Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SIMPISIA

Disususn oleh :

AKFAR 3 B

Farhan tri laksono AKF 18036

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

2019
DAFTAR ISI
BAB 1 ............................................................................................................................................................. 4
ISI................................................................................................................................................................... 4
A. Definisi Simplisia ............................................................................................................................... 4
B. Klasifikasi / macam – macam / jenis simplisia (penjelasan serta contohnya) ................................. 4
C. Kekuatan (manfaat) dan kekurangan penggunaan simplisia ............................................................ 4
1. Kelebihan Obat Tradisional ................................................................................................................... 5
D. Tata nama Simplisia .......................................................................................................................... 7
E. Faktor yang mempengaruhi kualitas simplisia.................................................................................. 7
F. Dasar pembuatan simplisia beserta contoh tanaman ...................................................................... 8
G. Tahapan Pembuatan Simplisia dengan Metode Pengeringan .......................................................... 9
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................................... 11
Daftar pustaka......................................................................................................................................... 12
BAB 1

ISI
A. Definisi Simplisia

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan
proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia merupakan bahan awal pembuatan sediaan herbal. Mutu sediaan herbal sangat
dipengaruhi oleh mutu simplisia yang digunakan. Oleh karena itu, sumber simplisia, cara
pengolahan, dan penyimpanan harus dapat dilakukan dengan cara yang baik. Simplisia adalah
bahan alam yang digunakan sebagai bahan sediaan herbal yang belum mengalami pengolahan
apapun dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan.

B. Klasifikasi / macam – macam / jenis simplisia (penjelasan serta contohnya)


simplisia di bagi dalam 3 golongan yaitu simplisia nabati, hewani, dan mineral.

1. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman Contoh : Datura folium (kecubung) dan Piperis nigri Fructus (lada). Eksudat
tanaman adalah inti sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu
sengaja di keluarkan dari sel nya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.
2. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang merupakan hewan utuh, sebagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni, Contoh :
Minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (mel depuratum).

3. Simplisia Plikan atau Mineral


Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang
belum diolah dengan cara yang sederhana dan belum berupa zat kimia murni, Contoh : Serbuk
seng dan serbuk tembaga.

C. Kekuatan (manfaat) dan kekurangan penggunaan simplisia


1. Kelebihan Obat Tradisional
Kelebihan yang dimiliki obat tradisional jika dibandingkan dengan obat
modern, antara lain :
Efek samping obat tradisional relatif kecil
Obat tradisional akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan
tepat, baik takaran, waktu dan cara penggunaan, pemilihan bahan serta
penyesuai dengan indikasi tertentu.

A. Ketepatan dosis
Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa
dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi,
seperti halnya resep dokter. Buah mahkota dewa misalnya, hanya
boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air.
Sedangkan daun mindi baru berkhasiat jika direbus sebanyak 7
lembar dalam takaran air tertentu (Suarni, 2005). Hal ini menepis
anggapan masyarakat bahwa obat tradisional tidak selamanya lebih
aman dari pada obat modern. Dosis yang tepat membuat tanaman
obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi
racun.
B. Ketepatan waktu penggunaan
Kunyit telah diakui manfaatnya untuk mengurangi nyeri saat haid
dan telah di konsumsi secara turun temurun dalam ramuan jamu
kunir asam yang sangat baik dikonsumsi saat datang bulan
(Sastroamidjojo S, 2001). Akan tetapi jika dikonsumsi pada awal
masa kehamilan dapat membahayakan dan beresiko
menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukan bahwa ketepatan
waktu penggunaan berpengaruh terhadap efek yang akan di
timbulkan.
C. Ketepatan cara penggunaan
Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat
di dalamnya. Sebagai contoh adalah daun Kecubung jika dihisap
seperti rokok bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh
dan diminum dapat menyebabkan. keracunan atau mabuk (Patterson S., dan O’Hagan D.,
2002).
D. Ketepatan pemilihan bahan
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang
kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain.
Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi
yang diinginkan. Sebagai contoh tanaman Lempuyang di pasaran
ada 3 jenis, yaitu Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans L.),
Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbert L.), dan Lempuyang
Wangi (Zingiber aromaticum L.) dimana tiap jenis tanaman
memiliki khasiat obat yang berbeda-beda.
E. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu
Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang
berkhasiat dalam terapi. Sebagai contoh, daun Tapak Dara
mengandung alkaloid yang bermanfaat untuk pengobatan diabetes
dan juga mengandung vincristin dan vinblastin yang dapat
menyebabkan penurunan leukosit (sel-sel darah putih) hingga ±
30%, akibatnya penderita menjadi rentan terhadap penyakit infeksi

2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat


tradisional atau komponen bioaktif tanaman obat. Dalam suatu ramuan obat tradisional
umumnya terdiri dari beberapa. jenis obat tradisional yang memiliki efek saling mendukung
satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Contohnya seperti pada
Herba Timi (Tymus serpyllum atau T.vulgaris) sebagai salah satu
ramuan obat batuk. Herba Timi diketahui mengandung minyak atsiri
(yang antara lain terdiri dari tymol dan kalvakrol) serta flavon
polimetoksi. Tymol dalam timi berfungsi sebagai ekspektoran
(mencairkan dahak) dan kalvakrol sebagai anti bakteri penyebab batuk
sedangkan flavon polimetoksi sebagai penekan batuk non-narkotik,
sehingga pada tanaman tersebut sekurang-kurangnya ada 3 komponen
aktif yang saling mendukung sebagai antitusif.

3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit
sekunder, sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa
metabolit sekunder sehingga memungkinkan tanaman tersebut
memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut adakalanya
saling mendukung (herba timi dan daun kumis kucing), tetapi ada juga
yang seakan-akan saling berlawanan atau kontradiksi (akar kelembak).

4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan


degeneratif.
Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di Indonesia telah
mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (yang terjadi sekitar tahun
1970 ke bawah) ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah
tahun 1970 hingga sekarang). Yang termasuk penyakit metabolik
antara lain : diabetes, hiperlipidemia, asam urat, batu ginjal dan
hepatitis. Sedangkan penyakit degeneratif diantaranya : rematik, asma,
ulser, haemorrhoid dan pikun. Untuk menanggulangi penyakit tersebut
diperlukan pemakain obat dalam waktu lama sehinga jika
menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya efek samping yang
terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih
sesuai bila menggunakan obat tradisional karena efek samping yang
ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman.

D. Tata nama Simplisia


Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati
ditulis dengan menyebutkan nama genus atau spesies nama tananman, diikuti nama bagian
tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisisa nabati yang diperoleh dari
beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.
Contoh :
1. Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba,
Zingiberis Rhizoma.
2. Petunjuk spesies + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba.
3. Genus+petunjuk spesies+nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus.
E. Faktor yang mempengaruhi kualitas simplisia

1. Bahan baku simplisia

Berdasarkan bahan bakunya, simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar dan tanaman
yang dibudidayakan. Jika simlisia diambil dari tanaman yang dibudidayakan maka keseragaman
umur, masa panen, galur (asal,usul,garis keturunan) tanaman dapat dipantau. Sementara jika
diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitas yang tidak bisa dikendalikan
seperti asal tanaman, umur, dan tempat tumbuhan.

2. Proses pembuatan simplisia

Dalam proses pembuatan simplisia ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan
tersebut meliputi :

a) Pengumpulan bahan baku


Kualitas bahan baku ditentukan oleh tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan bahan baku
tersebut. Salah satu tahapan yang berpersn dalam hal ini yaitu masa panen. Masa panen
dilakukan sesuai dengan tanaman, yaitu sebagai berikut.
1. Biji
Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau sebelum
semua nya pecah.
2. Buah
Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah
bisa dilakukan saat menjelang masak (misalnya Piper ningrum), setelah benar-benar
masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan warna/bentuk dari buah
yang bersangkutan (misalnya jeruk, papaya).
3. Bunga

F. Dasar pembuatan simplisia beserta contoh tanaman

Air yang digunakan harus bebas dari pencemaran racun serangga, kuman pathogen,
logam berat dan lain-lain. 3. Tahapan Pembuatan Pada umumnya pemuatan simplisia melalui
tahapan seperti berikut : pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, pengepakan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu.
A. Pengumpulan Bahan Baku. Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda,
antara lain tergantung pada :
1. Bagian tanaman yang digunakan.
2. Umur tanaman atau bagian tanaman yang digunakan.
3. Waktu panen.
4. Lingkungan tempat tumbuh. Waktu panen sangat erat hubungannya dengan
pembentukan senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu
panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif
dalam jumlah terbesar. Senyawa aktif terbentuk secara maksimal didalam didalam
bagian tanaman atau tanaman pada umur tertentu.

Sebagai contoh pada tanaman Atropa belladonna, alkaloid hiosiamina mula-mula


terbentuk dalam akar. Dalam tahun pertama, pembentukan hiosiamina berpindah pada
batang yang masih hijau. Pada tahun kedua, batang mulai mulai berlignin dan kadar
hiosiamina semakin meningkat. Kadar alkaloid hiosiamina tertinggi dicapai dalam pucuk
tanaman saat tanaman berbunga dan kadar alkaloid menurun pada saat tanaman
berbuah dan makin turun ketika buah semakin tua. Contoh lain, pada tanaman Mentha
piperita muda mengandung mentol banyak dalam daunnya. Kadar minyak atsiri dan
mentol tertinggi pada daun tanaman ini dicapai pada saat tanaman tepat akan berbunga.
Pada Cinnamomum camphora,kamfer akan terkumpul dalam kayu tanaman yang telah
tua. Penentuan bagian tanaman yang dikumpulkan dan waktu pengumpulan secara tepat
memerlukan penelitian. Disampng waktu panen yang dikaitkan dengan umur, perlu
diperatikan pula simplisia yang mengandung minyak atsiri lebih baik dipanen di pagi hari.

a. Simplisia dibuat dengan cara pengeringan

Pembuatan simplisia dengan cara ini dilakukan dengan pengeringan cepat, tetapi
dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan yang terlalu lama akan
mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi kapang. Pengeringan dengan
suhu yang tinggi akan mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa
aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut, untuk simplisia yang memerlukan
perajangan perlu diatur panjang perajangannya, sehingga diperoleh tebal irisan
yang pada pengeringan tidak mengalami kerusakan.

b. Simplisia dibuat dengan fermentasi.

Proses fermentasi dilakukan dengan seksama, agar proses tersebut tidak


berkelanjutan kearah yang tidak diinginkan.

c. Simplisia dibuat dengan proses khusus.

Pembuatan simplisia dengan penyulingan, pengentalan eksudat


nabatipenyaringan sari air dan proses khusus lainnya dilakukan dengan
berpegang pada prinsip bahwa pada simplisia yang dihasilkan harus memiliki
mutu sesuai dengan persyaratan.

d. Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air.

Pati, talk dan sebagainya pada proses pembuatannya memerlukan air. Air yang
digunakan harus terbebas dari pencemaran serangga, kuman patogen, logam
berat dan lain-lai

G. Tahapan Pembuatan Simplisia dengan Metode Pengeringan

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suhu pengeringan, kelembaban


udara,aliran udara, waktu pengeringan (cepat), dan luas permukaan bahan.
suhupengeringan bergantung pada simplisia dan cara pengeringan.
Pengeringandapat dilakukan antara suhu 30o-90o C.

2. Pengeringan dilakukan untuk mengeluarkan atau menghilangkan air dari


suatu bahan dengan menggunakan sinar matahari. Cara ini sederhana dan
hanya memerlukan lantai jemur.
3. Simplisia yang akan dijemur disebar secara merata dan pada saat tertentu
dibalik agar panas merata. Cara penjemuran semacam ini selain murah juga
praktis, namun juga ada kelemahan yaitu suhu dan kelembaban tidak dapat
terkontrol, memerlukan area penjemuran yang luas, saat pengeringan
tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan waktu pengeringan yang lama.
Dengan menurunkan kadar air dapat mencegah tumbuhnya kapang dan
menurunkan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan
mutu atau pengrusakan simplisia. Secara umum kadar air simplisia tanaman
obat maksimal 10%.

4. memudahkan dalam pengangkutan, mengeluarkan aroma khas pada bahan


serta memiliki nilai ekonomi lebih tinggi
BAB 2

PENUTUP

A. Kesimpulan
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali diyatakan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan.
Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.
Terdapat beberapa cara dalam pembuatan simplisia yaitu, Simplisia dibuat dengan cara
pengeringan, Simplisia dibuat dengan fermentasi, Simplisia dibuat dengan proses khusus, dan
Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air.

B. Saran

Mohon masukan nya untuk makalah ini agar makalah yang dibuat dapat berguna bagi pembaca
Daftar pustaka
Made suryani , 2007. https://www.academia.edu/18915447/PEMBUATAN_SIMPLISIA_NABATI,
universitas udayana, bali.

Mei Utami, dkk. 2013. Keragaman dan Pemanfaatan Simplisia Nabati yang Diperdagangkan di
Purwokerto, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto.

Rina Wahyuni , 2014.PENGARUH CARA PENGERINGAN DENGAN OVEN, KERING ANGIN DAN
CAHAYA MATAHARI LANGSUNG TERHADAP MUTU SIMPLISIA HERBA SAMBILOTO fakultas Farmasi
Universitas Andalas (UNAND) 2Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang.

Anda mungkin juga menyukai