Anda di halaman 1dari 9

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


__________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Ayuni Meidasuri
NIM : 16712081/12711139
Stase : Ilmu Kesehatan Anak

Identitas Pasien
Nama / Inisial : An. F. A No RM : 557***
Umur : 1 tahun 2 bulan Jenis kelamin : Laki-laki
Diagnosis/ kasus : Diare cair akut
Pengambilan kasus pada minggu ke : 9 (sembilan)
Jenis Refleksi:
a. Ke-Islaman
b. Sosial ekonomi

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus
yang diambil)
Pasien datang ke IGD RSUD diantar keluarganya dengan keluhan utama
mencret sejak 2 hari SMRS. Buang air besar sering, > 5kali/hari, jumlah setiap
kali buang air besar ± ¼ gelas aqua, konsistensi cair, berwarna kekuningan, tidak
berbau busuk, menyemprot, ampas (+) sedikit, tidak disertai adanya darah
maupun lendir, keluhan muntah (-). Sebelumnya, 1 hari SMRS pasien telah di
bawa ke puskesmas sekitar dan diberi beberapa obat, namun diare belum
berhenti dan pasien di bawa ke IGD RSUD SMS.

Orang tua pasien juga mengatakan bahwa badan pasien panas sejak 2 hari
SMRS. Demam terjadi terus menerus, tak menentu dan setelah diberi obat
penurun panas kemudian demam turun, namun naik kembali. Keluhan lain
seperti kejang (-), nyeri telinga, batuk, pilek, nyeri telan ataupun sulit untuk
menelan, maupun sesak nafas disangkal. Nafsu makan berkurang sejak sakit,
dan pasien terlihat lebih rewel dari biasanya, keinginan minum masih biasa.
Pasien tidak minum susu formula, sejak bayi minum ASI. Pasien tidak makan
makanan di luar dari biasanya. Pasien suka memasukan barang atau mainan yang
dipegang ke dalam mulut, jarang mencuci tangan sebelum makan. BAK dalam
batas normal, 1 hari 5-6 kali ± ¼ - 1 gelas aqua setiap kali BAK. Tidak ada
penurunan berat badan.

Riwayat kelahiran lahir dari G2P1A0 cukup bulan, lahir spontan, BBL
2800 gram, PB 47 cm, riwayat pasca persalinan bayi langsung menangis, sesak
dan kuning disangkal. Pemberian ASI eksklusif tanpa susu formula, riwayat
tumbuh kembang sesuai dengan usia, riwayat imunisasi dasar lengkap, riwayat
sosial dan ekonomi ayah bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan tidak
tetap untuk kebutuhan sehari-hari dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.

PEMERIKSAAN FISIK
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
Kesan status gizi : baik
Vital sign : HR : 115 x/menit, kuat, reguler
RR : 20 x/menit, dalam
Suhu : 37,3oC, suhu axilla
Thorax :
Pulmo:
I : Dada simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
P: Nyeri tekan (-) massa (-) krepitasi (-) massa (-) gerakan napas simetris
(+), Vokal fremitus dextra = sinistra
P: Suara sonor di seluruh lapang paru, kanan=kiri
A: Suara dasar vesikuler normal seluruh lapang paru (+), suara ronki kasar
(-)/(-), ronki basah basal(-)/(-), wheezing (-)/(-)
Cor :
I : Dada simetris, ictus cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba pada SIC 4
P : Batas atas jantung SIC 2 linea sternal sinistra, pinggang jantung SIC 3
linea parasternal sinistra, apeks SIC 5 midclavicula sinistra, batas
kanan jantung SIC 4 linea sternalis dextra
A : BJ I dan II reguler, bunyi jantung tambahan (-), bising jantung (-)
Abdomen :
I : Dinding abdomen sejajar dinding dada, distensi (-)
A : Peristaltik 12x/menit, metallic sound (-)
P : Tympani, pekak beralih (-)
P : Supel, nyeri tekan seluruh kuadran abdomen (+), hepatomegali (-),
splenomegali (-), tes undulasi (-), turgor kulit baik
Anogenital : dalam batas normal
Anggota gerak : dalam batas normal, akral hangat (+), CRT <2 detik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edem palpebra (-), mata
cowong (-), pupil isokor, mukosa kering (-)
Leher : limfadenopati (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah
Hb : 13,0 g/dL
Hct : 40,5%
AL : 8,6
AT : 277.000

II. DIAGNOSIS BANDING


Diare cair akut tanpa dehidrasi DD ec Rotavirus
Diare cair akut tanpa dehidrasi DD ec Bakteri
Diare cair akut tanpa dehidrasi DD ec Parasit

III. Rencana Tatalaksana


Rencana Terapi A untuk terapi diare tanpa dehidrasi

1. Beri cairan lebih banyak dari biasanya


2. Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
3. Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai
tambahan.
4. Beri oralit sampai diare berhenti. Bila muntah tunggu 10 menit kemudian
dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.
5. Usia > 1 tahun diberi 100 – 200 ml tiap kali BAB.
6. Beri Zinc dalam 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti.
Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air
matang atau ASI
7. Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari
8. Beri makanan untuk mencegah kekurangan gizi
• Beri makan sesuai umur anak
dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
• Tambahkan 1-2 sendok teh minyak
sayur setiap porsi makan.
• Beri makan kaya kalium seperti
sari buah segar, pisang
• Beri makan lebih sering dari
biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
9. Antibiotic hanya diberikan sesuai indikasi, misalnya bila ada disentri atau
kolera,dll

10. Edukasi ibu atau pengasuh untuk membawa anak kembali ke petugas
kesehatan bila:
• Berak cair lebih sering
• Muntah berulang
• Sangat haus
• Makan dan minum sedikit
• Timbul demam
• Berak berdarah

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di
negara berkembang, dengan perkiraan 3,2 juta kematian tiap tahun pada balita.
Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episode diare per
tahun. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2
tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah
dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.
Mekanisme penularan utama oleh patogen diare adalah tinja-mulut,
dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan
kejadian. Faktor-faktor yang menambah kerentanan terhadap infeksi dengan
enteropatogen adalah umur muda, defisiensi imun, campak, malnutrisi,
perjalanan ke daerah endemic, kurang mendapatkan ASI, keterpajanan terhadap
keadaan sanitasi jelek, makan makanan atau air yang terkontaminasi, dan
tingkat pendidikan ibu.
Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk
mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit
dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang
spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati
penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif,
efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi
oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan
intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya frekuensi
diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral karena
infeksi

3. Refleksi dari aspek Sosial Ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi


yang sesuai
Saat ini pasien tinggal bersama ayah, ibu dan nenek pasien. Ayah bekerja
sebagai buruh serabutan dengan penghasilan 500.000-700.000 perbulan. Ibu
pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, makanan yang dikonsumsi sehari-hari
kurang bervariasi sehingga dapat mempengaruhi nutrisi dan kesehatan anak.
Dari aspek sosial didapatkan keterangan bahwa pasien memiliki kebiasaan
jarang mencuci tangan sehingga dapat menjadi salah satu faktor resiko untuk
terinfeksi berbagai organisme yang dapat menyebabkan berbagai penyakit salah
satunya diare dan pasien juga sering memasukan barang atau mainan ke dalam
mulut. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui
kebiasan tidak mencuci tangan, melalui makanan dan minuman yang
dikonsumsi, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.
Sehingga perlu kesadaran dari orangtua pasien untuk mengubah kebiasan
menjaga kebersihan anaknya. Dengan membiasakan mencuci tangan anak nya
sebelum dan setelah makan serta setelah bermain.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai


Islam memiliki ajaran yang dapat dijadikan aspek preventif penyakit diare,
yaitu melalui penjagaan kebersihan. Pencegahan diare juga dapat dilakukan
melalui perbaikan kebersihan lingkungan. Salah satu hadits menyebutkan bahwa
kesucian, dalam arti ini kebersihan, adalah sebagian dari iman. Orang-orang yang
selalu menjaga kebersihan lingkungan akan ditingkatkan kadar imannya dan akan
dijauhkan dari berbagai penyakit. Ayat mengenai konsep kebersihan dapat
ditegaskan dengan sabda Rasulullah. Jabir r.a pernah mendengar Rasulullah
bersabda,
“Sesungguhnya setan itu selalu hadir di sisi seseorang, bahkan ketika seseorang
makan, setanpun hadir di situ. Apabila sebagian makananmu jatuh, maka
buanglah bagian yang kotor dan makanlah bagian yang tidak kotor, serta
janganlah kau biarkan makananmu untuk setan. Apabila kamu selesaikan
makan, kulumlah jari-jarimu, karena kamu tidak tahu bagian mana makananmu
yang ada berkahnya (H.R. Muslim).”
Hadits tersebut menegaskan konsep bersih dari aspek makanan. Makanan yang
jatuh itu kotor dan sangat rentan dihinggapi patogen, seperti bakteri dan virus.
Perintah untuk membuang makanan yang sudah kotor tersebut merupakan salah
satu pencegahan diare yang berkaitan dengan sanitasi buruk, baik sanitasi
lingkungan yang berkaitan dengan sandang, papan, maupun pangan.
Hadits berikutnya disebutkan dalam kitab makanan baabul aklu bilyamiini, Umar
r.a berkata bahwa Rasulullah bersabda.
“Apabila seseorang makan, maka makanlah dengan tangan kanan. Dan apabila
sesorang minum, maka minumlah dengan tangan kanan. Karena setan itu makan
dan minum dengan tangan kirinya (H.R. Muslim).”
Islam telah mengatur manusia sedemikian detailnya dalam masalah
kebersihan dan adab makan. Rasulullah memerintahkan manusia untuk makan
menggunakan tangan kanan dan bersitinja menggunakan tangan kiri. Makna dari
perintah tersebut adalah untuk mencegah transmisi atau penularan penyakit diare
melalui jalur fekal-oral, karena jalur transmisi tersebut merupakan jalur utama
untuk masuknya patogen penyebab diare. Orang yang setelah BAB beristinja
menggunakan tangan kanan memiliki kerentanan terkena diare. Hal itu dapat
dianggap demikian karena ketika makan, tangan kanan adalah yang digunakan
untuk memegang makanan dan memasukkan makanan ke mulut, sehingga jika
tangan kanan tersebut mengandung patogen penyebab diare yang berasal dari
bekas istinja, maka patogen tersebut akan mudah masuk ke dalam mulut begitu
saja dan menginfeksi saluran pencernaan.
Selain itu, Islam memiliki beberapa konsep dalam mencegah penyakit diare
akibat infeksi. Allah berfirman dalam Al-quran Surat Al-baqarah ayat 233:
Artinya: “Ibu ibu harus menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh bagi
yang akan menyempurnakan masa susuan. Bagi sang ayah wajib menanggung
nafkah mereka dan sandangnya dengan cara yang baik. Seseorang tidak
dibebani kecuali sepadan dengan kemampuannya. Jangan sampai seorang ibu
teraniaya karena anaknya, begitu pula seorang ayah. Ahli warispun punya
kewajiban seperti kewajiban ayah. Bila kedua belah pihak menghendaki
penyapihan dengan persetujuan dan perundingan keduanya, yang demikian
diperbolehkan. Dan bila kamu kehendaki orang lain menyusuinya, itupun
diperbolehkan asal kamu menyerahkan sesuatu pemberian yang pantas
kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, ketahuilah Allah Maha Melihat segala
yang kamu perbuat” (Q.S Al-baqarah: 233).
Pencegahan diare dapat dilakukan melalui pemberian ASI. ASI merupakan
salah satu keajaiban ciptaan Allah dengan segudang manfaat yang dapat
ditemukan dalam kandungannya. ASI berguna untuk meningkatkan imunitas anak
dan mengikatkan hubungan batin yang kuat antara ibu dengan sang anak. Firman
Allah dalam surat tersebut sangat jelas mewajibkan setiap ibu agar memberikan
ASI kepada anak-anaknya selama dua tahun bagi yang ingin menyempurnakan
masa susuannya.
Lebih dari 1,5 juta anak-anak di dunia meninggal karena diare pada tahun
2004 dimana 80% diantaranya adalah usia dibawah dua tahun. Kejadian tersebut
berhubungan dengan imunitas anak yang buruk, sehingga perlu adanya perbaikan
imunitas melalui pemberian ASI agar tidak mudah terinfeksi. Hubungan antara
sains dan konsep ajaran islam tidak bisa dipisahkan dan selalu memiliki
keterkaitan.
Umpan balik dari pembimbing
REFLEKSI KASUS
Diare Cair Akut

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti


Ujian Profesi Kedokteran Bagian Anak
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Disusun oleh :
Ayuni Meidasuri
16712081/12711139

Pembimbing :
dr. Tien Budi F, M. Sc, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KAB. WONOGIRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017

Anda mungkin juga menyukai