III. Sasaran
Kader Desa Sumberejo Kecamatan Pagak
IV. Materi
1. Pengertian dan faktor resiko TB
2. Tanda dan gejala TB
3. Penemuan pasien terduga TB
4. Cara penularan TB
5. Cara pencegahan TB
V. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
VI. Setting
Setting Waktu
3 5 Menit Penutupan :
1. Menanyakan pada peserta Menjawab
tentang materi yang
diberikan dan menjelaskan
kembali pertanyaan atau
materi
2. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan
kepada peserta.
3. Mengucapkan salam Menjawab
VII. Media
- Flip chart
- Leaflet
VIII. Pengorganisasian
Moderator : Sabila Tazqia
Penyaji : Zakiya Yusnur R.
Observer : Melisa Ekawati
Perlengkapan : Wahyu Taofani
Dokumentasi : Iko Rahmanda
Fasilitator : Petugas TB puskesmas Pagak
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian dan faktor resiko
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman TB lebih banyak menyerang paru-paru
karena penularan TB terjadi melalui udara yang mengandung kuman TB. TB
merupakan penyakit yang dapat menyerang seluruh tubuh, seperti selaput otak,
kelenjar di leher maupun di selangkangan, kulit, tulang, dan usus.
Orang yang beresiko tinggi terkena TB adalah perokok pasif atau aktif, orang
yang kurang gizi, orang dengan imunitas yang menurun seperti pasien diabetes dan
HIV-AIDS, orang yang sering kotak langsung dengan penderita TB, serta orang
yang tinggal di lingkungan kumuh dan padat.
2. Tanda dan gejala
Gejala utama TB adalah batuk selama 2-3 minggu atau lebih. Gejala tambahan
TB dapat berupa batuk bercampur darah, sesak napas dan nyeri dada, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, demam meriang lebih dari 1 bulan, serta berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik. Jika seseorang mempunyai gejala utama TB
meskipun tanpa disertai gejala tambahan, maka seseorang tersebut dicurigai sebagai
pasien terduga TB yang harus segera dibawa ke Puskesmas untuk memeriksakan
diri.
3. Pasien Terduga TB
Cara untuk memastikan seseorang terkena TB dengan pemeriksaan dahak yang
dapat dilakukan di puskesmas atau faskes yang sudah menjadi tempat rujukan TB.
Pemeriksaan sampel dahak orang yang diduga TB dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
pemeriksaan dahak sewaktu dan pemeriksaan dahak pagi. Jika pemeriksaan dahak
hasilnya negatif, dapat dilakukan foto dada (rontgen thorax) untuk memastikan
seseorang terinfeksi TB.
Penemuan pasien terduga TB juga dapat dijaring dari orang yang beresiko tinggi
seperti anggota keluarga yang sering kontak langsung dengan penderita TB Paru,
pasien dengan HIV-AIDS, dan pasien dengan diabetes mellitus. Pemeriksaan dahak
harus dilakukan pada orang dengan resiko tinggi tersebut.
4. Cara penularan
Penularan TB dapat terjadi pada siapapun dan dimanapun. TB menular melalui
dahak yang mengandung kuman TB yang terpercik ke udara. Percikan terjadi saat
pasien TB tipe menular batuk dan bersin. Dahak yang mengandung kuman terhirup
kedalam saluran pernapasan orang yang sehat. Kuman TB tinggal, hidup dan
berkembang biak di dalam paru-paru orang yang sehat. Jika daya tahan tubuh
menurun, kuman TB akan terus berkembang dan mengakibatkan sakit TB. TB
bukan merupakan penyakit keturunan, bukan penyakit kutukan dan bukan penyakit
akibat guna-guna atau santet.
5. Cara Pencegahan
Langkah-langkah pencegahan TB dapat berupa:
a. Mengobati pasien TB hingga sembuh, hal ini dapat mencegah penularan
penyakit TB lebih luas ke lingkungannya.
b. Menutup mulut saat batuk dan bersin untuk mencegah terperciknya dahak yang
mengandung kuman TB ke udara.
c. Buanglah dahak dan ludah di tempat yang benar. Dahak yang kering dan
mengandung kuman TB bisa berterbangan di udara dan menyebabkan penularan
TB.
d. Menjaga ventilasi udara. Ventilasi udara yang baik dapat menimimalkan
penularan, karena kuman TB yang ada di ruangan dapat keluar dan terkena
cahaya matahari dan mati.
e. Imunisasi BCG pada bayi. Pemberian imunisasi BCG pada bayi tidak mencegah
penularan TB, namun dapat mencegah komplikasi TB.
f. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat mengurangi penularan TB seperti
penggunaan alat makan sendiri bagi penderita TB.