SIMPISIA
Disususn oleh :
AKFAR 3 B
2019
DAFTAR ISI
BAB 1 ............................................................................................................................................................. 4
ISI................................................................................................................................................................... 4
A. Definisi Simplisia ............................................................................................................................... 4
B. Klasifikasi / macam – macam / jenis simplisia (penjelasan serta contohnya) ................................. 4
C. Kekuatan (manfaat) dan kekurangan penggunaan simplisia ............................................................ 4
1. Kelebihan Obat Tradisional ................................................................................................................... 5
D. Tata nama Simplisia .......................................................................................................................... 7
E. Faktor yang mempengaruhi kualitas simplisia.................................................................................. 7
F. Dasar pembuatan simplisia beserta contoh tanaman ...................................................................... 8
G. Tahapan Pembuatan Simplisia dengan Metode Pengeringan .......................................................... 9
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................................... 11
Daftar pustaka......................................................................................................................................... 12
BAB 1
ISI
A. Definisi Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan
proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia merupakan bahan awal pembuatan sediaan herbal. Mutu sediaan herbal sangat
dipengaruhi oleh mutu simplisia yang digunakan. Oleh karena itu, sumber simplisia, cara
pengolahan, dan penyimpanan harus dapat dilakukan dengan cara yang baik. Simplisia adalah
bahan alam yang digunakan sebagai bahan sediaan herbal yang belum mengalami pengolahan
apapun dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan.
1. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman Contoh : Datura folium (kecubung) dan Piperis nigri Fructus (lada). Eksudat
tanaman adalah inti sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu
sengaja di keluarkan dari sel nya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.
2. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang merupakan hewan utuh, sebagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni, Contoh :
Minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (mel depuratum).
A. Ketepatan dosis
Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa
dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi,
seperti halnya resep dokter. Buah mahkota dewa misalnya, hanya
boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air.
Sedangkan daun mindi baru berkhasiat jika direbus sebanyak 7
lembar dalam takaran air tertentu (Suarni, 2005). Hal ini menepis
anggapan masyarakat bahwa obat tradisional tidak selamanya lebih
aman dari pada obat modern. Dosis yang tepat membuat tanaman
obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi
racun.
B. Ketepatan waktu penggunaan
Kunyit telah diakui manfaatnya untuk mengurangi nyeri saat haid
dan telah di konsumsi secara turun temurun dalam ramuan jamu
kunir asam yang sangat baik dikonsumsi saat datang bulan
(Sastroamidjojo S, 2001). Akan tetapi jika dikonsumsi pada awal
masa kehamilan dapat membahayakan dan beresiko
menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukan bahwa ketepatan
waktu penggunaan berpengaruh terhadap efek yang akan di
timbulkan.
C. Ketepatan cara penggunaan
Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat
di dalamnya. Sebagai contoh adalah daun Kecubung jika dihisap
seperti rokok bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh
dan diminum dapat menyebabkan. keracunan atau mabuk (Patterson S., dan O’Hagan D.,
2002).
D. Ketepatan pemilihan bahan
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang
kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain.
Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi
yang diinginkan. Sebagai contoh tanaman Lempuyang di pasaran
ada 3 jenis, yaitu Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans L.),
Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbert L.), dan Lempuyang
Wangi (Zingiber aromaticum L.) dimana tiap jenis tanaman
memiliki khasiat obat yang berbeda-beda.
E. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu
Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang
berkhasiat dalam terapi. Sebagai contoh, daun Tapak Dara
mengandung alkaloid yang bermanfaat untuk pengobatan diabetes
dan juga mengandung vincristin dan vinblastin yang dapat
menyebabkan penurunan leukosit (sel-sel darah putih) hingga ±
30%, akibatnya penderita menjadi rentan terhadap penyakit infeksi
3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit
sekunder, sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa
metabolit sekunder sehingga memungkinkan tanaman tersebut
memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut adakalanya
saling mendukung (herba timi dan daun kumis kucing), tetapi ada juga
yang seakan-akan saling berlawanan atau kontradiksi (akar kelembak).
Berdasarkan bahan bakunya, simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar dan tanaman
yang dibudidayakan. Jika simlisia diambil dari tanaman yang dibudidayakan maka keseragaman
umur, masa panen, galur (asal,usul,garis keturunan) tanaman dapat dipantau. Sementara jika
diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitas yang tidak bisa dikendalikan
seperti asal tanaman, umur, dan tempat tumbuhan.
Dalam proses pembuatan simplisia ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan
tersebut meliputi :
Air yang digunakan harus bebas dari pencemaran racun serangga, kuman pathogen,
logam berat dan lain-lain. 3. Tahapan Pembuatan Pada umumnya pemuatan simplisia melalui
tahapan seperti berikut : pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, pengepakan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu.
A. Pengumpulan Bahan Baku. Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda,
antara lain tergantung pada :
1. Bagian tanaman yang digunakan.
2. Umur tanaman atau bagian tanaman yang digunakan.
3. Waktu panen.
4. Lingkungan tempat tumbuh. Waktu panen sangat erat hubungannya dengan
pembentukan senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu
panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif
dalam jumlah terbesar. Senyawa aktif terbentuk secara maksimal didalam didalam
bagian tanaman atau tanaman pada umur tertentu.
Pembuatan simplisia dengan cara ini dilakukan dengan pengeringan cepat, tetapi
dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan yang terlalu lama akan
mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi kapang. Pengeringan dengan
suhu yang tinggi akan mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa
aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut, untuk simplisia yang memerlukan
perajangan perlu diatur panjang perajangannya, sehingga diperoleh tebal irisan
yang pada pengeringan tidak mengalami kerusakan.
Pati, talk dan sebagainya pada proses pembuatannya memerlukan air. Air yang
digunakan harus terbebas dari pencemaran serangga, kuman patogen, logam
berat dan lain-lai
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali diyatakan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan.
Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.
Terdapat beberapa cara dalam pembuatan simplisia yaitu, Simplisia dibuat dengan cara
pengeringan, Simplisia dibuat dengan fermentasi, Simplisia dibuat dengan proses khusus, dan
Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air.
B. Saran
Mohon masukan nya untuk makalah ini agar makalah yang dibuat dapat berguna bagi pembaca
Daftar pustaka
Made suryani , 2007. https://www.academia.edu/18915447/PEMBUATAN_SIMPLISIA_NABATI,
universitas udayana, bali.
Mei Utami, dkk. 2013. Keragaman dan Pemanfaatan Simplisia Nabati yang Diperdagangkan di
Purwokerto, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto.
Rina Wahyuni , 2014.PENGARUH CARA PENGERINGAN DENGAN OVEN, KERING ANGIN DAN
CAHAYA MATAHARI LANGSUNG TERHADAP MUTU SIMPLISIA HERBA SAMBILOTO fakultas Farmasi
Universitas Andalas (UNAND) 2Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang.