IAIN PALOPO
Oleh:
Kamal Khatib
Nim : 2105030017
Dosen Pengampuh :
Dr. Hj. Andi Sukmawati Asaad, S.Ag., M.Pd
materi pada mata kuliah Isu-Isu Hukum Islam Kontemporer di IAIN Palopo.
kuliah tersebut.
Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan baik
dalam penulisan dan pembahasannya, maka kami sangat menyadari bahwa semua
itu karena keterbatasan kemampuan penulis. Akhir kata, semoga makalah ini
Kamal Khatib
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................
LATAR BELAKANG.................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan masalah...............................................................................................
KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................
1. Faktor penyebab perempuan menjadi objek kekerasan seksual.....................
2. Kebijakan yuridis normatif terhadap kekerasan seksual.................................
3. Upaya perlindungan kekerasan seksual terhadap perempuan.........................
PENUTUP..................................................................................................................
KESIMPULAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
ii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
kepada pihak kepolisian atau lembaga layanan seperti Komisi Nasional Anti
kejahatan skala kecil sampai dengan kejahatan skala besar. Salah satu bentuk
hukuman berat untuk para pelaku tetapi juga peran masyarakat sekitar yang
menimbulkan dampak berat baik pada anak maupun pada orang dewasa
1
Khusnul Fadillah, “Pemulihan Trauma Psikososial Pada Perempuan Korban Kekerasan
Seksual Di Yayasan Pulih”, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2018). Diaks
es Melalui, https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/41534
1
intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan, pelecehan
kekerasan seksual tidak melapor yaitu stigma buruk masyarakat akan korban
kekerasan seksual untuk berani untuk menolak dan menyampaikan apa yang
2020 sebesar 299.911 kasus, terdiridari kasus yang ditangani oleh: Pengadilan
(UPR) Komnas Perempuan sebanyak 2.389 kasus, dengan catatan 2.134 kasus
2
Muji Rahayu, “Representasi Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan di Situs Berita
Tirto.Id”, Jurnal Unpad, Vol. 2, No. 1 2018, h. 116.
3
Cecep, Sahadi Humaedi, “Mengatasi dan Mencegah Tindak Kekerasan Seksual pada
Perempuan dengan Pelatihan Asertif”, Jurnal Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, Vol. 5, No. 1, 2018, h. 48
2
merupakan kasus berbasis genderdan 255 kasus di antaranya adalah kasus
2. Rumusan Masalah
perempuan
3. Tujuan Masalah
terhadap perempuan.
4
“Perempuan dalam Himpitan Pandemi: Lonjakan Kekerasan Seksual, Kekerasan Siber,
Perkawinan Anak, dan Keterbatasan Penanganan di Tengah Covid-19”, (Jakarta : Catatan
Tahunan Komnas Perempuan, 2020), h. 1
3
B. KAJIAN PUSTAKA
Kekerasan Seksual.
belakang. Hal ini dapat kita lihat berbagai kekerasan perempuan antara lain
usia, pendidikan, tingkat sosial ekonomi, agama, suku bangsa dan budaya,
fiksi namun hal itu nyata ada dikehidupan umat manusia. Tidak jarang
lemah atau rentan sebagai korban kejahatan khususnya seksual. Dalam pola
kehidupan sehari-hari kaum perempuan harus selalu tunduk dan patuh kepada
sekedar pemuas nafsu atau hasrat seksual pria, dan jika tidak dilakukan maka
tidak segan pihak pria melakukan kekerasan, dan banyak pula kasus dimana
keuntungan pada pelaku. Perempuan dalam hal ini harus tunduk jika tidak mau
mengalami kekerasan.
4
Munculnya kekerasan seksual terhadap perempuan :
Disini sering terjadi sebab dalam kehidupan masyarakat masih ada rasa
kepada kita diberikan Pendidikan hal apa saja yang dibolehkan dan hal yang
selalu disalahkan, selain itu posisi korban umumnya perempuan sering kali
Seksual
5
Vience Ratna Multiwijaya, “Kebijakan Hukum Pidana bagi Pelaku Kekerasan Seksual
Terhadap Perempuan”, (Jakarta Barat : Universitas Trisakti, 2022), Vol. 4, No. 2 2022, h. 27-28.
Diakses Melalui, https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/hpph/article/download/
14774/8467. Pada tanggal 28 Oktober 2022
5
seksual sebagai pemaksaan hubungan seksual, yang dilakukan terhadap
seseorang yang posisinya sebagai pasangan suami atau istri, atau seseorang
yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut, atau terhadap salah
seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan
seseorang yang posisinya sebagai pasangan suami atau istri maka kekerasan
seksual secara lebih lanjut. Hal ini juga berkaitan dengan Hak asasi manusia
yang ditegaskan pada Pasal 28 D ayat (1) bahwasanya setiap orang berhak atas
yang hingga saat ini belum memiliki pengaturan khusus, membuat peraturan
sebagai bentuk negara menjamin adanya kepastian hukum yang adil bagi
6
Helen Intania Surayda, “Perlindungan Hukum terhadap Korban Kekerasan Seksual
dalam Kajian Hukum Islam”, Jurnal Ius Constituendum, Vol. 2, No. 1, 2017, h. 31-32. Diakses
Melalui, https://journals2.usm.ac.id/index.php/jic/article/view/543. Pada tanggal 28 Oktober.
7
Rosania Paradiaz, “Perlindungan Hukum Terhadap Korban Pelecehan Seksual”, Jurnal
Pembangunan Hukum Indonesia, Vol. 4, No. 1 2022, h. 69
6
Lebih lanjutnya pada Pasal 5 UURI No. 23 Tahun 2004 (Penghapusan
1) Kekerasan fisik
2) Kekerasan psikis
3) Kekerasan seksual
(TPKS).
7
Adapun, dengan adanya UU TPKS ini, ia akan menjadi aturan khusus
seksual, seperti beberapa peraturan yang akan dijabarkan di bawah ini, yang
hak hidup, yakni hak bebas dari perbudakan dan menghamba. Universal dan
langgeng adalah sifat dari hak asasi, yang berlaku pada tiap manusia yang
tidak melihat dari mana, jenis kelamin, usia dan agama, ini artinya negara
bertanggung jawab atas tegaknya hak Asasi Manusia tanpa terkecuali. Upaya
perlindungan terhadap anak dan perempuan agar memiliki derajat yang sama
dan terintegrasi satu sama lain yaitu pemberian Pendidikan tentang kesehatan
8
termasuk memberikan perlindungan pada proses penegakan hukum kasusnya
bendanya, serta bebas dari ancaman yang berkaitan dengan kesaksian yang
2) Ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan
dukungan keamanan.
4) Mendapat penerjemah
9
Ahmad Jamaluddin, “Perlindungan Hukum Anak Korban Kekerasan Seksual”, Jurnal
CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial, Vol. 3, No. 2, September 2021, h. 6-7.
9
7) Memberikan keterangan tanpa tekanan
perlindungan berakhir.
10
Berdasarkan hal demikian dapat dinyatakan bahwa rumah aman
10
Liputan6.com, “Pembangunan Rumah Aman Bentuk Perlindungan bagi Korban Kasus
Kekerasan”. Diakses melalui, https://id.berita.yahoo.com/pembangunan-rumah-aman-bentuk-
perlindungan-100000418.html. Pada tanggal 29 Oktober 2022
11
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
selain itu dengan perkembangan IPTEK jenis kekerasan seksual juga semakin
beragam. Penegakan hukum melalui regulasi yang ada saat ini belum mampu
disebabkan karena rumusan hukum yang ada saat ini belum mampu
12
DAFTAR PUSTAKA
13