Anda di halaman 1dari 1

Nama : Erina Malikhati

Nim : 041809231

Diskusi 8

 Beberapa waktu yang lalu pemerintah mewacanakan untuk memasukkan perwira


militer aktif non job dalam struktur kelembagaan/instansi sipil. Hal ini mengigatkan
kita pada pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI di jaman Orde Baru dibawah pemerintahan
Presiden Soeharto.
Berikan tanggapan saudara terhadap wacana dari pemerintah tersebut, argumen yang
saudara sampaikan supaya menyadarkan pada aturan yang berlaku saat ini !

Jawab :
Sejarah telah mencatat bahwa dwi fungsi ABRI membawa ABRI cukup berperan
dalam kehidupan politik nasional secara bertahap. Keterlibatan ABRI dalam berbagai
jabatan politik, baik dalam birokrasi pemerintahan maupun dalam organisasi politik
haruslah dikurangi karena posisi politik tersebut sangat rentan terhadap konflik
kepentingan yang dapat menyeret ABRI dalam pertarungan kepentingan politik lebih
jauh. Sementara di sisi lain, fungsi ABRI yang melekat pada dirinya saendiri adalah
tugas suci, yaitu menjaga kepentingan negara dan berdiri di atas kepentingan semua
golongan. Masyarakat mendatang dibentuk oleh pemikiran-pemikiran baru, bukan
oleh kekuasaan. Aktualisasi dwi fungsi ABRI di masa depan harus disesuaikan
dengan keadaan, sebagaimana ditegaskan oleh Presiden Soeharto (1993) bahwa ABRI
harus mengetahui kapan ia harus berada di depan (ing karso sung tulodo), di
tengah(ing madya mangun karso), dan kapan harus berada di belakang(tut wuri
handayani). Meskipun demikian, aktualisme dwi fungsi ABRI di masa depan masih
efektif, apabila ada keseimbangan kepentingan, yaitu keharmonisan antara
kepentingan militer dan kepentingan sipil.

Anda mungkin juga menyukai