Anda di halaman 1dari 6

65

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Deskripsi Karateristik Responden

Berdasarkan analisa data karakteristik responden, didapatkan lebih dari

50% responden pada penelitan ini berusia dibawah 40 tahun. Pada usia ini kader

berada pada tingkat produktifitas dan kemapanan yang baik sehingga kader

diharapkan dapat bekerja dengan optimal. Menurut Zulkifli, pada hakekatnya

tidak ada persyaratan usia tertentu untuk dipilh menjadi kader, tetapi sebaiknya

pemilihan kader harus berada pada usia produktif. Sedangkan untuk jenis

kelamin, Semua kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pagak berjenis

kelamin perempuan, sebenarnya juga tidak ada syarat khusus jenis kelamin untuk

menjadi kader tetapi karena tugas-tugas atau kegiatan yang dikerjakan bertempat

di posyandu, maka secara umum lebih banyak perempuan yang bersedia menjadi

kader dibanding laki-laki (Zulkifli, 2003).

Sebagian besar pendidikan responden adalah lulusan SD sedangkan

sisanya adalah lulusan SLTP, SLTA dan perguruan tinggi. Berdasarkan himbauan

wajib belajar 9 tahun, terdapat kurang dari 29,4 % kader yang memenuhi

kualifikasi tersebut. Angka tersebut mencerminkan bahwa secara garis besar

tingkat pendidikan kader di wilayah kerja Puskesmas Pagak kurang. Secara

teoritis dijelaskan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara langsung

terhadap pengetahuan dan kecakapan kader.


66

Jika dilihat dari latar belakang pekerjaan, pekerjaan yang paling banyak

adalah sebagai ibu rumah tangga. Salah satu syarat untuk menjadi kader

kesehatan adalah mempunyai waktu luang, seorang ibu rumah tangga diyakini

memiliki waktu luang dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya.

6.2 Efektivitas Peningkatan Pengetahuan Kader


Pengetahuan kader tentang TB paru adalah pemahaman kader tentang

pengertian, cara penularan, tanda / gejala, dan cara pencegahan TB Paru.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menyatakan

tentang isi materi yang ingin diketahui dari subyek penelitian atau responden,

pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut diatas

(Notoatmodjo, 2008). Pada penelitian ini, pengukuran pengetahauan telah

dilakukan sesuai dengan teori yakni melalui wawancara mengguanakan kuesioner

yang berisi materi tentang penemuan pasien terduga TB.


Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.2-1 dapat dilihat bahwa dari 34

responden sebelum diberikan intervensi, 22 orang (64,7%) memiliki pengetahuan

cukup, sedangkan 12 orang (35,3%) lainnya memiliki pengetahuan baik. Hal ini

mungkin dikarenakan sebelumnya para responden sudah pernah melihat dan

mendengarkan informasi tentang TB paru. Sedangkan pada Tabel 5.2-2 dapat

dilihat bahwa setelah dilakukannya intervensi, 13 orang (38,2%) memiliki

pengetahuan cukup, sedangkan 12 orang (61,8%) lainnya memiliki pengetahuan

baik. Hal ini mungkin dikarenakan pemeberian intervensi berupa penyuluhan

tentang pasien terduga TB berpengaruh terhadap peningkatan pengetahauan

responden, dimana responden melihat dan mendengarkan saat dilakukan

penyuluhan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori menurut Notoatmojo,


67

yang menyatakan bahwa pengetahauan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu yang

sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2008).


Berdasarkan hasil penelitian yang tersaji pada Tabel 5.2-3 dapat dilihat

bahwa hanya 9 orang (26,5%) yang mengalami peningkatan pengetahuan dan 25

orang (73,5%) lainnya tidak mengalami peningkatan pengetahuan setelah

pemberian intervensi. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Megawati yang menyatakan bahwa terdapat

peningkatan pengetahauan setelah kader mendapatkan intervensi (Megawati,

2018). Selain itu, hal ini juga sesuai dengan penelitian dari Raharjo, menyatakan

bahwa dengan pemberian penyuluhan tentang TB paru dapat meningkatkan

pengetahauan kader tentang TB paru (Raharjo, 2015).

6.3 Hubungan Efektivitas Peningkatan Pengetahuan Kader dengan Penemuan

Pasien Terduga TB Paru di Puskesmas Pagak

Pengetahuan kader tentang TB paru di Puskesmas Pagak antara sebelum

dan sesudah diberikan penyuluhan tergolong meningkat baik. Dari 34 responden

yang di teliti, peningkatan pengetahuan mereka mencapai angka rata rata yaitu

61,8%. Namun kondisi tersebut tidak berimplikasi terhadap angka penemuan

pasien terduga TB paru oleh kader desa Sumberejo yang hanya mencapai 8,8% (3

jiwa) dari total kader yang terlibat dalam penyuluhan. Nilai tersebut tidak

sebanding mengingat adanya peningkatan pengetahuan antara sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan tetang TB paru pada kader di Desa Sumberejo.


68

Dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara peningkatan pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan

(p-value = 0,098) terhadap penemuan pasien terduga TB paru oleh kader dengan

korelasi yang cukup kuat (koef. Kontingensi = 0,273%). Rendahnya penemuan

pasien terduga TB paru oleh kader bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik

secara internal maupun ekternal. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah waktu

pelatihan yang singkat. Bagi para kader kesehatan masyarakat yang bekerja di

pedesaan, lama pelatihan yang mereka butuhkan adalah selama 6 (enam) hingga 8

(delapan) minggu dan bisa lebih lama lagi dari yang telah diperkirakan. Hal ini

juga didukung oleh penelitian Pratiwi, dimana dijelaskan bahwa peningkatan

pengetahuan kepada kader yang berpengaruh dengan penemuan kasus terduga TB

Paru tidak akan efektif jika hanya dilakukan satu kali, hal ini dibuktikan dengan

evaluasi jangka panjang selama penelitian bahwa terjadinya angka temuan kasus

terduga TB setelah intervensi pada triwulan kedua setelah dilakukan pelatihan

(Pratiwi, 2017).

Faktor lain yang juga mendukung rendahnya penemuan pasien terduga TB

paru adalah tingkat pendidikan dimana mengingat rata-rata pendidikan akhir

kader 50% (17 orang) berpendidikan Sekolah Dasar. Hal ini dapat mempengaruhi

perilaku dan kesadaran kader dalam tugasnya untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat. Pengaruh pengetahuan dengan penemuan pasien terduga TB paru

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada 31 kader Desa

Sumberejo yang tidak mengirimkan pasien terduga TB Paru ke Puskesmas Pagak

setelah 1 minggu diberikannya penyuluhan bahwa terdapat 10 orang kader


69

(32,2%) beralasan tidak mengirimkan pasien terduga TB paru ke puskesmas

dikarenakan kader masih kurang memahami penyakit TB paru.

Menurut Notoatmodjo dalam penelitan Arivany, pendidikan dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam perilaku kesehatan, terutama dalam

memotivasi seseorang untuk ikut serta dalam meningkatkan status kesehatan

(Arivany, 2017). Perubahan atau tindakan dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang dihasilkan dari pendidikan didasarkan kepada pengetahuan dan

kesadaran melalui proses pembelajaran. Selain itu, pengetahuan berperan penting

untuk membentuk tindakan seseorang, perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik

pula penerimaan informasi yang diterima (Kemenkes RI, 2011). Hal ini juga

didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan Sugiyono, tentang hubungan

antara pengetahuan kader dengan penemuan suspek TB Paru yang menunjukkan

semakin tinggi pengetahuan kader maka semakin banyak penemuan pasien

terduga TB Paru (Sugiyono, 2007).

Alasan terbanyak lainnya dari hasil wawancara mengenai rendahnya temuan

pasien terduga TB paru ke Puskesmas dikarenakan tidak adanya imbalan atas

penemuan pasien terduga TB paru tersebut, sehingga kurangnya motivasi kader

dalam mengirim pasien terduga TB Paru ke Puskesmas Pagak. Motivasi

merupakan faktor internal kader itu sendiri Hal ini disebabkan karena kader

belum beranggapan bahwa penemuan suspek TB Paru adalah tugasnya yang harus

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatnya kasus TB Paru pada


70

daerahnya. Fokus kegiatan kader selama ini hanya pada pelaksanaan Posyandu

dan terkait dengan kesehatan bayi dan balita, sehingga kader beranggapan bahwa

tugas untuk menemukan pasien terduga TB Paru hanya sambilan saja. Kondisi ini

mendorong kader kurang antusias dalam mencari informasi tentang temuan

suspek yang ada disekitarnya. Hal ini didukung oleh penelitian Raharjo, bahwa

dengan pemberian freshmoney dapat meningkatkan cakupan suspek TB Paru

untuk meningkatkan suatu motivasi individu, dimana motivasi ini mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan semangat kerja seseorang (Raharjo,

2015).

Anda mungkin juga menyukai

  • PPT Jourrnal Reading
    PPT Jourrnal Reading
    Dokumen18 halaman
    PPT Jourrnal Reading
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab II - Tinjauan Pustaka
    Bab II - Tinjauan Pustaka
    Dokumen42 halaman
    Bab II - Tinjauan Pustaka
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab II - Tinjauan Pustaka
    Bab II - Tinjauan Pustaka
    Dokumen42 halaman
    Bab II - Tinjauan Pustaka
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Aspirin Dita
    Aspirin Dita
    Dokumen17 halaman
    Aspirin Dita
    Mita Anggraini AngeLaugh
    Belum ada peringkat
  • Semoga
    Semoga
    Dokumen16 halaman
    Semoga
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Induksi Dan Akselerasi Persalinan
    Induksi Dan Akselerasi Persalinan
    Dokumen19 halaman
    Induksi Dan Akselerasi Persalinan
    Fariz Maulana
    Belum ada peringkat
  • Lampiran - Output Hasil Penelitian SPSS
    Lampiran - Output Hasil Penelitian SPSS
    Dokumen3 halaman
    Lampiran - Output Hasil Penelitian SPSS
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen8 halaman
    Bab 2
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Lampiran - Data Upaya Penemuan Responden
    Lampiran - Data Upaya Penemuan Responden
    Dokumen2 halaman
    Lampiran - Data Upaya Penemuan Responden
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Lampiran - SAP TB
    Lampiran - SAP TB
    Dokumen6 halaman
    Lampiran - SAP TB
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Lampiran - Output Hasil Penelitian SPSS
    Lampiran - Output Hasil Penelitian SPSS
    Dokumen3 halaman
    Lampiran - Output Hasil Penelitian SPSS
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen1 halaman
    Bab 3
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    riani
    Belum ada peringkat
  • Vandy Dan Raden Epilepsi Post Stroke
    Vandy Dan Raden Epilepsi Post Stroke
    Dokumen2 halaman
    Vandy Dan Raden Epilepsi Post Stroke
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Multiple Sklerosis
    Multiple Sklerosis
    Dokumen25 halaman
    Multiple Sklerosis
    Iko R. Novrationi - covet
    100% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    riani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen29 halaman
    Daftar Isi
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii
    Iko R. Novrationi - covet
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Shofiyyatunnisa' Ws
    Belum ada peringkat