PENDAHULUAN
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi
secara perlahan-lahan. Sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi
parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Pada penderita gagal ginjal
kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.
1.2 Tujuan
Makalah ilmiah ini disusun ke dalam lima bab yang terdiri dari :
1
2. Bab II Tinjauan Teoritis : menguraikan tentang anatomi fisiologi, pengertian,
penyebab, patofiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan medic, dan asuhan keperawatan.
3. Bab III Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal : menjelaskan
tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gagal ginjal, yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, serta evaluasi.
4. Bab VI Penutup ; berisikan tentang kesimpulan dan saran.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi
disebelah lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri
garis tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis.
Disebelah anterior dipisahkan kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum.
Disebelah posterior dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam
setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis.
Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah
kembali kedalam vena kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal
dalam nefron.
Ginjal terdiri dari bagian external (korteks), bagian internal (medulla), setiap
ginjal terdiri dari ± 1 juta nefron. Fungsi nefron adalah proses pembentuka urin
dimulai dari darah mengalir lewat glomerulus. Glomerulus yang merupakan struktur
awal nefron (tersusun atas jonjot-jonjot kapiler) mendapat darah lewat vasa aferen
dan mengalir balik lewat fasa eferen. Ketika darah berjalan melewati struktur ini,
filtrasi terjadi (air dan molekul-molekul kecil akan dibiarkan lewat, molekul besar
tetap bertahan dalam aliran darah) cairan (filtrate) disaring lewat dinding jonjot-jonjot
kapiler glomerulus dan memasuki tubulus ± 20% plasma lewat glomerulus disaring
dalam nefron dengan jumlah sekitar 180 liter flitrat/hari.
Fungsi Ginjal :
3
2.2 Definisi
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut
kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan
beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan
sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di
dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut
kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini
air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi
dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil
akhir dari proses ini adalah urin (air seni).
Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum
lanjut usia. Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian
penyakit yang menyerang traktus urinarius.
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal
failure = ARF) dan Gagal Ginjal Kronik (chronic renal failure = CRF).
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir
lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tublar dan glomerular.
(Brunner & Suddarth,2000)
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan
fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat.
4
Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat
lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif
mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang
mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan
dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih <400ml/
hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).
Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau
azotemia. (Brunner & Suddarth,2000)
2.3 Penyebab
Kondisi pre renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan
terjadinya hipoperfusi renal adalah :
Penipisan volume
Hemoragi
Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretic,osmotic)
Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah,diare)
Gangguan efisiensi jantung
Infark miokard
Gagal jantung kongestif
Disritmia
Syok karsinogenik
Vasodilatasi
5
Sepsis
Anafilaksis
Medikasi antihipertensif
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
Kondisi pascarenal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi dibagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
6
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Gangguan vaskuler
Lesi herediter
Agen toksik (timah,kadmium dan merkuri)
2.4 Klasifikasi
1. Stadium I
Kehilangan fungsi ginjal 75-90% pada tingkat ini terjadi kreatinin serum dan
nitrogen urea darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan urin
pekat dan azotemia
Tingkat renal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan
ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekalisebagai
respon terhadap GFR yang mengalami penurunan sehingga terjadi
ketidakseimbangan kadar ureum nitrogen darah dan elektrolit, pasien diindikasikan
untuk dialysis.
2.5 Patofisiologi
a. Terdapat empat tahapan terjadinya gagal ginjal akut menurut (Brunner &
Suddarth,2000) :
1. Periode Awal
7
2. Periode Oliguri
Pada periode ini volume urine kurang dari 400 ml/24jam, disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal
(urea,kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama
kalinya gejala uremik muncul dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia
terjadi.
3. Periode Diuresis
4. Periode Penyembuhan
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan
jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens substansi
darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal.
8
3. Asidosis
4. Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran
gastrointestinal
Abnormalitas utaa yang ain pada gagal ginjal kronis adalah gangguan
metabolisme kalsim dan fosfat.
9
2. Peningkatan BUN dan Kadar Kreatinin
3. Hiperkalemia
4. Asidosis meabolik
1. Gejala dini
Lethargi
Sakit kepala
Kelelahan fisik dan mental
Berat badan berkurang
Mudah tersinggung
Depresi
Anoreksia
Mual disertai muntah
Nafas dangkal
Sesak nafas
1. Kardiovaskular
Hipertensi
Pitting edema
10
Edema periorbital
Pembesaran vena leher
Friction rub perikardial
2. Pulmoner
Krekel
Napas dangkal
Kusmaul
Sputum kental
3. Gastrointestinal
4. Muskuloskeletal
11
7. Arteriogram Ginjal, Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskular
1. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner &
Suddarth,2000) :
Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh
karena itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan
kimiawi normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapat terjadi.
12
pemeriksaan histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi yang tepat
terhadap terapi spesifik.
b. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid. Penting sekali
untuk mengikuti dan mencatata kecepatan penurunan LFG pada pasien
penyakit GGK, hal ini untuk mengetahui kondisi komorbid yang dapat
memperburuk keadaan pasien.
c. Memperlambat pemburukan (progresis) fungsi ginjal. Faktor utama
penyebab perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi
glomerulus. Dua cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi
glomerulur adalah pembatasan asupan protein dan terapi farmakologis.
d. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular. Pencegahan
dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang
penting, karena 40 s.d. 45% kematian penyakit GGK disebabkan
penyakit kardiovaskular
e. Pencegahan dan terapi komplikasi. Penyakit ginjal kronik
mengakibatkan berbagai komplikasi yang manisfestasinya sesuai
dengan derajat penurunan fungsi ginjal yang terjadi.
f. Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transpalasi ginjal. Terapi
pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5,
yaitu pada LFG kurang dari 15ml/menit. Terapi pengganti tersebut
dapat berupa hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal.
13
BAB III
3.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa,
nama orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
d. Aktifitas / istirahat :
• Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise
• Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen
• Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
e. Sirkulasi
• Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada
(angina)
• Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada
kaki, telapak tangan
• Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang jarang
pada penyakit tahap akhir
• Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning
14
• Kecenderungan perdarahan
f. Integritas Ego
• Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan
• Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian
g. Eliminasi
• Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap
lanjut
• Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
• Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria
h. Makanan / cairan
• Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan
(malnutrisi).
• Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada
mulut (pernapasan amonia)
• Penggunaan diuretik
• Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
• Perubahan turgor kulit/kelembaban.
• Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.
i. Neurosensori
• Sakit kepala, penglihatan kabur.
• Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak
kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
• Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan
tingkat kesadaran, stupor.
• Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
• Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
j. Nyeri / kenyamanan
• Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki.
• Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah.
15
k. Pernapasan
• Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan
banyak.
• Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.
• Batuk dengan sputum encer (edema paru).
l. Keamanan
• Kulit gatal
• Ada / berulangnya infeksi
• Pruritis
• Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi
peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari
normal.
• Ptekie, area ekimosis pada kulit
• Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
m. Seksualitas
• Penurunan libido, amenorea, infertilitas
n. Interaksi sosial
• Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga
o. Penyuluhan / Pembelajaran
• Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik,
nefritis heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi.
• Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.
• Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang.
16
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan
membrane mukosa mulut.
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi,
produk sampah.
d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan.
3.3 Intervensi
NO NO NOC NIC
DX
1. 1 Kriteria hasil : Kaji status cairan
Menunjukkan pemasukan dan Timbang berat badan harian
pengeluaran mendekati seimbang Turgor kulit dan adanya oedema
Turgor kulit baik Kaji tekanan darah, denyut dan irama
Membran mukosa lembab nadi
Berat badan dan tanda vital stabil Batasi masukan cairan
Elektrolit dalam batas normal Jelaskan pada pasien dan keluarga
pemahaman pembatasan cairan
Pantau kreatinin dan BUN serum
2. 2 Kriteria hasil : Kaji / catat pemasukan diet
Mempertahankan/meningkatkan Kaji pola diet nutrisi pasien
berat badan seperti yang Kaji faktor yang berperan dalam
diindikasikan oleh situasi individu merubah masukan nutrisi
Bebas oedema Berikan makan sedikit tapi sering
Menyediakan makanan kesukaan pasien
dalam batas-batas diet
Tinggikan masukan protein
Timbang berat badan harian.
3. 3 Kriteria hasil : Kaji faktor yang menimbulkan
Berkurangnya keluhan lelah keletihan
Peningkatan keterlibatan pada Meningkatkan aktivitas ringan/sedang
aktifitas social dan memperbaiki harga diri
Laporan perasaan lebih berenergi Anjurkan aktivitas alternatif sambil
Frekuensi pernapasan dan frekuensi istirahat
jantung kembali dalam rentang Anjurkan untuk beristirahat setelah
normal setelah penghentian aktifitas dialysis
4. 4 Kriteria hasil : Berikan informasi tentang sifat gagal
ginjal
17
Mengungkapkan pemahaman tentang Sediakan waktu untuk pasien dan orang
kondisi, pemeriksaan diagnostic dan terdekat untuk membicarakan tentang
rencana tindakan masalah dan perasaan tentang
Sedikit melaporkan perasaan gugup perubahan gaya hidup yang akan
atau takut diperlukan untuk memiliki terapi
Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi
gagal ginjal sesuai dengan tingkat
pemahaman dan kesiapan pasien untuk
belajar
Bantu pasien untuk mengidentifikasi
cara-cara untuk memahami berbagai
perubahan akibat penyakit dan
penanganan yang mempengaruhi
hidupnya
3.4 Implementasi
2. Mengusahakan Kenyamanan
18
- Mengusahakan agar klien dapat tidur dengan cara yang bijaksana.
3.5 Evaluasi
Pertanyaan- pertanyaan yang umum yang harus diajukan pada evaluasi orang
dengan kegagalan ginjal terdiri dari yang berikut :
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut
kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan
beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan
sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di
dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut
kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini
air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi
dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil
akhir dari proses ini adalah urin (air seni).
Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit
yang menyerang traktus urinarius. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar
yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal failure = ARF) dan Gagal Ginjal Kronik
(chronic renal failure = CRF). Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit
dimana ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan,
ginjal secara relatif mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang
merupakan cairan yang mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh
dan harus dikeluarkan dari tubuh. Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi
ginjal yang progresif dan irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh
untuk mempertahankan keseibangan metabolik,caira dan elektrolit yang
mengakibatkan uremia atau azotemia. (Brunner & Suddarth,2000).
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar,
yaitu : Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal), Kondisi Intra Renal (kerusakan actual
jaringan ginjal), Kondisi Post Renal (Obstruksi Aliran Urine)
20
4.2 Saran
Untuk klien dan keluarga baiknya memeriksakan kesehatan secara rutin, agar
kesehatannya dapat terkontrol dan dapat terdeteksi sejak dini jika ada tanda atau
gejala yang menunjukkan resiko terjadinya gagal ginjal.
21
Daftar Pustaka
Bararah, Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan Keperawatan Edisi Ke-1.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Bararah, Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan Keperawatan Edisi Ke-2.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Medah Edisi Ke-8. Jakarta: EGC
22