DEHIDRASI SEDANG
SEPTANTRI HANDAYANI
Identitas
RPK
• Kakak perempuan pasien yang saat ini berumur 4 tahun pernah
mengalami diare dan dirawat di RS.
Pohon Keluarga
I
II
III
An. A
Usia 11 bulan 15 hari
Riwayat Kehamilan & Persalinan
Kehamilan Persalinan Pasca
• G3P0A0 • SC 9 bulan a/i anemia • Pasca
• Rutin kontrol ANC Hb 8 & B24 (+) • Kebiruan (-), kuni
• Rw mual muntah • BBL 3500 gr, PB 50 cm ng (-)
(-), kaki bengkak ( • Bayi langsung menangis, • ASI (+)
-), tensi tinggi (-), gerak aktif • Inj Hep B (+), vit K
anemia (+) Hb 8 (+)
Riwayat Makan
0 – 6 bulan : susu formula
6 – 8 bulan : susu formula dan bubur kemasan selang-seling
8 bulan – sekarang : nasi tim
Riwayat Imunisasi
BCG : 1 bln, skar 3x3 mm
DPT : 2,3,4 bulan
Polio : 1,2,3,4 bulan
Hep B : 0,2,3,4 bulan
Campak : 9 bulan
Hib : 2, 3, 4 bulan
Sosial, Ekonomi, Lingkungan
Sosial
Lingkungan Rumah tidak berdempet-
Ekonomi Ayah: wiraswasta, Ibu: dempetan. Ventilasi baik,
IRT. Pasien tinggal jendela banyak. Air sanitasi
bersama orangtua baik. Lantai rumah dari
bata merah (ruang tengah)
dan kakak.
& keramik (kamar tidur)
Pemeriksaan Fisik
Tanda utama Status gizi
• KU : cukup, compos m BB: 6 kg
entis, kesan gizi kurang TB: 66 cm
• Nadi kaki: 116x/menit, Ling. Kepala : 43 cm
kuat angkat, reguler, LiLa : 10 cm
isi & tegangan cukup
BB/U : < -3 SD
• Napas: 28x/menit
PB/U: < -3 SD
kedalaman cukup,
BB/PB: -3 SD
teratur
Simpulan: gizi buruk,
• Suhu: 39ºC aksila
perawakan sangat pendek
Pemeriksaan Fisik
1.Kepala : mesocephal, UUB cekung
Mata: CA (-), SI (-), mata cowong (-) Hidung: dbn
Telinga: discharge (-), nyeri tekan (-) Gigi: karies (-)
Tenggorok: tonsil T1/T1, hiperemis (-) Mulut: mukosa kering (-),
sariawan (+)
2.Leher: pembesaran KGB (-)
3.Dada: Jantung
I: ictus cordis (+)
P: teraba ictus cordis di SIC V linea midklavikularis sinistra, kuat angkat
P: sulit dievaluasi
A: BJ S1-S2 reguler, bising jantung (-)
Pemeriksaan Fisik
4. Paru
I: bentuk dada normal, kanan-kiri simetris, tak ada ketinggalan gerak, retraksi (-)
P: vokal fremitus kanan-kiri (+/+)
P: sonor (+/+)
A: SDV (+/+), wheezing -/-, ronki -/-
5. Abdomen
I: tinggi = dada
A: peristaltik usus (+)
P: timpani
P: tidak ada pembesaran organ, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali lambat
6. Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-), CRT <2 dtk, ruam (-), urtikari (-)
Hasil Laboratorium
• WBC 9,40
• RBC 3,91
• HGB 7,7
• HCT 26,2
• PLT 175
• Albumin 4,29
• GDS 79
Daftar Masalah
Aktif Pasif
• Demam
• Diare
• Nafsu makan menurun
• UUB cekung
• Turgor kulit kembali lambat
Rencana Pengelolaan
• Rehidrasi Ring As 80 cc/jam (4 jam)
• Inj. Ceftriaxon 2 x 150 mg
• Inj. Ranitidin 2 x 10 mg
• Inj. Norages 3 x 100 mg
• PO vitamin A 1 x 100.000 IU single dose
• Asam folat 1 x 5mg
• F75 12 x 50 cc (susu LLM) via NGT
Rencana Pengelolaan
• Kotrimoksazol 2 x 1 cth
• Asam folat 1 x 1 mg
• Nifudiar 3 x 1 ml
• Diagro 1 x 1 cth
• Nistatin 3 x 1 ml
• F75 x 50 cc (LLM) per NGT
Diagnosis Banding
• Diare kronis
• Sindrom Malabsorpsi
PEMBAHASAN
Definisi
• Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air
besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat
berupa air saja & frekuensinya lebih sering dari biasanya,
biasanya tiga kali/lebih dalam 1 hari.
• Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 14
hari
Penyebab
Infeksi (bakteri, virus, parasit)
Malabsorpsi
Alergi
Keracunan
Immunodefisiensi
Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap tekanan
osmotik meninggi terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus merangsang usus untuk mengeluarkannya diare
Gangguan sekresi
Adanya rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
peningkatan isi rongga usus diare
Kultur Feses
• Nilai anak untuk tanda dehidrasi dan beri cairan sesuai Rencana Terapi B atau C
Tatalaksana
• Periksa setiap anak dengan diare persisten apakah menderita infeksi yang tidak
berhubungan dengan usus seperti pneumonia, sepsis, infeksi saluran kencing,
sariawan mulut dan otitis media. Jika ada, beri pengobatan yang tepat.
• Beri pengobatan sesuai hasil kultur tinja (jika bisa dilakukan).
• Beri zat gizi mikro dan vitamin yang sesuai
Tatalaksana
• Susu bebas laktosa sebaiknya diberikan pada semua anak dengan diare persist
en yang tidak mendapat ASI
• Berikan pengobatan untuk amubiasi (metronidazol oral 50 mg/kg dibagi 3 dosis
selama 5 hari) hanya jika pemeriksaan mikroskopis tinja menunjukkan adanya tr
ofozoit Entamoeba histolytica
• Beri pengobatan untuk giardiasis (metronidazol: 50 mg/kg, dibagi 3 dosis,
selama 5 hari) jika kista atau trofosoit Giardia lamblia terlihat di tinja.
• Beri metronidazol 30 mg/kg dibagi 3 dosis, bila ditemukan Clostridium
defisil (atau tergantung hasil kultur). Jika ditemukan Klebsiela spesies atau
Escherichia coli patogen.
Pemantauan
• Hal yang harus diperiksa setiap harinya adalah berat badan, suhu badan, asupa
n makanan, dan jumlah BAB
• Kegagalan manajemen nutrisi ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi B
AB dan diikuti kembalinya tanda-tanda dehidrasi, atau kegagalan pertambahan
berat badan dalam waktu 7 hari.