KULTUR JARINGAN
Dosen:
2017
Mahasiswa mapu membuat media pada, Terilisasi dan penanaman untuk kultur jaringan
Dasar Teoritis
Kultur jaringan merupakan suatu metode atau teknik perbanyakan aseksual secara in vitro
mengguanakan sebagian kecil dari bagian tumbuhan atau hewan, seperti mislnya jaringan atau
organ, dan dilakukan pada kondisi aseptik. Agar kondidi aseptik atau bebas kontaminan
diperoleh maka kultur jaringan dilakukan di dalam ruangan khusus, yaitu laboratorium kultur
jaringan.
Untuk melakukan kultur jaringan komponen utama yang dibutuhkan adalah media.
Media merupakan wadah/tempat dimana bahan yang akan di tanam (di sebut explan)
ditumbuhkan hingga menjadi kalus atau menjadi individu yang lengkap. Agar eksplan dapat
tumbuh dan berkembang maka media harus mengandung nutrisi, baik nutrisi makro dan mikro.
Sumber karbon, vitamin dan zat nutrisi lainnya.
Media pada kultur jaringan terdiri atas tiga jenis: media padat, media semi-padat, dan
media cair. Media padat dan semi-padat pada dasarnya sama, bedanya terletak pada konsentrasi
bahan pemadat (gelling agent) yang digunakan. Biasanya untuk menghasilkan medi yang
berbentuk padat/semi-padat ditambahkan 0,5 – 1,0 % gelling agent dengan Ph 5,5 – 6,0. Bahan
pemadat yang dipakai biasanya adalah gelrit, agarosa, agar bakto atau agar-agar biasa. Pada
media cair sepenuhnya berupa cairan yang berisi zat-zat nutirisi, tanpa ada penambahan gelling
agent.
Media berguna untuk sumber nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan explan
selama kultur, di samping sebagai medi pemopong fisik bagi explan setelah berkembang,
misalnya membentuk akar, komposisi utama nutrisi yang terkandung didalam media kultur
jarinagn adalah: Nutrisi mineral, Sumber karbon, Hormon, Vitamin, dan Zat nutrisi lainnya.
Nutrisi yang digunakan sebagai penyusun media kultur jaringan mencakup unsure makro
dan unsure mikro, unsure makro diperoleh dari senyawa kimia seperti NH4NO3 dan MgSO4.
7H2O dan unsure mikro diperoleh dari senyawa CoCl2.6H2O. Sebagai sumber karbon di
gunakan sukrosa atau gula. Dan untuk mendukung proses fisiologis selama jaringan tumbuh dan
berkembang di butuhkan hormone yang dalam hal ini berupa Zat pengatur Tumbuh (ZPT).
Diantar ZPT yang lazim dipakai dalam kultur jaringan adalah Auksin dan Sitokinin. Air kelapa
sebagai sumber hormone juga seringkali dipakai untuk membantu keberhasilan kultur jaringan
dengan memberikan pada konsentrasi 5-20%.
Larutan stok dibuat sebelum bahan tanam atau eksplan disiapkan, dan
biasanya konsentrasinya 10 sampai 100 kali konsentrasi larutan yang dipakai dalam
media.
Larutan stok untuk nutrisi disiapkan dua jenis dengan botol yang terpisah,
botol pertama adalah larutan stok nutrisi mikro, dan botol stok kedua berisi nutrisi
makro. Kedua larutan stok nutrisi ini dibuat pada kepekatan 10 hingga 20 kali.
Larutan stok nutrisi ini disimpan di lemari pendingin sampai saatnya digunakan.
Satu hal penting lainnya mengenai pembuatan larutan stok yang perlu
diketahui ialah satuan konsentrasi yang dipakai, dalam hal ini adalah bisa %, ppm,
atau molar disingkat M.
No Bahan Alat
1 Air Kelapa Muda Ketas Aluminium/Plastik tahan Cawan Petri
Panas
2 Toge Botol Kultur Karet gelang
3 Pisang Ambon Gelas Piala Hot Plate
4 Gulah/Sukrosa Neraca Kertas Label
5 AQuades Autoclav Gelas Ukur
6 Agar-Agar/Agarosa PH meter Tabung Reaksi
7 Nutrisi /Gandasil D Pipet Mikro