Anda di halaman 1dari 4

Kedukaan yang mendalam melihat kondisi masyarakat palu, terutama kondisi perempuan dan anak

pasca gempa ini. “Saya sangat bersedih atas bencana yang melanda kita saat ini, tapi kita tidak boleh
patah semangat, kita tetap harus berjuang untuk mempertahankan kehidupan kita kedepan

Perempuan sangat rentan menjadi korban dalam situasi bencana, mengapa demikian?

Pada dasarnya perempuan memiliki 4 kodrat yakni menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui.
Bayangkan jika kaum perempuan berada dalam kondisi tersebut dan mengalami bencana alam. Dalam
kondisi ini perempuan sangat rentan mengalami kekerasan terlebih jika keempat kodrat perempuan
tersebut tidak terpenuhi hak-haknya.

Sahabat, seperti yang kita ketahui kondisi masyarakat pasca bencana membutuhkan banyak perhatian.
Sarana dan prasarana yang dibangun darurat terkadang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
khusus yang mampu menunjang pemenuhan hak atas 4 kodrat yang di alami kaum perempuan. Misalnya
saja sarana toilet dan kamar mandi darurat yang terkadang hanya di bangun seadanya dan cenderung
beresiko terjadinya pelecehan seksual. Jarak toilet dan kamar mandi yang jauh serta penerangan
seadanya juga membahayakan keselamatan kaum perempuan. Belum lagi tenda penampungan yang
mencampur seluruh masyarakat tanpa memilah jenis kelamin dalam satu tempat, membuat kaum
perempuan sangat tidak nyaman dalam menyusui.

Sarana dan prasarana yang memadai menjadi kunci utama dalam memenuhi hak kaum perempuan agar
terhindar dari kekerasan. Saran dan prasarana harus memberikan rasa aman serta nyaman bagi kaum
perempuan dan anak. Hal ini tentunya dapat diwujudkan dengan memisahkan toilet umum yang masih
campur dengan laki-laki, memperbaiki toilet yang tidak memiliki pintu atau tidak tertutup sempurna,
membangun toilet yang jaraknya tidak jauh dari lokasi pengungsian, memberikan penerangan cahaya
yang baik pada akses jalan ke toilet agar tidak memicu kejahatan, menyediakan ruang khusus untuk ibu
menyusui dan tertutup dari jangkauan laki-laki, menyediakan ruang ganti pakaian dalam khusus bagi
perempuan, dan lain sebagainya. Seluruh upaya ini bertujuan untuk memastikan perempuan terhindar
dari potensi kekerasan dan pelecehan yang mengancam.
Namun tantangan yang dihadapi yaitu masih banyak pandangan negatif masyarakat yang menyatakan
bahwa perempuan banyak menuntut dalam kondisi bencana. Disinilah pentingnya memahami perspektif
gender dengan merubah pola piker (mindset) dalam pemenuhan hak, khususnya dalam melindungi hak
perempuan. Jika bukan kita yang menyuarakan, lalu siapa lagi?

PERHATIAN KHUSUS UNTUK PEREMPUAN DAN ANAK TANAH PAPUA

TANTANGAN PERLINDUNGAN ABK DAN KELOMPOK MINORITAS

Pengumuman Hasil Seleksi CPNS Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun
2018

Pengumuman Hasil Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Tahun 2018

WUJUDKAN DUNIA BEBAS PERDAGANGAN ORANG

Senin, 22 Oktober 2018

PASTIKAN PEREMPUAN DAN ANAK DI PALU & DONGGALA TERLINDUNGI

Dipublikasikan Pada : Rabu, 10 Oktober 2018 Dibaca : 320 Kali

...

KEMENTERIAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

REPUBLIK INDONESIA
PRESS RELEASE

Pastikan Perempuan dan Anak di Palu & Donggala Terlindungi

Siaran Pers Nomor: B-186/Set/Rokum/MP01/10/2018

(Palu, 10/10) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, melakukan
kunjungan dan berdialog langsung dengan masyarakat penyintas gempa pagi ini. Kedukaan yang
mendalam melihat kondisi masyarakat palu, terutama kondisi perempuan dan anak pasca gempa ini.
“Saya sangat bersedih atas bencana yang melanda kita saat ini, tapi kita tidak boleh patah semangat, kita
tetap harus berjuang untuk mempertahankan kehidupan kita kedepan,” ujar Menteri Yohana
menguatkan para penyintas.

Ia juga menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi kekerasan seksual yang
dapat terjadi kepada perempuan dan anak. “Pada saat situasi pasca bencana alam seperti ini memang
kita berjuang dengan berbagai keterbatasan, namun para perempuan dan anak-anak ku disini harus
waspada agar terhindar dari kekerasan yang mungkin akan terjadi. Jangan takut untuk melapor kepada
pihak-pihak yang melindungi disini.” tegasnya.

Selain kekerasan seksual Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA)
juga menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam proses pemulihan masyarakat
dan daerah Palu & Donggala untuk melindungi perempuan dan anak dari ancaman perdagangan orang
atau adopsi illegal. “Banyak anak yang terpisah dari orang tuanya, saya meminta kepada seluruh pihak
yang terlibat untuk mendata dan mengusahakan menemukan keluarganya, minimal keluarga besarnya,
anak-anak ini jangan sampai dibawa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kemen PPPA juga akan mengupayakan pos ramah perempuan dan anak yang diharapkan dapat berguna
untuk mencegah dan mengurangi potensi kekerasan baik fisik, psikis dan seksual, serta perdagangan
orang terhadap perempuan dan anak. Menteri Yohana juga menyampaikan terima kasih kepada Dinas
PPPA Provinsi Sulawesi Tengah yang telah membantu dalam koordinasi, Forum Anak, para relawan
psikolog yang telah membantu dalam proses Recreasional Therapy kepada para pengungsi serta seluruh
pihak yang sudah turut membantu meringkankan beban para penyintas.
Kunjungan ini meliputi Yayasan Al Kautsar yang terletak di Jl. Pue Bongo, Donggala Kodi, Palu Barat, serta
Pos Sekolah Darurat Kemendikbud, Kelurahan Petobo, dimana Kemen PPPA juga menyertakan
pendongeng dan penyanyi untuk menghibur anak-anak dengan harapan dapat mengurangi kesedihan
dan kecemasan mereka. Selain itu Kemen PPPA juga memberikan sejumlah bantuan spesifik perempuan
dan anak seperti perlengkapan bayi, buku cerita, krayon, pembalut wanita, masker dan lainnya.
Sebelumnya, bantuan serupa juga sudah diberikan kepada pengungsi yang berada di kota makassar.

Anda mungkin juga menyukai