Anda di halaman 1dari 7

Idea Nursing Journal Vol. III No.

3 2012
ISSN: 2087-2879
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN
PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI POST PARTUM DI RSIA

Correlation between Knowledge Level and Mother’s Attitude with Post partum
Episiotomy Wound Care in Mother and Child Hospital

Darmawati1*, Nurul Fajria2


1
Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
2
Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing
Faculty of Medicine, Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail: darmawati_dar@yahoo.co.id

ABSTRAK
Banyak perempuan mengalami luka episiotomi setelah melahirkan, luka episiotomi membutuhkan perawatan
yang baik agar mencapai kesembuhan yang maksimal dan tidak menimbulkan infeksi. Bila ibu memiliki
pengetahuan yang baik dan memiliki sikap yang positif terhadap perawatan luka maka luka akan sembuh
pada hari ketujuh setelah persalinan, dan bila tidak dirawat dengan baik maka akan terjadi infeksi pada ibu
Post partum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu
dengan perawatanluka episiotomi Post partum. Desain penelitian ini bersifat deskriptif korelasional dan
menggunakan teknik pengambilan data dengan 51 sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan dari tanggal 4 September sampai dengan 4 Oktober 2012 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah
Banda Aceh Tahun 2012. Alat pengumpulan data dilakukan berupa kuesioner dalam bentuk skala
dichotomos choise yang terdiri dari 7 pernyataan dan skala guttman yang terdiri dari 17 pernyataan, skala
likert yang terdiri dari 10 pernyataan. Didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan perawatanluka episiotomi Post partum dengan p-value 0,009. Ada hubungan antara sikap dengan
perawatanluka episiotomi Post partum p-value 0,003. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan
kepada tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat memberikan informasi secara akurat kepada ibu-ibu
nifas yang mengalami luka episiotomi tentang perawatanluka episiotomi Post partum terutama pada saat ibu
mau pulang kerumah.

Kata kunci: pengetahuan, sikap, perawatan luka episiotomi.

ABSTRACT
Many women have an episiotomy wound after delivery, episiotomy wound need good care in order to achieve
maximum healing and not cause infection. When the treatment is better then the wound will heal on the
seventh day after birth, and if not treated properly it will be infection on Post partum mother. The purpose of
this study was to know the correlation level of knowledge and mother’s attitude with Post partum episiotomy
wound care practice. The design of this study was descriptive correlation using sample of 51 respondents
through purposive sampling. Data was conducted from September 4 until October 4, 2012 at Mother and
Child Hospital of Banda Aceh in 2012. Instrument that used was questionnaire in form of dichotomous
choice consisting 7 questions, guttman scale consisting 17 question and likert scale consisting 10 question.
Result showed that there was a correlation between the level of knowledge with Post partum episiotomy
wound care practice with p-value (0.009). There was a relationship between attitude and practice of Post
partum episiotomy wound care with p-value (0.003). Based on the results, it is expected that health provider
especially nurses to provide accurate information to mothers who experience Post partum episiotomy wound
about Post partum episiotomy wound care practices, especially at time of discharge.

Keywords: knowledge, attitude, episiotomy wound care.

PENDAHULUAN seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu


Masa puerperium atau masa nifas 3 bulan. Dalam masa nifas, alat-alat
dimulai setelah partus selesai dan berakhir genetalia interna maupun eksterna akan
setelah kira-kira 6 minggu akan tetapi, berangsur pulih kembali seperti keadaan
seluruh alat genetalia akan pulih kembali sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat

50
 
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3 2012
genetalia dalam keseluruhannya disebut memiliki luka perineum, episiotomi yang
involusi. Disamping involusi juga terjadi dilakukan pada 5274 (85,5%). Wanita
perubahan-perubahan penting lain seperti primipara lebih mungkin untuk menjalani
hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi episiotomi saat persalinan dibandingkan
(Jones, 2001). wanita multipara (97,9% vs 71,4%). Wanita
Bila seorang ibu bersalin yang dengan episiotomi memiliki luka perineum,
mengalami perdarahan, diduga perdarahan terjadinya laserasi perineum dan derajat
tersebut disebabkan oleh retensio plasenta yang parah (derajat ketiga atau derajat
atau plasenta lahir tidak lengkap. Namun, keempat). Wanita dengan episiotomi
pada keadaan dimana plasenta lahir lengkap meningkat, berarti kehilangan darah saat
dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan persalinan tetapi komplikasi lain tidak
bahwa perdarahan tersebut berasal dari meningkat secara signifikan.
perlukaan pada jalan lahir. Perlukaan ini Luka episiotomi menjadi sangat nyeri,
dapat terjadi oleh karena kesalahan sewaktu nyeri tekan, bengkak, merah dan mengalami
memimpin suatu persalinan, pada waktu indurasi. Pasien dapt merasakan panas
persalinan operatif melalui vagina seperti didaerah perenium atau bisa tidak, kadang-
ekstrasi cunam, ekstrasi vakum, embriotomi kadang dari luka insisi mengalir cairan. Pada
atau trauma akibat alat-alat yang dipakai. hari keempat atau kelima, tepi luka akan
Selain itu perlukaan pada jalan lahir dapat terpisah (Forte & Oxorn 2010). Jahitan yang
pula terjadi oleh karena memang disengaja tidak sempurna juga bisa menyebabkan
seperti pada tindakan episiotomi fistel, yaitu timbulnya lubang yang
(Wiknjosastro, 2007). menghubungkan anus dengan vagina.
Episiotomi adalah insisi pudendum Akibatnya, saat buang air besar, kotoran
untuk melebarkan orifisium vulva sehingga bukan hanya keluar di anus namun juga
mempermudah jalan keluar bayi. keluar dari vagina. Hal ini akan
Keuntungan episiotomi yaitu mencegah menimbulkan infeksi pada vagina, infeksi
robekan perineum, mengurangi tekanan juga membuat pembuluh darah baru
kepala janin, mempersingkat kala dua sehingga luka selalu berdarah dan bisa
persalinan dengan menghilangkan tahanan menyebabkan vagina robek saat kontraksi
otot-otot pudendum dan dapat diperbaiki (Sinsin, 2008)
dengan lebih memuaskan dibanding robekan Perawatan wanita pada masa nifas
yang tidak teratur. Episiotomi biasa menjadi lebih mudah dengan
dilakukan pada sebagian besar primipara dan diperbolehkannya ambulasi dini.
pada banyak multipara (Jones, 2001). Pemeriksaan secara teratur dilakukan pada
Insisi episiotomi bisa dilakukan pada suhu tubuh dan denyut nadi. Inspeksi
garis tengah atau mediolateral. Insisi garis perineum dilakukan setiap hari untuk
tengah memiliki keuntungan karena tidak mengamati derajat edema (jika ada) dan
ada pembuluh darah besar yang terkena dan keadaan jahitan. Banyak wanita yang
dapat lebih mudah sembuh dan kerugiannya mengalami kerusakan dan perbaikan
adalah bahwa jenis episiotomi ini dapat perineum merasakan nyeri yang hebat
meluas ke rektum (Manuaba, 2007). (Jones, 2001).
Penelitian Pun (2006) tentang “ The Dari studi pendahuluan yang di
Practice of Episiotomi in Public Hospital in lakukan di Rumah Sakit Ibu dan anak
Hong Kong” di dapatkan antara 1 januari didapatkan data 103 orang ibu yang
dan 31 Maret 2005, ada 6222 kelahiran melakukan persalinan pada bulan Desember
normal di Rumah Sakit Umum di Hong 2011 sampai Februari 2012, serta pasien
kong. Dari 6167 perempuan diantaranya yang melakukan episiotomi adalah 50 orang

51
 
Idea Nursing Journal Darmawati dan Nurul Fajria
ibu. Pada saat melakukan wawancara pada sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
10 orang ibu di dapatkan hasil bahwa 7 dari sebelumnya dengan mengadakan studi
10 orang ibu tidak tahu cara merawat luka pendahuluan (Notoatmodjo, 2010). Sampel
episiotomi. dalam penelitian ini berjumlah 51 orang,
Berdasarkan uraian dalam latar dengan kriteria dapat membaca dan menulis,
belakang di atas, maka dapat dirumuskan Ibu nifas yang mengalami luka episiotomi,
sebagai berikut “adakah hubungan antara ibu nifas yang bersedia menjadi responden,
tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap ibu nifas yang melahirkan di Rumah Sakit
perawatanluka episiotomi post partum di Ibu dan Anak Banda Aceh, yang bertempat
Rumah Sakit Ibu dan Anak”. tinggal di Banda Aceh.
Adapun tujuan penelitian ini untuk Penelitian ini dilakukan di ruang
mengetahui hubungan antara tingkat bersalin dan ruang rawat ibu di Rumah Sakit
pengetahuan ibu dengan perawatanluka Ibu dan Anak Banda Aceh. Alasan
episiotomi post partum di Rumah Sakit Ibu pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah
dan Anak, dan untuk mengetahui hubungan karena di Rumah Sakit Ibu dan Anak
sikap ibu dengan perawatanluka episiotomi terdapat sampel yang jumlahnya mencukupi.
post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 4
September tahun 2012 sampai dengan
METODE tanggal 4 Oktober 2012.
Penelitian ini adalah menggunakan
desain deskriptif korelasi yang pada HASIL
hakikatnya merupakan penelitian hubungan Distribusi data demografi responden
antara dua variabel pada situasi/kelompok dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
hubungan gejala yang lain atau variabel satu Data Demografi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda
AcehTahun 2012 (n = 51)
dengan yang lainnya. Untuk mengetahui
No Data Demografi Frekuensi Persentase
korelasi antara suatu variabel dengan Umur Ibu:
variabel lain tersebut diusahakan dengan 1
a. < 20 Tahun 1 2,0
b. 20-35 Tahun 49 96,1
mengidentifikasi variabel yang ada pada c. > 35 Tahun 1 2,0
suatu objek, kemudian diidentifikasi Paritas
a. Primipara 42 82,4
hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2
b. Multipara 8 15,7
2010). Melalui metode ini peneliti ingin c. Grandemultipara 1 2,0
Pendidikan Terakhir
mengetahui sejauh mana hubungan antara a. Dasar 3 5,9
3 b. Menengah 21 41,2
tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan c. Tinggi 27 52,9
perawatanluka episiotomi post partum.
Populasi merupakan seluruh subjek Berdasarkan Tabel 1, dapat
atau dengan karakteristik tertentu yang akan diketahui
  bahwa dari 51 responden,
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi terbesar umur responden
seluruh ibu nifas yang mengalami luka berada pada kategori antara 20-35 tahun
episiotomi di Rumah Sakit Ibu dan Anak yaitu sebanyak 49 responden (96,1%).
Banda Aceh dari bulan Desember 2011 Ditinjau dari tingkat paritas, distribusi
sampai Februari 2012 yang berjumlah 103 frekuensi terbanyak berada pada kategori
orang. Pengambilan sampel dalam penelitian primipara sebanyak 42 anak (82,4%). Di
ini adalah non probability sampling, secara tinjau dari tingkat pendidikan responden
purposive sampling yaitu didasarkan pada yang mendominasi berada di kategori
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat pendidikan yang tinggi, sebanyak 27
oleh peneliti sendiri, berdasarkan cirri atau responden (52,9%).

52
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3 2012
Hasil penelitian mengenai tingkat %). Yang mendominasi pada kategori ini
pengetahuan tentang perawatan luka adalah responden yang melakukan
episiotomi post partum dapat dilihat pada perawatan yang salah ketika melakukan
tabel 2 berikut: perawatan luka episiotomi.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Hasil penelitian mengenai hubungan
Pengetahuan Tentang Perawatan Luka tingkat pengetahuan ibu dengan perawatan
Episiotomi Post partum Di Rumah Sakit Ibu luka episiotomi post partum dapat dilihat
Anak Banda Aceh tahun 2012 (n =51)
pada tabel 5.
No Kategori Frekuensi Persentase Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
1 Tinggi 22 43,1
2 Rendah 29 56,9
bahwa dari 22 responden yang memiliki
pengetahuan yang tinggi diketahui 15 orang
 
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat responden terdapat 7 orang responden yang
bahwa sebagian besar responden memiliki yang melakukan perawatan luka episiotomi
pengetahuan yang rendah tentang yang salah namun sebagian responden
perawatanluka episiotomi dengan jumlah 29 dengan jumlah 29 orang responden terdapat
responden (56,9%). 21 orang yang melakukan perawatan yang
Hasil penelitian mengenai sikap ibu salah tentang perawatan luka episiotomi.
tentang perawatan luka episiotomi post Setelah dilakukan uji statistik dengan
partum dapat dilihat pada tabel 3. menggunakan formula chi square
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat didapatkan nilai p-value 0,009 < nilai α 0,05
bahwa sebagian besar responden memiliki sehingga dapat diketahui bahwa hipotesa
sikap yang dikategorikan baik ketika Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan
melakukan perawatan luka episiotomi yaitu tingkat pengetahuan dengan perawatanluka
sebanyak 27 responden (52,9%). episiotomi Post partum di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Banda Aceh 2012.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Tentang
Perawatan Luka Episiotomi Post partum Di Hasil penelitian mengenai hubungan
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh Tahun sikap ibu dengan perawatan luka episiotomi
2012 (n = 51) post partum dapat dilihat pada tabel 6.
No Kategori Frekuensi Persentase Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat
1 Baik 27 52,9 bahwa dari 27 orang responden yang
2 Kurang 24 47,1
  memiliki sikap baik (33,3%) terdapat 9
orang responden yang melakukan perawatan
Hasil penelitian mengenai perawatan luka episiotomi yang salah, namun dari 24
luka episiotomi post partum dapat dilihat orang respondendengan sikap kurang baik
pada tabel 4 berikut: terdapat 19 orang (79,2%) responden yang
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tentang melakukan perawatan luka episiotomi yang
Perawatan Luka Episiotomi Di Rumah Sakit Ibu salah. Setelah dilakukan uji statistik dengan
Dan Anak Banda Aceh Tahun 2012 (n= 51) menggunakan formula chi square
No Kategori Frekuensi Persentase didapatkan nilai p-value 0,003 < nilai α 0,05
1 Benar 23 45,1 sehingga dapat diketahui bahwa hipotesa
2 Salah 28 54,9
 
Ho ditolak yang berarti ada hubungan sikap
ibu dengan perawatan luka episiotomi post
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda
responden yang melakukan perawatan yang Aceh 2012.
benar sebanyak 23 orang responden (45,1
%) dan yang melakukan perawatan yang
salah sebanyak 28 orang responden (54,9

53
 
Idea Nursing Journal Darmawati dan Nurul Fajria
Tabel 5. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perawatan Luka Episiotomi Post partum Di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh Tahun 2012 (n = 51)

Perawatan Luka
Total α p-value
Pengetahuan Benar Salah
f % f % f %
Tinggi 15 68,2 7 31,8 22 100
0,05 0,009
Rendah 8 27,6 21 72,4 29 100
Total 23 45,1 28 54,9 51 100

DISKUSI Dengan Kecemasan Ibu Nifas Saat


Hubungan tingkat pengetahuan ibu Menghadapi Masa Nifas Di Bidan Praktek
dengan perawatan luka episiotomi Swasta Indarwati Mranggen Jatinom
berdasarkan hasil uji statistik diketahui Klaten” menunjukkan bahwa Pengetahuan
bahwa p-value (0,009) < dari α (0,05), di BPS Indarwati Mranggen Jatinom Klaten
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang cukup baik sebanyak 22 orang (73,3%)
Ho ditolak artinya ada hubungan tingkat dari 30 responden. Kecemasan ibu nifas saat
pengetahuan dengan perawatanluka menghadapi masa nifas di BPS Indarwati
episiotomi. Menurut Notoatmodjo (2010), Mranggen Jatinom Klaten sebagian besar
bahwa pengetahuan merupakan hasil dari adalah cemas sebanyak 20 orang (66,7%)
tahu untuk terbentuknya tindakan seseorang dari 30 responden. Kesimpulan ada
yang mencakup kemampuan kognitif, afektif hubungan yang bermakna antara
dan psikomotorik. Pengetahuan yang dilihat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
dari kemampuan kognitif seseorang luka perineum.
mencakup kemampuan untuk mengetahui, Peneliti berasumsi bahwa
memahami, mengaplikasi, menganalisis, pengetahuan merupakan hal yang penting,
mensintesis dan mengevaluasi suatu hal. pengetahuan bisa didapatkan karena
Dan untuk tingkatan tahu diukur dengan pengalaman terdahulu atau informasi yang
cara menyebutkan, menguraikan, didapatkan dari orang lain. Jika pengetahuan
mendefinisikan dan menyatakan. Sebagian yang dimiliki tidak mencukupi maka akan
besar pengetahuan manusia diperoleh berakibat tidak baik untuk kesehatan.
melalui pendidikan, pengalaman sendiri Perawatan luka episiotomi memerlukan
maupun pengalaman yang didapat dari orang pengetahuan yang cukup tentang perawatan
lain, sehingga pengetahuan sangat penting luka episiotomi untuk mencapai tingkat
untuk membentuk perilaku seseorang kesembuhan yang baik serta terhindar dari
(Notoatmodjo, 2010). infeksi yang menyebabkan kematian.
Hasil penelitian ini didukung oleh Hubungan sikap ibu dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurkhayati perawatan luka episiotomi berdasarkan hasil
(2009), tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu analisa dengan menggunakan uji chi-square
Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum didapatkan nilai p-value sebesar 0,03 < nilai

Tabel 6. Hubungan Sikap Ibu Dengan PerawatanPerawatan Luka Episiotomi Post partum Di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh Tahun 2012 (n = 51)

Perawatan Luka
Total α p-value
Sikap Benar Salah
f % f % f %
Baik 18 66,7 9 33,3 27 100
0,05 0,003
Kurang 5 20,8 19 79,2 24 100
Total 23 45,1 28 54,9 51 100

54
Idea Nursing Journal Vol. III No. 3 2012
α 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa Menurut peneliti, sikap ibu terhadap
hipotesa yaitu Ho ditolak yang berarti perawatan luka episiotomi juga merupakan
terdapat hubungan sikap ibu dengan hal yang sangat penting diperhatikan oleh
perawatanluka episiotomi Post partum. Hal ibu yang mengalami episiotomi karena
ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang setiap respon yang diberikan untuk merawat
signifikan antara sikap ibu dengan cara luka episiotomi akan menentukan cepat atau
merawat luka episiotomi. lambat kesembuhan luka tersebut.
Luka episiotomi akan membaik Keyakinan terhadap manfaat perawatan luka
sekitar 6 sampai hari ketujuh setelah yang baik mempercepat luka sembuh akan
melakukan pengguntingan jalan lahir, untuk mempengaruhi ibu untuk merawat luka
memulihkan luka tersebut diperlukan episiotomi karena bila ibu tidak yakin
perawatan yang baik serta menjaga dengan kesembuhan luka atau tidak percaya
kebersihan luka episiotomi. Seperti pada dengan kemampuan yang dimiliki oleh ibu
semua kondisi luka baru, area episiotomi maka ia tidak akan merawat luka episiotomi
atau luka sayatan membutuhkan waktu dengan benar. Jika hal tersebut terjadi maka
untuk sembuh 7 hingga 10 hari. Infeksi kesembuhan luka akan lebih lambat, dan
dapat terjadi tetapi sangat kecil akhirnya akan timbul infeksi pada luka atau
kemungkinannya jika luka perineum dirawat menyebar ke organ reproduksi yang
dengan baik. Luka pada perineum akibat disebabkan oleh masuknya mikroorganisme
episiotomi, rupture, atau laserasi merupakan yang masuk melalui vulva yang tidak
daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar dirawat dengan benar sehingga
tetap bersih dan kering. Pada masa Post perkembangan bakteri akan lebih cepat.
partum, seorang ibu akan rentan terhadap Luka yang tidak sembuh dengan baik akan
infeksi. Untuk itu menjaga kebersihan menunjukkan tanda-tanda infeksi didaerah
sangat penting untuk mencegah infeksi. perenium seperti tanda REEDA (Redness,
Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan Echimosis, Edema, Discharge and
tubuh, pakaian, tempat tidur dan approximately).
lingkungannya (Bahiyatun, 2008).
Penelitian ini juga didukung dengan KESIMPULAN
penelitian yang dilakukan oleh Fariyanti Berdasarkan hasil penelitian dan
(2009), tentang “Gambaran Pengetahuan, pembahasan maka dapat disimpulkan
Sikap, Dan Tindakan Ibu Post Partum sebagai berikut Ada hubungan tingkat
Tentang Perawatan Luka Perineum Di pengetahuan dengan perawatanluka
Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun episiotomi Post partum di Rumah Sakit Ibu
2009” yang menyatakan bahwa luka Dan Anak Banda Aceh 2012 (P-value
perineum adalah luka pada daerah antara 0,009), Ada hubungan sikap dengan
kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva perawatanluka episiotomi Post partum di
dan anus yang disebabkan oleh rupture atau Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh
luka episiotomi pada saat melahirkan. 2012 (P-value 0,003).
Apabila luka tidak dirawat dengan baik akan Diharapkan kepada institusi
mengakibatkan infeksi serta luka lama pelayanan kesehatan agar memberikan
sembuhnya dan jahitan tidak merekat informasi tentang perawatan luka episiotomi
dengan baik. Jadi, untuk mencegah hal kepada ibu nifas pada saat ibu akan
tersebut maka sangat dibutuhkan dipulangkan dari rumah sakit, diharapkan
pengetahuan, sikap, dan tindakan yang tepat untuk kedepannya ibu nifas memiliki
tentang perawatan luka perineum di wilayah pengetahuan dan sikap yang lebih baik
kerja puskesmas jimbaran. dalam merawat luka episiotomi. Kepada ibu,

55
 
Idea Nursing Journal Darmawati dan Nurul Fajria
khususnya ibu yang mengalami luka Notoatmojo. S. (2010). Metode penelitian
episiotomi agar dapat menerapkan Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
pemahaman tentang pengetahuan perawatan
Nurkhayati, L. Y. (2009). Hubungan
luka episiotomi dan melakukan perawatan
pengetahuan ibu nifas tentang
yang baik sesuai dengan informasi yang perawatan luka perineum dengan
telah diberikan oleh perawat pada saat di kecemasan ibu nifas saat menghadapi
Rumah Sakit dan sikap tentang perawatan masa nifas di bidan praktek swasta
luka episiotomi. Hasil penelitian ini Indarwati Mranggen Jatinom Klaten.
diharapkan dapat dijadikan data pembanding Dikutip pada tanggal 1 Oktober 2012,
bagi penelitian pada ibu nifas yang dari: http://perpus.stikesmukla.ac.id
berhubungan dengan perawatan luka
Pun, T. C., Wong, H. S., & Lam, K. W.
episiotomi di masa mendatang sehingga (2006). The practice of episiotomy in
dapat menjadi pusat informasi bagi public hospital in Hong Kong.
penelitian selanjutnya. Department of Obstetrics and
Gynaecology, University of Hong
KEPUSTAKAAN Kong, Quenn Mary Hospital,
Bahiyatun. (2008). Buku ajar asuhan Pokfulam Road, Hong Kong.
kebidanan nifas normal. Jakarta:
EGC. Rachmah, A. S. (2011). Hubungan tingkat
pengetahuan tentang perawatan luka
Forte, R. W., & Oxorn, H. (2010). Ilmu episiotomi dengan penyembuhan luka
kebidanan: Patologi dan fisiologi episiotomi pada ibu nifas di BPS Ny.
persalinan. Yogyakarta: Yayasan Hj, S Bashori Surabaya.
Essentia Medica.
Sinsin, I. (2008). Seri kesehatan ibu dan
Jones, L. D. (2001). Dasar-dasar obstetri & anak masa kehamilan dan persalinan.
ginekologi. Jakarta: Hipokrates. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Manuaba, Manuaba, C., & Manuaba, F. Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu kebidanan.


(2007). Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: yayasan bina pustaka
Jakarta: EGC. sarwono prawirohardjo.

56

Anda mungkin juga menyukai