Anda di halaman 1dari 18

System of Linear Equations

A. Linear Equations (Persamaan Linear)


Persamaan linear sebanyak n-suku, bentuknya:
𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏
 Contoh:

Sistem Linear:

Terdiri dari beberapa persamaan linear.

Dimana:

m = banyak persamaan linear

n = suku dan variabel urutan ke berapa dalam persamaan linear

Biasanya, untuk menyelesaikan system linear di atas, kita menggunakan cara eliminasi
dan substitusi untuk menemukan value dari x,y, dsb.

Hasilnya, x1=1, x2=2 and x3=-1.

Sistem Linear 2 variabel:

Solusi dari system linear 2 variabel (nilai dari x, y) adalah titik potong dari 2 buah garis
persamaan linear. Ada 3 kemungkinan solusi:

1. Sejajar  tidak memiliki titik potong sehingga tidak memiliki solusi.


2. Berpotongan  memiliki satu titik potong sehingga memiliki satu solusi (x,y).
3. Berhimpit  memiliki banyak tak hingga titik potong sehingga memiliki solusi tak
hingga (∞).
Sistem Linear 3 variabel:

Solusi dari system linear 3 variabel (nilai dari x, y, z) adalah titik potong dari 3 buah
bidang persamaan linear. Ada 3 kemungkinan solusi:

1. NO SOLUTION  tidak memiliki titik potong antara ketiga bidang persamaan.

2. ONE SOLUTION memiliki satu titik perpotongan antara ketiga bidang persamaan.

3. ∞ SOLUTION  memiliki segaris perpotongan antara ketiga bidang persamaan.


CONTOH SOLUSI PERSAMAAN LINEAR 1 SOLUSI:
4
𝑥−𝑦 =1 (× −2) −2𝑥 + 2𝑦 = −2 𝑥−3=1
7
2𝑥 + 𝑦 = 6 (× 1 ) 2𝑥 + 𝑦 = 6 𝑥=
3

7 4
3𝑦 = 4 solution: (𝑥, 𝑦) → (3 , 3)
4
𝑦=3

(menggunakan cara eliminasi)

CONTOH SOLUSI PERSAMAAN LINEAR NO SOLUTION:

𝑥+𝑦 =4 (× 3) 3𝑥 + 3𝑦 = 12
3𝑥 + 3𝑦 = 6 (× 1) 3𝑥 + 3𝑦 = 6

0 ≠ 6  NO SOLUTION

CONTOH SOLUSI PERSAMAAN LINEAR ∞ SOLUTION:

4𝑥 − 2𝑦 = 1 (× −4) −16𝑥 + 8𝑦 = −4
16𝑥 − 8𝑦 = 4 (× 1) 16𝑥 − 8𝑦 = 4
0 = 0  ∞ SOLUTION

AUGMENTED MATRIX (MATRIKS DIPERBESAR)

Sistem persamaan linear dapat disederhanakan menjadi bentuk matriks:

Contoh:
B. Elementary Row Operations (Operasi Baris Elementer/OBE)
Terdapat 3 aturan dalam menemukan solusi system persamaan linear menggunakan OBE:
1. Pertukaran baris
1 2 3 4 5 6
[ ] 𝑏1 ↔ 𝑏2 [ ]
4 5 6 1 2 3
2. Perkalian suatu baris dengan konstanta selain 0
1 2 3 2 4 6
[ ] (2𝑏1 ) [ ]
4 5 6 4 5 6

3. Penjumlahan suatu baris dengan baris lain yang telah dikali konstanta
1 2 3 9 12 15
[ ] (2𝑏2 + 𝑏1 ) [ ]
4 5 6 4 5 6

Diusahakan di tambah Baris yang diubah diletakan di belakang

Penggunaan OBE tujuannya untuk mengubah bentuk matriks agar memiliki deretan 1 utama:

1 5 4 1
𝐴 = [ 0 1 7 2]
0 0 1 0
Dibawah 1 utama harus terdiri dari angka 0 semua.

Jika tidak mendapatkan deretan 1 utama dan/atau dibawahnya tidak 0, maka OBE dilakukan
kembali sampai elemen matriks hanya terdiri dari angka 1 dan 0.

C. Gaussian and Gauss-Jordan Eliminations


Metode Gauss  Hasil matriks berbentuk Esilon Baris (tidak unik), contoh:

1 2 4 1
 [0 1 7 2]  tidak unik karena masih terdapat angka selain 0 & 1
0 0 1 3

1 2 4 1
 [0 1 7 2]  baris 0 diletakkan paling bawah
0 0 0 3

1 1 0 1
 [0 1 0 2]  tidak ada 1 utama, tetapi terdiri dari angka 1 & 0 saja
0 0 0 5

CONTOH SOAL:
Tentukan solusi dari:
𝑎+𝑐 =4
𝑎 − 𝑏 = −1
2𝑏 + 𝑐 = 7
Jawab:
*pengenolan dimulai
dari kolom paling kiri
1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4
[1 −1 0 −1] (−𝑏1 ) + 𝑏2 [0 −1 −1 −5] (−1)𝑏2 [0 1 1 5]
0 2 1 7 0 2 1 7 0 2 1 7

1 0 1 4 1 0 1 4
(−2)𝑏2 + 𝑏3 [0 1 1 5] (−1)𝑏3 [0 1 1 5]
0 0 −1 −3 0 0 1 3
Esilon Baris
(Tidak unik)

𝑎+𝑐 =4 𝑎=1
𝑏 + 𝑐 = 5 didapatkan 𝑏 = 2
𝑐=3 𝑐=3

Metode Gauss Jordan  Hasil matriks berbentuk Esilon Baris Tereduksi (unik), contoh:

1 0 0 1
[0 1 0 2]  memuat 1 utama dan elemen atas dan bawah 0.
0 0 1 3

CONTOH SOAL:
Tentukan solusi dari:
𝑎+𝑐 =4
𝑎 − 𝑏 = −1
2𝑏 + 𝑐 = 7
Jawab:
*pengenolan dimulai
dari kolom paling kiri
1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4
[1 −1 0 −1] (−𝑏1 ) + 𝑏2 [0 −1 −1 −5] (−1)𝑏2 [0 1 1 5]
0 2 1 7 0 2 1 7 0 2 1 7

1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 0 1
(−2)𝑏2 + 𝑏3 [0 1 1 5] (−1)𝑏3 [0 1 1 5] (−𝑏3 ) + 𝑏1 [ 0 1 1 5]
0 0 −1 −3 0 0 1 3 0 0 1 3

1 0 0 1 1 0 0 𝑎 1 𝑎 1
(−𝑏3 ) + 𝑏2 [ 0 1 0 2] 𝑏
[ 0 1 0] [ ] = [ 2] 𝑏 =2
0 0 1 3 0 0 1 𝑐 3 𝑐 3
Esilon Baris Tereduksi
(Unik)
CONTOH PENYELESAIAN DENGAN SISTEM OBE 1 SOLUSI:
Soal: 2𝑥 + 𝑦 = 1
𝑥 + 3𝑦 = 2

Jawab:
1. Diubah ke bentuk augmented matrix.
2 1 1
[ ]
1 3 2
*pengenolan dimulai
2. OBE dari kolom paling kiri

2 1 1 1 3 2 1 3 2
[ ] 𝑏1 ↔ 𝑏2 [ ] −2(𝑏1 ) + 𝑏2 [ ]
1 3 2 2 1 1 0 −5 −3
1
1 1 3 2 1 0 5
(− ) 𝑏2 [0 1
3] (−3)𝑏2 + 𝑏1 [ 3]
5
5 0 1 5

3. Solusinya

1 0 𝑥 ⅕
[ ] [ ] = [ ] Jadi, (x,y) = (⅕,⅗)
0 1 𝑦 ⅗

CONTOH PENYELESAIAN DENGAN SISTEM OBE NO SOLUTION:


Soal: 𝑥 + 𝑧 = 4
𝑥 − 𝑦 = −1
−𝑥 + 𝑦 = 2
Jawab:
1. Diubah ke bentuk augmented matrix.
1 0 1 4
[ 1 −1 0 −1]
−1 1 0 2

2. OBE
*pengenolan dimulai
dari kolom paling kiri
1 0 1 4 1 0 1 4
[ 1 −1 0 −1] (−1)𝑏1 + 𝑏2 [ 0 −1 −1 −5] 𝑏1 + 𝑏3
−1 1 0 2 −1 1 0 2

1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4
[0 −1 −1 −5] (−1)𝑏2 [0 1 1 5] 𝑏2 − 𝑏3 [0 1 1 5 ]
0 1 1 6 0 1 1 6 0 0 0 −1
3. Solusinya

1 0 1 𝑥 4
[0 1 1] [𝑦] = [ 5 ]
0 0 0 𝑧 −1

𝑥+𝑧 =4
𝑦+𝑧 =5
0 ≠ −1  NO SOLUTION

CONTOH PENYELESAIAN DENGAN SISTEM OBE ∞ SOLUTION:


Soal: 𝑥 + 𝑧 = 4
𝑥 − 𝑦 = −1
−𝑥 + 𝑦 = 1
Jawab:
4. Diubah ke bentuk augmented matrix.
1 0 1 4
[ 1 −1 0 −1]
−1 1 0 1

5. OBE
*pengenolan dimulai
dari kolom paling kiri
1 0 1 4 1 0 1 4
[ 1 −1 0 −1] (−1)𝑏1 + 𝑏2 [ 0 −1 −1 −5] 𝑏1 + 𝑏3
−1 1 0 1 −1 1 0 1

1 0 1 4 1 0 1 4 1 0 1 4
[0 −1 −1 −5] (−1)𝑏2 [0 1 1 5] 𝑏2 − 𝑏3 [0 1 1 5]
0 1 1 5 0 1 1 5 0 0 0 0

6. Solusinya

1 0 1 𝑥 4
[0 1 1] [𝑦] = [5]
0 0 0 𝑧 0

𝑥+𝑧 =4
𝑦+𝑧 =5
0=0  ∞ SOLUTION
Solusi persamaan parametric
𝑥 + 𝑧 = 4  𝑥 = −𝑧 + 4
𝑦 + 𝑧 = 5  𝑦 = −𝑧 + 5

Ambil parameter suatu bilangan misal t ϵ Real.


Substitusikan t dengan z, maka
𝑥 = −𝑡 + 4
𝑦 = −𝑡 + 5
𝑧=𝑡

Ambil beberapa bilangan dari parameter t kemudian substitusikan, misal:


𝑡 = 0  (𝑥, 𝑦, 𝑧) = (4,5,0)
𝑡 = 1  (𝑥, 𝑦, 𝑧) = (3,4,1)
𝑡 = −1 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = (5,6, −1)

SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN


Suatu persamaan liear disebut homogen apabila semua konstantanya = 0.

Solusi dari system persamaan linear homogen ada 2 kemungkinan solusi:


1. TRIVIAL SOLUTION  Solusi dari SPL semuanya 0 (x1=0, x2=0, …, xn=0)
Hal ini menunjukan titik perpotongan persamaan linear pada
koordinat (0,0).
2. ∞ SOLUTION  Solusi dari 2 persamaan linear yang berhimpit dan melalui
Koordinat (0,0).
Linear (Matriks)

Matriks adalah array angka persegi panjang. Angka-angka dalam array disebut entri dalam matriks.

Dalam deskripsi ukuran, angka pertama selalu menunjukkan jumlah baris, dan yang kedua menunjukkan
jumlah kolom. Matriks yang tersisa dalam contoh di atas memiliki ukuran masing-masing 1x4, 3x3, 2x1,
dan 1x1.

Matriks dengan hanya satu kolom disebut vektor kolom atau matriks kolom, dan matriks dengan hanya
satu baris disebut vektor baris atau matriks baris. Dalam contoh sebelumnya, matriks 2x1 adalah vektor
kolom, matriks 1x4 adalah vektor baris, dan matriks 1x1 adalah vektor baris dan vektor kolom.

Ketika mendiskusikan matriks, adalah umum untuk menyebut jumlah numerik sebagai skalar. Kecuali
dinyatakan sebaliknya, skalar akan menjadi bilangan real.

Entri yang terjadi pada baris i dan kolom j dari matriks A akan dilambangkan dengan aij. Jadi matriks mx n
umum sebagai:

Ketika notasi kompak diinginkan, matriks sebelumnya dapat ditulis sebagai:

notasi pertama digunakan ketika penting dalam diskusi untuk mengetahui ukuran, dan notasi kedua
digunakan ketika ukuran tidak perlu ditekankan.
Biasanya, kami akan mencocokkan huruf yang menunjukkan matriks dengan huruf yang menunjukkan
entri-entrinya. Entri pada baris i dan kolom j dari matriks A juga biasanya dilambangkan dengan simbol
(A) ij atau aij.

Sebagai contoh, dalam matriks

memiliki (A) 11 = 2, (A) 12 = -3, (A) 21 = 7 dan (A) 22 = 0.

Matriks A dengan n baris dan kolom n disebut matriks kuadrat urutan n, dan entri berbayang a11, a22, ...,
ann dalam matriks di bawah ini dikatakan berada di diagonal utama A.

Kesetaraan Matriks

Dua matriks didefinisikan sama jika mereka memiliki ukuran yang sama dan entri yang sesuai adalah sama.
Kesetaraan dua matriks

A = [aij] dan B = [bij] dengan ukuran yang sama dapat diekspresikan dengan menulis aij = bij, untuk semua
nilai i dan j dalam matriks tersebut.

Contoh :

Perhatikan matriksnya Jika x = 5 maka A = B, tetapi untuk semua nilai x lainnya, matriks A dan B tidak
sama, karena tidak semua entri yang sesuai adalah sama. Tidak ada nilai x yang A = C karena A dan C
memiliki ukuran yang berbeda.
Penambahan dan Pengurangan Matriks

Jika A dan B adalah matriks dengan ukuran yang sama, jumlah A + B adalah matriks yang diperoleh dengan
menambahkan entri B ke entri A yang sesuai, hanya bisa dijumlahkan atau dikurangkan dengan elemen di
posisi yang sama. Matriks dengan ukuran yang berbeda tidak dapat ditambahkan atau dikurangi.

Perkalian Skalar

Jika A adalah matriks apa pun dan c adalah skalar apa pun, maka produk c.A adalah matriks yang diperoleh
dengan mengalikan setiap entri dari matriks A dengan c. Matriks c.A dikatakan sebagai kelipatan skalar
dari A. Dalam notasi matriks, jika A = [aij], maka

(c.A) ij = c. (A) ij = c.aij

Perkalian Matriks

Hanya bisa dilakukan bila jika ordo kedua matriks bersifat

𝐴𝑚𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐵𝑟𝑛 = 𝐴𝐵𝑚𝑛


Cara pengerjaan :
Untuk matrix 3 x 3
𝐴11 𝐴12 𝐴13 𝐵11 𝐵12 𝐵13 𝐴𝐵11 𝐴𝐵12 𝐴𝐵13
[𝐴21 𝐴22 𝐴23 ] [𝐵21 𝐵22 𝐵23 ] = [𝐴𝐵21 𝐴𝐵22 𝐴𝐵23 ]
𝐴31 𝐴32 𝐴33 𝐵31 𝐵32 𝐵33 𝐴𝐵31 𝐴𝐵32 𝐴𝐵33
(𝐴11 . 𝐵11 ) + (𝐴11 . 𝐵21 ) + (𝐴11 . 𝐵31 ) = (𝐴𝐵11 )
(𝐴11 . 𝐵12 ) + (𝐴11 . 𝐵22 ) + (𝐴11 . 𝐵32 ) = (𝐴𝐵12 )
(𝐴11 . 𝐵13 ) + (𝐴11 . 𝐵23 ) + (𝐴11 . 𝐵33 ) = (𝐴𝐵13 )

(𝐴21 . 𝐵11 ) + (𝐴21 . 𝐵21 ) + (𝐴21 . 𝐵31 ) = (𝐴𝐵21 )


(𝐴21 . 𝐵12 ) + (𝐴21 . 𝐵22 ) + (𝐴21 . 𝐵32 ) = (𝐴𝐵22 )
(𝐴21 . 𝐵13 ) + (𝐴21 . 𝐵23 ) + (𝐴21 . 𝐵33 ) = (𝐴𝐵23 )

(𝐴31 . 𝐵11 ) + (𝐴31 . 𝐵21 ) + (𝐴31 . 𝐵31 ) = (𝐴𝐵31 )


(𝐴31 . 𝐵12 ) + (𝐴31 . 𝐵22 ) + (𝐴31 . 𝐵32 ) = (𝐴𝐵32 )
(𝐴31 . 𝐵13 ) + (𝐴31 . 𝐵23 ) + (𝐴31 . 𝐵33 ) = (𝐴𝐵33 )

Bentuk Matriks Sistem Linear

Multiplikasi matriks memiliki aplikasi penting untuk sistem persamaan linear. Pertimbangkan sistem
persamaan m linier dalam n yang tidak diketahui:

Karena dua matriks sama jika dan hanya jika entri yang sesuai sama, kita dapat mengganti persamaan m
dalam sistem ini dengan persamaan matriks tunggal
Aturan Matriks

a) A+B=B+A
b) A+(B+C) = (A+B) + C
c) A(BC) = (AB)C
d) A(B+C) = AB + AC
e) (B+C)A = BA + CA
f) a(B+C) = aB + aC
g) (a+b)C = aC + bC
h) a(bC) = (ab)C
i) a(BC) = (aB)C = B(ac)

Aturan Transpose

a) (AT)T = A
b) (A+B)T = AT + BT
c) (k.A)T = k.AT
d) (A.B)T = BT.AT (dibalik kalo perkalian)
Responsi Linear Algebra – Determinant and Inverse of Matrix
Invers Matrix :

A-1 . A = A . A-1 = I
*Tidak semua matriks punya invers (singular)
Cara mencari invers : OBE dan adjoin.
Invers 2 x 2 Matrix :

𝑎 𝑏
𝐴= [ ]
𝑐 𝑑
1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = [ ]
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎

Cara mencari A-1 dengan OBE :

[An x n | In x n] OBE [In x n | A-1]


*Jika A di OBE tidak menghasilkan I, maka A-1 tidak ada (ada baris “0 semua”)
Mencari solusi dengan metode invers (solusi tunggal) :

A . X = N → X = A-1 . B

Contoh :

𝑥1 + 2𝑥2 + 3𝑥3 = 5
2𝑥1 + 5𝑥2 + 3𝑥3 = 3
𝑥1 + 8𝑥3 = 17
1 2 3
𝐴 = [2 5 3]
1 0 8
1 2 3 | 1 0 0
[2 5 3 | 0 1 0] −2𝑏1 + 𝑏2
~
1 0 8 | 0 0 1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 −3 | −2 1 0] −1𝑏1 + 𝑏3
~
1 0 8 | 0 0 1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 −3 | −2 1 0] 2𝑏2 + 𝑏3
~
0 −2 5 | −1 0 1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 −3 | −2 1 0] −𝑏3
~
0 0 −1 | −5 2 1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 −3 | −2 1 0 ] 3𝑏3 + 𝑏2
~
0 0 1 | 5 −2 −1
1 2 3 | 1 0 0
[0 1 0 | 13 −5 −3] −3𝑏3 + 𝑏1
~
0 0 1 | 5 −2 −1
1 2 0 | −14 6 3
[0 1 0 | 13 −5 −3] −2𝑏2 + 𝑏1
~
0 0 1 | 5 −2 −1
1 0 0 | −40 16 9
[0 1 0 | 13 −5 −3]
0 0 1 | 5 −2 −1
−40 16 9
−1
𝐴 = [ 13 −5 −3]
5 −2 −1
𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
𝑥1 −40 16 9 5 1
[𝑥2] = [ 13 −5 −3] [ 3 ] = [−1]
𝑥3 5 −2 −1 17 2
Jadi x1 = 1, x2 = -1, x3=2.
Sifat matriks invers :
(A-1)-1 = A
(A.B)-1 = B-1 . A-1
1
(iA)-1 = i A-1
(An)-1 = (A-1)n

Cara mencari determinan : OBE, permutasi, ekspansi kofaktor.


Determinan 2x2 Matrix :

𝑎11 𝑎12
𝐴 = [𝑎 𝑎 ]
21 22
𝑎11 𝑎12
det(𝐴) = [𝑎 𝑎 ] = 𝑎11 𝑎22 − 𝑎12 𝑎21
21 22
Cara mencari determinan dengan ekspansi kofaktor :

 Cara 1 : pilih 1 kolon, kolom ke – j


𝑑𝑒𝑡(𝐴) = 𝑎1𝑗 𝑐1𝑗 + 𝑎2𝑗 𝑐2𝑗 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑗 𝑐𝑛𝑗
 Cara 2 : pilih 1 baris, baris ke – i
𝑑𝑒𝑡(𝐴) = 𝑎𝑖1 𝑐𝑖1 + 𝑎𝑖2 𝑐𝑖2 + ⋯ + 𝑎𝑖𝑛 𝑐𝑖𝑛
Cij = kofaktor baris i, kolom j.
𝐶𝑖𝑗 = (−1)𝑖+𝑗 . 𝑀𝑖𝑗
*Memilih baris/kolom sebaiknya yang banyak “0” agar lebih mudah.

Contoh :
2 1 0
𝐴 = [1 2 1]
0 1 2
Cara 1 : kolom 3
𝑒𝑡(𝐴) = 𝑎13 𝑐13 + 𝑎23 𝑐23 + 𝑎33 𝑐33
2 1 2 1
= 0 + 1(−1)2+3 | | + 2(−1)3+3 | |
0 1 1 2
= 0 + −1 (2.1 − 1.0) + 2(2.2 − 1.1)

= 0 + −1 (2) + 2(3)

= 0−2+6
= 4
Cara 2 : baris 3
𝑑𝑒𝑡(𝐴) = 𝑎31 𝑐31 + 𝑎32 𝑐32 + 𝑎33 𝑐33
2 0 2 1
= 0 + 1(−1)3+2 | | + 2(−1)3+3 | |
1 1 1 2
= 0 + −1 (2.1 − 0.1) + 2(2.2 − 1.1)

= 0 + −1 (2) + 2(3)

= 0−2+6
= 4
Cara mencari determinan dengan metode sarrus :

𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎11 𝑎12


𝑎11 𝑎12
[𝑎 𝑎22 ] [𝑎21 𝑎22 𝑎23 ] 𝑎21 𝑎22
21
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎31 𝑎32

Aturan Cramer :
Mencari solusi tunggal dengan menggunakan aturan cremer
Langkah langkah aturan cramer :

1. Cari det(A)
2. Cari det(Aj) dimana Aj = matriks A, tapi j = 1, 2, …,n. kolom ke j diganti B
det(𝐴𝑛)
3. Solusi : 𝑋𝑛 = det(𝐴)

Contoh :

𝑥1 − 2𝑥2 + 3𝑥3 = −1
−2𝑥1 + 𝑥2 − 5𝑥3 = 1
3𝑥1 + 3𝑥2 + 4𝑥3 = 2
1 −2 3 𝑥1 −1
[−2 1 −5] [𝑥2 ] = [ 1 ]
3 3 4 𝑥3 2
Langkah 1:
1 −2 3
det(𝐴) = [−2 1 −5] = 6
3 3 4
Langkah 2 :
−1 −2 3
det(𝐴1) = [ 1 1 −5] = 12
2 3 4
1 −1 3
det(𝐴2) = [−2 1 −5] = 0
3 2 4
1 −2 −1
det(𝐴3) = [−2 1 1 ] = −6
3 3 2
Langkah 3 :
𝐴1 12
a. 𝑥1 = = =2
𝐴 6

𝐴2 0
b. 𝑥2 = = =0
𝐴 6
𝐴3 −6
c. 𝑥3 = = = −1
𝐴 6

Anda mungkin juga menyukai