Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk


mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal
ginjal dibagi menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut.
(Price & Welson, 2006)

Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi
secara perlahan-lahan. Sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi
parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Pada penderita gagal ginjal
kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif


pada pasien gagal ginjal.
2. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian gagal ginjal akut dan kronik
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala pada pasien gagal ginjal
akut dan kronik.

1.3 Sistematika Penulisan

Makalah ilmiah ini disusun ke dalam lima bab yang terdiri dari :

1. Bab I Pendahuluan : menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,


tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

1
2. Bab II Tinjauan Teoritis : menguraikan tentang anatomi fisiologi, pengertian,
penyebab, patofiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan medic, dan asuhan keperawatan.
3. Bab III Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal : menjelaskan
tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gagal ginjal, yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, serta evaluasi.
4. Bab VI Penutup ; berisikan tentang kesimpulan dan saran.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anatomi Fisiologi

Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi
disebelah lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri
garis tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis.
Disebelah anterior dipisahkan kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum.
Disebelah posterior dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam
setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis.
Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah
kembali kedalam vena kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal
dalam nefron.

Ginjal terdiri dari bagian external (korteks), bagian internal (medulla), setiap
ginjal terdiri dari ± 1 juta nefron. Fungsi nefron adalah proses pembentuka urin
dimulai dari darah mengalir lewat glomerulus. Glomerulus yang merupakan struktur
awal nefron (tersusun atas jonjot-jonjot kapiler) mendapat darah lewat vasa aferen
dan mengalir balik lewat fasa eferen. Ketika darah berjalan melewati struktur ini,
filtrasi terjadi (air dan molekul-molekul kecil akan dibiarkan lewat, molekul besar
tetap bertahan dalam aliran darah) cairan (filtrate) disaring lewat dinding jonjot-jonjot
kapiler glomerulus dan memasuki tubulus ± 20% plasma lewat glomerulus disaring
dalam nefron dengan jumlah sekitar 180 liter flitrat/hari.

Fungsi Ginjal :

Menurut Sherwood (2011) mengatakan bahwa ginjal memiliki fungsi yaitu:

a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.


b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri
c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.
e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.

3
2.2 Definisi

Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk


mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal
ginjal dibagi menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut.
(Price & Welson, 2006)

Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut
kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan
beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan
sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di
dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut
kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini
air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi
dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil
akhir dari proses ini adalah urin (air seni).

Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum
lanjut usia. Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian
penyakit yang menyerang traktus urinarius.

Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal
failure = ARF) dan Gagal Ginjal Kronik (chronic renal failure = CRF).

1. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir
lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tublar dan glomerular.
(Brunner & Suddarth,2000)

Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat.

4
Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat
lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif
mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang
mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan
dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih <400ml/
hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).

2. Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau
azotemia. (Brunner & Suddarth,2000)

Kegagalan ginjal menahun merupakan suatu kegagalan fungsi ginjal yang


berlangsung perlahan-lahan, karena penyebab yang berlangsung lama,sehingga tidak
dapat menutupi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit. (Purnawan
Junadi,1989)

2.3 Penyebab

1) Penyebab gagal ginjal akut menurut (Brunner & Suddarth,2000)

a. Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal)

Kondisi pre renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan
terjadinya hipoperfusi renal adalah :

 Penipisan volume
 Hemoragi
 Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretic,osmotic)
 Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah,diare)
 Gangguan efisiensi jantung
 Infark miokard
 Gagal jantung kongestif
 Disritmia
 Syok karsinogenik
 Vasodilatasi

5
 Sepsis
 Anafilaksis
 Medikasi antihipertensif

b. Kondisi Intra Renal (kerusakan actual jaringan ginjal)

Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :

 Cedera akibat terbakar dan benturan


 Reaksi transfuse yang parah
 Agen nefrotoksik
 Antibiotic aminoglikosida
 Agen kontras radiopaque
 Logam berat (timah,merkuri)
 Obat NSAID
 Bahan kimia dan pelarut
 Pielonefritis akut
 Glumerulonefritis

c. Kondisi Post Renal (Obstruksi Aliran Urine)

Kondisi pascarenal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi dibagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :

 Batu traktus urinarius


 Tumor
 BPH
 Struktur
 Bekuan darah

d. Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain :


 Diabetes Melitus
 Glumeruloneritis kronis
 Pielonefritis
 Hipertensi tak terkontrol

6
 Obstruksi saluran kemih
 Penyakit ginjal polikistik
 Gangguan vaskuler
 Lesi herediter
 Agen toksik (timah,kadmium dan merkuri)

2.4 Klasifikasi

Gagal ginjal kronik dibagi dalam 3 stadium :

1. Stadium I

Penurunan cadangan ginjal, ditandai dengan kehilangan fungsi nefron 40-


75%. Passion biasanya tidak mempunyai gejala, karena sisa nefron yang ada dapat
membawa fungsi-fungsi normal ginjal.

2. Stadium II Insufisiensi ginjal

Kehilangan fungsi ginjal 75-90% pada tingkat ini terjadi kreatinin serum dan
nitrogen urea darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan urin
pekat dan azotemia

3. Stadium III Payah gagal ginjal stadium akhir atau uremia

Tingkat renal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan
ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekalisebagai
respon terhadap GFR yang mengalami penurunan sehingga terjadi
ketidakseimbangan kadar ureum nitrogen darah dan elektrolit, pasien diindikasikan
untuk dialysis.

2.5 Patofisiologi

a. Terdapat empat tahapan terjadinya gagal ginjal akut menurut (Brunner &
Suddarth,2000) :

1. Periode Awal

Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.

7
2. Periode Oliguri

Pada periode ini volume urine kurang dari 400 ml/24jam, disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal
(urea,kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama
kalinya gejala uremik muncul dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia
terjadi.

3. Periode Diuresis

Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap.,disertai tanda


perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun.
Tanda uremik mungkin masih ada,sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan
masih di perlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahapan
ini, jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.

4. Periode Penyembuhan

 Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3-12


bulan
 Nilai laboratorium akan kembali normal
 Namun terjadi penurunan GFR permanen 1%-3%.

b. Gagal ginjal kronik menurut (Brunner & Suddarth,2000):

1. Gangguan Klirens Renal

Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan
jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens substansi
darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal.

2. Retensi Cairan dan Natrium

Ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin


secara normal pada penyakit ginjal tahap-akhir; respons ginjal yang sesuai terhadap
perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-hari, tidak terjadi.

8
3. Asidosis

Dengan semakin berkembangnya penyakit renal,terjadi asidosis metabolic


seiring dengan ketidak mampuan ginjal mengekskresikan muatan asam yang
berlebihan.

4. Anemia

Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran
gastrointestinal

5. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat

Abnormalitas utaa yang ain pada gagal ginjal kronis adalah gangguan
metabolisme kalsim dan fosfat.

6. Penyakit tulang uremik (osteodistrofi renal)

Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan


parathormon.

2.6 Manifestasi Klinik

a) Manifestasi klinik Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000) :

Hampir setiap system tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan mekanisme


pengaturan ginjal normal. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual
persisten, muntah, dan diare. Kullit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi,
dan nafas mungkin berbau (sector uremik). Manifestasi system saraf pusat mencakup
rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang.

1. Perubahan Haluaran Urin

Haluaran urin sedikit, dapat mengandung darah, dan gravitasi spesifiknya


rendah (1010 normalnya 1015-1025)

9
2. Peningkatan BUN dan Kadar Kreatinin

Terdapat peningkatan yang tetap dalam BUN dan laju peningkatannya


bergantung pada tingkat katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal dan
masukkan protein.

3. Hiperkalemia

Pasien yang mengalami laju filtrassi glomerulus tidak mampu mengeksresikan


kalium.

4. Asidosis meabolik

Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi matan metabolic seperti


sustansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolic normal.

b) Tanda dan Gejala pada Gagal Ginjal Kronik:

Menurut (Long, 1996 : 369)

1. Gejala dini

 Lethargi
 Sakit kepala
 Kelelahan fisik dan mental
 Berat badan berkurang
 Mudah tersinggung
 Depresi

2. Gejala lebih lanjut

 Anoreksia
 Mual disertai muntah
 Nafas dangkal
 Sesak nafas

Menurut Suyono (2001):

1. Kardiovaskular

 Hipertensi
 Pitting edema

10
 Edema periorbital
 Pembesaran vena leher
 Friction rub perikardial

2. Pulmoner

 Krekel
 Napas dangkal
 Kusmaul
 Sputum kental

3. Gastrointestinal

 Anoreksia, mual dan muntah


 Pendarahan saluran GI
 Ulserasi dan pendarahan pada mulut
 Konstipasi
 Napas berbau amonia

4. Muskuloskeletal

 Keram otot kehilangan kekuatan otot


 Fraktur tulang
 Foot drop

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

1. Elektrokardiogram (EKG), Perubahan yang terjadi berhubungan dengan


ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung.
2. Kajian foto toraks dan abdomen, Perubahan yang terjadi berhubungan dengan
retensi cairan.
3. Osmolalitas serum, Lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram Retrograd, Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasonografi Ginjal, Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa,
kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi Ginjal, Nefroskopi, Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan pengangkatan tumor selektif

11
7. Arteriogram Ginjal, Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskular

2.8 Penatalaksanaan Medik

1. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner &
Suddarth,2000) :

Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh
karena itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan
kimiawi normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapat terjadi.

a. Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut


yang serius, seperti hyperkalemia, pericarditis dan kejang.
b. Penanganan hyperkalemia keseimbangan cairan dan elektrolit
merupkan masalah utama pada gagal ginjal akut; hyperkalemia
merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan. Penatalaksanaan
keseimbangan cairan didasarkan pad berat badan harian, pengukuran
tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang,
tekanan darah, dan status klinis pasien.
d. Pertimbangan nutrisional. Diet protein dibatasi sampai 1g/kg selama
fase oligurik untuk menurunkan pemecahan protein dan mencegah
akumulasi produk akhir toksik.
e. Cairan IV dan diuretic. Aliran darah ke ginjal yang adekuat pada
banyak pasien dapat dipertahankan melalui cairan IV dan medikasi.
f. Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis berat
terjadi, gas darah arteri harus dipantau; tindakan ventilasi yang tepat
harus dilakukan jika terjadi masalah pernafasan.

2. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Kronik :


a. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya. Waktu yang paling tepat
untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum terjadinya penurunan
LFG, sehingga pemburukan fungi ginjal tidak terjadi. Pada ukuran
ginjal yang masih normal secara ultrasonografi,biopsi dan

12
pemeriksaan histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi yang tepat
terhadap terapi spesifik.
b. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid. Penting sekali
untuk mengikuti dan mencatata kecepatan penurunan LFG pada pasien
penyakit GGK, hal ini untuk mengetahui kondisi komorbid yang dapat
memperburuk keadaan pasien.
c. Memperlambat pemburukan (progresis) fungsi ginjal. Faktor utama
penyebab perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi
glomerulus. Dua cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi
glomerulur adalah pembatasan asupan protein dan terapi farmakologis.
d. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular. Pencegahan
dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang
penting, karena 40 s.d. 45% kematian penyakit GGK disebabkan
penyakit kardiovaskular
e. Pencegahan dan terapi komplikasi. Penyakit ginjal kronik
mengakibatkan berbagai komplikasi yang manisfestasinya sesuai
dengan derajat penurunan fungsi ginjal yang terjadi.
f. Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transpalasi ginjal. Terapi
pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5,
yaitu pada LFG kurang dari 15ml/menit. Terapi pengganti tersebut
dapat berupa hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal.

13
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL

3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama proses perawatan yang akan membantu


dalam penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi
kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan.

a. Identitas klien

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa,
nama orang tua, dan pekerjaan orang tua.

b. Keluhan utama

Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,


dan tachicard/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas..

c. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan sebelumnya

Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa,


bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan
klien untuk menanggulangi penyakitnya.

d. Aktifitas / istirahat :
• Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise
• Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen
• Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

e. Sirkulasi
• Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada
(angina)
• Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada
kaki, telapak tangan
• Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang jarang
pada penyakit tahap akhir
• Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning

14
• Kecenderungan perdarahan

f. Integritas Ego
• Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan
• Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian

g. Eliminasi
• Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap
lanjut
• Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
• Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria

h. Makanan / cairan
• Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan
(malnutrisi).
• Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada
mulut (pernapasan amonia)
• Penggunaan diuretik
• Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
• Perubahan turgor kulit/kelembaban.
• Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.

i. Neurosensori
• Sakit kepala, penglihatan kabur.
• Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak
kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
• Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan
tingkat kesadaran, stupor.
• Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
• Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

j. Nyeri / kenyamanan
• Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki.
• Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah.

15
k. Pernapasan
• Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan
banyak.
• Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.
• Batuk dengan sputum encer (edema paru).

l. Keamanan
• Kulit gatal
• Ada / berulangnya infeksi
• Pruritis
• Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi
peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari
normal.
• Ptekie, area ekimosis pada kulit
• Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi

m. Seksualitas
• Penurunan libido, amenorea, infertilitas

n. Interaksi sosial
• Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga

o. Penyuluhan / Pembelajaran
• Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik,
nefritis heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi.
• Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.
• Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang.

3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data dari pasien. Kemungkinan


diagnosa keperawatan dari orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai
berikut :

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran


urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium.

16
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan
membrane mukosa mulut.
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi,
produk sampah.
d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan.

3.3 Intervensi

NO NO NOC NIC
DX
1. 1 Kriteria hasil :  Kaji status cairan
 Menunjukkan pemasukan dan  Timbang berat badan harian
pengeluaran mendekati seimbang  Turgor kulit dan adanya oedema
 Turgor kulit baik  Kaji tekanan darah, denyut dan irama
 Membran mukosa lembab nadi
 Berat badan dan tanda vital stabil  Batasi masukan cairan
 Elektrolit dalam batas normal  Jelaskan pada pasien dan keluarga
pemahaman pembatasan cairan
 Pantau kreatinin dan BUN serum
2. 2 Kriteria hasil :  Kaji / catat pemasukan diet
 Mempertahankan/meningkatkan  Kaji pola diet nutrisi pasien
berat badan seperti yang  Kaji faktor yang berperan dalam
diindikasikan oleh situasi individu merubah masukan nutrisi
 Bebas oedema  Berikan makan sedikit tapi sering
 Menyediakan makanan kesukaan pasien
dalam batas-batas diet
 Tinggikan masukan protein
 Timbang berat badan harian.
3. 3 Kriteria hasil :  Kaji faktor yang menimbulkan
 Berkurangnya keluhan lelah keletihan
 Peningkatan keterlibatan pada  Meningkatkan aktivitas ringan/sedang
aktifitas social dan memperbaiki harga diri
 Laporan perasaan lebih berenergi  Anjurkan aktivitas alternatif sambil
 Frekuensi pernapasan dan frekuensi istirahat
jantung kembali dalam rentang  Anjurkan untuk beristirahat setelah
normal setelah penghentian aktifitas dialysis
4. 4 Kriteria hasil :  Berikan informasi tentang sifat gagal
ginjal

17
 Mengungkapkan pemahaman tentang  Sediakan waktu untuk pasien dan orang
kondisi, pemeriksaan diagnostic dan terdekat untuk membicarakan tentang
rencana tindakan masalah dan perasaan tentang
 Sedikit melaporkan perasaan gugup perubahan gaya hidup yang akan
atau takut diperlukan untuk memiliki terapi
 Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi
gagal ginjal sesuai dengan tingkat
pemahaman dan kesiapan pasien untuk
belajar
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi
cara-cara untuk memahami berbagai
perubahan akibat penyakit dan
penanganan yang mempengaruhi
hidupnya

3.4 Implementasi

1. Membantu Meraih Tujuan Terapi

- Mengusahakan agar orang tetap menekuni pantangan air yang sudah


dipesankan.
- Mengusahakan agar orang menekuni diet tinggi karbohidrat disertai
pantangan sodium, potassium, phosphorus dan protein.
- Tenekuni makanan bahan yang mengikat fosfat.
- Memberikan pelunak tinja bila klien mendapat aluminium antacid.
- Memberikan suplemen vitamin dan mineral menurut yang dipesankan.
- Melindungi pasien dari infeksi.
- Mengkaji lingkungan klien dan melindungi dari cedera dengan cara yang
seksama.
- Mencegah perdarahan saluran cerna yang lebih hebat dengan menggunakan
sikat gigi yang berbulu halus dan pemberian antacid.

2. Mengusahakan Kenyamanan

- Mengusahakan mengurangi gatal, memberi obat anti pruritis menurut


kebutuhan.
- Mengusahakan hangat dan message otot yang kejang dari tangan dan kaki
bawah.
- Menyiapkan air matol buatan untuk iritasi okuler.
- Mengusahakan istirahat bila kecapaian.

18
- Mengusahakan agar klien dapat tidur dengan cara yang bijaksana.

3. Konsultasi dan Penyuluhan

- Menyiapkan orang yang bisa memberi kesempatan untuk membahas


berbagai perasaan tentang kronisitas dari penyakit.
- Mengusahakan konsultasi bila terjadi penolakan yang mengganggu terapi.
- Membesarkan harapan orang dengan memberikan bantuan bagaimana
caranya mengelola cara hidup baru.
- Memberi penyuluhan tentang sifat dari CRF, rasional terapi, aturan obat-
obatan dan keperluan melanjutkan pengobatan. (Keperawatan Medikal
Bedah, Barbara C. Long).

3.5 Evaluasi

Pertanyaan- pertanyaan yang umum yang harus diajukan pada evaluasi orang
dengan kegagalan ginjal terdiri dari yang berikut :

- Apakah terdapat gejala-gejala bertambahnya retensi cairan?


- Apakah orang menekuni pesan diet dan cairan yang diperlukan?
- Apakah terdapat gejala-gejala terlalu kecapaian?
- Apakah orang tidur nyenyak pada malam hari?
- Apakah orang dapat menguraikan tentang sifat CRF, rasional dan terapi,
peraturan obat-obatan dan gejala-gejalayang harus dilaporkan?

19
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut
kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan
beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan
sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di
dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut
kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini
air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi
dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil
akhir dari proses ini adalah urin (air seni).

Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit
yang menyerang traktus urinarius. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar
yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal failure = ARF) dan Gagal Ginjal Kronik
(chronic renal failure = CRF). Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit
dimana ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan,
ginjal secara relatif mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang
merupakan cairan yang mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh
dan harus dikeluarkan dari tubuh. Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi
ginjal yang progresif dan irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh
untuk mempertahankan keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang
mengakibatkan uremia atau azotemia. (Brunner & Suddarth,2000).

Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar,
yaitu : Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal), Kondisi Intra Renal (kerusakan actual
jaringan ginjal), Kondisi Post Renal (Obstruksi Aliran Urine)

Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain : Diabetes Melitus,


Glumeruloneritis kronis, Pielonefritis, Hipertensi tak terkontrol, Obstruksi saluran
kemih, Penyakit ginjal polikistik, Gangguan vaskuler, Lesi herediter, Agen toksik
(timah,kadmium dan merkuri).

20
4.2 Saran

Untuk klien dan keluarga baiknya memeriksakan kesehatan secara rutin, agar
kesehatannya dapat terkontrol dan dapat terdeteksi sejak dini jika ada tanda atau
gejala yang menunjukkan resiko terjadinya gagal ginjal.

Untuk institusi pendidikan dapat menyediakan buku-buku sumber yang lebih


lengkap lagi sebagai pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan yang lebih
baik.

21
Daftar Pustaka

Bararah, Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan Keperawatan Edisi Ke-1.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Bararah, Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan Keperawatan Edisi Ke-2.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Medah Edisi Ke-8. Jakarta: EGC

22

Anda mungkin juga menyukai