Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TOPIK BAHASAN

A. Aspek -Aspek Teori

1. Defenisi dan Penggunaan Constant Current Regulator (CCR)

Constant Current Regulator (CCR) adalah suatu peralatan yang

menghasilkan keluaran arus konstan dengan step arus yang berbeda-beda

sesuai dengan kebutuhan oleh pengguna. CCR ini merupakan sumber

utama power pada sebuah landasan pacu. CCR adalah satu daya arus

konstan yang digunakan untuk mensuplai lampu penerangan landasan

yang sumber tegangannya berasal dari PLN kemudian masuk ke panel

MVMDP, dari panel MVMDP diturunkan tegangan dari 20KV ke 380 V

melalui trafo kemudian ke panel LVMDB lalu ke UPS kemudian masuk

SDP lalu ke CCR dan terakhir ke Runway light.

Pada rancangan ini segala sumber arus akan dikonversi menjadi

tegangan listrik ac maupun dc untuk digunakan pada peralatan baru yang

membutuhkan tegangan listrik. Penggunaan CCR pada sisi beban dapat

dilihat dalam gambar berikut ini.

16
17

Gambar 6. Penggunaan CCR pada sisi beban

2. Skema awal dan akhir pada output CCR

Pancaran intensitas cahaya dari alat bantu pendaratan visual tetap,

diperlukan supply arus yang tetap/konstan. Suatu alat yang di disusun dari

rangkaian listrik yang dirancang untuk menghasilkan dan beroperasi

dengan arus konstant (constant current), tidak tergantung dengan

perubahan beban dalam rangkaian seri. Lampu lampu visual aid yang

digunakan dirangkai secara seri, dengan menggunakan series transformer.

Pada bagian primair trafo seri dihubungkan secara seri di antara semua

trafo seri yang digunakan, kemudian dicatu dengan catu daya arus

konstant (CCR).

Output arus CCR akan dilanjutkan menuju beban, step arus

keluaran CCR mulai dari 2,2–6,6 ampere dengan tegangan tidak seimbang,

untuk itu penulis menggunakan trafo regulator sebagai tambahan untuk

mengkonversi tegangan yang besar dan selalu berubah menjadi tegangan


18

yang lebih kecil agar dapat dirubah oleh sistem voltage regulator menjadi

tegangan yang dibutuhkan. Menurut hukum kirchoff tentang tegangan

maka besarnya tegangan sumber sama dengan jumlah aljabar voltage drop

dari masing masing skundair transformer.

Gambar 7. Sistem Constant Current Regulator

Rangkaian sistem CCR static type regulator terdiri dari 2 buah

capasitor dan 2 buah choke, yang masing masing dihubungkan bergantian

secara series dalam bentuk rangkaian jembatan (monocyclic square).

a. Apabila supply tegangan dihubungkan pada masing masing ujung

pasangan choke dan kapasitor, maka pada rangkaian tersebut akan

terjadi proses resonansi sehingga pada diagonal ujung yang lain akan

dihasilkan arus tetap.

b. Arus output yang dihasilkan akan bervariasi kira kira 1-5 %, bila

terjadi perubahan frekwensi.


19

c. Apabila load terminal X dan Y dihubung singkat, maka resonant

square tersebut akan membentuk/menjadi dua buah circuit resonant

paralel yang tersambung seri satu sama lain.

d. Sebuah rangkaian resonant paralel ditinjau dari input/masukan dalam

keadaan ideal mempunyai impedansi yang tak terhingga besarnya, jadi

tak ada arus yang mengalir.

3. Constan Current Regulator CCR 30

a. Keterangan tentang Constan Current Regulator CCR 30

Sejak Manual Instruksi menggambarkan berbagai total Konstan

Regulator sekarang CCR 30 ding inclu- semua pilihan itu akan diakui

bahwa mungkin mencakup informasi lebih lanjut tentang rincian operasi,

struction con dan aksesoris untuk peralatan yang disediakan.Fungsi

regulator adalah untuk menjaga arus keluaran yang konstan ke sirkuit

pencahayaan lapangan terbang yang disuplai dari sumber daya input AC

(untuk bagian 9,6 Schematics ref).

Listrik diumpankan lebih utama CB1 masukan beralih menyatu ke

filter FL2 opsional dan kemudian ke tactor K1 con utama. Ketika K1

ditutup listrik mengalir melalui SCR blok CR1 mengandung dua thyristor

independen untuk T1 transformator output. Output transformator memiliki

3 tappings di input diatur ke tegangan ditentukan oleh pelanggan dan 8

keluaran tappings untuk menyesuaikan tegangan output rangkaian lampu di

48 langkah (ref. Untuk bagian 7.3.5 Terminal untuk Penyadapan).

Rangkaian lampu langsung terhubung ke petir keluaran arrester R11 dan


20

R12. Constant Regulator sekarang CCR 30 sepenuhnya digital dikendalikan

sehingga tidak ada penyesuaian menggunakan meter potentio- diperlukan.

Semua konfigurasi, pengaturan, penyesuaian dan kalibrasi dilakukan secara

digital menggunakan CCR- Tampilan dan Tombol Fungsi.

Untuk informasi tentang pemasangan CCR di lemari besi dan

menghubungkan listrik power supply, rangkaian lampu dan sinyal kontrol

ref. untuk bagian 3 Mounting dan Menghubungkan. Untuk informasi

tentang pengaturan atau mengubah mode operasi dari CCR, mengubah

nilai-nilai yang telah ditetapkan saat ini pada yang dipilih langkah

intensitas, pengaturan ambang kegagalan lampu pengukuran opsional atau

opsional insula- resistance tion pengukuran ref. untuk bagian 4

Configuration. Untuk ulang jam operasi, menyimpan atau membaca dari

konfigurasi tertentu rangkaian lampu atau pengaturan menggunakan

opsional DataKey dan perubahan internal kode akses ref. untuk bagian 5

Sistem Perintah.

Untuk kalibrasi arus keluaran, kalibrasi nilai listrik diukur opsional,

kalibrasi terus thres- untuk VA-drop indikasi dan kalibrasi lampu opsional

pengukuran kegagalan ref. untuk bagian 6 Ca libration. Untuk mengatur

Constant Current Regulator CCR 30 dalam operasi untuk waktu ref

pertama. bagian 7 Mulai Prosedur. Untuk informasi tentang remote dan

lokal ref operasi. untuk bagian 8 Operasi. Untuk informasi tentang

perawatan, letak kesalahan, penggantian komponen, skema dan bagian ref.

untuk bagian 9 Pemeliharaan dan Sesar Lokasi.


21

b. Pengenalan Lampu landasan atau AFL(Airfield Lighting)

Airfield Lighting (AFL) atau disebut juga dengan Aeronautical

ground lighting (AGL) merupakan istilah yang digunakan pada Bandar

udara untuk membantu dan melayani Pilot secara visual menggunakan

berbagai jenis lampu pada saat pesawat melakukan proses tinggal

landas, mendarat dan melakukan TAXI agar dapat bergerak secara

efisien dan aman

1) Approach Light

Approach Light adalah lampu yang berfungsi sebagai

petunjuk kepada penerbang tentang posisi, arah pendaratan dan

jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan . Lampu

Approach memiliki warna clear secara terus – menerus dengan

intensitas cahaya yang bisa diatur sesuai dengan permintaan agar

tidak terlalu menyilaukan. Lampu Approach memiliki beberapa

konfigurasi yang dipakai dalam lingkungan Dirjen Perhubungan

Udara, antara lain :

a) SALS (Simple Approach Lighting System)

b) MALS (Medium Approach Lighting System)

c) PALS (Precission Approach Lighting System)

Pada Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang lampu

Approach yang digunakan memiliki konfigurasi PALS yang dipasang

seri menggunakan Transformator Arus dan terbagi atas tiga sirkuit.


22

Approach light yang dipakai Bandar Udara Internasional

Minangkabau memiliki konfigurasi : 166 lampu; Bar : 30 bar ; Power

: 150 W/6 A.

Gambar 8. Approach Light

Lampu Approach menggunakan jenis lampu

HONEYWELL tipe ATR dengan 5 (lima) tingkat intensitas.

a. Precision Approach Path Indicator (PAPI)

Precision Approach Path Indicator adalah suatu alat

bantu sudut pendaratan visual yang memancarkan cahaya

merah jika sudut pendaratan terlalu rendah dan akan

memancarkan cahaya kuning jika sudut pendaratan terlalu

tinggi. Papi akan memberikan informasi kepada penerbang

mengenai sudut luncur (glide slope) yang tepat untuk


23

mendaratkan pesawat tiap sistem PAPI terdiri dari : 8 titik

lampu; 4 box ; dan konsumsi Power : 200 W/6,6 A.

Gambar 9. Presision Aprroach Path Indicator

b. Wind Direction Indicator (WDI)

Wind Direction Indicator (WDI) atau dikenal dengan

Wind Cone yang berupa kantong yang dapat berputar dan

dipasang di atas tiang, untuk menunjukkan arah angin dan

dipasang di sekitar landasan. Kantong udara Wind Cone

dilengkapi dengan sebuah lampu spot yang terpasang di tengah

kantong udara. Pengoperasian lampu dengan penerangan wind

cone menggunakan supply listrik yang di ambil dari substation

terdekat. Untuk menunjukkan arah mata angin yang presisi di

setiap kondisi cuaca, wind cone dilengkapi dengan bearing

yang tertutup agar terlindungi dari debu.


24

Gambar 10. Wind Direction Indicator

c. Runway Light

Runway Light atau lebih dikenal secara umum sebagai

penerangan landasan pacu. Berdasarkan jenis pemasangannya

terbagi atas beberapa jenis, yaitu :

1) Runway Edge Light

Runway Edge Light adalah penerangan yang

berwarna clear pada sisi landasan pacu, yang terdapat

pada tepi kanan dan tepi kiri landasan sebagai petunjuk

lebar landasan pacu yang berfungsi untuk memberi

petunjuk kepada penerbang pada saat pendaratan dan

tinggal landas pesawat terbang saat intensitas cahaya

rendah.
25

Gambar 11. Runway Edge Light,

2) Runway Treshold Light

Runway Threshold Light adalah lampu yang

dipasang pada titik awal landasan pacu. Runway

Treshold light ini memiliki fungsi sebagai penunjuk

ambang batas landasan, dan akan memancarkan cahaya

berwarna hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah

pendaratan

Gambar 12 . Runway Treshold Light


26

3) Runway End Light

Runway End Light adalah lampu landasan pacu

berwarna merah yang berfungsi sebagai petunjuk batas

akhir dari suatu landasan pacu.

Gambar 13. Runway End Light

4) Taxi way Light

Taxi way Light adalah lampu yang terpasang di

tepi sepanjang taxy way dengan jarak antar lampu 30

meter. Lampu jenis LED dengan daya 10w/6A dan

berwarna biru. Taxy way Light ini memiliki fungsi

sebagai pemandu penerbang dalam mengemudikan

pesawat terbangnya dari landasan pacu ke tempat parkir

pesawat atau sebaliknya.


27

Gambar 14. Taxyway Light

5) Flood Light

Flood Light adalah lampu untuk menerangi

tempat parkir pesawat pada waktu malam hari atau

ketika intensitas cahaya rendah.

Gambar 15. Flood Light


28

c. Pemeliharaan dan Perbaikan

Hanya personil yang berkualitas untuk melakukan tugas

pemeliharaan, troubleshooting, dan perbaikan. Hanya anak yang terlatih

dan akrab dengan peralatan yang diizinkan untuk melakukan

pemeliharaan dan perbaikan peralatan ini. Hal-hal yang perlu dilakukan

dalam pemeliharaan dan perbaikan adalah sebagai beriut.

1) Selalu gunakan perangkat keselamatan ketika bekerja pada

peralatan ini.

2) Ikuti prosedur pemeliharaan yang direkomendasikan dalam manual

peralatan.

3) Jangan menggunakan layanan atau menyesuaikan peralatan apapun

kecuali orang lain dilatih dalam pertolongan pertama dan CPR .

4) Menghubungkan semua kabel peralatan tanah terputus dan kabel

setelah peralatan servis. Tanah semua peralatan konduktif.

5) Gunakan peralatan yang telah disetujui.

6) modifikasiuntuk peralatan dapat membatalkan persetujuan lembaga

dan menciptakan bahaya keamanan.

7) Sistem periksa interlock berkala untuk memastikan efektivitas

mereka.

8) Jangan mencoba memperbaiki peralatan listrik jika air berdiri hadir.

9) Peralatan di lingkungan kelembaban tinggi.

10) Gunakan alat dengan pegangan terisolasi ketika bekerja dengan

peralatan listrik.
29

B. Proses Pengerjaan

1. Persiapan

Sebelum melakukan proses pengerjaan terlebih dahulu dilakukan

persiapan agar proses pengerjaan berjalan lancar dan sesuai dengan

harapan. Persiapan yang dilakukan sebelum proses pengerjaan adalah

sebagai berikut.

a. Siapkan toolbox dan pastikan kunci shock ada di dalam toolbox.

b. Siapkan mobil khusus untuk menuju ke landasan pacu.

c. Siapkan kamera dan buku catatan untuk digunakan sebagai laporan ke

Junior Manager dinas kelistrikan TLMP.

d. Pastikan semua anggota yang ikut bekerja memakai rompi, sepatu

safety, dan sarung tangan safety.

2. Pengerjaan

Setelah tahap persiapan selesai maka kita bisa melakukan proses

pengerjaan. Proses pengerjaan yang dilakukan adalah sebagai berkut.

a. Jika CCR memberikan tanda bahwa lampu landasan ada yang tidak

berfungsi maka dilakukan monitoring ke lapangan dengan membawa

toolbox dan memakai rompi sebagai tindakan safety.

b. Kemudian amati baik-baik dan pastikan lampu tersebut terhubung

dengan CCR yang mana.

c. Hubungi Operator CCR untuk mematikan CCR yang terhubung

dengan lampu AFL yang padam.


30

d. Ganti lampu AFL yang mengalami kerusakan dengan kurun waktu

yang sudah diberikan oleh personel ATC(Air Trafic Control).

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir pastikan semua hal berfungsi sesuai dengan

fungsinya masing-masing. Lakukanlah pengecekan untuk memastikan

semua peralatan berfungsi. Proses yang dilakukan pada tahap akhir adalah

sebagai berikut.

a. Lakukan pengetesan lampu AFL secara On-Local oleh operator CCR.

b. Kemudian amati dan pastikan lampu AFL tersebut sudah normal

kembali.

c. Jika sudah normal kembalikan ke posisi remote di kontrol panel CCR.

d. Kemasi peralatan dan informasikan ke personel ATC bahwasanya

lampu AFL sudah kembali normal.

e. Kembali ke kantor dinas kelistrikan.

f. Catat dan foto jenis, dan jumlah lampu mana saja yang mengalami

kerusakan ke dalam logbook.

g. laporkan dan berikan foto bukti kerja ke Junior Manager dinas TLMP

bahwa pekerjaan sudah selesai dilaksanakan.


31

C. Pembahasan

1. Hubungan antara Teori dan Proses Pengerjaan

Sesuai dengan buku “Standar Operasional Prosedur (SOP)” Teknik

Listrik, proses penggantian lampu airfield lighthing di landasan pacu

Bandar Udara Internasional Minangkabau padang yang dilakukan oleh

dinas TLMP di sini sangat memperhatikan dan menuruti SOP yang

berlaku yaitu sebagai berikut :

a. Perawatan Precision Approach Path Indicator dengan Sop No.

14.02.01.02 Revisi No. 01 halaman 25.

b. Perawatan Approach Light dengan SOP No. 14.02.01.02 Revisi No.

01 halaman 17.

c. Perawatan Threshold light dengan SOP No. 14.02.01.02 Revisi No. 01

halaman 101.

d. Perawatan Wind direction indicator dengan SOP No. 14.02.01.02

Revisi No. 01 halaman 200.

e. Perawatan Runway Light dengan SOP No. 14.02.01.02 Revisi No. 01

halaman 300.

2. Manajemen Keselamatan

a. Perawatan Airfield Lighthing

Ketika sedang memperbaiki lampu airfield lighthing, sebagai

tindakan safety maka semua anggota yang ikut serta dalam perbaikan

wajib menggunakan hal-hal berikut ini.

1) Sepatu safety
32

2) Rompi dengan spotlight

3) Sarung tangan safety

4) Pass.

b. Perawatan sistem pendingin udara dan Chiller di gedung terminal

Bandara Internasional Minangkabau

Ketika sedang melakukan perawatan sistem pendingin udara

dan chiller maka semua anggota yang ikut melakukan perawatan

wajib menggunakan:

1) Rompi dengan spotlight

2) Penutup telinga

3) Sepatu safety

4) Pass

c. Perawatan sistem pembangkit listrik

Dalam melakukan perawatan sistem pembangkit listrik di

Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang semua anggota

yang ikut dalam melakukan perawatan wajib menggunakan :

1) Sepatu safety

2) Rompi dengan spotlight

3) Penutup telinga

4) Sarung tangan safety

5) Pass
33

d. Perawatan sistem pembuangan limbah

Dalam melakukan perawatan sistem pembuangan limbah di

Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang semua anggota

yang ikut dalam melakukan perawatan wajib menggunakan :

1) Sepatu safety

2) Rompi dengan spotlight

3) Penutup telinga

4) Sarung tangan safety

5) Pass.

Anda mungkin juga menyukai