Xeroflamia PDF
Xeroflamia PDF
7
Ind
d
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT
2003
617.7 Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan R.I
Ind
d Indonesia. Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat
I. Judul 1 XEROFTALMIA
Diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan guna
mendukung tercapainya Vision 2020 The Right To Sight di Indonesia yang telah
dicanangkan oleh Wakil Presiden Ibu Megawati Soekarnoputri pada tanggal 15
Februari 2000 di Jakarta.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan pedoman ini. Disadari bahwa pedoman ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu sumbang saran, terutama dari pengguna sangat
kami harapkan. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan di
lapangan.
I. Pendahuluan .............................................................................................. 1
A. Latar belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................... 2
Lampiran .......................................................................................................... 26
3. UKK GIZI IDAI = Unit Kerja Koordinasi Gizi Ikatan Dokter Anak Indonesia
8. Dietetik = praktek dan penerapan ilmu dan seni pengaturan macam dan
jumlah makanan berdasarkan kondisi kesehatan, kebutuhan gizi dan sosial
ekonomi klien.
9. Konseling gizi = suatu proses komunikasi 2 (dua) arah antara konselor dan
pasien/klien untuk membantu pasien/klien mengenali dan mengatasi masalah
gizi.
10. Nutrisionis = Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik
baik di masyarakat maupun rumah sakit, pada perangkat pemerintah Propinsi,
Kabupaten, Kota dan unit pelaksana kesehatan lainnya.
A. LATAR BELAKANG
KVA pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi
Protein (KEP) atau Gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang,
termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita KVA
mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut,
campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak tersebut
menurun. Namun masalah KVA dapat juga terjadi pada keluarga dengan
penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua/
ibu tentang gizi yang baik. Gangguan penyerapan pada usus juga dapat
menyebabkan KVA walaupun hal ini sangat jarang terjadi. Kurangnya
konsumsi makanan (< 80 % AKG) yang berkepanjangan akan menyebabkan
anak menderita KVA, yang umumnya terjadi karena kemiskinan, dimana
keluarga tidak mampu memberikan makan yang cukup.
Data laporan baik dari SP2TP maupun data dari survei tidak mendukung,
karena selama ini kasus xeroftalmia tidak dilaporkan secara khusus dan
dianggap sudah bukan menjadi prioritas masalah kesehatan di Indonesia.
Ibarat fenomena gunung es dikhawatirkan kasus xeroftalmia masih banyak
di masyarakat yang belum ditemukan dan dilaporkan oleh tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, penting sekali untuk mendeteksi secara dini dan menangani
kasus xeroftalmia ini dengan cepat dan tepat agar tidak terjadi kebutaan
seumur hidup yang berakibat menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia.
B. TUJUAN
Tujuan utama dari deteksi dan tatalaksana kasus Xeroftalmia adalah agar
tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan mata khususnya pada balita gizi
buruk untuk mengetahui apakah telah terjadi kelainan pada mata akibat KVA
(Xeroftalmia), memberikan pengobatan dan melakukan rehabilitasi pada
kasus yang sudah lanjut. Buku pedoman ini dilengkapi dengan buku saku
serta mini poster Deteksi Dini Xeroftalmia yang dapat menjadi acuan bagi
tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.
6. IRIS
1. Kelopak mata
- Kelopak mata terdiri dari kelopak mata atas dan bawah yang pada
setiap tepinya terdapat bulu mata. Kelopak mata tersebut dapat
menutup dan membuka dengan baik.
- Gunanya untuk melindungi bola mata terhadap gangguan dari luar.
Mata sehat pada umumnya dapat diketahui dari luar, dimana mata terlihat
cerah dan bersinar. Untuk mengetahui apabila ada kelainan pada mata perlu
pemeriksaan mata dari dekat yang memerlukan bantuan senter atau lampu.
Mata yang sehat dapat diketahui, apabila dari pemeriksaan ditemukan tanda-
tanda sebagai berikut:
Fungsi vitamin A bagi mata terutama pada proses penglihatan dimana vitamin
A berperan dalam membantu proses adaptasi dari tempat yang terang ke
tempat yang gelap. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelainan
pada sel-sel epitel termasuk sel-sel epitel pada selaput lendir mata. Kelainan
tersebut karena terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel, sehingga kelenjar-
tidak memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan
pada mata, disebut xerosis konjungtiva. Bila kondisi ini berlanjut akan terjadi
yang disebut bercak Bitot (Bitot Spot)
A. Pengertian
B. Penyebab
Kelainan kulit pada umumnya tampak pada tungkai bawah bagian depan dan
lengan atas bagian belakang, kulit tampak kering dan bersisik seperti sisik ikan.
Kelainan ini selain disebabkan karena KVA dapat juga disebabkan karena
kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau Kurang Energi
Protein (KEP) tingkat berat atau gizi buruk.
XN, XIA, XIB, X2 biasanya dapat sembuh kembali normal dengan pengobatan
yang baik.
Pada stadium X2 merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera diobati
karena dalam beberapa hari bias berubah menjadi X3.
X3A dan X3B bila diobati dapat sembuh tetapi dengan meninggalkan cacat yang
bahkan dapat menyebabkan kebutaan total bila lesi (kelainan) pada kornea cukup
luas sehingga menutupi seluruh kornea (optic zone cornea).
Tanda-tanda :
a) Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/ menabrak
benda didepannya, karena tidak dapat melihat.
b) Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut
buta senja. Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila di dudukkan
ditempat kurang cahaya karena tidak dapat melihat benda atau makanan di
depannya.
Tanda-tanda :
❋ Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering,
berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam.
❋ Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna
kecoklatan.
Tanda-tanda :
❋ Tanda-tanda xerosis kojungtiva (X1A) ditambah bercak bitot yaitu bercak
putih seperti busa sabun atau keju terutama di daerah celah mata sisi luar.
❋ Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan
tanda khas pada penderita xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria
penentuan prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat.
4. Xerosis kornea = X2
Tanda-tanda :
❋ Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai kornea.
❋ Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar.
❋ Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita, penyakit
infeksi dan sistemik lain)
X3A X3B
Tanda-tanda :
❋ Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus.
❋ Tahap X3A : bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea.
❋ Tahap X3B : Bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3 permukaan
kornea.
❋ Keadaan umum penderita sangat buruk.
❋ Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea pecah)
Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil. Bila luka
pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan
parut.
Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat disembuhkan walaupun dengan
operasi cangkok kornea.
A. DETEKSI DINI
Untuk menjaring lebih dini kasus xeroftalmia, perlu diperhatikan berbagai faktor
antara lain :
2. Faktor Keluarga
a. Pendidikan :
Pendidikan orang tua yang rendah akan berisiko lebih tinggi kemungkinan
anaknya menderita KVA karena pendidikan yang rendah biasanya disertai
dengan keadaan sosial ekonomi dan pengetahuan gizi yang kurang.
b. Penghasilan :
Penghasilan keluarga yang rendah akan lebih berisiko mengalami KVA
Walaupun demikian besarnya penghasilan keluarga tidak menjamin
anaknya tidak mengalami KVA, karena harus diimbangi dengan
pengetahuan gizi yang cukup sehingga dapat memberikan makanan kaya
vitamin A.
c. Jumlah anak dalam keluarga
Semakin banyak anak semakin kurang perhatian orang tua dalam
mengasuh anaknya.
3. Faktor individu
a. Anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BB < 2,5 kg).
b. Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia
2 tahun.
c. Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik kualitas maupun
kuantitas
d. Anak kurang gizi atau dibawah garis merah (BGM) dalam KMS.
e. Anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, Tuberkulosis (TBC),
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), pneumonia dan kecacingan.
f. Frekuensi kunjungan ke posyandu, puskesmas/pelayanan kesehatan
(untuk mendapatkan kapsul vitamin A dan imunisasi).
B. PELACAKAN KASUS
A. Diagnosis
a. Identitas penderita
❋ Nama anak
❋ Umur anak
❋ Jenis kelamin
❋ Jumlah anak dalam keluarga
❋ Jumlah anak balita dalam keluarga
❋ Anak ke berapa
❋ Berat Lahir : Normal/BBLR
b. Identitas Orangtua
❋ Nama ayah/ibu
❋ Alamat/tempat tinggal
❋ Pendidikan
❋ Pekerjaan
❋ Status Perkawinan
2. Keluhan Penderita
a. Keluhan Utama
Ibu mengeluh anaknya tidak bisa melihat pada sore hari (buta senja)
atau ada kelainan pada matanya. Kadang-kadang keluhan utama tidak
berhubungan dengan kelainan pada mata seperti demam.
b. Keluhan Tambahan
Tanyakan keluhan lain pada mata tersebut dan kapan terjadinya ?
Upaya apa yang telah dilakukan untuk pengobatannya ?
6. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit yang terkait
langsung maupun tidak langsung dengan timbulnya xeroftalmia seperti
gizi buruk, penyakit infeksi, dan kelainan fungsi hati.
Yang terdiri dari :
❋ Antropometri
Pengukuran berat badan dan tinggi badan
❋ Penilaian Status gizi
Apakah anak menderita gizi kurang atau gizi buruk
Bila BB/TB : > -3 SD - < -2 SD, anak menderita gizi kurang atau kurus
Bila BB/TB : ≤ 3, anak menderita gizi buruk atau sangat kurus.
❋ Periksa matanya apakah ada tanda-tanda xeroftalmia.
❋ Kelainan pada kulit : kering, bersisik.
b. Pemeriksaan Khusus
B. PENGOBATAN
Ada salah satu gejala Beri kapsul vitamin Beri kapsul vitamin Beri kapsul vitamin
- XIB (bercak Bitot- A dengan dosis A dengan dosis A dengan dosis
nanah/radang- kornea sesuai umur sesuai umur sesuai umur
keruh- ulkus kornea-
pernah sakit campak
dalam 3 bulan terakhir
Umur Dosis
< 6 bulan 3 x 50.000 SI (1/2 kapsul biru)
6 – 11 bulan 100.000 SI (1kapsul biru)
1–5 200.000 SI (1 kapsul merah)
Pada bercak Bitot tidak memerlukan obat tetes mata, kecuali ada infeksi
yang menyertainya.
Pengertian
Terapi Gizi Medis = adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan kondisi
atau penyakit kronis dan luka-luka serta merupakan suatu penilaian terhadap
kondisi pasien sesuai intervensi yang diberikan agar klien serta keluarganya
dapat meneruskan penanganan diet yang telah disusun.
Tujuan :
❋ Memberikan makanan yang adekuat sesuai kebutuhan untuk mencapai
status gizi normal.
❋ Memberikan makanan tinggi sumber vit. A. untuk mengoreksi kurang
vitamin A
Syarat :
a. Energi
Energi diberikan cukup untuk mencegah pemecahan protein menjadi
sumber energi dan untuk penyembuhan. Pada kasus gizi buruk, diberikan
bertahap mengikuti fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi, yaitu 80-100
kalori/kg BB, 150 kalori/ kg BB dan 200 kalori/ kg BB.
b. Protein
Protein diberikan tinggi, mengingat peranannya dalam pembentukan
Retinol Binding Protein dan Rodopsin. Pada gizi buruk diberikan bertahap
yaitu : 1 – 1,5 gram/ kg BB / hari ; 2 – 3 gram/ kg BB / hari dan 3 – 4
gram/ kg BB / hari
c. Lemak
Lemak diberikan cukup agar penyerapan vitamin A optimal.
Pemberian minyak kelapa yang kaya akan asam lemak rantai sedang
(MCT=Medium Chain Tryglycerides). Penggunaan minyak kelapa sawit
yang berwarna merah dianjurkan, tetapi rasanya kurang enak.
e. Bentuk makanan
Mengingat kemungkinan kondisi sel epitel saluran cerna juga telah
mengalami gangguan, maka bentuk makanan diupayakan mudah cerna.
Catatan :
Untuk pemasakan sayuran dan lauk pauk dianjurkan selalu dengan cara
menggoreng/menumis.
Contoh menu terlampir dengan modifikasi sesuai kebiasaan setempat dan
kemampuan keluarga
C. RUJUKAN
ALUR PELAYANAN
Pasien datang ke
Posyandu/Puskesmas/Petugas kesehatan
Dokter/Perawat/ Bidan
DITEMUKAN GEJALA-GEJALA
Xeroftalmia
Tindak lanjut : 2-3 hari tidak ada perbaikan rujuk ke Rumah Sakit/Dokter spesialis mata 2-3 hari ada
perbaikan lanjutkan s/d 2 minggu untuk pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi.
Agar xeroftalmia tidak terjadi ulang diperlukan penyuluhan untuk masyarakat dan
keluarga, karena kejadian xeroftalmia tidak lepas dari lingkungan, keadaan sosial
ekonomi, pendidikan dan pengetahuan orang tua (terutama ibu).
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan sehubungan dengan hal tersebut diatas
adalah :
1. Tujuan
Umum :
KIE atau promosi bertujuan agar program penanggulangan masalah KVA
untuk mencegah Xeroftalmia mendapat perhatian masyarakat.
Khusus :
a. Agar pemerintah daerah dan sektor lain mendukung pelaksanaan deteksi
dan talalaksana kasus Xeroftalmia.
b. Agar tenaga kesehatan melaksanakan deteksi dan tatalaksana kasus
Xeroftalmia di institusi masing-masing(Puskesmas, Rumah Sakit, BKMM,
Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten).
c. Agar masyarakat berpartisipasi dalam upaya pencegahan kasus
Xeroftalmia.
3. Strategi
b. Sosialisasi :
Sosialisasi program penanggulangan xeroftalmia perlu dilakukan terhadap
petugas kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit atau institusi pelayanan
kesehatan lainnya agar terjalin kerjasama lintas program maupun lintas
sektoral dalam pelaksanaan deteksi dan tatalaksana kasus Xeroftalmia.
c. Bina Suasana :
Dilakukan melalui forum komunikasi. Forum komunikasi ini bermanfaat
sebagai wahana yang mendukung terlaksananya kegiatan KIE di berbagai
sector yang terkait dalam kegiatan deteksi dan tatalaksana kasus
Xeroftalmia.
d. Gerakan Masyarakat :
Dilakukan melalui kampanye. Kegiatan ini dilakukan guna
memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam program
penanggulangan KVA/deteksi dan tatalaksana kasus Xeroftalmia.
e. Konseling/konsultasi gizi :
Kegiatan konseling/konsultasi gizi dilakukan oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas dan Rumah Sakit pada sasaran ibu anak. Kegiatan ini
dilakukan agar ibu balita dapat memahami masalah xeroftalmia pada
anaknya, cara pencegahan dan penanggulangannya.
C. FORTIFIKASI
Kegiatan fortifikasi dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta melalui upaya
memproduksi bahan makanan kaya vitamin A yang dikonsumsi masyarakat luas.
Pemerintah dalam hal ini perlu menyediakan sarana yang memadai dan perangkat
peraturan perundangan yang dapat mendorong produsen bahan makanan
berperan aktif dalam kegiatan fotifikasi vitamin A. Disamping itu adanya kesadaran
masyarakat untuk mengkonsumsi bahan makanan alami dan produk bahan
makanan sumber vitamin A akan sangat membantu kegiatan fortifikasi vitamin A
dan secara tidak langsung berpartisipasi dalam pencegahan xeroftalmia di
masyarakat.
TUJUAN
1. Identifikasi masalah
2. Menentukan status daerah / pemetaan wilayah
3. Melakukan tindak lanjut penanganan kasus
MANFAAT
1. Memonitor Prevalensi
2. Perencanaan & Pengembangan deteksi dan talalaksana kasus
Xeroftalmia
PENCATATAN
Contoh : Adi pada bulan April baru pertama kali ditimbang dan menderita
xeroftalmia dengan klasifikasi XN, maka pada kolom bulan April ditulis : B/XN.
Jika pada bulan berikutnya berat badannya turun dan yang bersangkutan masih
menderita Xeroftalmia, maka diberi kode T/XN dan seterusnya. Bila balita tersebut
telah sembuh, maka ditulis sembuh pada bulan berapa.
PUSKESMAS
------
POSYANDU
LAPORAN
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman/rujukan utama bagi para
tenaga kesehatan dalam pelaksanaan deteksi dan tatalaksana kasus Xeroftalmia
di Puskesmas dan Rumah Sakit/BKMM.
Seiring dengan era otonomi daerah, maka pelaksanaan deteksi dan tatalaksana
kasus xeroftalmia dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah
dengan memanfaatkan segala potensi yang ada dan dapat dilaksanakan bersama-
sama pelatihan tatalaksana balita gizi buruk.
11. Prof. dr. Sidarta Ilyas dan Dr. Ramatjandra, Dasar Teknik
Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata, Jakarta,2000
12. Prof. dr. Sidarta Ilyas dan Dr. Ramatjandra, Penyakit Mata Ringkasan
dan Istilah, Jakarta, 1988
Catatan : Ganti dengan bahan makanan lokal sesuaikan dengan daerah dan musim
Catatan : Ganti dengan bahan makanan lokal sesuaikan dengan daerah dan musim
No. : …………………………….
Nama anak : …………………………….
Nama Orang Tua : …………………………….
3. Bila tidak, apakah makanan lain yang diberikan kepada bayi dan
kapan mulai diberikan (termasuk susu kaleng) ?
........................................ ........................................................................
........................................ ........................................................................
........................................ ........................................................................
........................................ ........................................................................
........................................ ........................................................................
Frekuensi
No Nama Bahan 1-3 x 4-7 x 1-3 x 2-3 x Tidak
Makanan /hari /minggu /minggu /bulan Pernah
1 Nasi/Bubur
2 Jagung Kuning
3 Ubi Kuning
4 Daging
5 Hati sapi/ayam
6 Ayam
7 Telur ayam/bebek
8 Ikan
9 Ikan asin
10 Bakso
11 Tahu/tempe
12 Kacang kering
13 Oncom
14 Bayam
15 Daun singkong
16 Kangkung
17 Wortel
18 Labu Kuning
19 Tomat
20 Pisang kuning
21 Jeruk
22 Mangga
23 Pepaya
24 Susu segar
25 Susu bubuk
26 Susu kental manis
27 Minyak/gorengan
28 Margarin
29 Gula
Catatan : Nama bahan makanan dapat ditambah dengan bahan makanan lokal kaya vitamin A
dari Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
1.8 2.1 2.5 2.8 3.1 49 3.3 2.9 2.6 2.2 1.8
1.8 2.2 2.5 2.9 3.3 50 3.4 3.0 2.6 2.3 1.9
1.8 2.2 2.6 3.1 3.5 51 3.5 3.1 2.7 2.3 1.9
1.9 2.3 2.8 3.2 3.7 52 3.7 3.3 2.8 2.4 2.0
1.9 2.4 2.9 3.4 3.9 53 3.9 3.4 3.0 2.5 2.1
2.0 2.6 3.1 3.6 4.1 54 4.1 3.6 3.1 2.7 2.2
2.2 2.7 3.3 3.8 4.3 55 4.3 3.8 3.3 2.8 2.3
2.3 2.9 3.5 4.0 4.6 56 4.5 4.0 3.5 3.0 2.4
2.5 3.1 3.7 4.3 4.8 57 4.8 4.2 3.7 3.1 2.6
2.7 3.3 3.9 4.5 5.1 58 5.0 4.4 3.9 3.3 2.7
2.9 3.5 4.1 4.8 5.4 59 5.3 4.7 4.1 3.5 2.9
3.1 3.7 4.4 5.0 5.7 60 5.5 4.9 4.3 3.7 3.1
3.3 4.0 4.6 5.3 5.9 61 5.8 5.2 4.6 3.9 3.3
3.5 4.2 4.9 5.6 6.2 62 6.1 5.4 4.8 4.1 3.5
3.8 4.5 5.2 5.8 6.5 63 6.4 5.7 5.0 4.4 3.7
4.0 4.7 5.4 6.1 6.8 64 6.7 6.0 5.3 4.6 3.9
4.3 5.0 5.7 6.4 7.1 65 7.0 6.3 5.5 4.8 4.1
4.5 5.3 6.0 6.7 7.4 66 7.3 6.5 5.8 5.1 4.3
4.8 5.5 6.2 7.0 7.7 67 7.5 6.8 6.0 5.3 4.5
5.1 5.8 6.5 7.3 8.0 68 7.8 7.1 6.3 5.5 4.8
5.3 6.0 6.8 7.5 8.3 69 8.1 7.3 6.5 5.8 5.0
5.5 6.3 7.0 7.8 8.5 70 8.4 7.6 6.8 6.0 5.2
5.8 6.5 7.3 8.1 8.8 71 8.6 7.8 7.0 6.2 5.4
6.0 6.8 7.5 8.3 9.1 72 8.9 8.1 7.2 6.4 5.6
6.2 7.0 7.8 8.6 9.3 73 9.1 8.3 7.5 6.6 5.8
6.4 7.2 8.0 8.8 9.6 74 9.4 8.5 7.7 6.8 6.0
6.6 7.4 8.2 9.0 9.8 75 9.6 8.7 7.9 7.0 6.2
6.8 7.6 8.4 9.2 10.0 76 9.8 8.9 8.1 7.2 6.4
7.0 7.8 8.6 9.4 10.3 77 10.0 9.1 8.3 7.4 6.6
7.1 8.0 8.8 9.7 10.5 78 10.2 9.3 8.5 7.6 6.7
7.3 8.2 9.0 9.9 10.7 79 10.4 9.5 8.7 7.8 6.9
7.5 8.3 9.2 10.1 10.9 80 10.6 9.7 8.8 8.0 7.1
7.6 8.5 9.4 10.2 11.1 81 10.8 9.9 9.0 8.1 7.2
7.8 8.7 9.6 104 11.3 82 11.0 10.1 9.2 8.3 7.4
7.9 8.8 9.7 10.6 11.5 83 11.2 10.3 9.4 8.5 7.6
8.1 9.0 9.9 10.8 11.7 84 11.4 10.5 9.6 8.7 7.7
7.8 8.9 9.9 11.0 12.1 85 11.8 10.8 9.7 8.6 7.6
7.9 9.0 10.1 11.2 12.3 86 12.0 11.0 9.9 8.8 7.7
8.1 9.2 10.3 11.5 12.6 87 12.3 11.2 10.1 9.0 7.9
8.3 9.4 10.5 11.7 12.8 88 12.5 11.4 10.3 9.2 8.1
8.4 9.6 10.7 11.9 13.0 89 12.7 11.6 10.5 9.3 8.2
8.6 9.8 10.9 12.1 13.3 90 12.9 11.8 10.7 9.5 8.4
8.8 9.9 11.1 12.3 13.5 91 13.2 12.0 10.8 9.7 8.5
8.9 10.1 11.3 12.5 13.7 92 13.4 12.2 11.0 9.9 8.7
9.1 10.3 11.5 12.8 14.0 93 13.6 12.4 11.2 10.0 8.8
9.2 10.5 11.7 13.0 14.2 94 13.9 12.6 11.4 10.2 9.0
9.4 10.7 11.9 13.2 14.5 95 14.1 12.9 11.6 10.4 9.1
9.6 10.9 12.1 13.4 14.7 96 14.3 13.1 11.8 10.6 9.3
9.7 11.0 12.4 13.7 15.0 97 14.6 13.3 12.0 10.7 9.5
9.9 11.2 12.6 13.9 15.2 98 14.9 13.5 12.2 10.9 9.6
10.1 11.4 12.8 14.1 15.5 99 15.1 13.8 12.4 11.1 9.8
10.3 11.6 13.0 14.4 15.7 100 15.4 14.0 12.7 11.3 9.9
10.4 11.8 13.2 14.6 16.0 101 15.6 14.3 12.9 11.5 10.1
10.6 12.0 13.4 14.9 16.3 102 15.9 14.5 13.1 11.7 10.3
10.8 12.2 13.7 15.1 16.6 103 16.2 14.7 13.3 11.9 10.5
11.0 12.4 13.9 15.4 16.9 104 16.5 15.0 13.5 12.1 10.6
11.2 12.7 14.2 15.6 17.1 105 16.7 15.3 13.8 12.3 10.8
11.4 12.9 14.4 15.9 17.4 106 17.0 15.5 14.0 12.5 11.0
11.6 13.1 14.7 16.2 17.7 107 17.3 15.8 14.3 12.7 11.2
11.8 13.4 14.9 16.5 18.0 108 17.6 16.1 14.5 13.0 11.4
12.0 13.6 15.2 16.8 18.3 109 17.9 16.4 14.8 13.2 11.6
12.2 13.8 15.4 17.1 18.7 110 18.2 16.6 15.0 13.4 11.9
12.5 14.1 15.7 17.4 19.0 111 18.6 16.9 15.3 13.7 12.1
12.7 14.4 16.0 17.7 19.3 112 18.9 17.2 15.6 14.0 12.3
12.9 14.6 16.3 18.0 19.6 113 19.2 17.5 15.9 14.2 12.6
13.2 14.9 16.6 18.3 20.0 114 19.5 17.9 16.2 14.5 12.8
13.5 15.2 16.9 18.6 20.3 115 19.9 18.2 16.5 14.8 13.0
13.7 15.5 17.2 18.9 20.7 116 20.3 18.5 16.8 15.0 13.3
14.0 15.8 17.5 19.3 21.1 117 20.6 18.9 17.1 15.3 13.6
14.3 16.1 17.9 19.6 21.4 118 21.0 19.2 17.4 15.6 13.8
14.6 16.4 18.2 20.0 21.8 119 21.4 19.6 17.7 15.9 14.1
14.9 16.7 18.5 20.4 22.2 120 21.8 20.0 18.1 16.2 14.3
15.2 17.0 18.9 20.7 22.6 121 22.2 20.3 18.4 16.5 14.6
15.5 17.4 19.2 21.1 23.0 122 22.7 20.7 18.8 16.8 14.9
15.8 17.7 19.6 21.5 23.4 123 23.1 21.1 19.1 17.1 15.1
16.1 18.0 20.0 21.9 23.9 124 23.6 21.6 19.5 17.4 15.4
16.4 18.4 20.4 22.3 24.3 125 24.1 22.0 19.9 17.8 15.6
16.7 18.7 20.7 22.8 24.8 126 24.6 22.4 20.2 18.1 15.9
17.0 19.1 21.1 23.2 25.2 127 25.1 22.9 20.6 18.4 16.2
17.3 19.4 21.5 23.6 25.7 128 25.7 23.3 21.0 18.7 16.4
17.6 19.8 21.9 24.1 26.2 129 26.2 23.8 21.4 19.0 16.7
17.9 20.1 22.3 24.5 26.8 130 26.8 24.3 21.8 19.4 16.9
Sumber : Bulletin of World Health Organization (WHO)
PUSKESMAS : ……………………………………………………………
KECAMATAN : ……………………………………………………………
KABUPATEN : ……………………………………………………………
TANGGAL PEMERIKSAAN : ……………………………………………………………
TENAGA KESEHATAN : ……………………………………………………………
I. IDENTITAS PENDERITA
a. Apakah sebelum terjadi gizi buruk pernah mengidap penyakit ? jika ya, beri tanda ( ✔ ) :
b. Tempat tinggal pasien di daerah kantong endemis, jika ya, beri tanda ( ✔ )
Malaria Campak
TBC GAKY
……………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………….
d. Gejala Mata
V. HASIL PEMERIKSAAN :
MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS TENAGA KESEHATAN
( ) ( )
………............………...,………..
Pelapor
(……………………………….)
EDITOR