Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN ORCHIDOLOGI

KEANEKARAGAMAN ANGGREK DI HARAU SUMATERA BARAT

OLEH:

TIYA JUNIARTI
1603110504

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Dyah Iriani, M.Si


Dr. Mayta Novaliza Isda, M.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2019
1. Paphiopedilum lowii
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Paphiopedilum
Spesies : Paphiopedilum lowii
Deskripsi :
Anggrek ini dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Di habitat
alaminya, jenis anggrek ini tumbuh menempel pada dinding-dinding tebing yang tinggi dan
curam dengan media tumbuh berupa humus, terestrial di padang rumput dengan semak belukar
dan di ketinggian antara 200 hingga 1.700 meter, di detritus daun, didekat perairan sungai dan
daerah yang bercurah hujan tinggi. Anggrek ini suka sekali hidup ditempat yang sangat lembab
(Anne & Harahap 2005).
Keunikan bunga anggrek ini yaitu memiliki bagian bunga berupa labellum (bibir bunga)
yang menyerupai kantong semar atau selop sepatu. berbunga lithophyte, memiliki 4 sampai 5
bunga. Memiliki kelopak berwarna ungu hingga merah muda, bibir bunga berwarna coklat
kehijauan sampai coklat gelap dan ditandai dengan bintik coklat bentuk mata (Ayub 2005).
Pada dasar serpihan lembaran. panjang sekitar 50 cm dan lebar 4,5 cm. panjang
inflorescences sekitar 65 cm, dan perhiasan berbulu putih, tangkai bunga sepanjang 35 cm, Lebar
bunga 9-15 cm; sepal dorsal berbentuk ovate, synsepal elliptic, obtuse, 3,5 x 1,5 cm; kelopak
spatulate, ciliate, panjang 7,8 cm dan lebar 1,7 cm; bibir panjangnya 4 cm dengan lebar 2,7 cm;
staminode dangkal trilobed apikal, lobus tumpul, dengan pengait dasar. Daunnya berwarna hijau
gelap yang jernih berbentuk lonjong sepanjang 30 cm dan lebar hingga 5,5 cm. Pertumbuhan
daun 4-6, berbentuk tali.
2. Paphiopedilum Victoria

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Paphiopedilum
Spesies : Paphiopedilum victoria

Deskripsi :
Anggrek selop merupakan salah satu anggota genus Paphiopedilum yang banyak tumbuh
di Asia Tenggara. Anggrek selop disebut juga anggrek kasut berbulu. Paphiopedilum victoria
atau Paphiopedilum glaucophyllum merupakan salah satu spesies anggrek yang termasuk
tanaman endemik Jawa Timur, Indonesia. Anggrek ini ditemukan pertama kalinya pada tahun
1897 oleh BJC Verhey ditempat sekitar area pegunungan wilayah diketinggian sekitar 200-300
mdpl. Habitat berbeda-beda sesuai dengan setiap daerahnya. Habitat alami anggrek selop berada
di kawasan selatan lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur dan menjadi tanaman koleksi
di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
Anggrek selop merupakan anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan
atau tanah berbtu, dan tahan terhadap cahaya matahari. pada daerah lereng gunung curam dan
terbuka (tidak ternaungi pohon besar) dengan sebagai besar jenis dapat juga ditemukan hidup
pada derah batuan kapur lapuk yang dibagian permukaannya telah dilapisi oleh lumut dan
humus. Karena keindahan dan keunikan anggrek ini banyak diburu sehingga menjadi langka di
habitat aslinya. Anggrek ini terdaftar dalam appendix I, yaitu spesies tumbuhan yang terancam
sehingga dilarang diperjualbelikan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Keunikan bunga anggrek ini yaitu memiliki bagian bunga berupa labellum (bibir
bunga) yang menyerupai kantong semar atau selop sepatu. Labellum atau bibir dengan bentuk
kantong berwarna ungu dan bertotol-totol. Bunganya berukuran sekitar 7,5 cm yang terdiri atas
kelopak punggung, kelopak samping, dan labellum. Memiliki ukuran tanaman yang relatif
sedang; daun berbentuk sedikit oblong-elliptic hingga loriform, ujung daun tumpul membulat,
panjang daun sekitar 20-28.5 cm, lebar daun sekitar 4.5-5.3 cm, daun berwarna hijau, daun
memiliki pola tertentu saat daun muda yang akan memudar hingga daun tua, jumlah daun 4-6
helai; panjang tangkai bunga sekitar 15-20 cm, warna tangkai bunga hijau dengan motif warna
ungu, tangkai bunga memiliki bulu halus, satu tangkai bunga dapat memunculkan bunga sekitar
20 kali dan lebih; bunga memiliki stamen dan pistil, bunga memiliki alat perhiasan bunga seperti
stamen, pistil, dorsal sepal, synsepal, labellum dan sepal. Secara umum anggrek jenis ini dapat
melakukan penyerbukan dengan bantuan serangga secara alami (Cribb 1998).

3. Paphiopedilum tonsum (Rchb. f) Stein

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Paphiopedilum
Spesies : Paphiopedilum tonsum

Deskripsi :
Habitat anggrek Paphiopedilum tonsum ialah terestrial pada daerah terbuka dengan
intensitas cahaya matahari tertentu yang cukup bagi tumbuhan untuk hidup, ketebalan serasah
sekitar 9 cm dan di ketinggian tempat sekitar 1.100-1750 m dpl. Anggrek ini memiliki daerah
distribusi yang endemik yaitu sumatera utara.Tumbuhan perdu; tinggi tumbuhan sekitar 20 cm;
batang berbentuk bulat, batang berwarna cokelat, panjang batang sekitar 8 cm, permukaan
batang kasar, batang memiliki sekitar 5-8 helai daun; daun berbentuk memanjang, daun berwarna
hijau terang dengan bercak hijau tua, panjang daun sekitar 12 cm, lebar daun sekitar 2.7 cm,
permukaan daun kasar, tepi daun bergerigi, daun tipis, ujung daun terbelah dan daun tidak
memiliki tangkai daun; pembungaan tunggal, pembungaan aksilar, panjang tangkai perbungaan
sekitar 30 cm, panjang tangkai bunga sekitar 1 cm dan permukaan tangkai perbungaan yang
berbulu; bunga berwarnahijau kekuningan, kelopak bagian atas memiliki garis vertikal yang
berwarna kemerahan, kelopak bagian samping memiliki bintik yang berwarna hitam, bibir
berbentuk kantung, panjang kelopak atas sekitar 5 cm, lebar kelopak atas sekitar 3.5 cm, panjang
mahkota sekitar 6 cm, lebar mahkota sekitar 1.7 cm, panjang bibir sekitar 5 cm, lebar bibir
sekitar 3 cm (Comber 2001).

4. Macodes petola

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monokotil
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Macodes
Spesies : Macodes petola

Deskripsi :

Anggrek ini tidak seperti anggrek-anggrek lain yang dinikmati bunganya tetapi indah
pada bagian daunnya. Genus macodes terdapat tujuh spesies yang tersebar dari Malaysia,
Indonesia, New Guinea hingga Vanuatu. Tanaman ini ditemukan pada ketinggian 100 hingga
800 meter di atas permukaan laut, daerah lembahan hutan hujan yang sebagian tertutup bayangan
pohon dan tumbuh pada bekas tanaman atau humus yang basah dan tanah dengan drainase yang
baik. Spesies-spesies dari genus ini, seiring dengan genera-genera lain yang memiliki daun
berwarna seperti Anoectochilus, Eucosia dan Goodyera disebut “Jewel Orchids”. Bisa terlihat
bahwa daunnya berwarna hijau sedikit ungu gelap, memiliki urat-urat longitudinal berwarna
emas yang berkilau (inflorescence) dan permukaan yang menyerupai beludru. Anggrek ini
membutuhkan kelembaban udara yang tinggi, 50% atau lebih. Media harus cukup lembab tetapi
bukan berarti media terlalu basah karena dengan demikian akan muncul masalah akibat bakteri
dan jamur dan busuk pada akar. Jangan membiarkan media hingga kering samasekali,
dibutuhkan media yang lembab sepanjang waktu. Sehubungan dengan kebutuhan cahaya,
pastikan anggrek ini tidak terkena sinar matahari secara langsung karena akan membakar daun-
daunnya.

5. Spathoglottis plicata

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Spathoglottis
Spesies : Spathoglottis plicata

Deskripsi :
Anggrek ini tumbuh di daerah terbuka dengan ketinggian 100-1000 meter di atas
permukaan laut serta suhu sedang hingga dingin. Anggrek S. plicata akan tumbuh sempurna bila
kebutuhan hidupnya seperti cahaya, air, udara, suhu, dan unsur hara tercukupi. Anggrek S.
plicata akan tumbuh baik pada kondisi di bawah naungan maupun tanpa naungan. Jumlah cahaya
yang mencukupi ditandai dengan daun berwarna hijau muda, permukaan daun mengkilap,
tanaman tumbuh segar dan sering berbunga (Sarwono 2002).
Bunga anggrek S. plicata memiliki warna yang bervariasi dari ungu tua, merah
lembayung, lembayung muda, kuning emas, kuning muda, putih hingga yang memiliki dua
warna seperti kuning dengan putih atau ungu tua dengan merah. Bunga S. plicata memiliki
mahkota yang membuka lebar. Tandan bunga menancap pada sisi samping umbi atau pangkal
umbi dan bertangkai panjang. Daun anggrek berbentuk lanset memanjang dengan ujung lancip
yang bisa mencapai 50 cm. Daun mahkota dan daun kelopak lebih kurang sama bentuknya.
Bunga muda memiliki daun pelindung yang tampak jelas. Anggrek S. plicata memiliki 4-8 daun
yang berlipat membujur. Daun yang berbentuk seperti jarum, yaitu panjang dan ramping.
Bagian daun terlebar berada pada bagian tengah. Ujung daun meruncing dengan sisi-sisi yang
tajam. Anggrek S. plicata bertangkai panjang dan berumbi semu kecil dan memiliki sistem
perakaran serabut. Bibir bunga berwarna kuning dengan bintik keunguan dan terbagi menjadi
dua bagian. Bagian samping berbentuk lonjong dan bagian tengah berbentuk sudip yang
melebar hingga ke ujung. Sekali berbunga bisa berjumlah antara 16-18 buah dalam waktu 20
hari antara bulan Juni-Juli.

6. Eria biflora

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Eria
Spesies : Eria biflora
Deskripsi :
Anggrek Eria berasal dari bahasa Yunani yang berarti wol atau rambut wol. Nama ini
sesuai dengan bunga Eria yang kebanyakan berambut halus. Tanaman anggrek Eria memiliki
sifat khas yang mirip dengan Dendrobium namun berbeda pada jumlah pollinium. Eria biflora
dapat ditemukan pada hutan primer di India (Assam), Nepal, Bhutan, Burma (Mergui), Thailand
(Doi Pa Kao, Kao Soi Dong, Kao Keo Range, Satul), Laos, Vietnam, Malaysia (Borneo),
Indonesia (Sumatera, Jawa, Pulau Sunda) dengan ketinggian antara 300 – 1.700 meter.
Eria termasuk ke dalam anggrek bersifat herbal, epifit, litofit atau jarang terestrial. Rimpang
merayap. memiliki batang yang bervariasi. Ada yang berbatang panjang, pendek atau umbi
semu. Batang pseudobulbous dari 1 ruas yang membesar secara jelas, berbentuk bulat telur,
samar-samar menjadi sudut yang jelas pada bagian melintang dengan 2-4 daun menujuu puncak,
dasar pseudobulbous longgar ditutupi selubung daun. Daunnya yang berbentuk lanset
(memanjang), berdaging tebal, dan ujungnya lancip tampak melambai-lambai tertiup angin.
Daun terbelilit di tunas berbentuk merruncing di pangkal. Perbungaan aksila, tegak, banyak
berbunga, peduncle disubtitusi oleh 2 atau 3 bracts steril yang diisikan yang timbul dari pangkal
daun berlawanan, sumbu perbungaan ditutupi oleh rambut bintang cokelat, bracts bunga
berwarna cokelat, bulat telur hinggasegitiga. Daun Eria dapat dibedakan berdasarkan ada
tidaknya rambut halus. Struktur bunga Eria soliter atau tandan berukuran kecil, memiliki daun
pelindung dan berwarna. Ukuran panjang batang Eria biflora sekitar 15 cm yang melebar dan
pipih pada bagian apeks yang terdiri dari 3-5 daun. Bunga-bunga terbuka lebar biasanya
berwarna krem hingga kuning pucat dan pada beberapa spesies urat ungu atau tanda ungu pada
kolom, kaki kolom, dan bibir, stellate atau sebaliknya, besae, ovarium bersudut melintang
terkadang bersayap. Sepal sempit berbentuk segitiga dengan rambut abaksial, lateral sepal
sedikit melebar di bagian pangka, diulang pada apeks, mentum berbeda. Kelopak mirip dengan
sepal, bibir sederhana atau 3-lobed, kalus tidak ada atau dihiasi dengan tonjolan. Kolom pendek,
kaki menipis, tepi anther berdaging dengan punggung median apikal tumpul, tumpul puncak dan
menutupi tegak, restellum terpotong, pollinia 8 dalam 2 kelopak 4, masing-masing kelompok
berisi dalam kantung 4 bilik yang berbeda di pangkal tepi anthera masing- masin polinium
dikompresi secara lateral.

7. Phalaenopsis violacea

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Lilidae
Ordo : Asparagales
Family : Orchidaceae
Genus : Phalaenopsis
Species : Phalaenopsis violacea
Deskripsi :
Anggrek Phalaenopsis violacea merupakan tumbuhan asli Indonesia. Di Indonesia anggrek
jenis ini dapat dijumpai di pulau Sumatera, Mentawai, Simeulue, dan Kalimantan. Meskipun
banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias, Phalaenopsis violacea merupakan salah
satu anggrek langka. namun di habitat liarnya terancam. Tumbuhan ini oleh IUCN Red
List dikategorikan sebagai spesies Vulnerable (Rentan Punah). Ancaman terhadap spesies asli
Indonesia ini lebih diakibatkan oleh rusaknya habitat baik oleh deforestasi maupun kebakaran
hutan.
Phalaenopsis violacea merupakan tanaman epifit (menumpang pada tumbuhan lain sebagai
tempat hidupnya). Tumbuh di daerah yang hangat. Bunga muncul satu persatu dari tangkai
bunga. Dalam sekali mekar jumlah bunga dalam satu tangkai mencapai 2-5 helai. Bunga ini akan
mampu mekar hingga 4 minggu. Setelahnya, bunga selanjutnya akan mekar dari tangkai bunga
yang sama dan berulang hingga 2-7 kali. Ukuran bunga sekitar 3,5 cm. Warna bunga khas warna
violet. Namun juga terdapat varietas lain yang yang berwarna agak kebiruan. Selama mekar,
bunga anggrek Phalaenopsis violacea akan mengeluarkan aroma wangi yang khas. Bahkan
aroma ini dapat tercium hingga radius beberapa meter. Daunnya elips, agak bergelombang, dan
menyempit di bagian bawah. Daun berwarna hijau mengilat dengan panjang berkisar antara 20,5-
25 cm dan lebar 7-12 cm. Kata ‘violacea‘, nampaknya merujuk pada warna sepal dan petalnya
yang berwarna violet. Phalaenopsis violacea H.Witte mempunyai beberapa nama sinonim yaitu :
Polychilos violacea (H.Witte) Shim, Stauritis violacea (H.Witte) Rchb.f, dan Stauropsis violacea
(H.Witte) Rchb.f. Tangkai bunga pendek dan pipih dengan panjang mencapai 10-25 cm.
8. Vanda sumatrana

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotiledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Vanda
Spesies : Vanda sumatrana

Deskripsi :
Vanda sumatrana merupakan salah satu dari 20 jenis anggrek Vanda yang terdapat di
Indonesia dan termasuk endemik Pulau Sumatera pada ketinggian 300 hingga 1000 meter diatas
permukaan laut. Anggrek ini tumbuh bagus di daerah tropis dan tersebar dari Himalaya, Cina
Selatan kemudian menyebrang ke Srilanka dan Thailand, hingga sampai ke Indonesia. Anggrek
ini berpotensi sebagai tanaman hias karena bentuk dan warnanya yang menarik, namun ukuran
bunganya kecil dibandingkan jenis Vanda budidaya lain yang sudah umum dikomersilkan
(Purwanto dan Endang 2009).
Vanda sumatrana tumbuh menempel di pepohonan atau menempel di tebing berbatuan
yang sangat terjal atau di pepohonan besar. Vanda sumatrana merupakan anggrek yang Anggrek
ini memiliki tipe pembungaannya racemosa, posisi pembungaan nya terletak pada ketiak
(pleuran), Secara morfologi anggrek Vanda memiliki bunga yang tersusun dalam rangkaian
berbentuk tandan, terdiri atas satu sampai lebih dari 15 kuntum bunga dengan ukuran sedang
sampai besar. Sepal berjumlah 3 yang terdiri atas1 sepal dorsal,dan 2 sepal lateral, bunga
berwarna cokelat gelap dibagian sepal petal dan cokelat muda berbau creosote, dibagian
labellum dengan ukuran 5 cm. Labelum mempunyai tiga taji. Bagian tengah bunga terdapat alat
reproduksi jantan dan betina. Serbuk sarinya mengandung alat reproduksi jantan berwarna
kuning dan tertutup oleh anther cap, sementara putik terletak dibagian bawah columna, sepal,
petal serta menyatu pada dasar bunga dan tipe pertumbuhan batang monopodial. Selain itu,
Vanda sp. memiliki bentuk daun pita (linear), dengan ujung daun bergerigi 3, dan tepinya rata.
Bagian labellum vanda ini cukup besar hampir menyerupai vanda metusalae yang berasal dari
Sulawesi (Soetopo 2009).

9. Vanda hybrid

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotiledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Vanda
Spesies : Vanda hybrid

Deskripsi :
Anggrek hibrida merupakan keturunan dari dua varietas, subspesies, spesies, atau dua
genus yang berbeda. Untuk dua yang pertama, hibridanya disebut hibrida intraspesifik, untuk
yang ketiga disebut hibrida interspesifik, dan yang terakhir disebut hibrida intergenerik. Anggrek
hibrida hasil dari silangan dua anggrek spesies disebut hibrida primer (primary hybrid). Untuk
membedakan mana anggrek spesies dan mana anggrek hibrida bisa dari penamaannya. Nama-
nama anggrek baik yang spesies maupun hibrida terdaftar di lembaga internasional yang
mengurusi soal anggrek seluruh dunia yang bernama Royal Horticultural Society yang bertempat
di Inggris. Nama anggrek spesies biasanya berciri khas nama latin. Dengan penulisan Huruf
besar pada awal nama genusnya dan huruf kecil pada nama spesiesnya. Nama anggrek hibrida
biasanya menggunakan nama bebas (Gunadi 1985).
Bunga vanda merupakan bagian yang menjadi daya tarik orang untuk membudidayakan
tanaman hias ini. anggrek Vanda memang terkenal dengan bunganya yang sangat cantik. Tipe
bunga dari anggrek vanda ini merupakan tipe majemuk. Bunganya ini tersusun pada satu
rangkaian. Rangkaian ini berbentuk seperti tandan. Bunga anggrek vanda ini tumbuh di sisi-sisi
batang. Dalam satu tandannya terdiri dari 14 kuntum. Bunga anggrek vanda memiliki warna
bunga yang beragam. Namun, dari semua warna bunga yang ada, bunga yang berwarna biru
keungulan merupakan bunga yang paling sering dijumpai dan paling disukai oleh pecintanya.
akar dari vanda ini memiliki ciri-ciri yaitu, Memiliki bentuk yang silindris., Memiliki daging,
Pada bagian ujung akarnya runcing, Apabila dibengkokkan akan patah karena sifatnya yang
mudah patah, Bersifat lunak. Daun anggrek vanda tumbuh secara berselang seling serta
berhadap-hadapan antara daun yang satu dengan daun yang lainnya. Buahnya berbentuk seperti
kapsular. Di dalam buah anggrek vanda, nantinya kita akan menemukan biji yang bentuknya
sangat kecil. Bijinya inilah yang nantinya digunakan untuk perbanyakan secara generative
(Sarwon 2002).

10. Calanthe vestita

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Calanthe
Spesies : Calanthe vestita

Deskripsi :
Calanthe vestita adalah salah satu jenis dari marga Calanthe. Sebagian besar
jenis Calanthe tumbuh sebagai anggrek tanah (terrestrial) dan kadang tumbuh di batu (lithophyt)
serta hanya sebagian kecil yang merupakan anggrek epifit. Daun muncul dari ujung umbi semu,
berjumlah 4 helai, berbentuk lanset sampai oval, tidak ada rambut-rambut halus, dengan ukuran
panjang daun 40 cm dan lebar daun 5 cm. Daun yang berwarna hijau pucat ini didukung oleh
tangkai daun yang kuat. Seluruh bagian tangkai perbungaan dan tangkai bunga dipenuhi dengan
rambut halus. Terdapat braktea (seludang bunga) berbentuk lanset, berwarna hijau muda, yang
juga dipenuhi rambut halus. untum bunga didominasi warna putih bercak kekuningan atau
oranye di bagian bibir. Kuntum bunga dengan mekar yang penuh sangat menarik dilengkapi
kelopak bunga (sepals) yang berbentuk lonjong dan dipenuhi rambut halus, sedangkan mahkota
bunga (petals) tidak berambut, umbi semu oblong (memanjang), menyempit di bagian ujung.
Daun yang berwarna hijau pucat ini didukung oleh tangkai daun yang kuat.

11. Coelogyne asperata

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Coelogyne
Spesies : Coelogyne asperata

Deskripsi :
Karakteristik Coelogyne asperata (anggrek mutiara). Ciri utama yang mencolok adanya
guratan urat yang searah dengan alur daun. Bunga berbentuk rangkaian tandan dengan panjang
sekitar 22 cm dan jumlah bunganya mencapai 10-15 kuntum. Mahkota bunga berwarna kuning
susu dengan pinggir berwarna keputihan. Bibir bunganya berwarna cokelat tua dan beralur kasar
dengan garis putih-putih. Anggrek ini tumbuh di tempat yang teduh didaerah dataran rendah.
Bunga Coelogyne sangat bervariasi dari bentuk, warna dan ukuran. Rata-rata atau sebagian besar
Coelogyne memiliki bau harum seperti Coelogyne asperata dan Coelogyne pandurata (anggrek
hitam). Terutama anggrek hitam ini memiliki kharisma dan popularitas tersendiri di kalangan
penghobi dan kolektor karena keunikan warna bunga yang memiliki kombinasi hijau dan hitam.
Kabarnya di Kalimantan anggrek hitam juga memiliki mitos tersendiri. Batangnya membentuk
umbi semu, bundar panjang, pipih, dengan panjang 12-16 cm. daunnya berbentuk lonjong
sampai panjang, kadang berlipat-lipat mencapai 35-40 cm dan mempunyai lebar 5-8 cm. Bentuk
daun ada yang lebar, panjang dan lebar berlipat.

12. Bulbophyllum sumatranum

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Bulbophyllum
Spesies : Bulbophyllum sumatranum

Deskripsi :
Anggrek ini termasuk anggrek epifit yang sering tumbuh menumpang pada dahan dan
batang pohon. Anggrek ini tersebar disekitar daratan rendah seperti Sumatra, Borneo, Jawa,
Malaysia dan Philifina. Sepalnya berwarna kuning dengan pinggiran sepal berwarna magenta
serta petal yang berwarna magenta. Anggrek ini juga memiliki spot – spot kuning pada sepalnya
dan labellum berwarna magenta.Anggrek ini memiliki warna yang indah, yaitu perpaduan warna
ungu, putih dan kuning. Memiliki banyak pseudobulb dan memiliki keunikan yaitu bunga
dengan lidah bergoyang. lidah bunga yang terus bergoyang ketika terkena hembusan angin atau
terkena gerakan.

13. Dendrobium sonia

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Spesies : Dendrobium sonia

Deskripsi :
Dendrobium Sonia termasuk anggrek epifit (tumbuh pada pohon inangnya), namun dapat
juga hidup di dalam pot dengan media tertentu. memiliki daya tahan selama satu bulan. Warna
bunganya berwarna ungu dan pada bagian pangkal sepalnya bewarna putih. Tidak memiliki spur,
memiliki jumlah polinia 3, posisi pembungaan berada di pangkal, betuk daun lanceolate,
perhiasan bunga terdiri dari 3 sepal,2 petal, 1 bibir dan terdapat column. Tanaman ini dapat
berbunga beberapa kali dalam setahun. Tangkai bunga nya pajang dan dapat dirangkai sebagai
bunga potong. Memiliki fase bunga yang lama. Bentuk labellum nya sendok. Dendrobium sonia
biasa digunakan sebagai tanaman hias ruang atau taman. Dendrobium relatif mudah dipelihara
dan berbunga.pola pertumbuhan nya simpodial, yaitu memiliki pertumbuhan ujung batang
terbatas. Pada anggrek simpodial ini terdapat penghubung yang disebut rhizoma atau batang di
bawah tanah. Dari rhizoma ini akan keluar tunas anakan baru. Di antara rhizoma dan daun ada
semacam umbi yang disebut pseudobulb (umbi palsu). Ukuran maupun bentuk pseudobulb
bervariasi. Anggrek Dendrobium membutuhkan sinar matahari dengan sedang sampai tinggi,
tergantung dari jenis Dendrobium. Apabila suhu terlalu tinggi dapat dibantu dengan pengkabutan
dengan penggunaan semprotan untuk menghindari penguapan yang lebih besar.
14. Vanda douglas

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Vanda
Spesies : Vanda douglas

Deskripsi :
Anggrek Vanda adalah angrek yang hidup di daerah tropis/subtropis dan merupakan jenis
anggrek yang mudah dirawat. Habitat aslinya tumbuh di atas tanah (terestrial) dan ada pula yang
hidup menempel pada batang-batang pohon sebagai tanaman epifit. Warna bunganya berwarna
ungu Tangkai bunga yang menjadi tempat melekatnya karangan bunga akan dijumpai diantara
dua ketiak daun. Jumlah sepal (daun kelopak) anggrek Vanda 3 buah, yang terdidi dari 1 sepal
dorsal (atas) dan 2 sepal lateral (samping). Tiga taji akan ditemukan pada labelum (bibir bunga).
Warna taji tengah pada umumnya lebih gelap. Labelum akan megeluarkan aroma bunga yang
khas yang akan memancing serangga datang dan membantu proses penyerbukan. Pada bagian
tengah bunga akan dijumpai alat reproduks jantan dan betina. Serbuk sari yang mengandung alat
reproduksi jantan berwarna kuning dan tertutup oleh anther cap. Jika putik (alat reproduksi
betina) terletak di bawah column, sepal, petal dan menyatu dengan dasar bunga.
Daun anggrek Vanda pada umumnya berbentuk pita (linear) sampai lanset
(lanceolate),dengan ujung daunnya yang runcing (acutus). Bentuk daunnya lebar membentuk
seperti sabuk dengan panjang 5-30 cm. Daunnya membentuk seperti pensil yang tebal meruncing
dengan ukuran panjang 10-15 cm. Batang anggrek Vanda bertipe monopodial, yang artinya
batang akan tumbuh tanpa batas tegak lurus ke atas. Bentuk batangnya lurus, ramping dan tidak
berumbi. Pada batang ini nantinya akan muncul tangkai bunga yang letaknya pada ruas diantara
dua ketiak daun. Bentuk akarnya silindris, berdaging lunak dan berujung runcing. Pada bagian
dalam buah akan dijumpai biji yang berukuran sangat kecil dan halus seperti tepung. Biji
anggrek bukanlah biji yang sempurna karena tidak memiliki cadangan makanan (endosperm)
untuk pertumbuhan embrionya. Karenanya untuk mengecambahkan biji-biji tersebut di alam
harus menggunakan mikoriza, yang akan menyediakan zat gula sebagai makan biji-biji tersebut.
Jika pengecambahan dilakukan secara buatan maka teknik yang tepat untuk dilakukan adalah
dengan teknik in vitro. Anggrek Vanda memiliki umur pajang (vase life).

15. Grammatophyllum stapeliiflorum

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monokotil
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Grammatophyllum
Spesies :Grammatophyllum
stapeliiflorum

Deskripsi:
Anggrek Grammatophyllum stapeliiflorum atau biasa disebut anggrek sendu
persebarannya cukup luas yaitu di wilayah Jawa, Sumatra, Sulawesi, hingga Filipina. Karena
perubahan kondisi lingkungan habitat yang cukup drastis, kemungkinan besar spesiesnya sudah
tidak banyak ditemui pada habitat aslinya..Di habitat aslinya merupakan tanaman epifit
(menempel pada pohon). Bunganya tumbuh disekujur tangkai bunga yang dapat menjulur 40-50
cm, dalam satu tangkai tumbuh hingga 10 kuntum bunga, dengan diameter bunga hingga 5 cm
(ukuran sedang jika di sandingkan dengan anggrek berukuran besar), warna bunga coklat hingga
coklat kekuningan, warna coklat terdapat pada sepal dan petal dn terdapat bintik kuning atau
putih, sehingga sering dijadikan objek fotografi dan bunga beraroma harum. Anggrek
Grammatophyllum stapeliiflorum cukup mahal dipasaran karena keunikannya.
16. Grammatophyllum speciosum

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Lilidae
Ordo : Aspargales
Famili : Orchidaceae
Genus : Grammatophyllum
Spesies : Grammatophyllum speciosum

Deskripsi:
Anggrek Grammatophyllum speciosum merupakan anggrek paling besar dan paling berat
diantara jenis-jenis anggrek lainnya. Bentuk batangnya mirip dengan tebu karena itu anggrek ini
disebut juga sebagai anggrek tebu. Bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) berwarna
kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Bunga
anggrek tebu tahan lama dan tidak mudah layu. Meskipun telah dipotong dari batangnya bunga
raksasa yang super besar dan berat ini mampu bertahan 2 bulan. Dalam satu rumpun dewasa,
anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3
meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Dalam setiap malai bisa memiliki puluhan,
bahkan mencapai seratus kuntum bunga yang masih-masing bunga berdiameter sekitar 10 cm.
Persebaran dan Konservasi. Tanaman anggrek tebu tersebar secara alami mulai dari Myanmar,
Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, hingga New Guinea. Di Indonesia anggrek tebu
tersebar ulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Tanaman
bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) tumbuh di sela-sela atau pangkal pohon
besar di daerah dataran rendah yang beriklim tropis. Anggrek tebu membutuhkan sinar matahari
langsung. Keunikan dan langkanya tanaman anggrek terbesar dan terberat ini membuat anggrek
tebu menjadi salah satu anggrek yang dilindungi di Indonesia (Ayub 2005)

17. Onicidium

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Aspargales
Famili : Orchidaceae
Genus : Oncidium

Deskripsi:
Kata Oncidium berasal dari dalam bahasa Yunani yaitu Onkos yang artinya bantalan yang
mengacu pada bagian dari bibir bunga yang tebal berdaging. Genus ini adalah genus yang
kompleks dengan banyak spesies yang di klasifikasi ulang. Genus ini tersebar dari wilayah
Meksiko Utara, beberapa daerah di Karibia, beberapa daerah di Florida Selatan, sampai Amerika
Selatan. Oncidium salah satu marga anggrek species yang berasal dari dataran Amerika dan
tumbuh pada termasuk anggrek yang juga habitat tropis dan subtropis. Bentuk pertumbuhannya
adalah simpodial. Oncidium sangat cepat pertumbuhannya. Anggrek ini umumnya tumbuh di
daerah kering. Kebutuhan cahaya oncidium ini dapat bervariasi. Pada umumnya, Oncidium tahan
lebih banyak cahaya yaitu berkisar antara 20 - 60 persen cahaya. Kemudian untuk suhu yang
diperlukan untuk anggrek oncidium ini pada umumnya antara 55 - 60 Fahrenheit pada malam
hari, 80 - 85 Fahrenheit pada siang hari.
18. Taeniophyllum

Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Trakeophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Aspargales
Famili : Orchidaceae
Genus : Taeniophyllum

Deskripsi:
Di habitat aslinya, anggrek Taeniophyllum biasanya menempel di batang pohon. Meski
menempel di pohon lain, mereka tak mengambil makanan dari pohon inang. Taeniophyllum
merupakan jenis anggrek yang sangat unik karena anggrek ini memanfaatkan akarnya yang
memiliki klorofil seperti pada daun tidak hanya sebagai alat untuk melekatkan diri pada inang
tetapi juga berperan sebagai tempat fotosintesis untuk memproduksi makanan yang dibutukan
oleh anggrek ini untuk bertahan hidup karena akarnya memiliki klorofil seperti pada daun. Sudah
selayaknya kita harus menjaga plasma nutfah yang berada disekitar kita seperti berbagai jenis
anggrek yang hidup di alam untuk generasi mendatang.
Pada umunya anggrek ini berbunga sepanjang tahun, bunga dari anggrek Taeniophyllum
sangatlah kecil dengan diameter bunga hanya 5 mm yang menempel pada tangkai bunga
sepanjang 3,5 cm. Sepal dan petal bunga berwarna kuning, bibir bunga berwarna putih dengan
kepala sari berwarna ungu. Pada bagian tengah bibir yang berbentuk kantung terdapat 2
bundaran polen yang terbentuk seperti mata. Dari bunga yang mungil itu menguar aroma wangi
yang lembut. karena jenis anggrek ini sangat mungil yang terlihat hanya akar yang melintang,
pendek dan berbentuk pipih.
DAFTAR PUSTAKA

Anne dan Harrap S. 2005. Orchids of Britanian and Ireland: A field and Site Guide (Second
edition). London : A & B Black Publishers.
Ayub SP. 2005. Panduan dan Budidaya Perawatan Anggrek. Jakarta : Agro Media Pusaka.
Comber JB. 2001. Orchid of Sematera. Singapora: Singapore Botanic Gardens.
Cribb P. 1998. The Genus Paphiopedilum. Second Edition. Natural History Publications.
Kinabalu. 427 p.
Gunadi T. 1985. Anggrek Untuk Pemula. Bandung : Penerbit Angkasa.
Purwanto AW dan Endang. 2009. Pesona Kecantikan Anggrek Vanda. Yogyakarta: Kasinus.
Sarwono B. 2002. Mengenal dan Membuat Anggrek Hibrida. Jakarta : Agro Media Pusaka.
Soetopo L. 2009. Keanekaragaman dan Pelestarian Tanaman Anggrek. Malang : Penerbit Citra.

Anda mungkin juga menyukai