0% 0.0%
Ukuran -35.0% -35.0% -35.0%
Frame 0.0% -2.0% -3.0%
Kondisi 0.0% 20.0% 0.0%
0.0% 0.0% 0.0%
Kelangkaan
Tahun
Pembuatan 0.0% 2.0% 0.0%
(usia)
Nilai historis 0.0% 0.0% 0.0%
Provenance 50.0% 0.0% 50.0%
Publikasi Artis 0.0% 0.0% 0.0%
Konsensus Ahli 11.0% 11.0% 11.0%
Lokasi Karya 0.0% -1.0% -1.0%
Waktu 0.0%
15.0% 7.5%
transaksi
Jenis Transaksi -5.0% -5.0% -5.0%
Jumlah -7%
-1% 24.5%
Penyesuaian
Indikasi Nilai 10.100.000.000,00 7.254.000.000,00 10.520.250.000,00
Pembobotan 40% 35% 25%

Nilai Lukisan Rp. 9.208.962.500,00

Pembulatan Rp. 9.208.963.000,00


40

Contoh 2:
Dalam rangka penjualan barang milik/harta kekayaan lain milik penanggung
utang, Ketua PUPN Cabang Jakarta memerintahkan pelaksanaan penilaian
atas sebuah lukisan milik penanggung utang tersebut. Lukisan tersebut
adalah sebuah lukisan karya Affandi berjudul “Manusia dan Topeng”.
Beberapa fakta yang didapatkan oleh Tim Penilai dari pelaksanaan inspeksi
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Lukisan tersebut merupakan lukisan dengan media oil on canvas;
2. Aliran lukisan tersebut termasuk kategori abstrak;
3. Ukuran lukisan termasuk kategori very large (105 cm X 128 cm);
4. Tahun pembuatan diperkirakan berkisar pada tahun 1975;
5. Karya lukisan tersebut termasuk di dalam katalog yang diterbitkan oleh
salah satu Galeri Nasional Jakarta.
Tim Penilai mendapatkan data pembanding berupa 3 (tiga) buah lukisan
karya Affandi.

Hasil pelaksanaan penilaian dengan perbandingan data pasar adalah sebagai


berikut:

Objek : Lukisan Dinding


Seniman : Affandi
Judul : Manusia dan Topeng
Tema : Manusia
Tahun : 1975
Cat minyak di atas
Media : kanvas
Tandatangan : ada
Ukuran : 105 x 128 cm
Tahun Perolehan : 1975
Kondisi : Baik
41

Faktor Data Pembanding Data Pembanding Data Pembanding Objek Penilaian


Pembanding
I II III

Judul Manusia dan


Potret Diri Penjual Tuak Potret Diri Topeng
Seniman Affandi Affandi Affandi Affandi
Kelas
Pelukis Kelas B Kelas B Kelas B Kelas B
Identifikasi
Pelukis Ada tanda tangan Ada tanda tangan Ada tanda tangan Ada tanda tangan
Manusia (orang Manusia (tidak
Tema terkenal) terkenal) Manusia (terkenal) Manusia (terkenal)
Gaya Abstrak Abstrak Abstrak Abstrak
Cat minyak di Cat minyak di atas Cat minyak di atas Cat minyak di
Media atas kanvas kanvas kanvas atas kanvas
99 x 129 cm 99 x 129 cm 100 x 130 cm 105 x 128 cm
Ukuran (Sangat Besar) (Sangat Besar) (Sangat Besar) (Sangat Besar)
Frame Profesional-
Frame Frame Profesional Frame Mahal Mahal Frame Standar
Baik Sudah
Kondisi Baik direstorasi Baik Baik
Kelangkaan Sangat langka Sangat langka Sangat langka Sangat langka
Tahun
Pembuatan
(usia) 1975 (35 tahun) 1971 (39 tahun) 1979 (32 tahun) 1975 (35 tahun)
Nilai
historis cukup penting cukup penting cukup penting cukup penting
Galeri Nasional
Provenance Istana Indonesia Galeri Swasta Istana
Publikasi Katalog Katalog Singapore Katalog
Artis terkemuka Katalog terkemuka Art Museum terkemuka
Konsensus Ada beberapa Dikagumi satu
Ahli kontroversi Tidak ada Tidak ada ahli
Lokasi
Karya Jakarta Hong Kong Hong Kong Jakarta
Waktu
transaksi Desember 2009 Mei 2011 Oktober 2010 Oktober 2011
Jenis
Transaksi Jual Beli Lelang Lelang Lelang

Harga (Rp) 3.450.000.000,00 2.329.448.000,00 3.781.917.000,00


42

Penyesuaian Tahap I:
Faktor Data Data Data
Pembanding Pembanding I Pembanding II Pembanding III

Kelas Pelukis 100% 100% 100%


Identifikasi
Pelukis 100% 100% 100%
Rata-Rata 100% 100% 100%
Nilai
Penyesuaian
3.450,000,000.00 2.329.448.000,00 3.781.917.000,00
Tahap I

Penyesuaian Tahap II:


Faktor Data Data Data
Pembanding Pembanding I Pembanding II Pembanding III

Tema -50% 0% -50%


Gaya 0% 0% 0%
Media 0% 0% 0%
Ukuran 0% 0% 0%
Frame -5% -4% -5%
Kondisi 0% 20% 0%

Kelangkaan 0% 0% 0%
Tahun
Pembuatan
(usia) 0% 0% 0%
Nilai historis 0% 0% 0%
Provenance 0% 0% 50%
Publikasi Artis 0% 0% 0%
Konsensus Ahli 41% 11% 11%
Lokasi Karya 0% -1% -1%
Waktu transaksi 10% 1% 0%
Jenis Transaksi -5% 0% 0%
Jumlah 27%
-9% 5%
Penyesuaian
Indikasi Nilai 3,139,500,000 2,958,398,960 3,971,012,850
Pembobotan 40% 30% 30%
1,255,800,000 887,519,688 1,191,303,855
Nilai Lukisan Rp. 3.334.623.543,00
Pembulatan Rp. 3,334,624,000,00

DIREKTUR JENDERAL,
Salinan sesuai dengan aslinya KEKAYAAN NEGARA
Sekretaris Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara ttd.
u.b.
Kepala Bagian Umum, HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006

Anugrah Komara
NIP 19621125 198310 1 001
43

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR PER- 10 /KN/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN
LUKISAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA PASAR

CONTOH LAPORAN PENILAIAN LUKISAN

No : Lap- /KN.6/03.03/2011

LAPORAN PENILAIAN LUKISAN


EKS BPPN (BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL)

BERJUDUL ”MANUSIA DAN TOPENG” KARYA AFFANDI


DAN

BERJUDUL “WOMAN SEATED BEFORE AN OPEN DOOR, PEELING


POTATOES” KARYA VINCENT VAN GOGH

DI JAKARTA

TANGGAL PENILAIAN
20 OKTOBER 2011

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


SURAT PENGANTAR
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
2011
DIREKTORAT PENILAIAN
44

No : Lap- /KN.6/03.03/2011
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Laporan Penilaian Lukisan Eks BPPN

Jakarta, 2011

Yth. Direktur Jenderal Kekayaan Negara


Up. Direktur Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain
Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4
Jakarta Pusat

Sesuai dengan Surat Tugas Nomor: ST-0589/KN.6/2011 tanggal 15


Oktober 2011 untuk melakukan penilaian barang-barang eks BPPN berupa
lukisan, dengan ini kami sampaikan laporan hasil penilaian objek penilaian
dimaksud dengan tujuan menentukan Nilai Wajar dalam rangka
pemindahtanganan melalui lelang.

Laporan Penilaian dengan keseluruhan isi beserta lampirannya


menjelaskan rincian pendekatan dan metode penilaian serta data pendukung
yang digunakan dalam analisis penilaian dimaksud sesuai dengan penelitian
lapangan yang telah kami lakukan.

Setelah mempertimbangkan data dan informasi yang objektif, kami


mengambil simpulan bahwa Nilai Wajar objek penilaian berupa lukisan
“Manusia dan Topeng” karya Affandi dan lukisan “Woman Seated Before An
Open Door, Peeling Potatoes” karya Vincent Van Gogh yang berlokasi di
Gedung Eks Bank Dhanautama (Komisi Hukum Nasional RI), Jalan
Diponegoro Nomor 64, Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2011 adalah sebesar :

Rp 25.316.129.000,00

(Dua puluh lima miliar tiga ratus enam belas juta seratus dua puluh
sembilan ribu rupiah)

Kami menyatakan bahwa di dalam penilaian ini, kami tidak mempunyai


kepentingan apapun terhadap objek penilaian tersebut, baik saat ini maupun
masa yang akan datang dan setiap yang membatasi dinyatakan dalam laporan
penilaian ini.

Hormat kami,
Ketua Tim Penilai

Odi Renaldi
NIP 19730705 199403 1 001
45

DAFTAR ISI
Halaman

Lembar Judul 1

Surat Pengantar 2

Daftar Isi 3
Sertifikasi Nilai 4

Pernyataan, asumsi-asumsi dan syarat-syarat yang membatasi 5

Ringkasan Nilai 6

I. LINGKUP PELAKSANAAN PENILAIAN 7


A. Dasar Penugasan 7
B. Tujuan Penilaian 7
C. Tanggal Survei Lapangan dan Tanggal Penilaian 7
D. Definisi Nilai 7
E. Deskripsi Objek Penilaian 7
E.1. Aspek Legalitas dan Identifikasi Objek Penilaian 7

E.2. Kondisi Fisik Objek Penilaian 8

F. Penilaian 8

II. SIMPULAN NILAI 10

LAMPIRAN:

A. Foto Objek Penilaian


B. Analisis Perhitungan Nilai
C. Surat Tugas
D.Berita Acara Survei Lapangan
E. Data Pendukung Lainnya
46

SERTIFIKASI NILAI

Tim Penilai menyatakan bahwa nilai yang dihasilkan adalah :

1. Berdasarkan pengetahuan dan data yang diperoleh dari hasil survei serta
dari pihak-pihak tertentu sebagai nara sumber yang terpercaya;
2. Berdasarkan pernyataan atas fakta yang ada terkini, yang dinyatakan
dalam laporan ini;
3. Berdasarkan atas analisis, opini dan simpulan nilai yang dibatasi oleh
asumsi, kondisi dan syarat pembatas;
4. Berdasarkan pada kondisi tidak dipengaruhi kepentingan finansial pada
saat ini dan masa yang akan datang atas objek penilaian;
5. Berdasarkan pada peninjauan langsung terhadap objek penilaian dalam
laporan ini.
Laporan ini disusun dengan berpedoman pada peraturan terkait dan
mempertimbangkan ketentuan-ketentuan dalam Standar Penilaian
Indonesia (SPI).
47

PERNYATAAN, ASUMSI DAN SYARAT-SYARAT YANG MEMBATASI

Tim Penilai menyatakan dan membuat asumsi sebagai berikut :

1. Penilaian dilakukan berdasarkan data dan informasi yang disampaikan


oleh sumber yang dapat dipercaya dan atas ketidakbenaran data dan/atau
informasi tersebut bukan menjadi tanggung jawab Penilai.
2. Objek penilaian dinilai sebagai objek yang bebas dari segala beban atasnya,
kecuali dinyatakan lain.
3. Objek Penilaian dan Objek Pembanding dinyatakan sebagai karya asli
berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh pengelola/pemilik objek
penilaian dan objek pembanding tersebut. Penilai tidak memberikan
pendapat atas kebenaran penyataan tersebut, karenanya tanggung jawab
atas kebenaran pernyataan mengenai keaslian objek penilaian dan objek
pembanding merupakan tanggung jawab pengelola objek tersebut.
4. Keterangan yang diberikan oleh pihak lain dianggap relevan dan layak
selama berdasarkan analisis objektif yang dilakukan Penilai.
5. Penilaian dilaksanakan dengan mempertimbangkan batasan dan peraturan
pemerintah yang terkait dengan objek penilaian, kecuali dinyatakan lain.

Laporan Penilaian ini dibuat dengan syarat batasan umum sebagai berikut :

1. Nilai yang digunakan adalah dalam mata uang rupiah.


2. Laporan ini bersifat rahasia dan tidak dapat disebarluaskan baik secara
keseluruhan maupun sebagian tanpa ijin dari Tim Penilai dan pemberi
tugas.
3. Penilaian ini hanya digunakan untuk tujuan sebagaimana disebutkan
dalam laporan ini, dan Tim Penilai tidak bertanggung jawab terhadap
penggunaan untuk tujuan lainnya.
4. Ketua dan anggota tim menandatangani simpulan nilai dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas hasil laporan penilaian ini.
48

RINGKASAN NILAI

Objek Penilaian : Lukisan Eks BPPN.

Jumlah Lukisan : 2 (dua) buah

Keberadaan Objek : Gedung Eks Bank Dhanautama (Komisi Hukum

Nasional RI) JalanDiponegoro Nomor 64, Jakarta

Nama Pemilik : Eks BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional)


Alamat Pemilik :-
Pendekatan Penilaian : Pendekatan Data Pasar (Market Approach)

Nilai Wajar :Rp 25.316.129.000,00

(Dua puluh lima miliar tiga ratus enam belas juta


seratus dua puluh sembilan ribu rupiah)

No Judul Pelukis NilaiWajar (Rp.)

1. Manusia Dan Topeng Affandi 3.334.624.000,00

2. Woman Seated Before An Open Vincent Van 21.981.505.000,00


Door, Peeling Potatoes” Karya Gogh

TOTAL 25.316.129.000,00
49

I. LINGKUP PELAKSANAAN PENILAIAN


A. DASAR PENUGASAN
Dasar penugasan adalah Surat Tugas Nomor: ST-0589/KN.6/2011 tanggal
15 Oktober 2011 untuk melakukan penilaian barang-barang eks BPPN
berupa lukisan.

B. TUJUAN PENILAIAN
Tujuan penilaian adalah untuk mengemukakan pendapat atas Nilai Wajar
dalam rangka pemindahtanganan melalui lelang 2 (dua) buah lukisan eks
BPPN dengan judul “Manusia dan Topeng” karya Affandi dan “Woman
Seated Before An Open Door, Peeling Potatoes” karya Vincent Van
Gogh yang berlokasi di eks Gedung Bank Dhanautama (Komisi Hukum
Nasional RI), Jalan Diponegoro Nomor 64, Jakarta.

C. TANGGAL SURVEI LAPANGAN DAN TANGGAL PENILAIAN


Survei atas objek penilaian dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2011
sampai dengan tanggal 20 Oktober 2011 dan untuk tanggal Penilaian
ditetapkan pada tanggal20 Oktober 2011.

D. DEFINISI NILAI
Nilai Pasar, selanjutnya sesuai ilmu akuntansi disebut sebagai Nilai Wajar,
adalah perkiraan jumlah uang pada tanggal Penilaian, yang dapat diperoleh
dari transaksi jual beli, hasil penukaran, atau penyewaan suatu properti,
antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat menjual
atau antara penyewa yang berminat menyewa dan pihak yang berminat
menyewakan dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang penawarannya
dilakukan secara layak dalam waktu yang cukup, dimana kedua pihak
masing-masing mengetahui kegunaan properti tersebut bertindak hati-hati,
dan tanpa paksaan (PMK Nomor 179/PMK.06/2009).

E. DESKRIPSI OBJEK PENILAIAN


E.1. Aspek Legalitas dan Identifikasi Objek Penilaian

Objek Penilaian : Lukisan Eks BPPN dengan deskripsi sebagai berikut:

I. Manusia dan Topeng karya Affandi

1 Tema Manusia

Tahun Pembuatan
2 1975 (36 tahun)
(usia)
50

Oil on canvas (cat minyak di atas


3 Media
kanvas)

4 Ukuran 105 X 128 cm (sangat besar)

5 Kondisi Bagus

Atribusi/Tanda
6 Ada (bawah kiri)
tangan

7 Frame Frame standar (kayu)

8 Gaya/Aliran Abstrak

Sangat Langka (berdasarkan daftar


koleksi karya Affandi, sangat sedikit
9 Kelangkaan
yang memadukan antara wajah dan
topeng)

Cukup penting, berdasarkan kajian


atas koleksi Affandi, karya ini cukup
penting karena merupakan karya
10 Nilai historis yang pertama kali disukai oleh
banyak pihak dan sempat dipinjam
oleh Istana untuk beberapa event
penting

11 Provenance Istana

12 Katalog Pernah masuk Katalog Galeri Nasional

Terdapat satu pendapat dari kurator


dari Balai Lelang Christie yang
13 Konsensus Ahli
menyatakan karya ini adalah karya
paling monumental dari Affandi

14 Lokasi Karya Jakarta

II. Woman Seated Before An Open Door, Peeling Potatoes karya Vincent Van
Gogh

1 Tema Manusia

Tahun Pembuatan
2 1885 (126 tahun)
(usia)

Oil on canvas (cat minyak di atas


3 Media
kanvas)

4 Ukuran 36,5 X25 cm (Kecil)


51

5 Kondisi Bagus

6 Atribusi/Tandatangan Ada (bawah kiri)

7 Frame Frame standar (kayu)

8 Gaya/Aliran Impresionisme

9 Kelangkaan Sangat Langka

Cukup penting, berdasarkan kajian


atas koleksi Van Gogh, karya ini
merupakan karya pertama yang
10 Nilai historis
dipamerkan dalam pameran tunggal
pertama Van Gogh di Amsterdam
tahun 1940

11 Provenance Roterdam Art Gallery

J. Hulsker, The New Complete Van


12 Katalog Gogh: Paintings, Drawings, and
Sketches, Amsterdam, 1996

Cukup banyak ahli seperti C. Mouwen


Jr., Breda, H Doyerdan lain-lain yang
13 Konsensus Ahli
memberikan catatan positif atas karya
ini

14 Lokasi Karya Jakarta

E.2. Sejarah Pelukis


E.2.1 Affandi
Affandi Koesoema seorang pelukis yang dikenal dengan maestro seni
lukis Indonesia. Affandi lahir di Cirebon Jawa Barat, pada tahun 1907.
Bakat gaya lukisan Affandi yang terkenal dengan eskpresionisnya yang
khas. Pada tahun 1950-an Affandi banyak melakukan pameran di India,
Eropa dan Amerika Serikat. Affandi seorang pelukis yang produktif, sudah
ribuan karya yang dibuatnya semasa hidupnya. Simbol lukisan Affandi
yang berupa bentuk tangan yang menyerupai cakar, kaki, dan matahari
atau bunga matahari sebagai kepalanya, selalu hadir dalam karya-
karyanya. Matahari sebagai sumber energi dan kehidupan adalah unsur
yang sering kali diidentifikasikan dengan Affandi.

Sepanjang perjalanan hidupnya, potret diri merupakan tema penting


dalam karya-karyanya. Potret diri merupakan semacam kronik yang
menceritakan tahapan kehidupan selama lima puluh tahun yang dijalani
52

oleh seorang Affandi, yang tidak pernah mau melukis apapun selain apa
yang dilihatnya melalui kedua matanya dalam bentuk yang paling jujur
dan apa adanya, yang kemudian dituangkannya dalam bentuk yang
baginya melebihi realisme sebuah foto. Affandi memulai mengembangkan
kemampuan melukisnya dalam masa pergolakan di tahun 1940-an, ketika
Indonesia sedang berjuang untuk kemerdekaanya. Ia juga membuat poster
– poster perjuangan. Selama masa pendudukan Jepang tahun 1942 – 1945
ia menghabiskan waktunya di Bali, dimana ia menggambar kehidupan di
desa, kemiskinan, maupun keseharian bernuansa tradisional yang
ditemuinya. Ia cenderung menggambarkan aspek-aspek kehidupan seperti
apa yang dilihatnya saat itu.

E.2.2 Vincent Van Gogh


Vincent Willem van Gogh (30 Maret 1853 – 29 Juli 1890)
adalah pelukis pasca-impresionis Belanda. Lukisan-lukisan dan gambar-
gambarnya termasuk karya seni yang terbaik, paling terkenal, dan paling
mahal di dunia. Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis terbesar
dalam sejarah seni Eropa.

Pada masa mudanya Van Gogh menggunakan warna-warna yang


suram. Baru ketika di Paris ia berjumpa dengan impresionisme dan neo-
impresionisme yang warna-warnanya yang lebih cerah dan gaya
lukisannya dikembangkannya menjadi sebuah gaya yang unik dan mudah
dikenali. Gaya lukisannya ini mencapai tingkat perkembangannya yang
penuh ketika ia tinggal di Arles, Perancis.

F. PENILAIAN
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Pendekatan
Perbandingan Data Pasar (Market Approach). Pendekatan penilaian ini
dilakukan dengan cara mempertimbangkan data penjualan dan/atau data
penawaran dari objek pembanding sejenis atau pengganti dan data pasar
yang terkait melalui proses perbandingan. Berdasarkan pendekatan
tersebut dan perhitungan terlampir, diperoleh hasil sebagai berikut :
53

Penilaian lukisan eks BPPN berupa lukisan “Manusia dan Topeng” karya
Affandi dan “Woman Seated Before An Open Door, Peeling Potatoes”
karya Vincent Van Gogh adalah sebesar :

Rp 25.316.129.000,00

(Dua puluh lima miliar tiga ratus enam belas juta seratus dua puluh
sembilan ribu rupiah)
54

SIMPULAN NILAI

Berdasarkan data/informasi, analisis, asumsi dan kondisi pembatas, menurut


kami Nilai Wajar atas Objek Penilaian pada tanggal 20 Oktober 2011 adalah
sebesar :

Rp 25.316.129.000,00

(Dua puluh lima miliar tiga ratus enam belas juta seratus dua puluh
sembilan ribu rupiah)

TIM PENILAI

NAMA/NIP TANDA TANGAN

1 Odi Renaldi

NIP 19730705 199403 1 001

2 JevanSunarko

NIP 19790615 200012 1 004

3 Robert Munthe

NIP 19780921 200012 1 002


55

LAMPIRAN LAPORAN PENILAIAN

 FOTO OBJEK PENILAIAN


 PERHITUNGAN NILAI
56

“Manusia danTopeng” karya Affandi

“Woman Seated Before An Open Door, Peeling Potatoes ”karya Vincent


Van Gogh
57

PERHITUNGAN LUKISAN MANUSIA DAN TOPENG KARYA AFFANDI

Faktor
Data Pembanding Data Pembanding Data Pembanding Objek Penilaian
Pembanding
I II III

Judul Manusia dan


Potret Diri Penjual Tuak Potret Diri Topeng
Seniman Affandi Affandi Affandi Affandi
Kelas Pelukis Kelas B Kelas B Kelas B Kelas B
Identifikasi
Pelukis Ada tandatangan Ada tandatangan Ada tandatangan Ada tandatangan
Manusia (orang Manusia (tidak Manusia
Tema terkenal) terkenal) Manusia (terkenal) (terkenal)
Gaya Abstrak Abstrak Abstrak Abstrak
Cat minyak di atas Cat minyak di Cat minyak di Cat minyak di
Media kanvas atas kanvas atas kanvas atas kanvas
99 x 129 cm 99 x 129 cm 100 x 130 cm 105 x 128 cm
Ukuran (Sangat Besar) (Sangat Besar) (Sangat Besar) (Sangat Besar)
Frame Profesional-
Frame Frame Profesional Frame Mahal Mahal Frame Standar
Baik Sudah
Kondisi Baik direstorasi Baik Baik
Kelangkaan Sangat langka Sangat langka Sangat langka Sangat langka
Tahun
Pembuatan
(usia) 1975 (35 tahun) 1971 (39 tahun) 1979 (32 tahun) 1975 (35 tahun)
Nilai historis Cukup penting Cukup penting Cukup penting Cukup penting
Galeri Nasional
Provenance Istana Indonesia Galeri Swasta Istana
Katalog Katalog Singapore Katalog
Publikasi Artis Katalog terkemuka terkemuka Art Museum terkemuka
Konsensus Ada beberapa Dikagumi satu
Ahli kontroversi Tidak ada Tidak ada ahli
LokasiKarya Jakarta Hong Kong Hong Kong Jakarta
Waktu
transaksi Desember 2009 Mei 2011 Oktober 2010 Oktober 2011
Jenis
Transaksi JualBeli Lelang Lelang Lelang

Harga (Rp) 3.450.000.000,00 2.329.448.000,00 3.781.917.000,00

PenyesuaianTahap I:
Faktor Data Data Data
Pembanding Pembanding I Pembanding II Pembanding III

Kelas Pelukis 100% 100% 100%


Identifikasi
Pelukis 100% 100% 100%
Rata-Rata 100% 100% 100%
Nilai Penyesuaian
3.450.000.000,00 2.329.448.000,00 3.781.917.000,00
Tahap I
58

PenyesuaianTahap II:
Faktor Data Data Data
Pembanding Pembanding I Pembanding II Pembanding III

Tema -50% 0% -50%


Gaya 0% 0% 0%
Media 0% 0% 0%
Ukuran 0% 0% 0%
Frame -5% -4% -5%
Kondisi 0% 20% 0%

Kelangkaan 0% 0% 0%
Tahun
Pembuatan
(usia) 0% 0% 0%
Nilai historis 0% 0% 0%
Provenance 0% 0% 50%
Publikasi Artis 0% 0% 0%
Konsensus Ahli 41% 11% 11%
Lokasi Karya 0% -1% -1%
Waktu transaksi 10% 1% 0%
Jenis Transaksi -5% 0% 0%
Jumlah 27%
-9% 5%
Penyesuaian
Indikasi Nilai 3.139.500.000 2.958.398.960 3.971.012.850
Pembobotan 40% 30% 30%
1.255.800.000 887.519.688 1.191.303.855
Nilai Lukisan Rp. 3.334.623.543,00
Pembulatan Rp. 3.334.624.000,00
59

PERHITUNGAN LUKISAN WANITA KARYA VINCENT VAN GOGH

Faktor
Data Pembanding Data Pembanding Data Pembanding Objek Penilaian
Pembanding
I II III

Judul WOMAN
SEATED
Statuette de Head of a Peasant
Uneliseuse de BEFORE AN
plâtre: Torse de Woman: Right
romans OPEN DOOR,
femme, vue de face Profile
PEELING
POTATOES
Vincent Van Vincent Van
Seniman Vincent Van Gogh Vincent Van Gogh Gogh Gogh
Kelas
Pelukis Kelas A Kelas A Kelas A Kelas A
Identifikasi Ada tanda
Pelukis Ada tanda tangan Ada tanda tangan Ada tanda tangan tangan
Patung Tubuh Manusia (tidak Manusia (tidak Manusia (tidak
Tema Manusia terkenal) terkenal) terkenal)
Gaya Impresionisme Impresionisme Impresionisme Impresionisme
Cat minyak di atas Cat minyak di atas Cat minyak di Cat minyak di
Media kanvas kanvas atas kanvas atas kanvas
73 x 54 cm 73 x 92 cm 36,5 x 25 cm
Ukuran (Medium) 40 x 30 cm (Kecil) (Sangat Besar) (Kecil)
Frame
Frame Frame Profesional Frame Mahal Profesional-Mahal Frame Standar
Baik Sudah
Kondisi Baik direstorasi Baik Baik
Kelangkaan Sangat langka Sangat langka Sangat langka Sangat langka
Tahun
Pembuatan 1885 (126
(usia) 1887 (124 tahun) 1884 (127 tahun) 1888 (123 tahun) tahun)
Nilai historis Cukup penting Cukup penting Cukup penting Cukup penting
Harry Spiro (New Dufresne Art Christies Gallery Roterdarm Art
Provenance Orleans) Gallery, Paris London Gallery
Publikasi Katalog Katalog
Artis Katalog terkemuka Katalog terkemuka terkemuka terkemuka
Konsensus Dikagumi banyak Dikagumi banyak Dikagumi banyak Dikagumi
Ahli ahli ahli ahli banyak ahli
Lokasi Karya New York London New York Jakarta
Waktu
transaksi Nov-10 Juni 2011 Nov-10 Oktober 2011
Jenis
Transaksi Lelang Lelang Lelang Lelang
Harga (Rp) 32.998.500.000 14.503.932.000 27.958.500.000

PenyesuaianTahap I:
Faktor Data Data Data Pembanding
Pembanding Pembanding I Pembanding II III

Kelas
Pelukis 100% 100% 100%
Identifikasi 100% 100% 100%
60

Pelukis
Rata-Rata 100% 100% 100%
Nilai
Penyesuaian 32.998.500.000,00 14.503.932.000,00 27.958.500.000,00
Tahap I

PenyesuaianTahap II:
Faktor Data Data Data
Pembanding Pembanding I Pembanding II Pembanding III

Tema -60% -15% -30%


Gaya 0% 0% 0%
Media 0% 0% 0%
Ukuran -25% 0% 65%
Frame -5% -4% -5%
Kondisi 0% 20% 0%

Kelangkaan 0% 0% 0%
Tahun
Pembuatan
(usia) 0% 0% 0%
Nilai historis 0% 0% 0%
Provenance 25% -25% -25%
Publikasi Artis 0% 0% 0%
Konsensus Ahli 41% 11% 11%
Lokasi Karya -16% -16% -16%
Waktu transaksi 10% 1% 10%
Jenis Transaksi 0% 0% 0%
Jumlah
Penyesuaian -30% -28.0% 10.0%
Indikasi Nilai 23.098.950.000 10.442.831.040 30.754.350.000
Pembobotan 35% 30% 35%
8.084.632.500 3.132.849.312 10.764.022.500
Nilai Lukisan Rp. 21.981.504.312,00
Pembulatan Rp. 21.981.505.000,00

DIREKTUR JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA,

ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal HADIYANTO
Kekayaan Negara NIP 19621010 198703 1 006
u.b.
Kepala Bagian Umum,

Anugrah Komara
NIP 19621125 198310 1 001

Anda mungkin juga menyukai