Anda di halaman 1dari 9

EKSTRAKSI, PEMISAHAN SENYAWA, DAN IDENTIFIKASI

SENYAWA AKTIF

Abstrak

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan


menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetim-
bangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman.
Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal
sulit dipisahkan melalui teknik pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh
karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan uku-
ran molekul yang sama.
Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan uji warna, penentuan kelarutan,
bilangan Rf dan ciri spectrum UV. Identifikasi yang paling penting dan digunakan secara
luas ialah pengukuran spektrum serapan dengan menggunakan spektrofotometer.

Kata Kunci : Ekstraksi, Identifikasi Senyawa


PENDAHULUAN dilakukan pengembangan obat tradisional

I
ndonesia merupakan salah satu melalui penelitian-penelitian ilmiah terba-
negara dengan kekayaan hayati ru dan diproduksi secara modern agar bisa
terbesar yang memiliki lebih dari dimanfaatkan sebagai obat untuk kepent-
30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. ingan kesehatan dan kesejahteraan
Hingga saat ini tercatat 7000 spesies tana- masyarakat. Proses saintifikasi tersebut
man telah diketahui khasiatnya namun ku- sangat penting agar penggunaan obat tradi-
rang dari 300 tanaman yang digunakan se- sional tidak berdasarkan pengalaman saja
bagai bahan baku industri farmasi secara tetapi memiliki bukti ilmiah sehingga bisa
reguler. WHO pada tahun 2008 mencatat digunakan dalam sistem pelayanan
bahwa 68% penduduk dunia masih meng- kesehatan formal yang modern.
gantungkan sistem pengobatan tradisional Salah satu metode yang digunakan
yang mayoritas melibatkan tumbuhan un- untuk penemuan obat tradisional adalah
tuk menyembuhkan penyakit dan lebih dari metode ekstraksi. Pemilihan metode
80% penduduk dunia menggunakan obat ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan
herbal untuk mendukung kesehatan mereka senyawa yang akan diisolasi. Sebelum
(Saifuddin, dkk., 2011). memilih suatu metode, target ekstraksi
Untuk mendukung hal tersebut maka perlu ditentukan terlebih dahulu. Ada be-
berapa target ekstraksi, diantaranya (Sarker dapat digunakan adalah sebagai berikut :
SD, dkk., 2006): Maserasi
1. Senyawa bioaktif yang tidak Maserasi merupakan metode seder-
diketahui hana yang paling banyak digunakan. Cara
2. Senyawa yang diketahui ada pada ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun
suatu organisme skala industri.(Agoes,2007). Metode ini
3. Sekelompok senyawa dalam suatu dilakukan dengan memasukkan serbuk
organisme yang berhubungan secara tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam
struktural. wadah inert yang tertutup rapat pada suhu
Semua senyawa metabolit sekunder kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika
yang dihasilkan oleh suatu sumber tetapi tercapai kesetimbangan antara konsentrasi
tidak dihasilkan oleh sumber lain dengan senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi
kontrol yang berbeda, misalnya dua jenis dalam sel tanaman. Setelah proses
dalam marga yang sama atau jenis yang ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel
sama tetapi berada dalam kondisi yang ber- dengan penyaringan. Kerugian utama dari
beda. Identifikasi seluruh metabolit metode maserasi ini adalah memakan ban-
sekunder yang ada pada suatu organisme yak waktu, pelarut yang digunakan cukup
untuk studi sidik jari kimiawi dan studi banyak, dan besar kemungkinan beberapa
metabolomik. senyawa hilang. Selain itu, beberapa sen-
Proses ekstraksi khususnya untuk yawa mungkin saja sulit diekstraksi pada
bahan yang berasal dari tumbuhan adalah suhu kamar. Namun di sisi lain, metode
sebagai berikut : maserasi dapat menghindari rusaknya sen-
1. Pengelompokan bagian tumbuhan yawa-senyawa yang bersifat termolabil.
(daun, bunga, dll), pengeringan dan Ultrasound - Assisted Solvent Extraction
penggilingan bagian tumbuhan. Merupakan metode maserasi yang
2. Pemilihan pelarut dimodifikasi dengan menggunakan bantu-
3. Pelarut polar: air, etanol, metanol, an ultrasound (sinyal dengan frekuensi
dan sebagainya. tinggi, 20 kHz). Wadah yang berisi serbuk
4. Pelarut semipolar: etil asetat, sampel ditempatkan dalam wadah ultra-
diklorometan, dan sebagainya. sonic dan ultrasound. Hal ini dilakukan
5. Pelarut nonpolar: n-heksan, petrole- untuk memberikan tekanan mekanik pada
um eter, kloroform, dan sebagainya. sel hingga menghasilkan rongga pada sam-
Ekstraksi pel. Kerusakan sel dapat menyebabkan
Jenis-jenis metode ekstraksi yang peningkatan kelarutan senyawa dalam pel-
arut dan meningkatkan hasil ekstraksi. Reflux dan Destilasi Uap
Perkolasi Pada metode reflux, sampel di-
Pada metode perkolasi, serbuk sam- masukkan bersama pelarut ke dalam labu
pel dibasahi secara perlahan dalam sebuah yang dihubungkan dengan kondensor. Pel-
perkolator (wadah silinder yang dilengkapi arut dipanaskan hingga mencapai titik did-
dengan kran pada bagian bawahnya). Pela- ih. Uap terkondensasi dan kembali ke da-
rut ditambahkan pada bagian atas serbuk lam labu.
sampel dan dibiarkan menetes perlahan Destilasi uap memiliki proses yang
pada bagian bawah. Kelebihan dari metode sama dan biasanya digunakan untuk
ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh mengekstraksi minyak esensial (campuran
pelarut baru. Sedangkan kerugiannya ada- berbagai senyawa menguap). Selama
lah jika sampel dalam perkolator tidak ho- pemanasan, uap terkondensasi dan destilat
mogen maka pelarut akan sulit menjangkau (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak sal-
seluruh area. Selain itu, metode ini juga ing bercampur) ditampung dalam wadah
membutuhkan banyak pelarut dan me- yang terhubung dengan kondensor. Keru-
makan banyak waktu. gian dari kedua metode ini adalah senyawa
Soxhlet yang bersifat termolabil dapat terdegradasi
Metode ini dilakukan dengan (Seidel V 2006).
menempatkan serbuk sampel dalam sarung
selulosa (dapat digunakan kertas saring) Pemisahan Senyawa
dalam klonsong yang ditempatkan di atas Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer
labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang Chromatography)
sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
penangas diatur di bawah suhu reflux. Ke- dan kromatograsi kolom pada prinsipnya
untungan dari metode ini adalah proses sama. Apabila suatu cuplikan yang meru-
ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi pakan campuran dari beberapa komponen
oleh pelarut murni hasil kondensasi sehing- yang diserap lemah oleh adsorben akan
ga tidak membutuhkan banyak pelarut dan keluar lebih cepat bersama eluen, se-
tidak memakan banyak waktu. Kerugiann- dangkan komponen yang diserap kuat akan
ya adalah senyawa yang bersifat termolabil keluar lebih lama (Hostettman,1995). KLT
dapat terdegradasi karena ekstrak yang di- merupakan suatu teknik pemisahan dengan
peroleh terus-menerus berada pada titik menggunakan adsorben (fase stasioner)
didih. berupa lapisan tipis seragam yang disalut-
kan pada permukaan bidang datar berupa
lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat 9. Tidak ada sumber listrik.
plastik. Pengembangan kromatografi ter- KLT digunakan secara luas untuk
jadi ketika fase gerak tertapis melewati ad- analisis solute-solute organic terutama da-
sorben (Deinstrop, Elke H,2007 ). lam bidang biokimia, farmasi, klinis, fo-
KLT dapat digunakan jika : rensic, baik untuk analisis kualitatif
1. Senyawa tidak menguap atau tingkat dengan cara membandingkan nilai Rf solut
penguapannya rendah. dengan nilai Rf senyawa baku atau untuk
2. Senyawa bersifat polar, semi polar, analisis kualitatif (Gandjar IG., 2008).
non polar, atau ionik. Penggunaan umum KLT adalah untuk
3. Sampel dalam jumlah banyak harus menentukan banyaknya komponen dalam
dianalisis secara simultan, hemat campuran, identifikasi senyawa, memantau
biaya, dan dalam jangka waktu ter- berjalannya suatu reaksi, menentukan
tentu. efektifitas pemurnian, menentukan kondisi
4. Sampel yang akan dianalisis akan yang sesuai untuk kromatografi kolom,
merusak kolom pada Kromatografi serta untuk memantau kromatografi ko-
Cair (KC) ataupun Kromatografi Gas lom, melakukan screening sampel untuk
(KG). obat (Gandjar IG, 2008).
5. Pelarut yang digunakan akan meng- Flash Chromatography Column
ganggu penjerap dalam kolom Kro- (Sepacore®
matografi Cair. )

6. Senyawa dalam sampel yang akan Flash Chromatography Column

dianalisis tidak dapat dideteksi dipopulerkan oleh Clark W. Still dari Uni-

dengan metode KC ataupun KG atau versitas Columbia pada tahun 1978, se-

memiliki tingkat kesulitan yang ting- bagai alternatif lain dari kromatografi

gi. gravitasi yang lambat dan sering tidak

7. Setelah proses kromatografi, semua efisien. Flash chromatography berbeda

komponen dalam sampel perlu dari teknik konvensional, yaitu partikel

dideteksi (berkaitan dengan nilai Rf). silika gel yang digunakan sedikit lebih

8. Komponen dari suatu campuran dari kecil yaitu silica gel 60, 70-230 mesh (63-

suatu senyawa akan dideteksi 200 µm), aliran pelarut terbatas yang

terpisah setelah pemisahan atau akan disebabkan oleh partikel silika gel kecil,

dideteksi dengan berbagai metode dan menggunakan tekanan gasnitrogen (ca.

secara bergantian (misalnya pada 10-15 psi) untuk mendorong pelarut me-

drug screening). lalui kolom dari fase diam. Hasil akhirnya


cepat dengan kromatografi yang beresolusi
tinggi. Sepacore® flash chromatography yaitu kelarutan (hidrofilisitas atau hi-

menjawab keterbatasan dalam flash chro- dofobisitas), sifat asam-basa, muatan, sta-

matography column dengan meningkatkan bilitas, dan ukuran molekul. Sifat ekstrak

tekanan sampai dengan 10 bar/145 psi atau juga dapat membantu dalam pemilihan

50 bar/725 psi. Sistem kromatografi ini metode isolasi yang tepat. Misalnya, suatu

sepenuhnya otomatis termasuk deteksi UV, ekstrak metanol atau fraksi dari suatu

kolektor fraksi dan perangkat lunak di an- ekstrak mengandung senyawa polar lebih

tara banyak fitur dapat diatur sesuai baik dilakukan reversed-phase HPLC (RP-

dengan kebutuhan spesifik pemisahan. HPLC). Berbagai sifat fisika dari ekstrak

Flash chromatography merupakan sistem juga dapat ditentukan dengan beberapa

pemisahan yang sangat populer sekarang percobaan berikut (Sarker SD, dkk., 2006):

ini, karena sangat mudah untuk dilakukan, Hidrofobisitas atau hidofilisitas. Sua-

fleksibel, dan dapat dikerjakan secara uni- tu indikasi polaritas ekstrak sesuai dengan

versal (Talamona, 2005). senyawa yang ada dalam ekstrak dapat

c. Fraksinasi dideterminasi dengan mengeringkan ali-

Ekstrak awal merupakan campuran quot dari campuran dan mencoba melarut-

dari berbagai senyawa. Ekstrak awal sulit kannya kembali dalam variasi pelarut pada

dipisahkan melalui teknik pemisahan tung- beberapa tingkatan polaritas.

gal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Sifat asam-basa. Sifat ini membawa

Oleh karena itu, ekstrak awal perlu partisi dalam pelarut air pada range pH,

dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki khususnya 3, 7, dan 11 dapat membantu

polaritas dan ukuran molekul yang sama. determinasi sifat asam-basa dari senyawa

Fraksinasi dapat dilakukan dengan metode dalam ekstrak.

ektraksi cair-cair atau dengan kromatografi Muatan. Informasi nilai muatan dari

cair vakum (KCV), kromatografi kolom senyawa dapat diiperoleh dengan pen-

(KK), size-exclution chromatography gujian pada sejumlah kondisi, efek dari

(SEC), solid-phase extraction (SPE) penambahan beberapa penukar ion ke da-

( Sarker SD, dkk., 2006). lam campuran. Informasi ini dapat

Isolasi Senyawa digunakan untuk merancang metode iso-

Faktor yang perlu diperhatikan sebe- lasi yang melibatkan kromatografi penukar
lum melakukan isolasi adalah sifat dari ion.
senyawa target yang ada dalam ekstrak Stabilitas terhadap panas. Tes stabili-
awal atau dalam fraksi. Sifat umum mole- tas terhadap panas dilakukan dengan
kul yang dapat membantu proses isolasi menginkubasi sampel pada suhu 90˚C
selama 11 menit dalam penangas air diikuti tidak diketahui dengan senyawa
dengan pengujian terhadap senyawa yang pembanding dapat dianggap sebagai bukti
tidak terpengaruh. bahwa kedua senyawa itu sama. Spektrum
Ukuran. Tabung dialisis dapat serapan ultraviolet-visibel tidak didasarkan
digunakan untuk pengujian adanya pada getaran atom dalam molekul akan
makromolekul seperti protein yang ada da- tetapi pada kenyataannya elektron tertentu
lam ekstrak. yang terikat longgar dapat ditingkatkan ke
1. Droplet Countercurrent Chromatog- arah energi yang lebih tinggi dengan
raphy (DCCC) menyerap radiasi dengan panjang
2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi gelombang tertentu.
(KCKT/HPLC) Spektra UV digunakan untuk
3. Hyphenated techniques (HPLC- mengetahui keberadaan ikatan rangkap
PDA, LC-MS, LC-NMR, LC-MS terkonjugasi pendek misalnya aromatik
NMR) dan panjang misalnya karotenoida. Spektra
Metode Identifikasi IR digunakan untuk mengetahui gugus
Identifikasi golongan senyawa dapat fungsi dan perkiraan jenis senyawa
dilakukan dengan uji warna, penentuan (Harborne, 1998).
kelarutan, bilangan Rf dan ciri spectrum Spektrofotometer UV
UV (Harborne, 1998). Identifikasi yang Daerah pengukuran spektrofoto me-
paling penting dan digunakan secara luas ter UV adalah pada panjang gelombang
ialah pengukuran spektrum serapan dengan 200-400 nm. Spektrum UV disebut juga
menggunakan spektrofotometer. spektrum elektronik karena terjadi sebagai
Pengukuran ini tidak merusak senyawa dan hasil interaksi radiasi UV terhadap mole-
senyawa dapat dipakai lagi untuk uji-uji kul yang mengakibatkan molekul tersebut
yang lain. Seringkali gabungan mengalami transisi elektronik. Apabila ra-
kromatografi dan spektrofotometri diasi elektromagnetik dikenakan pada sua-
memungkinkan fraksinasi menjadi tu molekul atau atom maka sebagian dari
sempurna terhadap campuran alami yang radiasi tersebut diserap oleh molekul atau
sangat kecil jumlahnya dan identifikasi atom tersebut sesuai dengan strukturnya
setiap komponennya secara pasti. yang mempunyai gugus kromofor (Mulja,
Tiga jenis spektrum serapan telah 1990).
dikenal yaitu sinar tampak, ultraviolet dan Spektrofotometer IR
inframerah. Kesamaan spektrum Radiasi infrared (IR) atau infrared
inframerah suatu senyawa murni yang merupakan bagian dari spektrum elektro
magnetik antara daerah gelombang cahaya tampak dan gelombang mikrowafe. Penggunaan
terbesar terhadap kimia organ- ik adalah pada panjang gelombang 4000-
400 cm-1. Frekuensi radiasi IR kurang dari

100 cm-1 diabsorbsi dan diubah oleh mole- kul organik menjadi energi rotasi molekul.

Serapan ini diukur. Radiasi IR dalam dae- rah panjang gelombang 10000-100 cm-1 diabsorbsi
dan diubah oleh sebuah molekul organik ke dalam energi vibrasi molekul. Serapan ini juga
dihitung. Tapi, spektrum vibrasi muncul sebagai tanda lebih baik karena sebuah perubahan
energi vibra tunggal diikuti oleh sejumlah perubahan energi rotasi. Absorbsi frekuensi atau pan-
jang gelombang tergantung pada massa relatif atom, gaya konstan ikatan dan ge- ometri atom.
Posisi tanda dalam spektrum IR disajikan dalam jumlah gelombang yang memiliki satuan

cm-1. Jenis ikatan yang dapat ditunjukkan pada daerah serapan


1300-800 cm-1 (C-C, C-O, C-N), 1900-
1500 cm-1 (C═O, C═N, N═O), 2300-2000 cm-1 (C≡C, C≡N), dan 3000-2200 (C-H, O- H, N-
H) (Silverstain, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Agoes.G.2007. Teknologi Bahan Alam,
ITB Press Bandung.
Deinstrop, Elke. 2007. Applied Thin-Layer Chromatography. 2nd ed. Weinheim: Wiley-
VCA hal. 1-2.
Gandjar IG & Abdul R. 2008. Kimia Far- masi Analisis. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Hostettman, 1995.Cara Kromatografi Preparatif”Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam”
ITB, Bandung
Harborne JB. 1998. Phytochemical Meth- ods: A guide to modern techniques of plant
analysis 3rd Edition. Chap- man and Hall, London.
Saifuddin A, Rahayu, Yuda Hilwan. 2011.
Standarisasi Bahan Obat Alam. Graha Ilmu. Yogyakarta. hal. 1-22.
Seidel V. Initial and ulkextraction. In:
Sarker SD, Latif Z & Gray Al, edi- tors. Natural product Isolation, 2nd ed. Totowa
()Ney Jersey). Humana Press Inc. 2006. hal. 31-5
Sarker SD, Latif Z, & Gray AI. 2006. Nat- ural products isolation. In: Sarker SD, Latif Z,
& Gray AI, editors. Natural Products Isolation. 2nd ed. Totowa (New Jersey).
Humana Press Inc. hal. 6-10, 18.
Seidel V., 2006. Initial and bulk extrac- tion. In: Sarker SD, Latif Z, & Gray AI, editors.
Natural Products Isola- tion. 2nd ed. Totowa (New Jersey). Humana Press Inc. hal.
31-5.
Silverstain,R.M., Webster,F.X., (1998), Spectrometric Identification Of Or- ganic
Compound, sixth edition, John Wiley & Sons,Inc,US, hal 71-74.
Talamona A. 2005. Laboratory Chroma- tography Guide. Büchi Labortech- nik AG..
Switzerland. hal 12.
Mulja M. 1990. Aplikasi Spektrofotometer
UV-VIS. Mecphiso. Surabaya. Hal
3.
GAMBAR ALAT EKSTRAKSI

Sampel bahan tanaman

Pelarut

Gambar : Alat sederhana untuk


ekstraksi padat-cair berksinambungan

Gambar : Alat Soxhlet

Anda mungkin juga menyukai