BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tiroid adalah kelenjar endokrin murni terbesar dalam tubuh manusia yang
terletak di bagian depan leher. Kelenjar tiroid terdiri atas dua bagian yaitu lobus
kanan dan lobus kiri. Panjang kedua lobus sekitar 5 cm yang menyatu di garis
tengah membentuk seperti kupu-kupu. Penyakit atau gangguan tiroid merupakan
suatu keadaan kelainan pada seseorang akibat adanya gangguan pada kelenjar
tiroid, baik berupa perubahan bentuk kelenjar maupun perubahan fungsi. Menurut
kelainan fungsinya, gangguan tiroid dibedakan menjadi 3 jenis; hipotiroid,
hipertiroid, dan eutiroid.1
Penyakit hipertiroid merupakan bentuk tiroktoksikosis yang paling sering
dijumpai. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, dan sering ditemukan pada
perempuan dibandingkan laki-laki.2 Berdasarkan riset yang dilakukan oleh
riskesdas pada tahun 2007 kecurigaan adanya penyakit hipertiroid pada laki-laki
sebesar 12,8% dan perempuan sebesar 14,7%. Pada tahun 2013 Riskesdas
mencatat bahwa terdapat 0,4% penduduk indonesia dengan usia di atas 15 tahun
yang didiagnosa hipertiroid. Jawa Timur merupakan salah satu dari tiga propinsi
di Indonesia dengan kasus Hipertiroid terbanyak yaitu sebesar 0,6% setelah DI
Yogyakarta (0,7%) dan DKI Jakarta (0,7%).1
Tanda dan gejala penyakit hipertiroid yang paling mudah dikenali adalah
adanya struma (hipertrofi dan hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi
kelenjar tiroid/ hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati.2 Gejala lain yang
sering ditemukan adalah pasien merasa berdebar-debar, mudah lelah, gelisah,
badan lemah, sulit tidur, tidak tahan terhadap suhu panas (heat intolerance),
sering berkeringat banyak, nafsu makan meningkat, dan berat badan turun, serta
gangguan menstruasi.3
Referat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai
hipertiroidisme dan perkembangannya dalam dunia kedokteran saat ini. Dengan
demikian dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu penyakit
dalam.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid?
2. Apakah definisi hipertiroid?
3. Apakah etiologi hipertiroid?
4. Bagaimana epidemiologi hipertiroid?
5. Bagaimana patofisiologi hipertiroid?
6. Bagaimana menegakkan diagnosis hipertiroid?
7. Bagaimana penatalaksanaan hipertiroid?
8. Bagaimana prognosis hipertiroid?

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penyusunan referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang hipertiroid.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid.
2. Mengetahui dan memahami definisi hipertiroid.
3. Mengetahui dan memahami etiologi hipertiroid.
4. Mengetahui dan memahami epidemiologi hipertiroid.
5. Mengetahui dan memahami patofisiologi terjadinya hipertiroid.
6. Mengetahui dan memahami diagnosis hipertiroid.
7. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan hipertiroid.
8. Mengetahui dan memahami prognosis pada pasien hipertiroid.

1.4. Manfaat
Penyusunan refrat ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai tambahan pengetahuan dan sumber pustaka praktis tentang
hipertiroid dengan demikian dapat memperluas wawasan kita di bidang
ilmu penyakit dalam.
2. Sebagai dasar untuk melakukan manajemen hipertiroid dengan baik
dalam praktek klinis sehari-hari.