ID Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol PDF
ID Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol PDF
ID Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol PDF
Abstrak
Pada umumnya masyarakat suku Musi menggunakan tanaman obat hanya berdasarkan kebiasaan yang telah
dilakukan secara turun temurun. Penggunaan tanaman obat yang tidak sesuai dengan ketentuan dapat
menyebabkan bahan obat tidak bekerja efektif. Telah dipilih sepuluh tanaman obat untuk diuji aktivitas
antibakteri, dengan menggunakan metode difusi cakram untuk dua bakteri uji Escherichia coli (E.coli dan
Staphylococcus aureus (S.aureus) pada konsentrasi uji 125, 250, 500, dan 1000 μg/mL. Ekstrak aktif yang
masih memberikan aktivitas antibakteri ditentukan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan metode
sumur. Hasil menunjukkan hanya tiga ekstrak uji yaitu Coleus scutellarioides, Blumea balsamifera dan Lantana
camara yang memberikan diameter zona hambat 11-20 mm terhadap E.coli. Sementara itu empat ekstrak uji
Coleus scutellarioides, Blumea balsamifera, Dillenia alata dan Dimocarpus melayensis memberikan nilai
diameter zona hambat 11-20 mm terhadap S. aureus. Penentuan nilai KHM untuk ekstrak Coleus scutellarioides
dan Blumea balsamifera memberikan nilai KHM yang sama 125 μg/mL untuk kedua bakteri uji, sedangkan
Lantana camara memberikan nilai KHM 250 μg/mL untuk E.coli. Dillenia alata dan Dimocarpus melayensis
juga memberikan nilai KHM 125 μg/mL untuk S.aureus. Hasil penelitian ditemukan lima ekstrak yang aktif dari
sepuluh ekstrak yang diuji. Dua ekstrak aktif terhadap kedua bakteri uji yaitu Coleus scutellarioides dan Blumea
balsamifera. Satu ekstrak yaitu Lantana camara hanya aktif terhadap E.coli dan dua ekstrak lainnya Dillenia
alata and Dimocarpus melayensis hanya aktif terhadap S.auerus.
Kata kunci: Antibakteri; Tanaman obat; Suku Musi
Abstract
Musi tribe community used medicinal plants generally based on cultural heritage. Unproper use of medicinal
plants unproperly cause the drug does not work effectively. Ten medicinal plants were selected for antibacterial
activity tested using disc diffusion method against two testb bacteria i.e Escherichia coli (E. coli) and
Staphylococcus aureus(S. aureus) at concentrations of 125, 250, 500, and 1000 μg/mL. Minimum inhibitory
concentration (MIC) were determined for the active extract which still gives antibacterial activity using well
method. The result showed only three test extracts, i.e Coleus scutellarioides, Blumea balsamifera and Lantana
camara gave inhibition zone diameter of 11-20 mm against E. coli. Meanwhile, four extracts i.e Coleus
scutellarioides, Blumea balsamifera, Dillenia alata and Dimocarpus melayensis gave inhibition zone diameter
of 11-20 mm against S. aureus. Determination of MIC values for Coleus scutellarioides and Blumea
balsamifera extracts gave the same MIC value of 125 μg/mL for both test bacteria. Meanwhile, Lantana camara
gave MIC value of 250 ug/mL for E. coli. Dillenia alata and Dimocarpus melayensis also provide MIC value of
125 ug/mL againts E. Coli. It was found that there were five active extracts among ten extracts tested. Two
extracts which active against both test bacteria were Coleus scutellarioides and Blumea balsamifera. One
extract, Lantana camara only active against E. coli and the two others Dillenia alata and Dimocarpus
melayensis were active against S. auerus.
Keywords: Antibacterial; Medicinal plants; Musi tribe
127
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2017;7(2):127-135
128
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak .... (Muharni, dkk)
(Isotoma longiflora Presi), dan akar pedare diinkubasi selama 24 jam pada temperatur
(Dimocarpus malayensis). Bahan uji 37°C sampai terjadi pertanaman.12
antibakteri terdiri dari aquades, Nutrien
Agar (NA), Nutrien Broth (NB), bakteri E. Persiapan suspensi biakan bakteri
coli ATCC 25922, dan S. aureus ATCC Biakan E.coli dalam media agar miring
25923, tetrasiklin standar, etanol absolut diambil secara aseptik sebanyak satu ose,
(Merck), metanol p.a (Merck)dan kertas kemudian dimasukkan dalam 12 mL media
cakram. NB dan shaker hingga homogen. JumLah
sel E. coli yang ada di dalam suspensi
Prosedur kerja diukur hingga mencapai 105- 108 sel/mL
Persiapan sampel menggunakan hemositometer. Pembuatan
Sepuluh tanaman obat diambil dari tiga suspensi biakan S. aureus dilakukan
desa di Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu dengan cara yang sama seperti E. Coli.13,14
Desa Ngulak 1 Kecamatan Sanga Desa,
Desa Bailangu Kecamatan Sekayu dan Uji aktivitas antibakteri
DesaDanau Cala Kecamatan Lais. Sampel Uji aktivitas antibakteri dilakukan
daun dan herba berupa sampel basah, dengan metode difusi agar menggunakan
sampel dicuci kemudian dirajang dengan kertas cakram (paper disc) berdiameter 6
ukuran lebih kecil,sedangkan sampel mmdengan bakteri uji (Echerichia coli,
bentuk akar digunakan dalam bentuk Shigella dysenteriae, Staphylococcus
kering, sampel dicuci, dirajang kemudian aureus, dan Bacillus subtilis). Uji aktivitas
dikeringkan pada oven suhu 60° C. Setelah antibakteri dilakukan dengan tiga kali
kering, sampel digiling dengan pengulangan. Paper disc dicelupkan ke
menggunakan grinder hingga diperoleh dalam sampel dengan konsentrasi 1000,
serbuk kering, ukuran mesh 100. 500, 250, dan125 μg/mL, kemudian
diletakkan di atas media NA yang telah
Ekstraksi sampel diinokulasikan dengan bakteri uji. Inkubasi
Tiapsampel ditimbang sebanyak 250 g, dilakukan pada suhu 37oC selama 2 x 24
diekstraksi secara maserasi menggunakan jam. Pengamatan dilakukan terhadap
etanol absolut dengan perbandingan terbentuknya zona hambat di sekitar paper
sampel dan pelarut 1:4. Maserasi dilakukan disc.15,16
selama 3 x 24 jam dengan tiga kali
pengulangan. Setiap pengulangan Uji kesetaraan aktivitas ekstrak dengan
dilakukan penyaringan untuk memisahkan antibiotik tetrasiklin
ekstrak etanol dari residunya. Ekstrak Uji kesetaraan ekstrak dengan
etanol hasil maserasi masing-masing antibiotik tetrasiklin dilakukan dengan
sampel dipekatkan menggunakan rotary menghitung data diameter hambatan ke
evaporator. Ekstrak pekat yang diperoleh dalam kurva standar melalui persamaan
dikering anginkan pada suhu ruangan regresi linear antara diameter hambatan
sampai diperoleh ekstrak kering untuk dengan konsentrasi. Konsentrasi tetrasiklin
dilakukan uji aktivitas antibakteri.11 yang digunakan adalah 200; 100; 50; 25;
dan 12,5 μg/mL.17
Peremajaan bakteri uji
Bakteri E.coli dan S.aureus, HASIL DAN PEMBAHASAN
diinokulasikan ke medium agar miring
Uji aktivitas antibakteri
dengan cara mengambil sebanyak satu
Adanya aktivitas antibakteri ditunjuk-
mata jarum ose secara aseptis lalu
kan dengan terbentuknya zona hambat
diinokulasikan dengan menggores pada
disekitar paper disc. Terbentuknya zona
medium agar miring. Selanjutnya
hambat menunjukkan adanya indikasi
aktivitas terhadap antibakteri. Hal ini
129
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2017;7(2):127-135
terlihat dari hasil uji aktivitas antibakteri delapan ekstrak mempunyai aktivitas
pada sepuluh ekstrak uji dengan variasi antibakteri, sementara dua jenis ekstrak
konsentrasi 1000, 500, 250, dan 125 lainnya tidak mempunyai aktivitas anti-
μg/mL untuk bakteri uji E.coli dan bakteri karena tidak memberikan zona
S.aureus yang ditunjukkan pada Tabel 1 hambat, dan dikategorikan tidak aktif.
dan 2. Pada Tabel 1 terlihat hanya enam Berdasarkan diameter zona hambat,
jenis tanaman yang memiliki aktivitas pada konsentrasi 1000 μg/mL terdapat
antibakteri terhadap bakteri E.coli sampai empat ekstrak yaitu Coleus scutellarioides,
konsentrasi 1000 μg/mL. Sifat aktivitas Blumea balsamifera, Dillenia alata dan
antibakteri ditentukan berdasarkan Dimocarpus malayensis memberikan nilai
diameter zona hambat. Suatu antibakteri/ diameter zona hambat sebesar 11-20 mm,
antibiotik dikatakan mempunyai aktivitas masuk dalam kategori aktif terhadap
terhadap bakteri jika mempunyai kekuatan bakteri S.aureus.18 Sementara empat
sebagai berikut: bila memberikan nilai ekstrak tanaman lainnya yaitu Pennisetum
zona hambat dengan ukuran 6-10 mm purpureum, Lantana camara, Justicia
dikategorikan lemah, 11-20 mm gendarrusa, dan Isotoma longiflora
dikategorikan aktif, dan 21-30 mm atau memberikan diameter zona hambat <11
lebih dikategorikan sangat aktif.18 mm dengan aktivitas antibakteri yang
Berdasarkan kategori tersebut, pada Tabel lemah.18 Adanya perbedaan sifat daya
1 ditemukan diameter zona hambat yang hambat ekstrak masing-masing tanaman
cenderung semakin meningkat dengan terhadap kedua bakteri uji ini disebabkan
semakin tingginya konsentrasi senyawa oleh perbedaan kepekaan dari masing-
uji. Enam jenis tanaman mempunyai masing bakteri terhadap zatantimikroba
aktivitas terhadap bakteri E. coli, tiga karena mempunyai struktur dan komposisi
bersifat aktif diantaranya yaitu Coleus sel yang berbeda.19
scutellarioides, Lantana camara, dan S.aureus merupakan bakteri gram
Blumea balsamifera, dimana pada positif yang memiliki peptidoglikan pada
konsentrasi 1000 μg/mL memberikan dinding sel lebih tebal sehingga
diameter zona hambat berturut-turut membentuk suatu struktur yang kaku.20
13,0±2,00; 11,5±1,00; dan 14,8±0,75 mm. Struktur dinding sel bakteri S.
Sementara tiga ekstrak lainnya yaitu aureusrelatif lebih sederhana sehingga
Pennisetum purpureum, Dillenia alata, memudahkan senyawa anti- bakteri masuk
dan Dimocarpus malayensis menunjukkan ke dalam sel dan menemukan sasaran
aktivitas antibakteri yang lemah.18 untuk bekerja.
Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap
bakteri S. aureus pada Tabel 2, ditemukan
130
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak .... (Muharni, dkk)
131
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2017;7(2):127-135
25 15,3±2,67 10±0,5
Tetrasiklin 50 17,3±0,67 11±2,0
132
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak .... (Muharni, dkk)
Berdasarkan uji aktivitas antibakteri, regresi dari kurva standar tetrasiklin yang
hanya ada tiga jenis ekstrak yang dibuat untuk bakteri E.coli (memberikan
memberikan nilai zona bening 11-20 mm nilai negatif). Berdasarkan data ini dapat
dan dikategorikan aktif antibakteri disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri
terhadap E. coli. Data pada Tabel 5 untuk ketiga sampel ini jauh lebih lemah
menunjukkan ketiga sampel uji mem- dari tetrasiklin. Perbedaan diameter zona
punyai diameter yang lebih kecil (tidak hambat antara ekstrak dengan standar
terukur) dibandingkan dengan diameter tetrasiklin yang digunakan kemungkinan
zona bening yang diberikan oleh tetrasiklin dikarenakan ekstrak masih merupakan
pada konsentrasi 12,5 µg/mL, karena ekstrak kasar yang memiliki banyak
diameter yang terukur pada 1000 µg/mL senyawa lain sehingga memengaruhi
nya lebih kecil dari nilai intercept (nilai kemampuannya dalam menghambat
b) dari persamaan regresi tetrasiklin pertumbuhan bakteri.
sehingga tidak masuk dalam persamaan
133
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2017;7(2):127-135
134
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak .... (Muharni, dkk)
(Litsea graciae Vidal) terhadap bakteri 22. Pelczar MJ, Chan ECS. Dasar-Dasar
Stapylococcus aereusdan Escherichia Mikrobiologi 2 . Hadioetomo RS, Imas T,
coli. Jurnal JKK. 2015;4(1):7-12. Tjitrosomo SS, Angka SL. Penerjemah.
18. Muharni, Elfita, Emil P. Aktivitas Jakarta: UI Press. Terjemahan dari:
antibakteri santon dari ekstrak etil asetat Elements of Microbiology; 2005.
kulit batang Garcinia picrorrhiza Miq. 23. Heinrich M, Barnes J, Gibbons S,
[Skripsi]. Kab. Ogan Ilir: Universitas Williamson EM. Farmakognosi dan
Sriwijaya; 2016. fitoterapi. Jakarta: Penerbit Buku
19. Priya V, Mallika J, Surapaneni KM, Kedokteran EGC; 2010.
Saraswathi P, Chandra SG. Antimicrobial 24. Cowan, M. Plants products as
activity of pericarp extract of Garcinia antimicrobial agents. Clinical Micro-
mangostana Linn. International Journal of biology Reviews. 1999 Oct;12(4):564-
Pharma Sciences and Research. 2010;1(8) 582.
:278-281. 25. Madigan MT, Martinko JM. Brock
20. Pelczar MJ, ECS Chan. Dasar-dasar biology of microorganism. Eleventh
mikrobiologi. Jakarta: Universitas Edition. New Jersey: Pearson Prentice
Indonesia; 2006 Hall; 2006.
21. Jawetz E, JL Melnick dan E Adelberg.
Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran; 2008.
135