Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH BEBAN PESAWAT BOEING B 737-900 ER TERHADAP TEBAL

PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA


(Studi Kasus Bandar Udara Tampa Padang Mamuju Sulawesi Barat)

Oleh:
Badru kamal1, Arif Mudianto2, Puji Wiranto3

ABSTRAK
Bandara merupakan prasarana penting dalam kegiatan transportasi di Indonesia, yang
merupakan negara kepulauan dimana transportasi udara menjadi faktor pendukung bagi
perkembangan dalam segi ekonomi, sosial, budaya, industri, dan pariwisata. Hal ini
menyebabkan perlunya pembangunan dan penambahan armada pesawat yang secara
professional dan berkualitas bertaraf internasional seiring pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Mamuju Sulawesi Barat. Bandar Udara Tampa Padang merupakan Bandar Udara yang
terdapat di Kabupaten Mamuju yang sementara ini digunakan oleh pesawat berukuran kecil.
Maka, Bandar Udara Tampa Padang bermaksud untuk menganalisa perkerasan landas pacu
untuk persiapan mendaratnya sekelas pesawat B 737-900 ER maka, perlu dilakukan
perencanaan untuk menentukan ketebalan landas pacu Bandar udara. Analisa untuk struktur
perkerasan landas pacu (Runway) Bandar Udara Tampa Padang Mamuju menggunakan
metode FAA 150/5320-6E, ketentuan ICAO 14 dan Keputusan Menteri No. 47 tahun 2002
tentang Sertifikasi Operasi Penerbangan yang direncanakan bisa melayani pesawat terbesar
Boeing B 737- 900 ER. Berdasarkan hasil analisa panjang runway sebesar 2500 meter,
dengan lebar runway 45 meter sedangkan perhitungan tebal total perkerasan rencana
menggunakan program aplikasi FAARFIELD sebesar 89,09 cm.
Kata Kunci : Runway, Beban Pesawat, Tebal Perkerasan, FAARFIELD.

I. PENDAHULUAN 2.500 m x lebar 45 m yang digunakan


1.950 m x 45 m mampu didarati oleh
Kabupaten Mamuju di dalam tatanan pesawat CRJ 1000 NG EL dengan
regional dan nasional adalah salah satu kapasitas penumpang 100 orang, sehingga
wilayah tujuan wisata nasional dan kurang mampu melayani animo
internasional. Untuk mendukung hal masyarakat terhadap pelayanan jasa
tersebut maka diperlukan prasarana transportasi penerbangan khususnya
transportasi yang handal dan mudah didaerah Mamuju.
dijangkau sehingga menambah daya tarik
bagi wisatawan untuk datang menikmati Tingginya elevasi Bandar Udara
wisata di daerah tersebut. Selain kegiatan mengakibatkan kebutuhan panjang
pariwisata sektor – sektor lain pun landasan yang lebih dibandingkan dengan
memiliki potensi yang cukup baik seperti Bandar Udara yang terletak pada
sektor pertanian, sektor kehutanan, sektor ketinggian mean sea level (MSL) sehingga
perikanan serta sektor peternakan. dengan pesawat yang sama membutuhkan
Dengan adanya prasarana transportasi panjang landasan yang lebih.
yang baik dan handal diharapkan mampu
meningkatkan perekonomian khususnya Peningkatan jenis pesawat dengan jumlah
bagi masyarakat didaerah mamuju. penumpang lebih besar memiliki implikasi
yang cukup signifikan untuk infrastruktur
Saat ini wilayah kabupaten Mamuju yang harus disiapkan pada Bandar Udara.
memiliki Bandar Udara Tampa Padang Dengan alasan seperti itulah maka
yang berlokasi di Kalukku Sulawesi Barat, diperlukan perencanaan ulang Bandar
yang hanya memiliki panjang landas pacu Udara Tampa Padang Mamuju untuk

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 1


peningkatan transportasi penerbangan raya, dimana perencanaan berdasarkan
udara. beban yang bekerja dan kekuatan bahan
yang digunakan untuk mendukung beban
Perencanaan konstruksi landasan pacu yang bekerja. Namun, pada aplikasi
(runway) Bandar Udara Tampa Padang sesungguhnya, tentu terdapat perbedaan
memiliki panjang runway 2500 meter dan pada perencanaan perkerasan runway dan
lebar 45 meter. jalan raya yaitu :
a. Jalan raya dirancang untuk kendaraan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan
yang berbobot sekitar 9000 lbs
adalah untuk merencanakan tebal
(4082,33 Kg), sedangkan runway
perkerasan pada landasan pacu (runway)
dirancang untuk memikul beban
agar dapat digunakan oleh pesawat
pesawat yang rata-rata berbobot jauh
terbesar Boeing B 737-900 ER.
lebih besar yaitu sekitar 100.000 lbs
II. TINJAUAN PUSTAKA (45.359,237 Kg). Dengan demikian hal
Perkerasan konstruksi landasan bandar tersebut merupakan perbedaan antara
udara merupakan bagian yang cukup untuk runway dan jalan raya.
mendapat perhatian khusus dari beberapa b. Tekanan ban pada kendaraan yang
bagian penting lainnya. Suatu perkerasan bekerja kira-kira 80-90 psi. Sedangkan
bandar udara tidak hanya mampu menahan pada runway tekanan ban yang bekerja
beban pesawat udara saja, namun diatasnya adalah mencapai 400 psi.
perkerasan juga harus mampu
Perkerasan didefinisikan sebagai
menyelesaikan masalah ketahanan
struktur yang terdiri dari satu atau lebih
terhadap panas dan cuaca serta pengaruh
lapisan perkerasan yang dibuat dari
kimia dari tumpahan bahan bakar yang
bahan terpilih. Perkerasan dapat berupa
biasanya terjadi di Apron. Permasalahan
agregat bermutu tinggi yang diikat
akan bertambah dengan adanya efek
dengan aspal disebut dengan
semburan pesawat udara jet terhadap
perkerasan lentur.
lapisan permukaan perkerasan di landasan
pacu (runway), hal ini dapat diantisipasi
Flexible Pavement (Perkerasan Lentur)
dengan membuat blast pad saat lepas
merupakan perkerasan dengan komposisi
landas.
berlapis yaitu lapisan pondasi bawah
Pada struktur perkerasan bekerja muatan
(subbase Course), lapisan pondasi atas
roda pesawat terjadi sampai beberapa juta
(Base Course), dan. lapisan permukaan
kali selama periode rencana. Setiap kali
(surface Course). Semuanya digelar di
muatan ini lewat, terjadi defleksi lapisan
tanah asli yang dipadatkan disebut lapisan
permukaan dan lapisan bawahnya.
tanah dasar (subgrade).
Pengulangan beban (repetisi)
menyebabkan terjadinya retakan yang pada
akhirnya mengakibatkan kerusakan atau CL
kegagalan total. Perkerasan dibuat dengan Surface Course
tujuan untuk memberikan permukaan yang
halus dan aman pada segala kondisi cuaca, Base Course
serta ketebalan dari setiap lapisan harus
cukup aman untuk menjamin bahwa
Subbase Course
beban pesawat yang bekerja tidak merusak
perkerasan lapisan di bawahnya
(Basuki,1986).
Subgrade
Pada perencanaan perkerasan pada
runway, memiliki konsep dasar yang sama
Gambar 1. Flexibel Pavement
dengan perencanaan perkerasan pada jalan

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 2


Lapisan pada perkerasan lentur terdiri dari tanah dasar atau nilai modulus reaksi tanah
lapisan permukaan yang terdiri dari dasar. Dalam perencanaan lapisan perkerasan
campuran aspal panas dan agregat yang bandar udara hasil investigasi tanah dasar ini
didukung oleh lapisan material base tidak langsung dipakai untuk menghitung
course yang ditahan oleh pondasi dari konstruksi perkerasannya namun terlebih
dahulu dianalisa kemungkinan adanya usaha
material subbase dan landasan subgrade perbaikan kondisi tanah dasar jika dianggap
bawah merupakan tanah yang diperkuat memungkinkan. Oleh karena itu pentingnya
pada tingkat pemadatan tertentu. dicari alternatif-alternatif perbaikan tanah
dasar sehingga kekuatan (daya dukungnya
Subgrade merupakan lapisan yang paling dapat optimal) dan pada akhirnya akan
bawah dari suatu perkerasan, lapisan ini mengurangi biaya pembangunan. Beberapa
berfungsi menanggung beban lapisan- cara yang selama ini bisa ditempuh untuk
lapisan di atasnya. Peranan lapisan ini memperbaiki tanah dasar :
penting dalam menahan pembebanan akhir
a. Pemadatan secara dinamis (menggunakan
seluruh lapisan di atasnya sehingga dalam alat pemadat penggetar sesuai sifat tanah
perencanaan lapisan subgrade atau tanah dasar).
dasar ini harus diperhatikan kelayakannya, b. Memperbaiki gradasi dengan penambahan
dilihat dari hasil test laboratorium dan fraksi tanah yang kurang.
lapangan, baik untuk test terhadap geser c. Penerapan sistem stabilitasi kimia, dengan
ataupun deformasinya. Untuk memenuhi mencampur kimia dan dipadatkan.
persyaratan kualitas, perlu dilakukan d. Membongkar dan mengganti tanah dasar
pemadatan yang sempurna dan bila mutu jika dilihat tidak memenuhi syarat.
tanah dasar tidak memenuhi syarat dapat
Perbaikan tanah dasar adalah salah satu cara
diganti dengan tanah yang berkualitas dalam usaha untuk memperkuat daya dukung
baik. perkerasan, dan usaha yang sama juga
Tanah adalah bagian yang cukup penting dilakukan disetiap jenis pekerjaan konstruksi.
dalam pembangunan konstruksi perkerasan Dengan melihat konstruksi perkerasan
bandar udara, karena tanah dasar inilah yang landasan landas bandar udara yang sangat luas
nantinya akan mendukung semua lapisan maka usaha perbaikan tanah dasar juga perlu
perkerasan yang ada di atasnya termasuk diperhatikan.
menanggung pembebanan yang diakibatkan
lalu lintas pesawat udara di atasnya. Sehingga A. Lapisan Pondasi
kondisi tanah dasar yang buruk akan
menyebabkan kegagalan lapisan-lapisan Karakteristik wilayah yang cukup dominan
perkerasan di atasnya. mempengaruhi perencanaan adalah faktor
tanah dasar. Kondisi tanah dasar setiap
Kondisi tanah dasar ini pula yang menentukan
lokasi tentunya berbeda-beda, dan dalam
mahal atau tidaknya pembangunan konstruksi
perkerasan tersebut, karena kondisi kekuatan perbedaannya ini tentunya ada kekurangan
tanah dasar merupakan faktor penentu awal dan kelebihannya bagi perencanaan
dalam menentukan perlu tidaknya serta tebal konstruksi landasan, oleh karena itu studi
tipisnya lapisan perkerasan pada landasan, terhadap tanah dasar harus lebih dahulu
yang semua itu pada akhirnya akan dari perencanaan yang lebih jauh lagi.
menentukan biaya pembangunan konstruksi Dalam konstruksi perkerasan landasan,
perkerasan tersebut. Sementara pemilihan jenis pondasi merupakan bagian yang tidak
perkerasan dan jenis material lapisan terpisahkan dari lapisan penutupnya.
perkerasan merupakan langkah kedua dalam Pondasi atas (base course) adalah pondasi
mengefisikan tebal perkerasan.
yang langsung mendukung lapisan
Maka keberadaan data investigasi tanah dasar penutup/aspal di atasnya, sehingga dengan
yang lengkap menjadi keharusan sebelum kita pengaruh beban pesawat udara secara
merencanakan suatu tebal perkerasan, langsung sangat besar menyebabkan
terutama data CBR (California Bearing Ratio)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 3


kualitas material dari pondasi atas ini harus bersifat stabil dan memiliki ketahanan
memenuhi banyak persyaratan. prima.
Pondasi bawah (sub base) merupakan Penggunaan lapisan aspal diperlukan agar
pondasi yang menanggung beban lebih lapisan dapat bersifat kedap air, di
ringan disebabkan gaya di pondasi atas samping itu bahan aspal sendiri
yang sudah terdistribusi ke daerah yang memberikan tegangan tarik, yang berarti
lebih luas. Secara prinsip syarat-syarat mempertinggi daya dukung lapisan
yang harus dipenuhi oleh sub base sama terhadap beban roda lalu lintas. Pemilihan
dengan lapisan base course, hanya karena bahan untuk lapisan permukaan perlu
kondisi pembebanan di atasnya dipertimbangkan kegunaannya, umur
menyebabkan kriteria materialnya lebih rencana serta pentahapan agar tercapai
rendah, namun tetap harus memenuhi manfaat yang sebesar-besarnya dari biaya
kondisi batas. Adapun lapisan-lapisan yang dikeluarkan.
pondasi perkerasaannya yaitu: Teori dasar dan metode analisis di mana
a. Subbase Course tujuan dari dasar teori adalah sebagai teori
Subbase Course merupakan lapisan yang yang mendukung dalam merencanakan
mempunyai fungsi sebagai pondasi bawah tebal perkerasan, kemudian metode
perkerasan. Karena berperan sebagai analisis ini merupakan metode yang
penyalur gaya atau beban dari lapisan atas digunakan untuk merencanakan tebal
ke lapisan bawahnya maka subbase perkerasan suatu perkerasan Bandar
memikul intensitas beban yang lebih kecil Udara, untuk memenuhi tujuan awal dari
dari pada base course, karena beban sudah tugas akhir ini. Adapun metode yang
lebih terdistribusi. digunakan dalam pembahasan tugas akhir
ini adalah metode FAA 150/5320-6E
b. Base Course FAA (Federal Aviation Administration)
adalah lembaga pemerintahan Amerika
Base Course merupakan lapisan pondasi
Serikat yang bertugas untuk mengatur
atas dari perkerasan lentur. Lapisan ini
segala macam hal yang berhubungan
berperan utama dalam pendistribusian
dengan penerbangan dan navigasi di
beban pesawat dari roda menuju lapisan
Amerika. FAA mengeluarkan peraturan
subbase dan subgrade. Kualitas dari
perhitungan desain landasan pacu bandar
material base course harus terjamin baik
udara yaitu Advisory Circular (AC) No.
dan memenuhi syarat sebab untuk
150/5320-6D yang disebut dengan cara
mencegah kerusakan atau kegagalan pada
manual dan Advisory Circular (AC) No.
tanah dasar.
150/5320-6E yang menggunakan sofware
B. Surface Course FAARFIELD (Federal Aviation
Lapisan permukaan (surface course) dari Administration Rigid and Flexible
campuran aspal panas dan batu pecah Iterative Elastic Layered Design).
(hotmix) yang digunakan untuk menahan Untuk memperoleh tebal perkerasan
resapan air dari permukaan menuju lapisan rumusan-rumusan yang akan digunakan
berikutnya (base course), merupakan pada kedua metode ini diperlukan teori-
permukaan yang nyaman, ikatan yang kuat teori pendukung sehingga metode ini dapat
dan tahan terhadap tekanan dari beban di terapkan dan digunakan pada
pesawat menyebabkan ban tidak cepat aus. perhitungan tebal perkerasan landasan
Untuk dapat memenuhi kriteria di atas pacu.
maka diperlukan campuran yang memiliki Metode perencanaan FAA 150/5320-6E
komposisi yang tepat antara campuran adalah menentukan susunan dan evaluasi
agregat dan bahan pengikat (bitumen) lapisan-lapisan tanah dasar dengan
hingga menghasilkan campuran yang menggunakan sofware FAARFIELD
(Federal Aviation Administration Rigid

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 4


and Flexible Iterative Elastic Layered Provinsi Sulawesi Barat. Adapun titik
Design). Sesuai dengan fungsi perkerasan koordinat ujung-ujung Bandar Udara
untuk menyebarkan beban ke tanah dasar Buntu Kunik terdapat pada sistem
maka makin dalam lapisan perkerasannya koordinat UTM, pada titik TH. 05 X
maka semakin kecil tegangan yang (724444.435), Y (9713018.375) dan TH.
diterima. Penelitian lainnya dilakukan 23 X (7261361.89) dan Y (9630761.89)
untuk mengetahui daya dukung atau pada titik koordinat runway.
kekuatan tanah dasar dan sifat-sifat dari 3.2 Metode Pengumpulan Data
tanah dasar. Karakteristik tanah dasar Data-data yang dikumpulkan adalah data
sangat menentukan total perkerasan primer dan data sekunder. Tujuan yang
sehingga makin baik kekuatan tanah hendak dicapai dalam pengumpulan data
dasarnya akan menjadikan tebal yang memadai adalah mengevaluasi
perkerasan makin kecil. metode yang diperlukan dalam mengatasi
Hasil dari investigasi tanah dasar ini permasalahan.
adalah karakteristik kekuatan tanah dasar 3.3 Data Primer
untuk digunakan dalam metode FAA Data primer adalah data yang diperoleh
(Federal Aviation Administration), yang dari hasil pengamatan atau survey di lokasi
terdiri dari nilai CBR (California Bearing yakni Bandar Udara Tampa Padang
Ratio) untuk perkerasan lentur. Mamuju Sulawesi Barat. Data lapangan
Prosedur perencanaan perkerasan sudah di yang diperlukan dan nyata sehingga data
implementasikan di dalam program FAA. tersebut dapat menjadi patokan dalam
FAARFIELD menerapkan prosedur layer menganalisa pekerjaan yang akan
elastic dan finite element untuk dilakukan. Dari hasil pengamatan data
merencanakan perkerasan baru pada yang diperoleh meliputi :
perkerasan lentur.
1. Prinsip dasar perhitungan tebal a. Data Topografi adalah adalah sebuah
perkerasan FAARFIELD yang data yang diperlukan baik di lapangan
didasarkan pada FAA150/5320-6E: maupun dikantor dalam rangka
a. Masukan jenis pesawat pengguna membuat peta topografi/ situasi dan
landasan ke pesawat rencana. gambar-gambar penampang permukaan
b. Jarak roda pendaratan utama setiap tanah dilokasi survey dengan skala
pesawat dari garis tengah landasan tertentu, yang akan digunakan sebagai
mempengaruhi kumulatif bahan untuk perencanaan.
(Cummulative Dammage Factor). b. Data Penyelidikan Tanah (Soil
2. Faktor Kerusakan Komulatif Investigation), yaitu data yang
(Commulative Damage Factor) dihasilkan dari lapangan dan uji
laboratorium menentukan tipe dan
FAARFIELD didasarkan pada faktor karakteristik tanah di lokasi penelitian
kerusakan komulatif. CDF adalah Bandar udara Tampa Padang.
angka yang menunjukan kelelahan c. Data Penerbangan, yaitu data yang
struktural akibat masa pelayanan dihasilkan dari jumlah rute penerbangan
operasionalnya ditunjukan oleh program sehingga dapat menjadi parameter
Faarfield. dalam menentukan tebal perkerasan.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.4 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang tidak
3.1 Lokasi Penelitian diperoleh langsung dari proyek penelitian.
Lokasi penelitin Tugas Akhir ini adalah Pengumpulan data yang dilakukan adalah :
pada Bandar Udara Tampa Padang a. Studi Pustaka, yaitu dengan cara
Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju mengumpulkan data melalui buku-buku

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 5


ilmiah, tulisan, referensi-referensi yang IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
berhubungan dengan penelitian. Perencanaan perkerasan di Bandar Udara
b. Dokumentasi, yaitu teknik Tampa Padang Mamuju terdapat pada
pengumpulan data dengan landasan pacu (Runway), perkerasan yang
menggunakan catatan-catatan atau digunakan adalah jenis perkerasan lentur
foto-foto yang ada di lokasi penelitian (Flexible Pavement).
serta sumber-sumber lain yang relevan Perhitungan perencanaan perkerasan
dengan objek penelitian. Data dilakukan dengan metode berdasarkan
dokumentasi ini meliputi : Standar FAA 150/5320-6E.
1. Peta atau gambar lokasi yang
menjelaskan tentang situasi dari Tabel 1. Peramalan Lalu-Lintas
lokasi penelitian. Angkutan Udara
2. Nilai CBR pada Subgrade adalah No Uraian Eksisting Tahap I Tahap II Tahap III
2014 2015-2020 2020-2025 2025-
sebesar 6% sesuai dengan laporan 2030
1. Pergerakan Penumpang
PCN Strenght Runway yang telah -Tahunan 55.634 95.470 306.189 709.686
-Harian 280 420 1.347 2.657
di declare oleh kementrian - jam sibuk 140 210 474 664
Perhubungan, Nilai PCN Runway 2 Pergerakan
Pesawat
pada kondisi Existing saat ini -Tahunan
-Harian
1.460
4
3.285
6
1.095
20
1.460
20
adalah 37 F/C/X/T. 3.
-Jam Sibuk
Pergerakan
9
-
4
-
3
6.755
4
10.243
3,5 Metode Pengolahan Data Kargo (ton)
4. Jenis Sejenis Sejenis Sejenis Sejenis
Data sekunder yang ada di analisis untuk Pesawat ATR 72-600 CRJ 1000 NG B 737-400 B
Terbesar 737900
merencanakan desain tebal perkerasan ER
5. Rute Makassar Makassar Gorontalo Jakarta
landasan pacu atau runway. dengan Terjatuh

menggunakan metode, yaitu metode FAA Sumber : Analisa Konsultan MP 2014.


150/5320-6E.
Tabel 2. Jenis Pesawat Rencana
 Metode FAA 150/5320-6E yang
menggunakan sofware B 737-400
FAARFIELD (Federal Aviation Bentang Sayap (m) 28,88
Administration Rigid and Flexible Panjang Pesawat (m) 36,5
Iterative Elastic Layered Design) Berat Lepas Landas (Kg) 68,039
merupakan suatu program
Berat Pendaratan (Kg) 56,245
komputer untuk mendesain tebal
Berat Operasi Kosong (Kg) 33,200
perkerasan lentur maupun kaku
Muatan Maximum Penumpang 188
pada landasan pacu bandar udara.
FAARFIELD juga dapat Panjang Landasan Pacu (m) 1.250

mendesain tebal overlay perkerasan B 737- 900 ER

lentur atau kaku. Prosedur Bentang Sayap (m) 34,4


perhitungan dan desain ketebalan Panjang Pesawat (m) 42,11
dalam program ini berdasarkan Berat Lepas Landas (Kg) 85,139
metode FAA 150/5320-6E. Berat Pendaratan (Kg) 71,350
Program ini meninjau dan Berat Operasi Kosong (Kg) 44,677
menghitung kebutuhan setiap jenis
Muatan Maximum Penumpang 220
pesawat, namun program ini
Panjang Landasan Pacu (m) 2240
terbatas untuk perhitungan lain
seperti analisa mawar angin, dan Sumber : MOS Kementrian Perhubungan No.
39,2015.
geometrik landasan pacu.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 6


Data diatas digunakan sebagai data input analisis tersebut dapat diterangkan pada
perhitungan perkerasan nilai ACN/PCN gambar dibawah ini :
untuk flexible dihitung berdasarkan
kategori Subgrade sebagai berikut :
Code A - High Strength - CBR 15 %
Code B - Medium Strength - CBR 10 %
Code C - Low Strength - CBR 6 %
Code D - Ultra Low Strength - CBR 3 %
Data fasilitas sisi udara Bandar Udara
Tampa Padang Mamuju, adalah sebagai
berikut :

Fasilitas Sisi Udara


Runway
Ukuran : 2500x Total : 112.500.00 m2
45m Area
Konstruksi : Flexible Pavement
Gambar 3. Hasil data nilai PCN Perkerasan existing
PCN : 37/F/C/X/T
Sumber : Analisa Konsultan 2016 Hasil analisis dengan mengasumsikan
ketebalan eksisting sebesar 785 mm,
Tebal konstruksi existing pada landasan didapat nilai kekuatan untuk landas pacu
pacu mengacu pada pergerakan pesawat adalah 37 F/C. hasil tersebut merupakan
rencana untuk mengetahui ketebalan pendekatan dari rencana pengembangan
berdasarkan nilai kekuatan pada dengan pesawat kritis B737-900 ER. Dari
perkerasan landas pacu, dibawah ini hasil tersebut dapat diturunkan dengan
merupakan analisis untuk menentukan menggunakan aturan standar yang berlaku.
ketebalan eksisting menggunakan
Software COMFAA : Tabel 3 Tebal Perkerasan Eksisting

Surface Course 10,0 cm

Base Course 20,0 cm

Subbase Course 48,5 cm

Jadi tebal Perkerasan eksisting adalah 78,5 cm

Sumber: Hasil Analisa, 2017


Dibawah ini merupakan susunan
perkerasan eksisting
Gambar 2. Resume Comfaa Flexible
Surface Course 100 mm
Gambar diatas menunjukan ketebalan
eksisting pada landas pacu Bandar Udara Base Course 200 mm
Tampa Padang Mamuju, ketebalan
tersebut diasumsikan terhadap pesawat
Subbase Course 485 mm
kritis pada pengembangan Bandar Udara
dengan menggunakan pesawat B737-900
Subgrade
ER. ketebalan eksisting didapat 785 mm.
hasil diatas dianalisis dengan Gambar 4. Lapisan Perkerasan Lentur
menggunakan program COMFAA, hasil

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 7


 Metode FAA 150/5320-6E Pesawat
Boeing B 737-900 ER
Perhitungan perkerasan Flexible
dilakukan dengan menggunakan
Program FAARFIELD (Federal
Aviation Administration Rigid and
Flexible Iterative Elastic Layered
Design) untuk perencanaan pesawat
kritis Boeing B 737-900 ER. Maka,
untuk mendapatkan tebal konstruksi
perkerasan flexible pada perencanaan
perpanjangan landas pacu (runway),
maka data pada tabel dibawah di
inputkan kedalam program software Gambar 5. Input Perkerasan Rencana Flexible
faarfield.
Tabel. 4 Input Airplan Input data diatas merupakan input
Gross %
NO. Name Wt.
Annual
Annual
berdasarkan perencanaan perkerasan yang
Departure akan digunakan pada bandar udara tersebut
Tonnes Growth
1
B737-
85.366 1.460 1.5 yaitu dengan menggunakan perkerasan
900 Er lentur (Flexible Pavement).
B737-
2 68.266 1.095 1.5
400
Dual Tahapan selanjutnya adalah menentukan
3 22.680 1.460 1.5
Whl-50 pesawat rencana yang akan digunakan,
Dual pesawat rencana terbesar adalah B 737-
4 Whl- 45.359 3.285 1.5
100 900 ER berat kotor lepas landas (Maximum
Sumber : Hasil Analisis, 2017 Take Off Weight) 85,139 Kg, dengan
Annual Growth pergerakan pesawat
Setelah semua data di inputkan ke diambil berdasarkan pertumbuhan
program faarfield, maka langkah penduduk Sulawesi Barat menurut data
selanjutnya runing program, dari hasil statistik tahun 2017 yaitu 1,5 % pertahun
tersebut maka tebal konstruksi flexsibel (Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
dan tabel serta grafik CDF Barat,2017).
(Commulative Damage Factor) dapat
dilihat. untuk mengetahui ketebalan
berdasarkan nilai kekuatan pada
perkerasan landas pacu, dibawah ini
merupakan analisis untuk menentukan
ketebalan rencana menggunakan
program Faarfield dapat di lihat pada
tabel dan gambar di bawah, Berikut
adalah data input tebal perkerasan
Flexible untuk pesawat jenis B737-900
ER adalah :

Gambar 6. Input Struktur Perkerasan Jenis Pesawat

Setelah menentukan pesawat rencana


selanjutnya menentukan dan mendesain

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 8


struktur perkerasan lentur beserta material menunjukan grafik CDF pada angka <1
yang akan digunakan dalam perencanaan (angka kurang dari satu) artinya
tebal perkerasan lentur, berikut adalah data perkerasan memiliki umur sisa setelah
gambar Output desain perkrasan lentur: umur rencana terlampaui.
Dari perhitungan dengan menggunakan
metode FAA 150/5320-6E diatas
didapatkan tebal perkerasan lentur
(Flexible Pavement) sebagai berikut :

Tabel 5. Tebal Rencana Perkerasan

Metode FAA 150/5320-6E

Surface Course 12,7 cm

Base Course 20,32 cm

Subbase Course 48,24 cm


Gambar 7. Hasil Tebal Perkerasan Pesawat B 737-
900 ER Jadi tebal Perkerasan eksisting adalah 81,26 cm
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Berdasarkankan hasil input perhitungan
pada standar FAA 150/5320 6E dengan Berdasarkan Output dari hasil kajian
menggunakan sofware Faarfield CBR perhitungan perkerasan existing dengan
rencana 6% maka Outputnya dapat menggunakan software Comfaa
diketahui untuk tebal Surface 127 mm, didapatkan ketebalan 785 mm dan
kemudian lapisan Base Course perkerasan rencana menggunakan software
menggunakan CTBC (Material P304 CTB) Faarfield di dapatkan ketebalan 812 mm.
dengan tebal 203,2 mm, sedangkan untuk Maka ketebalan existing landas pacu tidak
perkerasan Subbase berdasarkan hasil memenuhi terhadap pesawat terbesar B
perhitungan didapatkan tebal 482,4 mm, 737-900 ER.
sehingga tebal total perkerasan lentur
sebesar 812,6 mm. Dari hasil analisis kedua perhitungan
diatas maka terdapat selisih antara
ketebalan existing dan ketebalan rencana
untuk jenis pesawat terbesar Boeing B
7373-900 ER sebesar 27 mm.
Dibawah ini merupakan susunan
perkerasan rencana

Surface Course 127 mm

Base Course 203,2 mm

Gambar 8. Grafik CDF Subbase Course 560,7 mm


Grafik diatas adalah grafik CDF
(Commulative Damage Factor) Faktor
Kerusakan Komulatif dimana hasil dari Subgrade
perhitungan perencanaan perkerasan lentur
pada Bandar Udara Tampa Padang ini Gambar 9. Lapisan Perkerasan Lentur

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 9


V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis metode-metode DAFTAR PUSTAKA
perencanaan tebal lapisan struktur
perkerasan lentur dapat disimpulkan 1. Ridwan. 2016, Desain Perencanaan
sebagai berikut : Perkerasan Lentur Landasan Pacu
a. Dalam tugas akhir ini diketahui (Studi Kasus Bandar Udara Buntu
bahwa perhitungan metode FAA Kunik Tana Toraja), Program Studi
(Federation Aviation Adminitration) Teknik Sipil FT-UNPAK.
dapat digunakan untuk merencanakan 2. R. Brill, FAA AC 150/5320-6E,
tebal perkerasan runway. Panama, 2012
b. Analisis perhitungan eksisting 3. Anonim. 2005. 737 Airplane of
menggunakan software comfaa Characteristics for Airport Planning,
dengan PCN 37/F/C didapat ketebalan Boeing Comercial Airplanes.
785mm. 4. Basuki, Merancang, Merencanakan
c. Analisis perhitungan perkerasan Lapangan Terbang, Jakarta, 1986.
rencana dengan menggunakan 5. Hayat, Peraturan Direktur Jenderal
software faarfiled untuk jenis peswat Perhubungan Udara, Jakarta, 2014.
terbesar B 737 900 ER didapat 812,6 6. http://www.faa.gov/airports/engineering
mm. /design_software. 2 Oktober 2017
d. Dari hasil analisis kedua perhitungan 7. http://www.faa.gov/documentLibrary/m
diatas maka ada selisih antara edia/Advisory_Circular/150_5360_9_p
ketebalan existing dan ketebalan art1.pdf. 2 Oktober 2017
rencana untuk jenis pesawat terbesar 8. UHL, Advisor Circular, U.S.
B 7373-900 ER sebesar 27 mm. Department Of Transportation Federal
e. Dalam perencanaan struktur Aviation Administration, 1995.
perkerasan suatu runway, semakin
tinggi daya dukung suatu tanah maka RIWAYAT PENULIS
semakin tipis lapisan perkerasan yang
dibutuhkan demikian pula sebaliknya. 1) Badru Kamal, ST. (Alumni 2017)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Pakuan Bogor.
2) Ir. Arif Mudianto, MT. (Pembimbing I)
Dosen Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor.
3) Ir. Puji Wiranto, MT. (Pembimbing II)
Dosen Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak 10

Anda mungkin juga menyukai