Modul Linear
Modul Linear
Sistem Linear:
Dimana:
Biasanya, untuk menyelesaikan system linear di atas, kita menggunakan cara eliminasi
dan substitusi untuk menemukan value dari x,y, dsb.
Solusi dari system linear 2 variabel (nilai dari x, y) adalah titik potong dari 2 buah garis
persamaan linear. Ada 3 kemungkinan solusi:
Solusi dari system linear 3 variabel (nilai dari x, y, z) adalah titik potong dari 3 buah
bidang persamaan linear. Ada 3 kemungkinan solusi:
2. ONE SOLUTION memiliki satu titik perpotongan antara ketiga bidang persamaan.
7 4
3𝑦 = 4 solution: (𝑥, 𝑦) → (3 , 3)
4
𝑦=3
𝑥+𝑦 =4 (× 3) 3𝑥 + 3𝑦 = 12
3𝑥 + 3𝑦 = 6 (× 1) 3𝑥 + 3𝑦 = 6
0 ≠ 6 NO SOLUTION
4𝑥 − 2𝑦 = 1 (× −4) −16𝑥 + 8𝑦 = −4
16𝑥 − 8𝑦 = 4 (× 1) 16𝑥 − 8𝑦 = 4
0 = 0 ∞ SOLUTION
Contoh:
B. Elementary Row Operations (Operasi Baris Elementer/OBE)
Terdapat 3 aturan dalam menemukan solusi system persamaan linear menggunakan OBE:
1. Pertukaran baris
1 2 3 4 5 6
[ ] 𝑏1 ↔ 𝑏2 [ ]
4 5 6 1 2 3
2. Perkalian suatu baris dengan konstanta selain 0
1 2 3 2 4 6
[ ] (2𝑏1 ) [ ]
4 5 6 4 5 6
3. Penjumlahan suatu baris dengan baris lain yang telah dikali konstanta
1 2 3 9 12 15
[ ] (2𝑏2 + 𝑏1 ) [ ]
4 5 6 4 5 6
Penggunaan OBE tujuannya untuk mengubah bentuk matriks agar memiliki deretan 1 utama:
1 5 4 1
𝐴 = [ 0 1 7 2]
0 0 1 0
Dibawah 1 utama harus terdiri dari angka 0 semua.
Jika tidak mendapatkan deretan 1 utama dan/atau dibawahnya tidak 0, maka OBE dilakukan
kembali sampai elemen matriks hanya terdiri dari angka 1 dan 0.
1 2 4 1
[0 1 7 2] tidak unik karena masih terdapat angka selain 0 & 1
0 0 1 3
1 2 4 1
[0 1 7 2] baris 0 diletakkan paling bawah
0 0 0 3
1 1 0 1
[0 1 0 2] tidak ada 1 utama, tetapi terdiri dari angka 1 & 0 saja
0 0 0 5
CONTOH SOAL:
Tentukan solusi dari:
𝑎+𝑐 =4
𝑎 − 𝑏 = −1
2𝑏 + 𝑐 = 7
Jawab:
*pengenolan dimulai
dari kolom paling kiri
1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4
[1 −1 0 −1] (−𝑏1 ) + 𝑏2 [0 −1 −1 −5] (−1)𝑏2 [0 1 1 5]
0 2 1 7 0 2 1 7 0 2 1 7
1 0 1 4 1 0 1 4
(−2)𝑏2 + 𝑏3 [0 1 1 5] (−1)𝑏3 [0 1 1 5]
0 0 −1 −3 0 0 1 3
Esilon Baris
(Tidak unik)
𝑎+𝑐 =4 𝑎=1
𝑏 + 𝑐 = 5 didapatkan 𝑏 = 2
𝑐=3 𝑐=3
Metode Gauss Jordan Hasil matriks berbentuk Esilon Baris Tereduksi (unik), contoh:
1 0 0 1
[0 1 0 2] memuat 1 utama dan elemen atas dan bawah 0.
0 0 1 3
CONTOH SOAL:
Tentukan solusi dari:
𝑎+𝑐 =4
𝑎 − 𝑏 = −1
2𝑏 + 𝑐 = 7
Jawab:
*pengenolan dimulai
dari kolom paling kiri
1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4
[1 −1 0 −1] (−𝑏1 ) + 𝑏2 [0 −1 −1 −5] (−1)𝑏2 [0 1 1 5]
0 2 1 7 0 2 1 7 0 2 1 7
1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 0 1
(−2)𝑏2 + 𝑏3 [0 1 1 5] (−1)𝑏3 [0 1 1 5] (−𝑏3 ) + 𝑏1 [ 0 1 1 5]
0 0 −1 −3 0 0 1 3 0 0 1 3
1 0 0 1 1 0 0 𝑎 1 𝑎 1
(−𝑏3 ) + 𝑏2 [ 0 1 0 2] 𝑏
[ 0 1 0] [ ] = [ 2] 𝑏 =2
0 0 1 3 0 0 1 𝑐 3 𝑐 3
Esilon Baris Tereduksi
(Unik)
CONTOH PENYELESAIAN DENGAN SISTEM OBE 1 SOLUSI:
Soal: 2𝑥 + 𝑦 = 1
𝑥 + 3𝑦 = 2
Jawab:
1. Diubah ke bentuk augmented matrix.
2 1 1
[ ]
1 3 2
*pengenolan dimulai
2. OBE dari kolom paling kiri
2 1 1 1 3 2 1 3 2
[ ] 𝑏1 ↔ 𝑏2 [ ] −2(𝑏1 ) + 𝑏2 [ ]
1 3 2 2 1 1 0 −5 −3
1
1 1 3 2 1 0 5
(− ) 𝑏2 [0 1
3] (−3)𝑏2 + 𝑏1 [ 3]
5
5 0 1 5
3. Solusinya
1 0 𝑥 ⅕
[ ] [ ] = [ ] Jadi, (x,y) = (⅕,⅗)
0 1 𝑦 ⅗
2. OBE
*pengenolan dimulai
dari kolom paling kiri
1 0 1 4 1 0 1 4
[ 1 −1 0 −1] (−1)𝑏1 + 𝑏2 [ 0 −1 −1 −5] 𝑏1 + 𝑏3
−1 1 0 2 −1 1 0 2
1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4
[0 −1 −1 −5] (−1)𝑏2 [0 1 1 5] 𝑏2 − 𝑏3 [0 1 1 5 ]
0 1 1 6 0 1 1 6 0 0 0 −1
3. Solusinya
1 0 1 𝑥 4
[0 1 1] [𝑦] = [ 5 ]
0 0 0 𝑧 −1
𝑥+𝑧 =4
𝑦+𝑧 =5
0 ≠ −1 NO SOLUTION
5. OBE
*pengenolan dimulai
dari kolom paling kiri
1 0 1 4 1 0 1 4
[ 1 −1 0 −1] (−1)𝑏1 + 𝑏2 [ 0 −1 −1 −5] 𝑏1 + 𝑏3
−1 1 0 1 −1 1 0 1
1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4
[0 −1 −1 −5] (−1)𝑏2 [0 1 1 5] 𝑏2 − 𝑏3 [0 1 1 5]
0 1 1 5 0 1 1 5 0 0 0 0
6. Solusinya
1 0 1 𝑥 4
[0 1 1] [𝑦] = [5]
0 0 0 𝑧 0
𝑥+𝑧 =4
𝑦+𝑧 =5
0=0 ∞ SOLUTION
Solusi persamaan parametric
𝑥 + 𝑧 = 4 𝑥 = −𝑧 + 4
𝑦 + 𝑧 = 5 𝑦 = −𝑧 + 5
Matriks adalah array angka persegi panjang. Angka-angka dalam array disebut entri dalam matriks.
Dalam deskripsi ukuran, angka pertama selalu menunjukkan jumlah baris, dan yang kedua menunjukkan
jumlah kolom. Matriks yang tersisa dalam contoh di atas memiliki ukuran masing-masing 1x4, 3x3, 2x1,
dan 1x1.
Matriks dengan hanya satu kolom disebut vektor kolom atau matriks kolom, dan matriks dengan hanya
satu baris disebut vektor baris atau matriks baris. Dalam contoh sebelumnya, matriks 2x1 adalah vektor
kolom, matriks 1x4 adalah vektor baris, dan matriks 1x1 adalah vektor baris dan vektor kolom.
Ketika mendiskusikan matriks, adalah umum untuk menyebut jumlah numerik sebagai skalar. Kecuali
dinyatakan sebaliknya, skalar akan menjadi bilangan real.
Entri yang terjadi pada baris i dan kolom j dari matriks A akan dilambangkan dengan aij. Jadi matriks mx n
umum sebagai:
notasi pertama digunakan ketika penting dalam diskusi untuk mengetahui ukuran, dan notasi kedua
digunakan ketika ukuran tidak perlu ditekankan.
Biasanya, kami akan mencocokkan huruf yang menunjukkan matriks dengan huruf yang menunjukkan
entri-entrinya. Entri pada baris i dan kolom j dari matriks A juga biasanya dilambangkan dengan simbol
(A) ij atau aij.
Matriks A dengan n baris dan kolom n disebut matriks kuadrat urutan n, dan entri berbayang a11, a22, ...,
ann dalam matriks di bawah ini dikatakan berada di diagonal utama A.
Kesetaraan Matriks
Dua matriks didefinisikan sama jika mereka memiliki ukuran yang sama dan entri yang sesuai adalah sama.
Kesetaraan dua matriks
A = [aij] dan B = [bij] dengan ukuran yang sama dapat diekspresikan dengan menulis aij = bij, untuk semua
nilai i dan j dalam matriks tersebut.
Contoh :
Perhatikan matriksnya Jika x = 5 maka A = B, tetapi untuk semua nilai x lainnya, matriks A dan B tidak
sama, karena tidak semua entri yang sesuai adalah sama. Tidak ada nilai x yang A = C karena A dan C
memiliki ukuran yang berbeda.
Penambahan dan Pengurangan Matriks
Jika A dan B adalah matriks dengan ukuran yang sama, jumlah A + B adalah matriks yang diperoleh dengan
menambahkan entri B ke entri A yang sesuai, hanya bisa dijumlahkan atau dikurangkan dengan elemen di
posisi yang sama. Matriks dengan ukuran yang berbeda tidak dapat ditambahkan atau dikurangi.
Perkalian Skalar
Jika A adalah matriks apa pun dan c adalah skalar apa pun, maka produk c.A adalah matriks yang diperoleh
dengan mengalikan setiap entri dari matriks A dengan c. Matriks c.A dikatakan sebagai kelipatan skalar
dari A. Dalam notasi matriks, jika A = [aij], maka
Perkalian Matriks
Multiplikasi matriks memiliki aplikasi penting untuk sistem persamaan linear. Pertimbangkan sistem
persamaan m linier dalam n yang tidak diketahui:
Karena dua matriks sama jika dan hanya jika entri yang sesuai sama, kita dapat mengganti persamaan m
dalam sistem ini dengan persamaan matriks tunggal
Aturan Matriks
a) A+B=B+A
b) A+(B+C) = (A+B) + C
c) A(BC) = (AB)C
d) A(B+C) = AB + AC
e) (B+C)A = BA + CA
f) a(B+C) = aB + aC
g) (a+b)C = aC + bC
h) a(bC) = (ab)C
i) a(BC) = (aB)C = B(ac)
Aturan Transpose
a) (AT)T = A
b) (A+B)T = AT + BT
c) (k.A)T = k.AT
d) (A.B)T = BT.AT (dibalik kalo perkalian)
Responsi Linear Algebra – Determinant and Inverse of Matrix
Invers Matrix :
A-1 . A = A . A-1 = I
*Tidak semua matriks punya invers (singular)
Cara mencari invers : OBE dan adjoin.
Invers 2 x 2 Matrix :
𝑎 𝑏
𝐴= [ ]
𝑐 𝑑
1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = [ ]
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
A . X = N → X = A-1 . B
Contoh :
𝑥1 + 2𝑥2 + 3𝑥3 = 5
2𝑥1 + 5𝑥2 + 3𝑥3 = 3
𝑥1 + 8𝑥3 = 17
1 2 3
𝐴 = [2 5 3]
1 0 8
1 2 3 | 1 0 0
[2 5 3 | 0 1 0] −2𝑏1 + 𝑏2
~
1 0 8 | 0 0 1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 −3 | −2 1 0] −1𝑏1 + 𝑏3
~
1 0 8 | 0 0 1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 −3 | −2 1 0] 2𝑏2 + 𝑏3
~
0 −2 5 | −1 0 1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 −3 | −2 1 0] −𝑏3
~
0 0 −1 | −5 2 1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 −3 | −2 1 0 ] 3𝑏3 + 𝑏2
~
0 0 1 | 5 −2 −1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 0 | 13 −5 −3] −3𝑏3 + 𝑏1
~
0 0 1 | 5 −2 −1
1 2 0 | −14 6 3
[0 1 0 | 13 −5 −3] −2𝑏2 + 𝑏1
~
0 0 1 | 5 −2 −1
1 0 0 | −40 16 9
[0 1 0 | 13 −5 −3]
0 0 1 | 5 −2 −1
−40 16 9
−1
𝐴 = [ 13 −5 −3]
5 −2 −1
𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
𝑥1 −40 16 9 5 1
[𝑥2] = [ 13 −5 −3] [ 3 ] = [−1]
𝑥3 5 −2 −1 17 2
Jadi x1 = 1, x2 = -1, x3=2.
Sifat matriks invers :
(A-1)-1 = A
(A.B)-1 = B-1 . A-1
1
(iA)-1 = i A-1
(An)-1 = (A-1)n
𝑎11 𝑎12
𝐴 = [𝑎 𝑎 ]
21 22
𝑎11 𝑎12
det(𝐴) = [𝑎 𝑎 ] = 𝑎11 𝑎22 − 𝑎12 𝑎21
21 22
Cara mencari determinan dengan ekspansi kofaktor :
Contoh :
2 1 0
𝐴 = [1 2 1]
0 1 2
Cara 1 : kolom 3
𝑒𝑡(𝐴) = 𝑎13 𝑐13 + 𝑎23 𝑐23 + 𝑎33 𝑐33
2 1 2 1
= 0 + 1(−1)2+3 | | + 2(−1)3+3 | |
0 1 1 2
= 0 + −1 (2.1 − 1.0) + 2(2.2 − 1.1)
= 0 + −1 (2) + 2(3)
= 0−2+6
= 4
Cara 2 : baris 3
𝑑𝑒𝑡(𝐴) = 𝑎31 𝑐31 + 𝑎32 𝑐32 + 𝑎33 𝑐33
2 0 2 1
= 0 + 1(−1)3+2 | | + 2(−1)3+3 | |
1 1 1 2
= 0 + −1 (2.1 − 0.1) + 2(2.2 − 1.1)
= 0 + −1 (2) + 2(3)
= 0−2+6
= 4
Cara mencari determinan dengan metode sarrus :
Aturan Cramer :
Mencari solusi tunggal dengan menggunakan aturan cremer
Langkah langkah aturan cramer :
1. Cari det(A)
2. Cari det(Aj) dimana Aj = matriks A, tapi j = 1, 2, …,n. kolom ke j diganti B
det(𝐴𝑛)
3. Solusi : 𝑋𝑛 = det(𝐴)
Contoh :
𝑥1 − 2𝑥2 + 3𝑥3 = −1
−2𝑥1 + 𝑥2 − 5𝑥3 = 1
3𝑥1 + 3𝑥2 + 4𝑥3 = 2
1 −2 3 𝑥1 −1
[−2 1 −5] [𝑥2 ] = [ 1 ]
3 3 4 𝑥3 2
Langkah 1:
1 −2 3
det(𝐴) = [−2 1 −5] = 6
3 3 4
Langkah 2 :
−1 −2 3
det(𝐴1) = [ 1 1 −5] = 12
2 3 4
1 −1 3
det(𝐴2) = [−2 1 −5] = 0
3 2 4
1 −2 −1
det(𝐴3) = [−2 1 1 ] = −6
3 3 2
Langkah 3 :
𝐴1 12
a. 𝑥1 = = =2
𝐴 6
𝐴2 0
b. 𝑥2 = = =0
𝐴 6
𝐴3 −6
c. 𝑥3 = = = −1
𝐴 6