Anda di halaman 1dari 3

Teks Ulasan Film 5 CM

Judul Film : 5 cm.

Sutradara : Rizal Mantovani

Penulis : Donny Dhirgantoro

Pemeran : Herjunot Ali, Ferdi Nuril, Saykoji, Raline Shah, Pevita Perace, Deni
Sumargo

Produksi : RAM SORAYA

Didalam film 5cm ini, berkisah tentang kisah persahabatan 5 orang remaja yang
bernama Arial (Deni Sumargo), Genta (Ferdi Nuril), Ian (Saykoji), Riani (Raline Shah),
Zafran (Herjunot Ali). Film ini juga tak lupa menampilkan sudut-sudut keindahan
Negeri kita tercinta, Indonesia. Yaitu diantaranya pesona Puncak Mahameru, Danau
Ranu Kumbolo, Tanjakan Cinta, dll.

Si Penulis film ini, Donny Dhirgantoro mempunyai tujuan untuk menunjukkan


kepada para penonton bahwa persahabatan tidak hanya sekadar, berkumpul setiap
minggu, makan dan nongkrong di tempat yang dianggap “hitz” , tertawa sekencang-
kencangnya, tetapi juga persahabatan yang tetap terjalin walaupun tidak tegur sapa
selama kurang lebih 3 bulan.

Selain bercerita tentang persahabatan, film ini juga menunjukkan kebersamaan


diantara 1 orang dengan yang lain.Cerita tentang persahabatan ini jarang dipilih sebagai
tema dalam semua film karena banyak orang yang menganggap terlalu biasa.

Namun, sang sutradara berhasil mengolahnya menjadi hal yang tidak hanya
sekadar biasa, tetapi luar biasa. Beberapa adegan ditampilkan melalui kesan humoris
seperti pada adegan Arial (Deni Sumargo) dan Ian (Saykoji) yang mengganti nama

1
penyair terkenal Khalil Gibran menjadi Khalil Zafran dengan sajaknya Sayap-Sayap
Patah diganti menjadi Sayap-Sayap Ayam.

Film yang cocok ditonton tidak hanya kaum remaja tapi juga orang tua ini
menggunakan bahasa yang bisa dibilang santai dan mudah dipahami.

Selain bahasa yang mudah dipahami, para pemain pun juga bermain dengan baik
dan sangat menghayati setiap adegan yang mereka mainkan sehingga karakter dari
setiap pemain benar-benar terlihat.

Seperti pada adegan di atas mobil pick-up dimana mereka membacakan


“mantra” sebelum melakukan pendakian di puncak mahameru, betapa mereka sangat
menghayati peran sehingga semua itu terlihat nyata bukan rekayasa akting.

Namun, terdapat beberapa kekurangan dalam film ini diantaranya adalah dimana
ada beberapa adegan yang terlihat “khayal” – tidak nyata. Seperti salah satunya dalam
adegan saat di jalur pendakian dan terdapat hujan batu dari puncak dimana hampir
semua pemain terkena batu dan yang terparah, Ian (Saykoji) memiliki banyak luka dan
jika kita berfikir secara logis kejadian seperti itu bisa menyebabkan kematian karena
sangat mengerikan dan di dalam film tersebut Ian (Saykoji) ternyata hanya pingsan.

Selain itu, hal-hal yang terlihat khayal juga terdapat di poster dan vcd film
dimana mereka ber 6- ditambah adik perempuan Arial (Deni Sumargo) yang diperankan
oleh Pevita Pearce dan berperan sebagai Dinda. Di dalam poster dan vcd film itu
mereka terlihat seperti mendaki di atas awan, semua itu terlihat sangat khayal dimana
sang desainer nya memberikan ilustrasi awan yang terlihat sangat palsu.

Walaupun sebenarnya saat di film memang mereka berada di atas awan. Dimana
mimpi-mimpi digantung, setinggi awan, setinggi tekad yang kita tancapkan dalam diri
untuk mencapai suatu hal yang sangat diidamkan.

2
Dan ada juga yang tidak sesuai dengan tema utama yaitu persahabatan, disini
juga terdapat beberapa bagian tentang kisah cinta anak jaman sekarang. Dan ending
yang sangat mengagetkan dan sangat beda dengan pemikiran para penonton.

Di awal cerita terdapat narasi yang mengatakan secara tidak langsung bahwa
Genta (Ferdi Nuril) dan Riani (Raline Shah) terlihat saling menyukai dan didukung
dengan adegan saat di Mahameru dimana mereka berdua sering tertangkap kamera
saling mencuri pandang. Sedangkan, Zafran (Herjunot Ali) terlihat menyukai Dinda
(Pevita Pearce) dan Dinda pun begitu. Namun, pada akhirnya ternyata berkebalikan
yaitu, Genta (Ferdi Nuril) ternyata menyukai Dinda (Pevita Pearce) dan begitupun
Zafran (Herjunot Ali) menyukai Riani (Raline Shah).

Semua penonton dari awal kebanyakan sudah berpikiran bahwa pemeran utama
film ini adalah Genta (Ferdi Nuril), namun ternyata bukan Genta (Ferdi Nuril)
melainkan Zafran (Herjunot Ali). Kebanyakan penonton tidak memperhatikan di awal
bahwa yang membaca narasi adalah Zafran (Herjunot Ali).

Anda mungkin juga menyukai