Terapi Operatif
Terapi operatif osteonekrosis secara umum dapat dibagi menjadi prosedur
yang mempertahankan caput femoris dan artrosplasti panggul. Sayangnya terapi
pembedahan osteonekrosis caput femoris dapat belum dapat diidentifikasi secara
jelas. Pembedahan dengan tetap menjaga caput femoris yakni termasuk dekompresi
inti, kombinasi dekompresi inti dengan cangkok tulang avaskuler, sel stem,
penambahan agen biologi atau tantalum rods, dan osteotomi rasional. Sedangkan
artroplasti panggul meliputi THA dan penggantian artrosplasti.
Dekompresi Inti
Dekompresi inti secara luas telah digunakan sebagai pengobatan
osteonekrosis tahap awal untuk mengurangi tekanan intraoseus pada caput femoris,
memulihkan aliran vaskularisasi, dan menghilangkan nyeri. Prosedur ini dapat
dilakukan melalui satu saluran inti dengan ukuran yang bervariasi atau melalui
beberapa saluran inti kecil (Gambar 4).
Beberapa hasil telah dilaporkan bahwa dekompresi dilakukan pada stadium
prekolaps saat lesi masih kecil. Israelite at al., melakukan penelitian mengenai
dekompresi inti dikombinasikan dengan cangkok tulang pada 276 panggul selama
2 tahun. Hasilnya yakni THA tetap diperlukan padda 38% panggul. Pada tahap
prekolaps panggul, lesi kecil (<15% dari caput femoral) dapat memberikan hasil
yang lebih baik (14% perlu artroplasti) dibandingkan lesi intermediet (15-30% dari
caput femoral) dan lesi luas (>30% dari caput femoral). yang membutuhkan
artroplasti berturut-turut sebanyak 48% dan 42%. Sebuah studi sistematik review
oleh Marker et al., menunjukkan bahwa 1.268 panggul yang diterapi sejak tahun
1992, sebanyak 70% tidak membutuhkan tindakan pembedahan dan 63%
memberikan hasil radiografik yang baik.
Osteotomi Rotasional
Osteotomi bertujuan untuk mencegah kolaps caput femoral oleh perubahan
area osteonekrotik dari tulang padat menuju kekeroposan sendi panggul dengan
peralihan dari lesi rusak hingga menjadi tulang yang sehat. Dua jenis osteotomis
yang telah digunakan: osteotomis rotasional transtrochanteric (anterior atau
posterior) dan intertrochanteric varus atau osteotomis valgus (biasanya
dikombinasikan dengan fleksi atau ekstensi)
Osteotomi rotasional transtrochanteric telah dipopulerkan di Jepang.
Sugioka dan Yamamoto melaporkan ketahanan panggul sebanyak 43 dari 46 (93%)
selama rata-rata 12 tahun pengamatan setelah tindakan osteotomi rotasional
posterior . Akan tetapi hasilnya belum direplikasi di Amerika atau Eropa, dan
intertrochanteric varus atau osteotomi valgus lebih dipilih sebagai gantinya. Mont
et al., melaporkan bahwa gejala klinik membaik setelah terapi osteotomi
intertrochanteric varus tanpa perlu artroplasti pada 28 dari 37 panggul (76%) pada
pengamatan rata-rata selama 11,5 tahun.
Keberhasilan prosedur osteotomi bergantung pada ukuran lesi osteonekrotik
dan membutuhkan evaluasi preoperatif yang hati-hati untuk menilai apakah area
sehat yang cukup luas dapat tetap terjaga sampai asetabulum. Hasilnya adalah
perbaikan di area yang intak pada caput femoral setidaknya 1/3 dari area padat
asetabulum dan kombinasi sudut nekrotik <2000. Osteotomi sebenarnya diperlukan,
dan konversi dari kegagalan kasus ke THA mungkin akan menjadi penyulit.
Ringkasan
Osteonekrosis caput femoral umumnya menyerang pasien pada rentang usia sekitar
30-50 tahun dan dapat berprogresi menjadi kolaps caput femoral hingga degenerasi
sendi panggul. Faktor risiko terbesar yakni penggunaan kortikosteroid, intake
alkohol masif, trauma, dan abnormalitas pembekuan darah. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan radiografi dan MRI. Temuan abnormalitas foto seperti kolaps caput
harus dipertimbangkan pemilihan metode terapi. Agen farmakologi dan modalitas
biofisik membutuhkan penelitia lebih lanjut. Terapi pembedahan terdiri dari
prosedur femoral head sparing dan artroplasti. Mempertahankan caput femoral
lebih dipilih pada pasien muda tanpa kolaps caput. Jika terdapat kolaps, artroplasti
lebih direkomendasikan karena dapat menghilangkan nyeri dan mampu
mengembalikan fungsional fisik hanya dengan satu prosedur saja.